Overall Materiality Overall materiality didasarkan atas apa yang layaknya diharapkan berdampak terhadap keputusan yang dibuat pengguna laporan keuangan. Jika auditor memperoleh informasi yang menyebabkan ia menentukan angka materialitas yang berbeda dari yang ditetapkannya semula, angka materialitas semula seharusnya direvisi. Overall Performance Materiality Performance materiality ditetapkan lebih rendah dari overall materiality. Performance materiality memungkinkan auditor menanggapi penilaian risiko tertentu (tanpa mengubah overall materiality), dan menurunkan ke tingkat rendah yang tepat (appropriately low level) probabilitas salah saji yang tidak dikoreksi dan salah saji yang tidak terdeteksi secara agregat (aggregate of uncorrected and undetected missstatement) melampaui overall materiality. Performance materiality perlu diubah berdasarkan temuan audit. Specific Materiality Specific materiality untuk jenis transaksi, saldo akun atau disclosures tertentu dimana jumlah salah sajinya akan lebih rendah dari overall materiality. Specific Performance Materiality Specific performance materiality ditetapkan lebih rendah dari specific materiality. Hal ini memungkinkan auditor menanggapi penilaian risiko tertentu, dan memperhitungkan kemungkinan adanya salah saji yang tidak terdeteksi dan salah saji yang tidak material, yang secara agregat dapat berjumlah materiality.
Materialitas Untuk Laporan Keuangan secara Menyeluruh Materialitas untuk laporan keuangan secara menyeluruh (overall materiality) didasarka atas persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan dari pemakai laporan keuangan. Ini (umumnya dan seharusnya) ditetapkan sebesar angka materialitas yang digunakan pembuat laporan keuangan. Dengan kearifan profesionalnya (professional judgement), auditor akan menetapkan materialitas pada angka salah saji tertinggi yang tidak akan berdampak pada keputusan ekonomis yang dibuat pemakai laporan keuangan. Sekali ditetapka, angka overall materiality menjadi salah satu faktor yang pada akhirnya menjadi ukuran yang dipakai untuk menilai sukses atau gagalnya audit. Jika sesudah melaksanakan prosedur audit : Tidak ada salah saji yang ditemukan, sehingga auditor memberikan pendapat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) Beberapa salah saji yang kecil-kecil (immaterial) ditemukan dan tidak dikoreksi auditor memberikan pendapat WTP Salah saji yang tidak dikoreksi melampaui angka materialitas ditemukan, dan manajemen tidak bersedia mengoreksinya auditor memberikan pendapat WDP (Wajar Dengan Pengecualian qualified opinion) atau pendapat TW (tidak wajar qualified, adverse opinion) harus diberikan Ada salah saji yan tidak dikoreksi melampaui angka materialitasdi dalam laporan keuangan, tetapi tidak ditemukan auditor auditor secara keliru memberikan pendapat WTP Auditor kadang-kadang tergoda untuk menurunkan angka overall materiality ketika risiko salah saji yang material dinilai tinggi. Ini tidak benar. Overall materiality menawab kebutuhan pemakai laporan keuangan, dan bukan tingkat risiko audit risk. Jika risiko audit merupakan faktor dalam menetapkan overall materiality maka risiko audit yang tinggi menyebabkan angka overall materiality yang lebih rendah dari overall materiality untuk entitas lain yang berukuran sama tapi risiko auditnya rendah. Jika kita mengasumsikan bahwa informasi yang dibutuhkan pemakai laporan keuangan adalah sama, apapun risiko auditnya, penetapan overall materiality pada angka rendah menyebabkan auditor : Memberikan (kepada pemakai laporan keuangan) ekspektasi bahwa saji yang ecil-kecil sekalipun, akan terungkap dalam audit ini, dan Pekerjaan audit tambahan untuk memastikan risiko audit diturunkan ke tingkat rendah yang dianggap tepat oleh auditor Oleh karena overall materiality ditetapkan sehubungan dengan kebutuhan pemakai laporan keuangan, angka overall materiality tidak diubah sebagai akibat temuan audit dan perubahandalam risiko yang dinilai (assesed risks). Overall materiality harus dimutakhirkan (updated) ketika auditor mengetahui adanya informasi yang menyebabkan penetapan angka materialitas seharusnya berbeda dari apa yang ditetapkan semula. Pada penyelesaian audit, overall materiality akan digunakan untuk mengevaluasi dampak salah saji yang tidak teridentifikasi dalam laporan keungan dan tepatnya pendapat auditor. Performance Materiality Performance materiality memungkinkan auditor menangani risiko salah saji dalam jenis transaksi, saldo akun atau disclosures tanpa harus mengubah overall materiality. Performance materiality memungkinkan auditor menetapkan angka materialitas berdasarkan overall materiality, tetapi lebih rendah dari overall materiality untuk mencerminkan detection risk (risiko tidak terdeteksinya salah saji) dan untuk mencerminkan penilaian risiko. Angka yang lebih rendah berfungsi sebagai penyangga (buffer) antara performance materiality (yang digunakan untuk menentukan sifat dan luasnya prosedur audit yang harus dilaksanakan) dengan overall materiality (materialitas menyeluruh). Menetapkan angka performance materiality yang tepat memastikan besar/luasnya pekerjaan audit untuk meningkatkan kemungkinan terungkapnya salah saji. Menetapkan angka performance materiality yang tepat memerlukan kearifan profesional (professiona judgement) dan bukan sekedar hitung-hitungan sederhana atau penetapan tabel-tabel, misalnya menerapkan suatu persentase ataspendapatan. Dalam hal ini penerapan kearifan profesional memperhitungkan hal-hal dalam menangani risiko audit, seperti : Memahami entitas dan hasil dari pelaksanaan prosedur risk assessment Sifat dan luasnya salah saji yang terungkap dalam audit terdahulu, dan Ekspektasi mengenai salah saji dalam tahun berjalan. Performance materiality secara keseluruhan atau untuk saldo, transaksi, dan disclosures secara individual mungkin harus diubah pada setiap waktu selama audit (tanpa memengaruhi overall materiality) untuk mencerminkan penilaian risiko yang diubah (revised risk assessment), temuan audit, dan informasi baru. Oada penyelesaian audit, overall materiality akan digunakan untuk mengevaluasi dampak salah saji yang tidak teridentifikasi dalam laporan keuangan dan tepatnya pendapat auditor. Specific Materiality Ada beberapa situasi dimana salah saji yang lebih kecil dari angka materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan dapat diperkirakan secara layak akan memengaruhi pengambil keputusan oleh pemakai laporan keuangan. Tabel 8-7 menyajikan apa dan siapa yang mempengaruhi keputusan (decision influencers atau yang memengaruhi keputusan) dan contoh-contoh. Tabel 8-7 Yang Memengaruhi Keputusan Contoh-contoh Ketentuan perundang-undangan dan kerangka pelaporan keuangan Disclosures yang sensitif, seperti remunerasi manajemen dan TCWG Related-party transactions (transaksi istimewa) Ketidakpatuhan terhadap perjanjian pinjaman, perikatan lainnya, ketentuan perundangan, dan kewajiban pelaporan statuter atau yang ditetapkan regulator Pengeluaran tertentu sebagai illegal payments (suap, gratiifikasi) atau biaya eksekutif Pengungkapan utama dalam industri yang bersangkutan Besarnya cadangan dan biaya eksplorasi dalam perusahaan tambang Besarnya biaya penelitian dan pengembangan dalam perusahaan farmasi Pengungkapan peristiwa penting, perubahan penting dalam operasi Bisnis yang baru diakuisisi atau perluasan usaha Kegiatan usaha yang dihentikan. Peristiwa luar biasa atau contingencies (seperti tuntutan hukum) Perkenalan produk atau jasa baru
Auditor harus memperhitungkan adanya hal-hal tersebut untuk satu atau lebih jenis transaksi, saldo akun atau disclosures. Juga bermanfaat bagi auditor untuk memahami pandangan dan ekspektasi manajemen dan ICGW. Specific Performance Materiality Specific performance materiality ditetapkan lebih rendah dari angka specific materiality, untuk memastikan pekerjaan audit yang cukup, dilaksanakan untuk mengurangi ke tingkat rendah yang tepat, profitabilitas salah saji yang tidak dikoreksi dan yang tidak terdeteksi melebihi specific materiality. Mendokumentasikan Materialitas Karena angka materialitas ditentukan berdasarkan kearifan profesional (professional judgement), sangatlah penting faktor-faktor dan angka-angka yang digunakan dalam materialitas pada berbagai tingkat, didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi ini terjadi selama : Tahap perencanaan, ketika keputusan dibuat mengenai luas pekerjaan audit yang harus dilaksanakan Audit, jika berdasarkan temuan audit, diperlukan revisi atas overall materiality atau performance materiality untuk jenis transaksi, saldo akun atau disclosures tertentu. Dokumentasi materialitas berkenaan dengan : 1. Pemakai laporan keuangan 2. Faktor yang digunakan untuk menetapkan Materialitas laporan keuangan secara kesuluruhan dan pada tingkat transaksi, saldo akun atau disclosures tertentu Performance materiality, dan 3. Revisi angka materialitas pada butir 2 di atas, selama audit berlangsung