DENGAN F 23.0 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT TANPA GEJALA SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
Disusun Oleh: Yunita Asri Pertiwi G99141034
Pembimbing: dr. Maria Rini I, Sp. KJ, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RS JIWA DAERAH SURAKARTA SURAKARTA 2014
2 STATUS PENDERITA I. IDENTITAS Nama : Tn. TR Umur : 34 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki RM : 0532xx Agama : Islam Alamat : Karangmojo, Klego, Boyolali Pendidikan : S1 Pekerjaan : Wiraswasta Status : Menikah Masuk Rumah Sakit : 23 Juni 2014 Tanggal Pemeriksaan : 24 Juni 2014
II. RIWAYAT PSIKIATRI A. Keluhan Utama : Pasien dikeluhkan suka mengamuk dan menyerang orang sekitar sehingga dibawa ke RSJD Surakarta oleh polisi dan temannya. B. Riwayat Penyakit Sekarang : 1. Autoanamnesis Pasien diperiksa pada tanggal 24 Juni 2014 di bangsal Puntadewa RSJD Surakarta. Saat ditanya identitas pasien menjawab dengan Tn.TR, usia 34 tahun, alamat di Karangmojo, Klego, Boyolali. Saat ditanya saat ini pasien ada dimana, pasien menjawab di RSJD Surakarta. Saat ditanya mengenai orientasi, pasien mengetahui baik orientasi orang, tempat dan waktu. Ia mengetahui bahwa sedang berada di rumah sakit, mengenali pemeriksa sebagai dokter muda yang ada di rumah sakit, mengetahui waktu siang hari, serta mengetahui bahwa suasana si ruang Puntadewa saat itu sudah cukup ramai. Saat ditanya alasan masuk rumah sakit pasien mengatakan ia dibawa oleh polisi dan temannya. Ketika ditanya mengapa ia dibawa
3 oleh pihak kepolisian, pasien menjawab karena ia mengamuk dan menyerang orang lain. Akan tetapi pasien sempat bingung dan merasa kejadian tersebut hanya mimpi atau tidak nyata. Pasien mengaku sudah menikah dan mempunyai seorang anak berusia 3 tahun. Pasien dapat menyebutkan nama anaknya dengan benar yaitu Amelia. Saat ini, pasien tinggal sendiri di rumahnya di daerah Purbayan. Istri dan anak pasien tinggal di Kudus karena istrinya bekerja di Demak. Sehingga, pasien hanya berkumpul dengan istri dan anaknya seminggu sekali. Setiap harinya pasien berkomunikasi dengan istrinya hanya melalui handphone. Saat ditanya bagaimana perasaan pasien, pasien menjawab perasaannya senang dan merasa badannya segar. Pasien merasa dirinya sehat, tidak sakit. Saat ditanya mengenai pekerjaannya, pasien mengaku ia mempunyai bisnis toko komputer di Gemolong dan Kerten. Ia merupakan supplier komputer di daerah Solo, Jogja, dan sekitarnya. Saat ini pasien sedang mempersiapkan untuk pameran komputer yang akan diselenggarakan di Solo Diamond. Pasien mengatakan akhir- akhir ini toko komputernya sepi dan ada beberapa masalah dengan karyawannya. Saat ditanya apakah pasien pernah mendengar suara bisikan, pasien menjawab bahwa ia pernah mendengar bisikan gaib. Bisikan itu menyuruhnya untuk mengamuk dan marah-marah. Selain itu, pasien juga pernah melihat bayangan gaib yang disebutnya Awang. Menurutnya, Awang yang selama ini mengamuk dan menyerang orang sekitar. Pasien juga merasa tubuhnya terbuat dari besi. Sehingga ia merasa kuat. 2. Alloanamnesis Alloanamnesis dilakukan dengan istri pasien. Menurut keterangan istrinya, pasien Tn. TR dibawa ke RSJD karena pada hari Minggu tiba-tiba mengamuk dan menyerang orang lain. Menurut istri
4 pasien, tingkah laku pasien sempat mencurigakan akhir-akhir ini yaitu pasien mudah marah dan mengamuk. Suaminya sering marah-marah dan membawa-bawa masalah agama. Misalnya, ketika sudah saatnya sholat tapi istrinya belum sholat, Tn. TR memarahi istrinya tidak mendapat hidayah, istri yang tidak sholehah. Setelah mengamuk terkadang pasien sadar dan meminta maaf pada istrinya. Pada hari Sabtu siang, pasien tiba-tiba mengamuk dan marah- marah di jalan. Kemudian pasien sempat diamankan di kantor polisi Mojosongo. Ketika malam hari, pasien dijemput oleh temannya kemudian dibebaskan oleh kepolisian. Setelah bebas dari kantor polisi, pasien sempat bercerita banyak pada temannya. Misalnya, pasien bercerita bahwa ia sebenarnya sudah mati tapi kemudian hidup kembali. Pasien juga mengaku bahwa ia adalah tuhan, kemudian beberapa saat kemudian mengaku bahwa ia adalah dajjal. Pasien juga sempat mengaku bahwa ia adalah calon presiden. Pada hari Minggu pagi, setelah sholat Subuh pasien sempat membaca buku ilmu fiqih dan Al Quran. Setelah itu pasien justru berbicara kacau dengan suara yang keras. Pasien menjadi semakin sering mengamuk dan semakin susah jika diajak komunikasi. Sebelum dibawa ke RSJD, teman pasien sempat memanggil seorang psikiater ke rumah. Saat diperiksa, pasien justru mengamuk, memberontak hingga memukul psikiaternya hingga hidung psikiater tersebut patah. Akhirnya psikiater tersebut harus di operasi. Temannya juga dipukul hingga hidungnya berdarah dan lebam di daerah mata. Karenapasien terus mengamuk, pasien dibawa dalam keadaan tangan diborgol ke IGD RSJD Surakarta oleh teman dan polisi setempat. Sebelumnya menurut istri pasien, pasien mempunyai sejumlah uang yang akan dibelikan sebuah rumah baru. Akan tetapi, temannya ada yang memberi tawaran investasi bisnis batu-bata. Kemudian pasien justru menggunakan uangnya untuk investasi dan ternyata ia ditipu oleh temannya. Pasien pernah bercerita pada istri tentang
5 penyesalannya kehilangan uang sejumlah Rp 220.000.000,00. Selain itu, sebelumnya pasien sudah sering ditipu oleh beberapa rekan bisnisnya dan toko komputernya sempat kebobolan maling. Menurut istri pasien, pasien sebelumnya merupakan orang yang pintar, ramah, suka bergaul dengan masyarakat, dan sabar. Pasien merupakan lulusan S1 FKIP Matematika UMS. Pasien sebenarnya diterima di Fakultas Teknik Elektro akan tetapi karena keterbatasan biaya, ia dianjurkan keluarganya memilih FKIP Matematika. Pasien dikenal pandai di kalangan teman-temannya. Setelah lulus kuliah, pasien pernah mengajar selama sebulan tapi kemudian keluar. Hal ini disebabkan karena pendapatan sebagai guru dinilai kurang untuk kesehariannya. Setelah itu pasien membuka usaha komputer hingga saat ini. Saat ini pasien tidak tinggal serumah dengan istri dan anaknya. Hubungan pasien dengan keluarga juga kurang dekat, karena kakak- kakaknya sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan orang tuanya sudah tidak ada. Ketika waktu luang pasien sering berkumpul bersama teman-temannya dan bermain motocross. C. Riwayat Penyakit dahulu 1. Riwayat Psikiatri : (-) 2. Riwayat Gangguan Medis - Riwayat hipertensi : disangkal - Riwayat diabetes mellitus : disangkal - Riwayat trauma : disangkal - Riwayat kejang : disangkal - Riwayat asma : disangkal 3. Riwayat Medis Lain - Riwayat konsumsi alkohol : disangkal - Riwayat merokok : disangkal - Riwayat konsumsi obat psikotropik : disangkal
6 D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Prenatal dan Perinatal Pasien adalah anak ke 10 dari 10 bersaudara, termasuk anak yang diharapkan, selama kehamilan tidak ada kelainan, lahir cukup bulan, secara normal, langsung menangis saat lahir dan ditolong oleh bidan. 2. Riwayat Masa Anak Awal (0-3 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak-anak seusianya dan diasuh oleh ibu dan ayah kandung. Minum ASI hingga umur 1 tahun. Pasien tumbuh normal dan tidak pernah menderita sakit berat. 3. Riwayat Masa Anak Pertengahan (4-11 tahun) Pasien memiliki teman seperti anak pada umumnya. 4. Riwayat Masa Anak Akhir (pubertas sampai remaja) Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya. 5. Riwayat Masa Dewasa a. Riwayat Pekerjaan Sebelum sakit, pasien bekerja sebagai wiraswasta. b. Riwayat Perkawinan Pasien sudah menikah dan mempunyai seorang putri berumur 3 tahun. Pasien tidak tinggal serumah dengan anak dan istrinya. Pasien hanya berkumpul seminggu sekali. Tetapi, hubungan dengan istrinya masih harmonis. c. Riwayat Pendidikan Pasien bersekolah hingga lulus S1 FKIP Matematika. d. Agama Pasien beragama Islam. e. Aktivitas Sosial Sebelumnya pasien dapat melakukan aktivitas sosial dengan normal. f. Riwayat Pelanggaran Hukum
7 Pasien belum pernah melanggar hukum. g. Situasi Hidup Sekarang Sebelum tinggal di rumah sakit jiwa, pasien tinggal di rumah sendiri. E. Riwayat Keluarga Riwayat gangguan jiwa:
Keterangan Gambar: : tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki : tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan : tanda gambar yang menunjukkan pasien : tanda gambar yang menunjukkan telah meninggal : tanda gambar yang menunjukkan tinggal serumah
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL Pemeriksaan status mentalis dilakukan pada tanggal 24 Juni 2014. A. Gambaran Umum 1. Penampilan Seorang laki-laki, 34 tahun, penampilan sesuai umur, perawatan diri cukup
8 2. Psikomotor Pasien tampak normoaktif 3. Sikap terhadap pemeriksa Sikap pasien terhadap pemeriksa cukup kooperatif. Kontak mata dengan pemeriksa adekuat. B. Kesadaran 1. Kuantitatif : Compos Mentis, GCS E 4 V 5 M 6
2. Kualitatif : Berubah C. Pembicaraan Volume cukup, intonasi dan artikulasi jelas, irelevan. D. Alam Perasaan 1. Mood : eutimik 2. Afek : menyempit 3. Keserasian : tidak serasi (inappropriate) 4. Empati : tidak dapat dirabarasakan E. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi : (+) auditorik, (+) visual 2. Ilusi : (-) 3. Depersonalisasi : (+) 4. Derealisasi : (-) F. Proses Pikir 1. Bentuk pikir : Non realistik 2. Arus pikir : asosiasi longgar 3. Isi pikir : - Waham kebesaran (+) G. Kesadaran dan Kognisi 1. Orientasi Orang : baik, pasien dapat mengenali dokter dan perawat. Tempat : baik, pasien mengetahui sedang berada di rumah sakit jiwa dan tahu alamat tempat tinggalnya
9 Waktu : baik, pasien mengetahui waktu saat dilakukan pemeriksaan. Suasana : baik, pasien mengetahui bahwa suasana di ruangan Puntadewa tempat ia dirawat saat itu cukup ramai 2. Daya ingat Jangka panjang : baik, pasien dapat mengingat anaknya. Jangka pendek : baik, pasien mampu menyebutkan apa yang dimakan saat sarapan. Jangka segera : baik, pasien mampu menyebutkan nama pemeriksa. 3. Daya konsentrasi dan perhatian Konsentrasi : baik Perhatian : baik 4. Kemampuan abstrak Baik 5. Kemampuan menolong diri sendiri Baik, pasien dapat makan, minum, mandi, dan bisa tidur sendiri dengan baik. 6. Tilikan 1. Penilaian realita : buruk 2. Tilikan : derajat I 7. Taraf Dapat dipercaya Secara keseluruhan informasi di atas dapat dipercaya.
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT A. Status Interna 1. Kesan Utama : composmentis, kesan status gizi baik 2. Vital Sign : a. Tekanan darah : 159/86 mmHg b. Nadi : 97 kali/menit c. Suhu : 37 o C d. Respirasi : 20 kali/menit
10 B. Status Neurologi 1.Fungsi kesadaran : GCS E 4 V 5 M 6
2.Fungsi luhur : baik 3.Fungsi kognitif : baik 4.Fungsi sensorik : baik N N N N 5.Fungsi motorik : baik Kontraksi otot Tonus otot +5 +5 N N +5 +5 N N Reflek fisiologis Reflek patologis +2 +2 - - +2 +2 - - 6.Nervus cranialis : N III, VII, XII dalam batas normal. Kesan : Pemeriksaan status neurologi dalam batas normal
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Dari riwayat penyakit sekarang didapatkan, seorang pasien laki-laki usia 34 tahun dibawa ke RSJD karena mengamuk dan menyerang orang lain. Pasien memukul psikiater yang akan memeriksanya dan seorang temannya. Di rumah pasien juga sering mengamuk dan memaki-maki orang sekitarnya sejak 4 hari yang lalu. Dari status mental didapatkan kesadarannya berubah, pembicaraan irelevan. Mood pasien eutimik dengan afek menyempit, empati tidak dapat diraba rasakan. Bentuk fikir non-realistik, arus fikir asosiasi longgar. Isi fikir berupa waham kebesaran. Tilikan derajat I. Informasi dari pasien cukup dapat dipercaya. Untuk status interna, dan neurologi tidak didapatkan kelainan.
11 VI. FORMULASI DIAGNOSTIK Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan psikologis yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa. Diagnosis Aksis I Pada status mental didapatkan bentuk pikir non realistik sehingga pasien tergolong psikotik. Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit pada saat ini. Berdasarkan data ini kemungkinan organik sebagai penyebab kelainan yang menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita saat ini bisa disingkirkan, sehingga diagnosis gangguan mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan. Dari anamnesis didapatkan riwayat penggunan alkohol ataupun obat- obat terlarang disangkal sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19) dapat disingkirkan. Pada pemeriksaan status mental pasien ditemukan suatu gejala yang jelas dan bermakna yaitu kesadaran berubah, pembicaraan irrelevan, Mood pasien eutimik, dengan afek menyempit, dan isi fikir berupa waham sehingga tidak didapatkan keserasian, empati tidak dapat dirabarasakan oleh pemeriksa. Bentuk pikir non realistik, arus pikir irelevan, isi pikir berupa waham kebesaran terhadap diri sendiri, menganggap dirinya tuhan. Penilaian tilikan derajat I. Orientasi orang, tempat, waktu dan suasana baik. Daya konsentrasi dan perhatian baik. Daya ingat baik. Informasi dari pasien cukup dapat dipercaya. Berdasarkan data-data tersebut di atas, maka sesuai kriteria PPDGJ III, untuk aksis I, diusulkan diagnosis untuk pasien ini sebagai Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia, karena ditemukan halusinasi atau waham yang berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari
12 ke hari. Selain itu adanya keadaan emosional yang beranekaragam, tetapi tidak memenuhi kriteria skizofrenia, episode depresi, maupun manik. Gejala tersebut sudah berlangsung selama 2 minggu atau kurang. Jadi, berdasarkan ulasan di atas dengan berpedoman pada PPDGJ III maka pasien memenuhi kriteria diagnosis Aksis I berupa Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia (F23.0). Diagnosis Aksis II Belum ada diagnosis Diagnosis Aksis III Berdasarkan hasil pemeriksaan status interna dan neurologis, tidak didapatkan kelainan Diagnosis Aksis IV Berdasarkan alloanamnesis, pasien mempunyai masalah pekerjaan Diagnosis Aksis V Skala GAF saat ini: 20-11 (bahaya mencederai diri sendiri/ orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi & mengurus diri).
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Axis I : F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia Axis II : Belum Ada Diagnosis Axis III : Belum Ada Diagnosis Axis IV : Masalah pekerjaan Axis V : GAF 20-11
VIII. DIAGNOSIS BANDING F 23.3 Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham F 22.0 Gangguan Waham Menetap
IX. DAFTAR MASALAH A. Organobiologik : Tidak Ada
13 B. Psikologik : 1. Gangguan kesadaran kualitatif 2. Gangguan pembicaraan 3. Gangguan persepsi (halusinasi) 4. Gangguan alam perasaan (afek) 5. Gangguan proses pikir (bentuk pikir, arus pikir, isi fikir) 6. Gangguan penilaian realita dan tilikan diri
X. RENCANA PENGOBATAN LENGKAP A. Medikamentosa 1. Chlorpromazin 1x100 mg 2. Trihexyphenidyl 3x2 mg 3. Haloperidol 3x5 mg B. Non Medikamentosa - Edukasi keluarga mengenai penyakit, terapi, efek samping pengobatan, pentingnya kontrol dan minum obat teratur agar mengetahui kondisi pasien serta pentingnya dukungan anggota keluarga menghadapi masalah pasien. - Edukasi kepada pasien jika mengenai penyakitnya, terapi dan kepatuhan terapi serta kembali ke fungsi peran di masyarakat.
XI. PROGNOSIS - Ad vitam : dubia ad bonam - Ad sanam : dubia ad bonam - Ad fungsionam : dubia ad bonam