Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRESS DENGAN PERILAKU

MEROKOK MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO


PROPOSAL PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi tugas Dasa Riset Ke!ea"atan
O#eh $
HERNINGT%AS KUSUMASTUTI
&&'&'(((()''*(
A((+(
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
,AKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
&'(&
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah rokok saat ini menjadi topik yang sedang hangat dibicarakan.
Telah banyak artikel dalam media cetak dan pertemuan ilmiah, ceramah,
wawancara baik di radio maupun televisi serta penyuluhan mengenai bahaya
merokok dan kerugian yang ditimbulkan akibat rokok. Berbagai kebijakan
dan aturan yang memuat sanksi bagi para perokok dipublikasikan secara
terus-menerus. Bahkan setiap tanggal 1 Mei, Badan !esehatan "unia
#$%&' menetapkan sebagai %ari Tanpa Tembakau (edunia #$orld )o
Tobacco "ay'. Melalui peringatan hari tanpa rokok sedunia ini, diharapkan
menjadi kesempatan bagi kita untuk ber*ikir kembali dan menyadari akan
bahaya dan dampak rokok baik bagi perokok itu sendiri maupun lingkungan
disekitarnya.
+okok membuat banyak orang yang menghisapnya ketagihan dan
susah untuk berhenti. Bahkan akibat ketagihan tersebut jumlah rokok yang
dihisap cenderung bertambah. %al tersebut dapat terjadi karena rasa nikmat
yang dipengaruhi oleh ,at nikotin yang bersi*at adikti* #membuat orang
kecanduan' sehingga membuat ketergantungan merokok. -adahal dibalik rasa
nikmat tersebut nikotin merupakan ,at racun yang menyebabkan berbagai
penyakit. "i antara e*ek negati* nikotin adalah menyebabkan peningkatan
tekanan darah, kecepatan denyut jantung dan penyempitan pembuluh darah
#vasokonstriksi' termasuk pembuluh darah koroner. Tekanan darah yang
tinggi dapat mempercepat terjadinya kerusakan otak, pembuluh darah, mata,
dan ginjal. .angguan pada pembuluh darah koroner memicu penyakit jantung
koroner dan akhirnya terjadi serangan jantung.
Melalui ,at yang dihisap dalam rokok, hampir sekitar /0 1 kanker
paru-paru tidak dapat diselamatkan. #Basyir, 2003'. (elain itu rokok dapat
menyebabkan kanker mulut, bibir, kerongkongan, penyakit jantung, bahkan
disinyalir dapat memperpendek usia. Menurut perhitungan 4akultas
kedokteran di 5nggris, rata-rata setiap perokok kehilangan 3 6 menit umurnya
setiap menghisap sebatang rokok #)ainggolan, 2000'.
7umlah perokok di 5ndonesia menempati urutan terbesar keempat
dunia dengan kekerapannya sekitar 801 pada laki-laki dan 91 pada
perempuan yang berumur lebih dari 13 tahun #Burhan, 2009'. (edangkan di
:sia 5ndonesia menempati urutan kedua terbesar setelah !amboja dengan
prosentasi perokok pria; !amboja 391, 5ndonesia 31, <ietnam 301,
Malaysia 9/1 dan Thailand /1 #Basyir, 2003'.
!ondisi yang lebih memprihatinkan lagi, bahwa kebiasaan merokok
justru dimulai pada usia yang sangat muda, di 5ndonesia rata-rata mulai
merokok pada usia remaja yakni dari usia 18 tahun. Tentu saja keadaan ini
sangat memprihatinkan mengingat bahaya yang dapat disebabkan oleh rokok
itu sendiri. -ada jenjang universitas, seseorang yang tadinya bukan perokok,
sekarang menjadi perokok tidak terkecuali mahasiswa perempuan, hal ini
disebabkan oleh berbagai macam *aktor, yakni *aktor dari luar dan dari dalam,
*actor dari luar seperti ajakan teman dan media iklan, sedangkan *actor dari
dalam seperti ingin mencoba, stress pikiran dan sebagainya.
(tress yang dialami mahasiswa saat ini juga berbagai macam
tingkatan, ada yang masih dapat dikendalikan, ada juga yang mengatasinya
lewat jalan yang kurang baik seperti merokok dan suka dunia malam.
Melihat keadaan yang memprihatinkan seperti ini peneliti akan
melakukan penelitian tentang adakah pengaruh tingkat stress dengan perilaku
mahasiswa =niversitas "iponegoro terhadap rokok.
1.2 +umusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut> apakah terdapat hubungan antara tingkat stress
dengan perilaku merokok mahasiswa =niversitas "iponegoro ?
1. Tujuan -enelitian
1..1 Tujuan =mum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara
tingkat stress dengan perilaku merokok mahasiswa =niversitas
"iponegoro.
1..2 Tujuan !husus
:dapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah>
1. =ntuk mengidenti*ikasi gambaran perilaku merokok pada mahasiswa
=niversitas "iponegoro.
2. =ntuk mengidenti*ikasi gambaran tingkat stres pada mahasiswa
=niversitas "iponegoro.
. =ntuk mengetahui hubungan yang bermakna antara tingkat stress dengan
perilaku mahasiswa terhadap rokok di =niversitas "iponegoro.
1.9 Man*aat -enelitian
1. "apat memberikan in*ormasi tentang bahaya yang ditimbulkan oleh
rokok.
2. "apat mengetahui tingkatan stress yang dialami mahasiswa =niversitas
"iponegoro
. Menjadi landasan bagi mahasiswa agar menghindari rokok sebagai
alternati* mengurangi stress.
B:B 55
T5)7:=:) -=(T:!:
2.1 Tinjauan -ustaka
:. (tress
a. -engertian (tress
Stes adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu
dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan
apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak
pasti dan penting. (tress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan
maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol
secara sehat.
(tres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks
negati*, karena stres memiliki nilai positi* ketika menjadi peluang saat
menawarkan potensi hasil. (ebagai contoh, banyak pro*esional
memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu
yang mepet sebagai tantangan positi* yang menaikkan mutu pekerjaan
mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
(tres bisa positi* dan bisa negati*. -ara peneliti berpendapat bahwa
stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja,
beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang
menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres
tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal
menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih
sedikit negati*nya dibanding stres hambatan.
b. 4aktor-*aktor -otensi (tress
a-+ ,akt. #ingkungan
(elain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi,
ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi tingkat stres para karyawan
dan organisasi. -erubahan dalam siklus bisnis menciptakan
ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika ekonomi memburuk orang
merasa cemas terhadap kelangsungan pekerjaannya.
/-+ ,akt. .ganisasi
Banyak *aktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres.
Tekanan untuk menghindari kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam
waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan, atasan yang selalu
menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan
adalah beberapa di antaranya. %al ini dapat mengelompokkan *aktor-
*aktor ini menjadi tuntutan tugas, peran, dan antarpribadi.
Tuntutan tugas adalah *aktor yang terkait dengan pekerjaan
seseorang. Tuntutan tersebut meliputi desain pekerjaan individual, kondisi
kerja, dan tata letak *isik pekerjaan. (ebagai contoh, bekerja di ruangan
yang terlalu sesak atau di lokasi yang selalu terganggu oleh suara bising
dapat meningkatkan kecemasan dan stress. "engan semakin pentingnya
layanan pelanggan, pekerjaan yang menuntut *aktor emosional bisa
menjadi sumber stres.
Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan kepada
seseorang sebagai *ungsi dari peran tertentu yang dimainkannya dalam
organisasi. !on*lik peran menciptakan ekspektasi yang mungkin sulit
untuk diselesaikan atau dipenuhi.
Tuntutan antarpribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh
karyawan. Tidak adanya dukungan dari kolega dan hubungan antarpribadi
yang buruk dapat meyebabkan stres, terutama di antara para karyawan
yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
0-+ ,akt. !i/a1i
4aktor-*aktor pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah
ekonomi pribadi, serta kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri
seseorang.
Masalah ekonomi karena pola hidup yang lebih besar pasak
daripada tiang adalah kendala pribadi lain yang menciptakan stres bagi
karyawan dan mengganggu konsentrasi kerja karyawan. (tudi terhadap
tiga organisasi yang berbeda menunjukkan bahwa gejala-gejala stres yang
dilaporkan sebelum memulai pekerjaan sebagian besar merupakan varians
dari berbagai gejala stres yang dilaporkan sembilan bulan kemudian.
%al ini membawa para peneliti pada kesimpulan bahwa sebagian
orang memiliki kecenderungan kecenderungan inheren untuk
mengaksentuasi aspek-aspek negati* dunia secara umum. 7ika kesimpulan
ini benar, *aktor individual yang secara signi*ikan memengaruhi stres
adalah si*at dasar seseorang. :rtinya, gejala stres yang diekspresikan pada
pekerjaan bisa jadi sebenarnya berasal dari kepribadian orang itu.
B. +okok
a. -engertian +okok
+okok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus, termasuk cerutu
atau bentuk lainnya, yang dihasilkan dari tanaman nicotina tabaccum,
nicotina rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung
nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. )ikotin merupakan
,at atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam nicotina tabaccum,
nicotina rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersi*at adikti*
dapat menyebabkan ketergantungan. (edangkan tar adalah senyawa
polinuklir hidrokarbon aromatis yang bersi*at karsinogenik #-- )o. 1/
tahun200'.
Terdapat dua bahan utama ,at yang terkandung dalam setiap batang
rokok yakni nikotin dan tar. )ikotin, didalam tubuh menyebabkan
perangsangan sistem sara* simpatis. -erangsangan sara* simpatis
#pelepasan adrenalin', berdampak pada peningkatan denyut jantung,
tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan
irama jantung. (elain itu nikotin mengakti*kan trombosit yang beresiko
pada timbulnya adhesi trombosit #penggumpalan' ke dinding pembuluh
darah termasuk pembuluh darah jantung.
:dapun tar, disebut sebagai ,at karsinogenik, karena ampas tar yang
tersimpan terutama dalam saluran na*as akan mengubah struktur dan
*ungsi saluran na*as dan jaringan paru. -ada saluran napas besar, sel
mukosa membesar #hipertro*i' dan kelenjar mucus bertambah banyak
#hiperplasia'. -ada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga
penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. (edangkan
pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan
kerusakan alveoli. %al ini yang memungkinkan terjadinya pembentukan
sel kanker.
b. Masalah yang "itimbulkan :kibat Merokok
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh rokok adalah >
1. -enyakit -aru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan *ungsi
saluran napas dan jaringan paru-paru. -ada saluran napas besar, sel
mukosa membesar #hipertro*i' dan kelenjar mukus bertambah
banyak #hiperplasia'. -ada saluran napas kecil, terjadi radang
ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan
penumpukan lendir. -ada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan
jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. :kibat perubahan
anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada
*ungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. %al ini
menjadi dasar utama terjadinya penyakit paru obstruksi menahun
#--&M' #(ianturi 200'. Bahkan kanker paru merupakan jenis
penyakit paling banyak yang diderita perokok. (ekitar /01
kematian karena kanker paru terjadi pada perokok.
2. 7antung !oroner
(eperti yang telah diuraikan diatas mengenai ,at-,ta yang
terkandung dalam rorok. -engaruh utama pada penyakit jantung
terutama disebakan oleh dua bahan kimia penting yang ada dalam
rokok, yakni nikotin dan karbonmonoksida. "imana nikotin dapat
mengganggu irama jantung dan menyebabkan sumbatan pada
pembuluh darah jantung, sedangkan @& menyebabkan supply
oksigen untuk jantung berkurang karena berikatan dengan %b
darah. %al inilah yang menyebabkan gangguan pada jantung,
termasuk timbulnya penyakit jantung koroner.
. 5mpotensi
Tjokronegoro, seorang dokter spesialis andrologi universitas
5ndonesia mengungkapkan bahwa, nikotin yang beredar melalui
darah akan dibawa keseluruh tubuh termasuk organ reproduksi.
Aat ini akan menggangu proses spermatogenesis sehingga kualitas
sperma menjadi buruk. (edangkan Taher menambahkan, selain
merusak kualitas sperma, rokok juga menjadi *aktor resiko
gangguan *ungsi seksual terutama gangguan dis*ungsi ereksi #"B'.
"alam penelitiannya, sekitar seperlima dari penderita "B
disebabkan oleh karena kebiasaan merokok.
9. !anker !ulit, Mulut, Bibir dan !erongkongan
Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengikis selaput
lendir dimulut, bibir dan kerongkongan. :mpas tar yang tertimbun
merubah si*at sel-sel normal menjadi sel ganas yang menyebakan
kanker. (elain itu, kanker mulut dan bibir ini juga dapat
disebabkan karena panas dari asap. (edangkan untuk kanker
kerongkongan, didapatkan data bahwa pada perokok kemungkinan
terjadinya kanker kerongkongan dan usus adalah 3-10 kali lebih
banyak daripada bukan perokok.
3. Merusak &tak dan 5ndera
(ama halnya dengan jantung, dampak rokok terhadap otak juga
disebabkan karena penyempitan pembuluh darah otak yang
diakibatkan karena e*ek nikotin terhadap pembuluh darah dan
supply oksigen yang menurun terhadap organ termasuk otak dan
organ tubuh lainnya. (ehingga sebetulnya nikotin ini dapat
mengganggu seluruh system tubuh.
8. Mengancam !ehamilan
%al ini terutama ditujukan pada wanita perokok. Banyak hasil
penelitian yang menggungkapkan bahwa wanita hamil yang
merokok meiliki resiko melahirkan bayi dengan berat badan yang
rendah, kecacatan, keguguran bahkan bayi meninggal saat
dilahirkan.
c. 4aktor yang Berhubungan dengan -erilaku Merokok pada +emaja
1. 4aktor -sikologis
a' 4aktor -sikososial
Merokok menjadi sebuah cara agar mereka tampak
bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan
teman sebayanya. 5stirahat, santai dan kesenangan, penampilan
diri rasa ingin tahu rasa bosan, sikap menentang dan stress
mengkontribusi remaja untuk mulai merokok. (elain itu rasa
rendah diri, hubungan interpersonal yang kurang baik, putus
sekolah sosial ekonomi yang rendah dan tingkat pendidikan
orangtua yang rendah serta tahun-tahun pertama transisi antara
sekolah dasar dan sekolah menengah juga menjadi *aktor
resiko lain yang mendorong remaja mulai merokok.
b' 4aktor -sikiatrik
(tudi epidemiologi pada dewasa mendapatkan asosiasi
antara merokok dengan gangguan psikiatrik seperti ski,o*renia,
depresi, cemas dan penyalahgunaan ,at-,at tertentu. -ada
remaja, didapatkan asosiasi antara merokok dengan depresi dan
cemas. .ejala depresi lebih sering pada remaja perokok
daripada bukan perokok. Merokok berhubungan dengan
meningkatnya kejadian depresi mayor dan penyalahgunaan ,at-
,at tertentu. +emaja yang menperlihatkan gejala depresi dan
cemas mempunyai resiko lebih besar untuk merokok dari pada
remaja yang asimtomatik.
2. 4aktor Biologis
a' 4aktor !ogniti*
!esulitan untuk menghentikan kebiasaan merokok
akibat dari kecanduan nikotin disebabkan karena perokok
merasakan e*ek berman*aat dari nikotin. Beberapa perokok
dewasa mengungkapkan bahwa merokok memperbaiki
konsentarsi. Telah dibuktikan bahwa deprivasi nikotin
menganggu perhatian dan kemampuan kogniti*, tetapi hal ini
akan berkurang bila mereka diberi nikotin atau rokok.
b' 7enis kelamin
-ada saat ini, peningkatan kejadian merokok tidak hanya
terjadi pada remaja laki-laki. Begitupun dengan wanita, wanita
yang merokok dilaporkan menjadi percaya diri, suka
menentang dan secara sosial cakap.
c' 4aktor Btnik
!ejadian merokok di :merika (erikat cenderung lebih
tinggi terjadi pada orang-orang kulit putih dan penduduk asli
:merika, serta terendah pada orang :merika keturunan :*rika
dan :sia. Laporan tersebut memberi kesan bahwa perbedaan
asupan nikotin dan tembakau serta waktu paruh kotinin antara
perokok dewasa :merika keturunan :*rika dengan orang kulit
putih adalah substansial. %al ini dapat menjelaskan mengapa
ada perbedaan resiko pada beberapa etnik dalam hal penyakit
yang berhubungan dengan merokok.
d' 4aktor .enetik
<ariasi genetik mempengaruhi *ungsi reseptor dopamin
dan en,im hati yang memetabolisme nikotin. !ensekuensinya
adalah meningkatnya resiko kecanduan nikotin pada beberapa
individu. <ariasi e*ek nikotin dapat diperantarai oleh
polimor*isme gen dopamin yang mengakibatkan lebih besar
atau lebih kecilnya reward dan mudah kecanduan obat.
. 4aktor +egulatori
-eningkatan harga jual atau diberlakukannya cukai yang tinggi,
diharapkan dapat menurunkan daya beli masyarakat terhadap rokok.
(elain itu pembatasan *asilitas merokok dengan menetapkan ruang
atau daerah bebas rokok diharapkan dapat mengurangi konsumsi.
:kan tetapi kenyataannya masih terdapat peningkatan kejadian
mulainya merokok pada remaja, walaupun telah banyak dibuat
usaha-usaha untuk mencegahnya.
d. 4aktor -endukung (eseorang untuk Merokok #&ktariani,2008'
1. 4aktor 5ndividu
4aktor individu, merupakan *aktor yang muncul dari dalam diri
remaja. Berkaitan dengan *aktor individu, perilaku merokok remaja
selalu diasosiasikan dengan ciri perkembangan mereka yakni rasa
ingin tahu, proses identi*ikasi agar telihat seperti dewasa dan ingin
terlihat gagah #%urlock 1//'. !etidaksesuaian antara
perkembangan psikis dan sosial menyebabkan remaja berada dalam
kondisi dibawah tekanan atau stress.
%al ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh MuCtadin
#2002' yang mengatakan bahwa masa remaja dikenal sebagai masa
storm and stress #masa badai dan penuh stress' dimana terjadi
pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan *isik yang
pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi. Merokok
menjadi alternati* pilihan mereka karena dianggap dapat
mengurangi ketegangan dan membantu relaksasi terhadap stress.
:ktivitas merokok disaat stress menjadi upaya kompensatoris
dari kecemasan yang dialihkan, yang pada akhirnya merokok
menjadi aktivitas yang dapat memberikan kepuasan psikologis dan
bukan semata-mata untuk mewujudkan simbolisasi kejantanan atau
kedewasaan #:.4 Muchtar 2003'.
2. 4aktor Lingkungan
:dapun *aktor lingkungan, merupakan *aktor eksternal yang
berasal dari perilaku merokok seseorang, terutama perilaku
merokok yang ada di keluarga keluarga #orangtua atau saudara
kandung yang merokok', dan perilaku merokok teman sebaya.
(elain itu, berbagai upaya dilakukan oleh para produsen rokok
untuk mempengaruhi persepsi remaja terhadap rokok yang
ditampilkan melalui iklan baik di media cetak maupun elektronik.
2.2 !erangka Teori
Stress Merokok
1.Faktor
psikologis
a. F. psikososial
b. F. psikiatrik
2. Faktor Biologis
a. F. kognitif
b. Jenis kelamin
c. F. etnik
d. F. genetik

2. %ipotesis
Berdasarkan teori yang telah ada, maka penulis mencoba untuk
merumuskan hipotesis yang akan diuji kebenarannya, apakah hasil
penelitian akan menerima atau menolak hipotesis tersebut. %ipotesis
sebagai berikut>
%ipotesis >
%0 > Tidak terdapat hubungan antara stress dengan perilaku merokok
mahasiswa =niversitas "iponegoro.
%1 > Terdapat hubungan yang bermakna antara stress dengan perilaku
merokok mahasiswa =niversitas "iponegoro.
3. F.
Regulatori
B:B 555
MBT&"B -B)BL5T5:)
.1 !erangka !onsep
<ariable 5ndependent <ariable "ependent
.2 7enis -enelitian
+ancangan penelitian dalam penelitian ini adalah &bservasional
dengan 7enis penelitian deskripti* korelasi yakni jenis penelitian yang
Stess Me.k.k
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara variable bebas
#5ndependen' dan variable terikat #dependen'. :dapun tehnik
pengambilan data dilakukan melalui pendekatan crosssectional melalui
instrumen kuisioner.
. -opulasi dan (ampel
-opulasi yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa
=niversitas "iponegoro.
Teknik sampling yang digunakan adalah -roportionate (trati*ied
+andom (ampling yaitu tehnik yang digunakan untuk menyempurnakan
tehnik sampling berstrata dengan pengambilan sampelnya seimbang atau
sebanding dengan jumlah subjek masing-masing strata, dimana sampel
yang diambil adalah angkatan 200/, 2010 dan 2011 pada masing-masing
*akultas. (etelah mendapatkan jumlah sampel pada masing-masing
angkatan di seluruh *akultas =niversitas "iponegoro maka pengambilan
sampel dengan cara acak #random' melalui system pengundian.
.9 Teknik -engumpulan "ata
.9.1 Metode -engumpulan "ata
Langkah awal dalam proses pengumpulan data adalah
menentukan responden atau subjek yang akan diteliti. Berdasarkan
tehnik sampling yang digunakan, subjek penelitian diambil dengan
cara acak #random', yakni dengan mengundi responden berdasarkan
data absensi mahasiswa =niversitas "iponegoro. (etelah diundi dan
diperoleh data mahasiswa sesuai dengan jumlah sampel yang
diperlukan tiap angkatan, mahasiswa yang telah terpilih tersebut
dikumpulkan dalam suatu tempat terpisah untuk kemudian menjadi
responden dalam penelitian.
.9.2 5nstrumen -enelitian
-engkajian stress dilakukan dengan membuat pertanyaan
dengan jawaban berbentuk gradasi dari satu jenis kualitas #tingkat
kualitas keseringan', dari mulai selalu, sering, jarang dan tidak
pernah.
(edangkan untuk variabel perilaku merokok mahasiswa,
instrument yang digunakan adalah angket tertutup dalam bentuk
checklist, yakni angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden tinggal memberikan tanda centang D checklist #E'
pada kolom jawaban yang sesuai.
.3 :nalisis "ata
.3.1 :nalisa =nivariat
=ntuk variabel stress, pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan skala likert, yakni dengan menganalisa seberapa sering
mahasiswa mengalami situasi D gejala yang menunjukan stress,
dengan poin penilaian #' selalu #2' sering #1' kadang-kadang #0'
tidak pernah.
.3.2 :nalisa Bivariat
:nalisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua
variable yaitu variabel independent dan dependen. (esuai dengan
tujuan penelitian maka analisa bivariat ini meliputi hubungan antara
tingkat stress dengan perilaku merokok mahasiswa di =niversitas
"iponegoro. "alam hal ini analisa data masing-masing variabel
menggunakan uji chi sFuare, adapun rumus uji ini adalah >
!eterangan >
GH chi sFuare
4 H 4rekuensi &bservasi
4 H 4rekuensi %arapan
!emudian hasil G2 hitungan dibandingkan dengan G2 tabel
dengan I H3 1 dan dk H 1 dan 2 #G2 tabel H ,9J1 dan 3,3/1'. Bila
hasil G2 hitungan lebih besar dari G2 tabel berarti didapatkan
hubungan signi*ikan. 7adi dapat disimpulkan bahwa %1 diterima
#berarti ada hubungan antara tingkat stress dengan perilaku merokok
pada mahasiswa'.
(elain itu bisa juga dengan menggunakan cara probabilistic,
yakni dengan menggunakan (-(( *or windows 1,0 dapat dihitung
nilai - #- value', dengan tara* kesalahan 31 #I H 0.03'.
7ika - value K dari 0,03, maka dapat dinyatakan bahwa %1 diterima
yang berarti terdapat hubungan antara variable dependen dan variable
independent. (elanjutnya untuk mengetahui derajat hubungan antara
variable stress dengan perilaku merokok mahasiswa =niversitas
"iponegoro, digunakan analisa contingensi coe**icient #nilai @', bila
nilai @ mendekati nilai @ maksimal maka keeratan hubungan bersi*at
erat. :dapun rumus contingensi coe**icient adalah >
!eterangan >
@ H !oe*isien kontingensi
G2 H %arga dari kontingensi yang diperoleh
) H 7umlah sampel
5nterpretasi makin dekat harga @ kepada @ maksimal, maka
makin besar derajat kontribusi antara variable. "engan kata lain,
variable yang satu makin berkaitan dengan variable yang lain.

DA,TAR PUSTAKA
http>DDid.wikipedia.orgDwikiD(tres diakses pada tanggal 1L 7uni 2012
Mahya,4au,i.2010.Menaklukan Pembunuh No.1:Mencegah dan
Mengatasi Penyakit Jantung Koroner Secara Cepat dan
Tepat.Bandung>-enerbit Nanita.
%anlon,7ohn 7 dan .eorge -ickett.1//0.Kesehatan
Masyarakat:dministrasi dan Praktik.!d.". 7akarta>-enerbit Buku
!edokteran B.@
%usaini,:iman.200L.Tobat Merokok."epok>-enerbit -ustaka 55Ma)
B*endi,4erry dan )ursalam.Pendidikan #alamKepera$atan.7akarta >
penerbil (alemba Medika
Brockopp,"orothy Moung dkk.1//3.#asar%dasar &iset
Kepera$atan.7akarta>-enerbit Buku !edokteran B.@

Anda mungkin juga menyukai