Anda di halaman 1dari 16

Hal 1

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih tak pilih kasih, lagi Maha Penyayang.
Segala puji adalah milik Allah Tuhan yang maha mengatur lagi maha bijaksana, yang maha
penyayang lagi maha dermawan dan maha pengasih lagi maha pemurah. Karena hanya dengan
rakhmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.Sebagai
manusia biasa, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Demi
kesempurnaan dan peningkatan kualitas makalah ini, kami mohon kritik dan saran dari berbagai
pihak dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman
yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian penyusunan makalah ini yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan pada kami guna terselesainya makalah ini, dengan tidak
mengurangi rasa hormat yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan membantu kami
dalammelaksanakan kuliah nanti.

Sukabumi,Oktober 2013
Penyusun








Hal 2


BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kebutuhan dasar manusia antara lain: 1). Penyakit yaitu keadaan sakit maka
beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari
biasanya.2).Hubungan keluarga; Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan
kebutuhan dasar karena adanya saling percaya. 3). Konsep diri, terutama konsep diri yang positif
memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan
yang positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah,
mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga lebih mudah
memenuhi kebutuhan dasarnya. 4). Tahap Perkembangan; Setiap tahap perkembangan, manusia
mempunyai kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun
spiritual.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa definisi kebutuhan rasa nyaman dan nyeri ?
2. Apa sifat nyeri ?
3. Apa fisiologi dan klasifikasi nyeri ?
4. Bagaimana syarat dan komponen ?
5. Bagaimana askep dalam kebutuhan rasa nyaman dan nyeri ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari kebutuhan rasa nyaman ( bebas nyeri )
2. Dapat mengidentifikasi sifat nyeri
3. Untuk memenuhi salah satu tugas kdk 1

Hal 3


BAB II
PEMBAHASAN
KEBUTUHAN RASA NYAMAN ( BEBAS NYERI )
2.1 Definisi kebutuhan rasa nyaman dan definisi nyeri
Definisi kebutuhan rasa nyaman
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan/rasa nyaman
adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan
telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi
harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan,
harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan
hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan
kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya
gejala dan tanda pada pasien.




Hal 4


Definisi Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan wang tidak menyenangkan, bersifat sangat
subyektif karena perasaan nt-eri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,
dan hanya pada orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya. Berikut adalah pendapart beberapa ahli rnengenai pengertian nyeri:
Mc. Coffery (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang memengaruhi
seseorang yang keberadaanya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
Wolf Weifsel Feurst (1974), mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita
secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.
Artur C Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme bagi
tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut
bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
Scrumum mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik,
fisiologis maupun emosional.
2.2 Sifat nyeri
Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energy
Nyeri bersifat subjektif dan individual
Nyeri tak dapat di nilai secara objektif
Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis tingkat
laku dan dari pernyataan klien
Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
Nyeri merupakan mekanisme




Hal 5


2.3 Fisiologi nyeri
Munculnya nyeri sangat berkaitan dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor
nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung syaraf sangat bebas yang
memiliki sedikit myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada organ viseral ,
persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor dapat memberikan respons
akibat adanya stimulasi atau rangsangan.
2.4 Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, antara lain; nyeri akut dan nyeri
kronis. Nyeri akutmerupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak
melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot. Sedangkan, nyeri kronis
merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, dan biasanya berlangsung dalam waktu
cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis
dan nyeri psikosomatik.
Nyeri Menjalar adalah
Nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain, dan umumnya terjadi akibat kerusakan pada
cedera organ visceral. Nyeri psikagenik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik dan
biasanya timbul akibat psikinilngis.Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan salah
satu ekstremitas diamputasi. Nyeri neurnlogis adalah bentuk nyeri yang tajarn karena adanya
spame di sepanjang atau di beberapa jalur syaraf.
2.5 Stimulasi nyeri
Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri ( paintolerance) atau dapat mengenali jumlah
stimulasi nyeri sebelu merasakan nyeri (painthreshold). Terdapat beberaapa jenis sstimulus nyeri,
diantaranya ;
Trauma pada jaringan tubuh
Ganguan jaringan tubuh

Hal 6


Tumor
Iskemia pada jaringan
Spasme otot
2.6 Teori nyeri
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, diantaranya;
^ teori pemisahan (specificity theory). Menurut teori ini rangsangan sakit masuka ke
medula spinalis (spinal cort) melalui kornu dorsalis yang bersinaps da daerah posterior.
Kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median kesisi lainnya dan berakhir di
korteks sensoris di tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
^ teori pola (pattern theorye). Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke
medula spinalis dan merangsang aktivitas sel. Hali ini mengakibatkan suatu respons yang
merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan
persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan Persepsi nyeri. Persepsi di pengaruhi
oleh modalitas resspons dari reaksi sel.
^ Teori Pengendalian Gerbang ( GATE CONTROL THEORYE ). Menurut teori ini, nyeri
tergantung dari kerja serat syaraf besar dan kecil . Keduanya berada dalam akar ganglion
dorsalis. Rangsangan pada serat besar akan meningkatkan aktivitas substansia gelatinosa yang
mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan
menyebabkan hantaran rangsangan terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung
merangsang ke korteks serebri. Hasil persepsi ini akan di kembalikan kedalam medula spinalis
melalui serat eferen dan reaksi dan mempengaruhi aktivitas sel T . Rangsangan serat kecil akan
menghambat aktivitas sel T yang seelanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
^ teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada neciceptor memulai transmisi impuls
nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls syaraf, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi
efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls pada
serabut lamban dan endogen opiate sistem supresif.


Hal 7


2.7 Masalah-masalah pada kebutuhan rasa nyaman ( bebas nyeri )
Pengalaman nyeri pada sesseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya;
*arti nyeri
Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan sampai hampir sebagian arti
nyeri merupakan arti yang negatif. Seperti merusak, membahayakan dll. Keadaan ini di
pengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial, lingkungan
dan pengalaman.
*persepsi nyeri
Merupakan penilaian sangat subyektif tempatnya pada korteks. Persepsi ini di pengaruhi
oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
*toleransi nyeri
Toleransi ini erat hubunganya dengan adanya intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi seseorang menahan nyeri.Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan
toleransi nyeri antara lain, alkohol, obat-obatan sedangkan faktor yang dapat menurunkan
toleransi antara lain, kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tidak pernah hilang, sakit
dll.
*reaksi terhadap nyeri
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri seperti
ketakutan, gelisah, cemas, menangis dan menangis. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri
yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti, arti nyeri, tingkat persepsi nyeri,
pengak=laman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental dll.





Hal 8


2.8 Proses keperawatan pada masalah kebutuhan rasa nyaman ( bebas nyeri )



2.9 Tindakan keperawatan tiap DP
1.Distraksi
Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik
distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori aktivasi retikuler, yaitu menghambat stimulus
nyeri ketika seseorang menerima masukan sensori yang cukup atau berlebihan, sehingga
menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurangatau tidak dirasakan oleh
klien).
Prosedur Teknik Distraksi berdasarkan jenisnya, antara lain:
1) Distraksi visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan, dan gambar
termasuk distraksi visual.
2) Distraksi pendengaran
Mendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau gemercik air. Kliendianjurkan untuk
memilih musik yang disukai dan musik yang tenang, sepertimusik klasik. Klien diminta untuk
berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh
mengikuti irama lagu, seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki (Tamsuri, 2007).
2. Relaksasi
Menurut Thantawy (1997: 67) relaksasi adalah teknik mengatasi
kekhawatiran/kecemasan atau stress melalui pengendoran otot-otot dan syaraf, itu terjadi atau
bersumber pada obyek-obyek tertentu. Relaksasi merupakan suatu kondisi istirahat pada aspek

Hal 9


fisik dan mental manusia, sementara aspek spirit tetap aktif bekerja. Dalam keadaan relaksasi,
seluruh tubuh dalam keadaan homeostatis atau seimbang, dalam keadaan tenang tapi tidak
tertidur, dan seluruh otot-otot dalam keadaan rileks dengan posisi tubuh yang nyaman.
Menurut pendapat Cormier dan Cormier, 1985 (Abimanyu dan Manrihu, 1996: 320) Relaksasi
dapat diartikan sebagai:
Usaha untuk mengajari seseorang untuk relaks, dengan menjadikan orang itu sadar
tentang perasaan-perasaan tegang dan perasaan-perasaan relaks kelompok-kelompok otot utama
seperti tangan, muka, dan leher, dada, bahu, punggung, perut, dan kaki.
Adapun pendapat Benson (Buchori, 2008: 10) Relaksasi adalah prosedur empat langkah
yang melibatkan:
(1) menemukan suasana lingkungan yang tenang;
(2) mengendorkan otot-otot tubuh secara sadar;
(3) selama sepuluh sampai dua puluh menit memusatkan diri pada perangkat mental;
(4) menerima dengan sikap yang pasif terhadap pikiran-pikiran yang sedang bergolak.
Sedangkan menurut Hakim (2004: 41) relaksasi merupakan suatu proses pembebasan diri
dari segala macam bentuk ketegangan otot maupun pikiran senetral mungkin atau tidak
memikirkan apapun.
3. Pemijatan ( massage )
Pijat atau Massage untuk kesehatan sudah diakui oleh dunia medis, orang
yang memperkenalkan teori penyembuhan pijat tersebut kepada dunia kedokteran antara lain Dr
William Fitzgerald, Dr Edwin Bowers dan Dr Joseph Selbey Riley dari Unieversitas Vermont.
Berikut ini sedikit gambaran mengenai manfaat pijat atau massage untuk tubuh:
Meningkatkan fungsi kulit: Peredaran darah dalam tubuh yang meningkat akan
membantu proses untuk menghasilkan kelenjar minyak yang akan lebih efektif
memproduksi keringat, sehingga akan membuang zat yang tidak berguna. Lapisan

Hal 10


epidermis yang paling luar akan larut sehingga kondisi kulit akan lebih baik. Fungsi kulit
sebagai daya penyerap akan lebih meningkat dan kulit menjadi lebih halus.
Melarutkan lemak: Gerakan pengurutan yang sifatnya menekan dan menghentak seperti
meremas/ memijat, menepuk, memukul dapat membantu melarutkan lemak sehingga
terjadi pembakaran tubuh.
Meningkatkan refleksi pada pencernaaan: Pengurutan perut dengan gerakan-gerakan
tertentu akan lebih merangsang gerak refleksi (Peristaltik), dengan demikian akan lebih
memperlancar sistem pencernaan.
Meningkatkan fungsi jaringan otot: Meningkatnya sirkulasi peredaran darah dapat
meningkatkan nutrisi (sari makanan) ke dalam jaringan otot sehingga kekenyalan dan
elastisitas akan lebih bertahan.
Meningkatkanya peredaran darah: Meningkatnya peredaran darah yang ditimbulkan oleh
gerak pengurutan akan meningkat pula nutrisi sehingga dapat memberi makanan pada
sel-sel tulang. Dengan demikian meningkat pula pertumbuhan gerak persendian.
Meningkatkan fungsi jaringan syaraf: Gerakan vibrace dan friction dapat merangsang
pada fungsi syaraf di seluruh tubuh.
Sistem Getah Bening: Luka akibat pukulan akan menyebabkan terjadinya pembengkakan
yang masuk ke dalam sirkulasi getah bening. Pijat dapat mengosongkan saluran getah
bening dan menyembuhkan bengkak tersebut. Jika cairan yang membuat bengkak tidak
disingkirkan, maka akan mengeras sehingga tidak dapat melewati saluran getah bening.
Akibatnya gumpalan cairan yang mengeras tersebut akan menyumpal di sekeliling
jaringan: otot, tulang, urat, ikatan sendi tulang (ligament) dan kemudian terbentuk
pelekatan (adhesion).
Sistem Kandung Kemih: Pijat di bagian punggung dan perut akan meningkatkan aktivitas
ginjal yang mendorong pembuangan produk sisa metabolisme dan mengurangi
penumpukkan cairan.
Sistem Reproduksi: Sistem reproduksi juga dapat ditingkatkan. Pijat pada bagian perut
dan punggung dapat membantu meredakan masalah haid, seperti rasa sakit, pra
menstruasi, haid tidak teratur, dan lain-lain.


Hal 11





4. Kompres panas dan dingin
Kompres Panas
Saat otot terasa kaku, nyeri atau cedera yang berkepanjangan, kompres panas adalah
pertolongan pertama yang ideal. Panas cukup efektif meredakan rasa sakit akibat pergerakan otot
yang berlebihan. Kompres dengan menggunakan kantung atau handuk panas meningkatkan
elastisitas jaringan sendi dan menstimulasi peredaran darah.
Kompres selama 20 menit juga membantu merenggangkan dan menenangkan bagian
tubuh yang cedera. Maka kompres panas baik dilakukan sebelum olahraga yang mungkin akan
menyebabkan rasa sakit itu muncul ketika beraktivitas. Satu hal yang penting diperhatikan,
jangan mengompres panas pada cedera atau luka yang baru.
Saat Anda baru cedera, panas hanya akan membuatnya lebih buruk. Menyebabkan
pembuluh darah membesar. Gunakan kompres panas jika Anda telah relaks sehabis berolahraga,
minimal 48 jam setelah mengalami cedera.
Kompres Dingin
Es yang dibalut kain atau handuk paling ideal sebagai pertolongan pertama pada cedera,
juga untuk perawatan lanjutan setelah pengobatan. Jika Anda hanya mengalami sakit ringan saat
olahraga, kompreslah dengan air dingin untuk mengurangi bengkak dan rasa sakit. Es juga baik
untuk atlet yang baru merasakan cedera setelah berolahraga karena bisa mencegah peradangan.
Jika Anda terkena cedera yang menyebabkan bengkak, rasa panas atau kemerahan, maka
kompres es bisa dilakukan. Jangan mengompresnya lebih dari 20 menit karena bisa
mengakibatkan radang beku dan jangan pernah mengompresny sebelum olahraga. Cara ini akan
membuat otot jadi kaku dan lebih rentan mengalami cedera.


Hal 12





5. Evaluasi keperawatan tiap DP
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Pernyataan evaluasi terdiri dari dua
komponen yaitu data yang tercatat yang menyatakan status kesehatan sekarang dan pernyataan
konklusi yang menyatakan efek dari tindakan yang diberikan pada pasien.
a. Tipe Dokumentasi Evaluasi
Terdapat dua tipe dokumentasi evaluasi yaitu evaluasi formatif yang menyatakan evaluasi yang
dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan respon segera dan evaluasi sumatif yang
merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien pada waktu tertentu.
b. Metode catatan evaluasi
Untuk mencapai penulisan yang benar dalam evaluasi, digunakan pedoman sebagai berikut :
1. Awali atau ikuti evaluasi dengan data pendukung.
2. Ikuti dokumentasi intervensi keperawatan dengan evaluasi formatif.
3. Gunakan evaluasi sumatif ketika pasien dipulangkan atau dipindahkan
4. Catat evaluasi sumatif melalui pengkajian dan intervensi. Catat juga respon pasien
5. Pernyataan evaluasi formatif dan sumatif dimasukkan kedalam catatan kesehatan
6. Korelasikan data khusus yang ditampilkan dengan kesimpulan yang dicapaii perawat.
Pernyataan evaluasi perlu didokumentasikan dalam catatan kemajuan, direvisi dalam rencana
perawatan atau dimasukkan dalam ringkasan khusus dan dalam pelaksanaan dan tentu
perencanaan.


Hal 13





Pedoman untuk pendokumentasian evaluasi :
a. Sebelum kesimpulan evaluasi dengan data yang mendukung penilaian perawat. Contoh data
pendukung (untuk klien dengan myocard infark) : tidak ada dispnea. Penilaian perawatannya :
toleransi aktifitas meningkat.
b. Mengikuti dokumentasi intervensi keperawatan dengan pernyataan evaluasi formatif yang
menjelaskan respon cepat klien terhadap intervensi keperawatan atau prosedur. Contohnya
mengantuk setelah minum obat
c. Menggunakan pernyataan evaluasi sumatif ketika klien dipindahkan ke vasilitas lain atau
dipulangkan
d. Catatan evaluasi sumatif untuk setiap hasil yang diharapkan diidentifikasikan pada
perencanaan keperawatan klien, bisa berjalan 100 m dan menaiki 12 tangga tanpa bantuan.
Evaluasi sumatif : dapat berjalan 50m tanpa alat bantu dan dapat naik turun 6 tangga tanpa
bantuan.
e. Menulis pernyataan evaluasi yang merefleksikan keadaan perkemangan klien terhadap
tujuan, pemasukan yang sesuai dicatat sebagai berikut : kontrol sakit yang tidak efektif setelah
medikasi, terus tanpa henti, penghilang rasa sakit dari medikasi berlangsung selama 30 menit.
f. Melalui suatu penilaian atau modifikasi intervensi, mengawali dan mendokumentasikan
respon perawat untuk mengubah kondisi klien. Contoh : kesehatan klien memburuk, : jam 09.00
mengeluh salit di pusat seperti ditikam.
Dilakukannya pendokumentasian intervensi dan kriteria hasil yang baik dapat memberikan
kontribusi pada :
Evaluasi tercapainya tujuan keperawatan

Hal 14


Penentuan perkembangan pasien secara langsung
Kesempatan berkomunikasi bagi semua staf
Implementasi keperawatan
Menentukan pemberi pelayanan dan penentuan biaya yang dibutuhkan pasien
Menentukan pemberi pelayanan dalam rangka proteksi legal
Data yang baik yang dapat digunakan dalam riset
















Hal 15





BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan pada makalah ini, kami menyimpulkan bahwa
dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman yaitu terbebas dari cidera fisik dan mental. Selain itu,
harus memperhatikan keadaan lingkungan yang aman seperti baiknya udara atau
oksigenisasi,sanitasi,terbebasnya dari polusi dan lain-lain.
Serta dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan terhadap pasien yang mengalami
gangguan rasa aman perlu hati-hati, karena sebagian besar akibat keamanan yaitu dari terjadinya
gangguan rasa aman itu sendiri. Baik dari individunya sendiri, lingkungan sekitar. Sebagai
perawat perlu semaksimal mungkin melakukan tindakan keperawatan tersebut untuk mencapai
tujuan yaitu membuat pasien terbebas dan sembuh serta terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.
3.2 Saran
Dengan telah membacanya makalah ini, mahasiswa/I diharapkan dapat mengerti,
mengetahui tentang Asuhan Keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman, serta
tindakan-tindakan yang akan diambil dalam membuat ASKEP yang bermutu dan bermanfaat
bagi pasien. Semoga bermanfaat bagi semua mahasiswa dan membantu dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.





Hal 16





DAFTAR PUSTAKA
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/2010/02/kebutuhan-rasa-nyaman-bebas-nyeri.html
http://marikxen.blogspot.com/2013/02/kebutuhan-rasa-nyaman-atau-bebas-nyeri.html
http://firman-nursemuda.blogspot.com/2011/03/distraksi.html\
http://mrkurniawan-pengetahuan.blogspot.com/2009/06/pengertian-relaksasi.html
http://balistta.blogspot.com/2011/10/manfaat-pijat-atau-massage-untuk-
tubuh.html#chitika_close_button
http://wolipop.detik.com/read/2013/05/08/120337/2240931/849/perbedaan-manfaat-kompres-panas-
dingin-untuk-atasi-cedera-saat-fitnes

Anda mungkin juga menyukai