Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Demam dengue (dengue fever,selanjutnya disingkat DD) adalah penyakit yang terutama
terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan tanda-tanda klinis berupa demam,
nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, dengan/tanpa ruam, dan limfadenopati,
demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa
mengecap, trombositopenia ringan, dan petekie spontan.
Demam berdarah dengue (atau Dengue HaemorrhagicFever,selanjutnya disingkat DBD)
ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.
sindrom renjatan dengue (dengu shock syndrome, selanjutnya disingkat DSS) ialah
penyakit DBD yang disertai renjatan.












LANDASAN TEORI
A. Definis Demam Dengue

B. Epidemiologi
Infeksi virus dengue ada di Indonesia sejak abad ke-18 seperti yang dilaporkan oleh
David Bylon, dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu infeksi virus dengue menimbulkan
penyakit yang dikenal sebagai penyakit demam lima hari (vijfdaagse koorts) kadang juga
disebut sebagai demam sendi (knokkel koorts). Disebut demikian karena demam yang terjadi
menghilang dalam 5 hari disertai dengan nyeri pada sendi, nyeri otot, dan nyeri kepala.
Di Indonesia pertama sekali dijumpai di Surabaya pada tahun 1968 dan kemudian disusul
dengan daerah-daerah yang lain. Jumlah penderita menunjukkan kecenderungan meningkat
dari tahun ke tahun, dan penyakit ini banyak terjadi di kota-kota yang padat penduduknya.
Akan tetapi dala tahun-tahun terakhir ini, penyakit ini juga bangkit di daerah pedesaan.

C. Patogenesis

Virus dengue merupakan
Virus dengue dibawa oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus sebagai vector ketubuh
manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat member gejala
sebagai DD. Apabila orang itu mendapat infeksi berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan
akan menimbulkan reaksi yang berbeda.
DBD dapat terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat
infeksi berulang virus dengue lainnya. Virus akan beraplikasi di nodus limfatikus regional dan
menyebar ke jaringan lain, terutama ke sistem retikuloendotelial dan kulit secara bronkogen
maupun hematogen. Tubuh akan membentuk kompleks virus antibody dalam sirkulasi darah
sehingga akan mengaktivasi system komplemen yang berakibatdilepaskannyaanafilaktosin C
3
a
dan C
5
a sehingga permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat. Akan terjadi juga agregasi
trombosit yang melepaskan ADP, trombosit melepaskan vesoaktif yang bersifat meningkatkan
permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor 3 yang merangsang koagulasi
intravsakuler. Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) akan menyebabkan pembekuan
intravascular yang meluas dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah.



D. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi virus dengue berlangsung antara 3 sampai 15 hari hingga gejala demam
dengue muncul. Gejala-gejala demam dengue adalah :
- Gejala demam dengue akan diawali oleh perasaan menggigil, nyeri kepala, nyeri
menggerakkan bola mata dan nyeri punggung.
- Sakit pada tungkai dan sendi. ini akan terjadi dalam beberapa jam sejak gejala dengue
mulai dirasakan.
- Suhu tubuh akan meningkat dengan cepat mencapai 40 derajat celcius dengan detak
nadi yang normal.
- Bola mata akan tampak kemerahan
- wajah juga akan tampak kemerahan dan dengan cepat akan menghilang.
- Setelah dua hari demam akan turun dengan cepat dan diiringi oleh produksi keringat
yang meningkat. Periode penurunan suhu ini biasanya berlangsung sehari, selanjutnya
suhu tubuh akan meningkat lagi dengan cepat. Saat ini seluruh tubuh pasien akan
kemerahan kecuali pada wajah.
Dalam pemeriksaan fisik pasien DD hampir tidak ditemukan kelainan. Nadi pasien mula-
mula cepat kemudian menjadi normal atau lebih lambat pada hari ke-4 dan ke-5. Bradikardi
dapat menetap beberapa hari dalam masa penyebuhan. Dapat ditemukan lidah kotor dan
kesulitan buang air besar. Pada pasien DBD dapat terjadi gejala perdarahan pada hari ke-3 atau
ke-5 berupa petekie, purpura, ekimosis, hematemesis, melena, dan epistaksis. Hati umumnya
membesar dan terdapat nyeri tekan yang tidak sesuai dengan beratnya penyakit. Pada pasien
DSS, gejala renjatan ditadai dengan kulit yang terasa lembab dan dingin, sianosis perifer yang
terutama tampak pada ujung hidung, jari-jari tangan dan kaki, serta dijumpai penurunan tekanan
darah. Renjatan biasanya terjadi pada waktu demam atau saat demam turun antar hari ke-3 dan
hari ke-7 penyakit.

E. Diagnosis
Kriteria klinis DD, adalah :
1. Suhu badan yang tiba-tiba meninggi
2. Demam yang berlangsung hanya beberapa hari
3. Kurva demam yang menyurupai pelana kuda
4. Nyeri tekan terutama di otot-otot dan persendian
5. Adanya ruam-ruam pada kulit
6. Leukopenia.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah. Pada DD terdapat leucopenia pada hari ke-2 atau ke-3. Pada DBD dijumpai
trombositopenia dan hemokonsentrasi. Masa pembekuan masih normal, masa
perdarahan biasanya memanjang. Pada periksaan kimua darah tampak
hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia. SGOT, serum glutamik piruvat
transaminase (SGPT), ureum, dan pH darah meningkat, reverse alkali menurun
2. Air Seni. Mungkin ditemukan albuminuria ringan
3. Sumsum Tulang. Pada awal sakit biasanya hiposelular, kemudian menjadi
hiperselular pada hari ke-5 dengan gangguan maturasi dan pada hari ke-10 sudah
kembali normal untuk semua system
4. Uji serologi :
a. Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum diambil pada masa akut dan
konvalese, yaitu uji pengikat komplemen (PK), uji netralisi (NT), dan uji dengue
blot. Pada uji dicari kenaikan antibody antidengue sebanyak minimal emapt kali.
b. Uji serologi memakai serum tunggal, yaitu uji dengueblot yang mengukur
antibodi antidengue tanpa memandang kels antibodinya, uji IgM antidengue yang
mengukur hanya antibodi antidengue dari kelas IgM. Pada uji ini yang dicari
adalah adatidaknya atau titer tertentu antibodidengue.
5. Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah pasien dan jaringan.

Anda mungkin juga menyukai