Anda di halaman 1dari 4

Tabel 8-6

Empat Konsep Materialitas


Overall Materiality Overall materiality didasarkan atas apa yang layaknya diharapkan
berdampak terhadap keputusan yang dibuat pengguna laporan
keuangan. Jika auditor memperoleh informasi yang menyebabkan ia
menentukan angka materialitas yang berbeda dari yang
ditetapkannya semula, angka materialitas semula seharusnya
direvisi.
Overall Performance
Materiality
Performance materiality ditetapkan lebih rendah dari overall
materiality. Performance materiality memungkinkan auditor
menanggapi penilaian risiko tertentu (tanpa mengubah overall
materiality), dan menurunkan ke tingkat rendah yang tepat
(appropriately low level) probabilitas salah saji yang tidak dikoreksi
dan salah saji yang tidak terdeteksi secara agregat (aggregate of
uncorrected and undetected missstatement) melampaui overall
materiality. Performance materiality perlu diubah berdasarkan
temuan audit.
Specific Materiality Specific materiality untuk jenis transaksi, saldo akun atau disclosures
tertentu dimana jumlah salah sajinya akan lebih rendah dari overall
materiality.
Specific Performance
Materiality
Specific performance materiality ditetapkan lebih rendah dari specific
materiality. Hal ini memungkinkan auditor menanggapi penilaian
risiko tertentu, dan memperhitungkan kemungkinan adanya salah
saji yang tidak terdeteksi dan salah saji yang tidak material, yang
secara agregat dapat berjumlah materiality.

Materialitas Untuk Laporan Keuangan secara Menyeluruh
Materialitas untuk laporan keuangan secara menyeluruh (overall materiality) didasarka atas persepsi
auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan dari pemakai laporan keuangan. Ini (umumnya dan
seharusnya) ditetapkan sebesar angka materialitas yang digunakan pembuat laporan keuangan.
Dengan kearifan profesionalnya (professional judgement), auditor akan menetapkan materialitas
pada angka salah saji tertinggi yang tidak akan berdampak pada keputusan ekonomis yang dibuat
pemakai laporan keuangan.
Sekali ditetapka, angka overall materiality menjadi salah satu faktor yang pada akhirnya menjadi
ukuran yang dipakai untuk menilai sukses atau gagalnya audit. Jika sesudah melaksanakan prosedur
audit :
Tidak ada salah saji yang ditemukan, sehingga auditor memberikan pendapat WTP (Wajar
Tanpa Pengecualian)
Beberapa salah saji yang kecil-kecil (immaterial) ditemukan dan tidak dikoreksi auditor
memberikan pendapat WTP
Salah saji yang tidak dikoreksi melampaui angka materialitas ditemukan, dan manajemen
tidak bersedia mengoreksinya auditor memberikan pendapat WDP (Wajar Dengan
Pengecualian qualified opinion) atau pendapat TW (tidak wajar qualified, adverse opinion)
harus diberikan
Ada salah saji yan tidak dikoreksi melampaui angka materialitasdi dalam laporan keuangan,
tetapi tidak ditemukan auditor auditor secara keliru memberikan pendapat WTP
Auditor kadang-kadang tergoda untuk menurunkan angka overall materiality ketika risiko salah saji
yang material dinilai tinggi. Ini tidak benar. Overall materiality menawab kebutuhan pemakai laporan
keuangan, dan bukan tingkat risiko audit risk. Jika risiko audit merupakan faktor dalam menetapkan
overall materiality maka risiko audit yang tinggi menyebabkan angka overall materiality yang lebih
rendah dari overall materiality untuk entitas lain yang berukuran sama tapi risiko auditnya rendah.
Jika kita mengasumsikan bahwa informasi yang dibutuhkan pemakai laporan keuangan adalah sama,
apapun risiko auditnya, penetapan overall materiality pada angka rendah menyebabkan auditor :
Memberikan (kepada pemakai laporan keuangan) ekspektasi bahwa saji yang ecil-kecil
sekalipun, akan terungkap dalam audit ini, dan
Pekerjaan audit tambahan untuk memastikan risiko audit diturunkan ke tingkat rendah yang
dianggap tepat oleh auditor
Oleh karena overall materiality ditetapkan sehubungan dengan kebutuhan pemakai laporan
keuangan, angka overall materiality tidak diubah sebagai akibat temuan audit dan perubahandalam
risiko yang dinilai (assesed risks). Overall materiality harus dimutakhirkan (updated) ketika auditor
mengetahui adanya informasi yang menyebabkan penetapan angka materialitas seharusnya berbeda
dari apa yang ditetapkan semula. Pada penyelesaian audit, overall materiality akan digunakan untuk
mengevaluasi dampak salah saji yang tidak teridentifikasi dalam laporan keungan dan tepatnya
pendapat auditor.
Performance Materiality
Performance materiality memungkinkan auditor menangani risiko salah saji dalam jenis transaksi,
saldo akun atau disclosures tanpa harus mengubah overall materiality. Performance materiality
memungkinkan auditor menetapkan angka materialitas berdasarkan overall materiality, tetapi lebih
rendah dari overall materiality untuk mencerminkan detection risk (risiko tidak terdeteksinya salah
saji) dan untuk mencerminkan penilaian risiko. Angka yang lebih rendah berfungsi sebagai
penyangga (buffer) antara performance materiality (yang digunakan untuk menentukan sifat dan
luasnya prosedur audit yang harus dilaksanakan) dengan overall materiality (materialitas
menyeluruh). Menetapkan angka performance materiality yang tepat memastikan besar/luasnya
pekerjaan audit untuk meningkatkan kemungkinan terungkapnya salah saji.
Menetapkan angka performance materiality yang tepat memerlukan kearifan profesional
(professiona judgement) dan bukan sekedar hitung-hitungan sederhana atau penetapan tabel-tabel,
misalnya menerapkan suatu persentase ataspendapatan. Dalam hal ini penerapan kearifan
profesional memperhitungkan hal-hal dalam menangani risiko audit, seperti :
Memahami entitas dan hasil dari pelaksanaan prosedur risk assessment
Sifat dan luasnya salah saji yang terungkap dalam audit terdahulu, dan
Ekspektasi mengenai salah saji dalam tahun berjalan.
Performance materiality secara keseluruhan atau untuk saldo, transaksi, dan disclosures secara
individual mungkin harus diubah pada setiap waktu selama audit (tanpa memengaruhi overall
materiality) untuk mencerminkan penilaian risiko yang diubah (revised risk assessment), temuan
audit, dan informasi baru. Oada penyelesaian audit, overall materiality akan digunakan untuk
mengevaluasi dampak salah saji yang tidak teridentifikasi dalam laporan keuangan dan tepatnya
pendapat auditor.
Specific Materiality
Ada beberapa situasi dimana salah saji yang lebih kecil dari angka materialitas untuk laporan
keuangan secara keseluruhan dapat diperkirakan secara layak akan memengaruhi pengambil
keputusan oleh pemakai laporan keuangan. Tabel 8-7 menyajikan apa dan siapa yang mempengaruhi
keputusan (decision influencers atau yang memengaruhi keputusan) dan contoh-contoh.
Tabel 8-7
Yang Memengaruhi Keputusan Contoh-contoh
Ketentuan perundang-undangan
dan kerangka pelaporan keuangan
Disclosures yang sensitif, seperti remunerasi manajemen
dan TCWG
Related-party transactions (transaksi istimewa)
Ketidakpatuhan terhadap perjanjian pinjaman, perikatan
lainnya, ketentuan perundangan, dan kewajiban pelaporan
statuter atau yang ditetapkan regulator
Pengeluaran tertentu sebagai illegal payments (suap,
gratiifikasi) atau biaya eksekutif
Pengungkapan utama dalam
industri yang bersangkutan
Besarnya cadangan dan biaya eksplorasi dalam perusahaan
tambang
Besarnya biaya penelitian dan pengembangan dalam
perusahaan farmasi
Pengungkapan peristiwa penting,
perubahan penting dalam operasi
Bisnis yang baru diakuisisi atau perluasan usaha
Kegiatan usaha yang dihentikan.
Peristiwa luar biasa atau contingencies (seperti tuntutan
hukum)
Perkenalan produk atau jasa baru

Auditor harus memperhitungkan adanya hal-hal tersebut untuk satu atau lebih jenis transaksi, saldo
akun atau disclosures. Juga bermanfaat bagi auditor untuk memahami pandangan dan ekspektasi
manajemen dan ICGW.
Specific Performance Materiality
Specific performance materiality ditetapkan lebih rendah dari angka specific materiality, untuk
memastikan pekerjaan audit yang cukup, dilaksanakan untuk mengurangi ke tingkat rendah yang
tepat, profitabilitas salah saji yang tidak dikoreksi dan yang tidak terdeteksi melebihi specific
materiality.
Mendokumentasikan Materialitas
Karena angka materialitas ditentukan berdasarkan kearifan profesional (professional judgement),
sangatlah penting faktor-faktor dan angka-angka yang digunakan dalam materialitas pada berbagai
tingkat, didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi ini terjadi selama :
Tahap perencanaan, ketika keputusan dibuat mengenai luas pekerjaan audit yang harus
dilaksanakan
Audit, jika berdasarkan temuan audit, diperlukan revisi atas overall materiality atau
performance materiality untuk jenis transaksi, saldo akun atau disclosures tertentu.
Dokumentasi materialitas berkenaan dengan :
1. Pemakai laporan keuangan
2. Faktor yang digunakan untuk menetapkan
Materialitas laporan keuangan secara kesuluruhan dan pada tingkat transaksi, saldo
akun atau disclosures tertentu
Performance materiality, dan
3. Revisi angka materialitas pada butir 2 di atas, selama audit berlangsung

Anda mungkin juga menyukai