ABSTRAK Telah dihkukan penelitian untuk mengetahui pengaruh supiementasi 0.44% DL- metionin dan 0,60% natrium sulfat dalam ransum terhadap aktMtas enzim transaminase hati dan dehidratase ginjal. Rancangan per ~baan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 macam ransum sebagai perlakuan yaitu : ran- sum A kontrd = tanpq.penambahan apapun; ransum B kontrd + 0.44% DL- metionin; ransum C kontrd + 0,60% natrium sulfat dan ransum D kontrd + 0,44% DL- metionin + 0,60% natrium sulfat. Sethp perlakuan menggunakan 25 ekor anak ayam jantan dan dipelihara sampai umur 3 minggu. Suplementasi metionin dan natrium sulfat tidak berpengaruh terhadap aktivitas enzim transaminase, tetapi berpengaruh nyata (P I 0,05) terhadap bobot hati. Sedangkan aktivitas dehidratase dipengaruhi deh penambahan natriuin sulfat dan metionln (P I 0.05). Bobot ginjal anak ayam umur 3 minggu yang diberi ran- sum 6 dan D nyata lebih berat (P 5 0,05) dari pada anak ayam yang diberi ransum A dan C. Kata kunci : metionin, natrium sulfat, transamine, hati, dehidratase dan ginfal. ABSTRACT ayam adalah bhya pakan. Oleh karena itu untuk menekan biaya pakan, perlu diteliti kualitas dan THE ACTNITIES of LNER T wNwI MSES AND kuantitasnya. Kualitas pakan ditentukan oleh kan- KIDNEY DEHYDRATASES OF 3 WEEKS OLD BROILER CHICKENS. The effects of suplementation of 0.44% dungan protein dan kualitas protein ditentukan oleh methionine and 0.60% sodium sulphate on liver trans- asam-asam amino yang menyusunnya. aminases and kidney dehidratases enzyme were inves- tigated with isolated soybean protein as a main protein source in the diets of 3 weeks old broiler chicks. A ran- domized completely design with four diets as treatments was used in this study. The diets were : diet A (control); diet 8 (diet A + 0.44% DL-methionine); diet C (diet A + 0.60% sodium sulphate) and diet D(diet A + 0.44 DL- methionine + 0.60% sodium sulphate). .The results of this sludy showed that : suplementa- tion of DL- methionine and sodium sulphate to the diet did not affect the activities of liver transaminases enzyme, but affected liver weight (P r 0.05). While kidney dehydratases activity was influenced by both (P 5 0.05) sodium sulphate and methionine suplementation. The kidney weights at groups A and C were significant lowed than those of groups 6 and D (P s; 0.05). Key words : methionine, sodium sulphate, liver transaminase, kidney dehydmtase. PENDAHULUAN Keberhasiian usaha peternakan ayam broiler ditentukan oleh harga pakan yang diberikan. Sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa biaya pengeluaran terbesar daiam produksi peternakan * Adalah staf Puslitbang Biologi - LIPI, Bogor. Jurnrl Ilmu-llmu Peternrkrn NO. 09,1994. lSSN 0852 - 3681 Asam amino metionin bukan hanya merupakan asam amino essensiil tetapi juga asam amino peng- hambat utama dalam pakan ayam. Hal ini disebab- kan karena bahan pakan ayam hanya sedikit kandungan metioninnya. Prawirokusumo dkk. (1987) mengkaji penambahan metionin kedalam ransum ayam broiler dengan bahan pakan gaplek doslil tinggi, demikian pula dengan Enriques dan Ross (1967). Sedangkan Hikami et el. (1988) I ~ MC Q~ ~ menambahkan metionin kedalam pakan yang pro- tein utahanya berasal dari isolated soybean proteln. Hasii dari penelitian tersebut dlatas menunjukkan hasil yang sama yaitu rendahnya thgkat perturn- buhan. Aktivitas enzim serine dehidretese (SOH) peda hati tikus sudah diketahul lebih aktlf, 8edmgkan pada ayam lebih aktif di glnjal dari pada dl hati (A80 careili dan Bruckental, 1969). Sedangkan Qgura (1966) mendapatkan bahwa akthrltar enzlm 8DH akan berubah sesuai dengan rario prOt@ln dm kalori. Sedangkan Boldstein el 81. (1 962) m@nyatO* kan bahwa pada hat1 tlkur Jantan rado rktlvitru enzim SDH lebih kecil dari pada betins. Dalarn penelitian ini, penulis rnengkaji pengaruh penarnbahan 0,44% DL-metionin dan 0,60% natrium sulfat dalarn ransurn terhadap aktivitas enzirn trans- aminase dan dehidratase pada ayam umur 3 ming- gu. BAHAN DAN METODA Dalam penelitian ini digunakan 100 ekor anak ayam strain White Leghorn (Babcock 8-300) jantan semua, yang dibagi rnenjadi 4 kelompok secara acak dan diberi ransurn yang berbeda untuk setiap kelompok. 1. Ransum A : kontrol 2. Ransum B : ransum A + 0,44% DL- metionin 3. Ransum C : ransum A + 0,60% natrium sulfat 4. Ransum D : ransum A + 0,44% DL- metionin + 0,60% natrium sulfat. Ransum A mengandung st 20% protein kasar dan pemberian pakan dan minum secara bebas (ad libitum). Komposisi pakan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi ransum percobsan (g1100 g pa kan) Keterangan : Glukosa ISP Minyak kedelai Serat kasar Vitamin mix. *I Vitamin mix. *2 Choline-HCI D-L Metionin Sodium sulfat 1SP = Isolated soybean protein. 1. per kg pakan : Thiamine HCI 6 mg; Riboflavin 9 mg; Niacin 50 mg; Ca-D-Pantotenat 20 mg; Pyridoxin HCI 8 mg; Biotin 0,30 mg; Asam folat 2 mg; Menadione sodium bisulfit 2 mg; lnositol 1000 mg; Vitamin 812 20 pg; A-Palmitat 2500 SP; Vitamin 03 1200 ICU; d- a - tocopherol acetate 17,6 IU dicampur dalam glukosa. R A N S U M METODA A 57,85 23,95 3,50 6,OO 2,OO 6,50 0,20 - - Pada umur 3 minggu, dari setiap kelornpok per- lakuan diambil 4 ekor anak ayarn sebagai sarnpel untuk diambil hati dan ginjalnya. Hati dipergunakan untuk analisa aktivitas enzirn Glutamate-Oxal- loacetate Transaminase (GOT) dan Glutamate Pyruvate Transaminase (GPT). Dalam menentukan aktivitas enzirn GOT dan GPT dilakukan dengan metoda UV dari Bergmeyer dan Bernt (1974). Ak- tivitas spesifik dari enzim diekspresikan sebagai pmd. oksidasi NADHIrnenitlgram hati. Sedangkan ginjal dipergunakan untuk analisa aktivitas Serine dehidratase (S DH) dan Threonine dehidratase (TDH). Hati ayarn yang diambil ditimbang bobotnya, kemudian dihomogenkan dalam larutan KC1 0,15 M yang dilarutkan dalam 7 mM 2. merkaptoetanol de- ngan perbandingan 1 : 9. Campuran yang terjadi dis- entrifusa pada suhu 0 - 2' C dengan kecepatan 20.000 kali per rnenit selama 30 menit. Bagian super- natan dipiwhkan dan dipergunakan untuk analisa aktivitas enzim transaminase. Demikian pula dengan ginjal yang diambil juga ditimbang bobotnya, lalu dihomogenkan dengan larutan KC1 0,15 M yang dilarutkan dalarn 7rnM 2. merkaptoetanol dengan perbandingan 1 : 9. Cam- puran yang terjadi disentrifusa dengan kecepatan 12.000 kali per menit selama 30 menit. Bagian super- natan dipisahkan untuk analisa aktivitas enzim dehidratase dengan metoda dari Suda dan Nakaga- wa (1971). Aktivitas spesifik enzim dinyatakan seba- gai ,u mol. pirwatlmenitlgrarn ginjal. HASlL DAN PEMBAHASAN Dalarn penelitian ini digunakan isolated soy- bean protein sebagai surnber utarna protein dalam ransum karena tidak rnengandung asam amino metisnin. Pengaruh suplernentasi DL- metionin dan natriurn sulfat terhadap rata-rata bobot hati dan gin- jal serta aktivitas enzini transarninase dan dehidrata- se pada anak ayarn umur 3 rninggu dapat dilihat pada Tabel 2. D 57,85 22,91 3,50 6,OO 2,OO 6,50 0,20 0,44 0,60 B 57,85 , 23,51 3,50 6,OO 2,OO 6,50 0,20 0,44 - 2. per kg pakan : CaC03 19,l g; Ca(HaPO4)n . 2 H20 21,15 g; K2HP04 11,2 g; NaCl 6 g; MgCOs 2,08 g; FeCsH507 . 5 H20 0,2373 g; ZnCO3 0,18 g; CuC03 . Cu(OH)2 . H20 0,0072 g; MnOs 0,199 g; KI 0,04 g; NazMoO4 . 2 H20 0,0025 g. C 57,85 23,35 3,50 6,OO 2,OO 6,50 0,20 - 0,60 Tabel 2 Pengmh supkmentari o,U% D-L me t b nin dan 0,6W natrium rurlfat tcrhrdap mta-rata bobot hati (g), ginjal (g), GPT, GOT, SDH dm TDH. Keterangan : Angka dahgan huruf yang berbeda dalam sahr baris menunjukkan perbedaan (P I 0,05). Parameter Bobot hdi eobol GPT GOT son TDH Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa bobot hati dan ginjal dan kelompok ayam yang diberi ransum B dan D mempunyai bobot yang paling tinggi, dibandingkan dengan kelompok yang diberi ransum A dan C. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan natrium sulfat dalam ransum justru memberikan pengaruh negatif terhadap perkem- bangan hati dan ginjal, karena ransum yang dibe- rikan kekurangan asam amino metionin. Soebekti (1991) melaporkan bahwa ayam yang diberi rnakan dengan penambahan natrium sulfat dalam ransum, pertumbuhannya kurang memuaskan, yang disebab- kan karena kekurangan metionin, sedangkan pe- nambahan natrium sulfat kedalam ransurn yang cukup kandungan metioninya hanya memperbesar pengeluaran biaya pakan. KELOMPOK PERUKUAN Pengaruh penambahan asarn amino rnetionin dan natrium sulfat terhadap aktivitas enzim trans- aminase (GPT dan GOT) tidak berbeda nyata, tetapi dengan aktivitas GOT yang jauh lebih besar (lebih 9 kali) dari pada aktivitas GPT. Hal ini rnenunjukkan bahwa aktivitas GOT pada ayarn lebih berperan dalam proses metabolisme. Hasil ini sesuai dengan Zimmerman et a/. (1968) yang rnenyatakan bahwa aktivitas GOT pada ayam dan burung rnerpati pada umumnya lebih besar dari pada aktivitas GPT. Dernikian pula dengan Hikarni et a/. (1985) yang rnendapatkan rasio aktivitas GOT sebesar 10 kali ak- tivitas GPT. Selain ltu didapatkan pula bahwa penam- bahan natrium sulfat dapat menaikkan aktivitas GOT tetapi tidak aktivitas GPT. Sedang dalarn penelitian ini penambahan rnetionin dan natriurn sulfat baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama tidak mem- ,berikan pengaruh terhadap aktivitas GPT dn GOT. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena urnur ayam yang diteliti berbeda. Dalarn penelltian ini menggu- nakan ayam berurnur 3 rninggu sedang Hikarni eta/ . A 5.65+1.19 i . n*o. i d' 9.8l+o.r1P e245=1.& 5.77+2& 0.5320.05~ (1=)msnggunalcaneyam-4mkrggu- Dari had penelitlan dii&ahui bahwa a k t i i s enzirn l DH di penga~hi deh suplementasi mtionin dan natrim sulfat, maupun gabungan keduanya (P s 0.05). Sedangkan aktkitas enzim SOH dipe- ngaruhi deh penambahan metionin rnaupun ga- bungan metionin dan -natriwn sulfat (P s 0,05), tetapi penambahan natrium suilfat sendirian tidak berpengaruh. Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa hanya metionin yang menyebabkan kenaikan aktivitas enzim transaminasi asam amino serin dan treonin. Beberapa peneliti yang mempelajari kon- sentrasi asam amino bebas dalam serum darah menyatakan bahwa dalam pakan yang kekurangan asam amino metionin menghasilkan kenaikan asam amino lisin dan treonin, serin, glisin dan alanin (Suzuki dan Mitsuhashi, 1982); treonin, serin, glisin dan lisin (Hikami et a/ . , 1988); taurin, treonin, serin, glisin, lisin, sistein, rnetionin dan glutamin (Soebektl, 1991). Rasio aktiviis serin dehidratase pada penelitian ini lebih dari 5 kali aktiviias TDH, sedang rasio SDH pada tikus betina 1,64 kali (Goldstein et el., 1962). Menurut Ascarelli dan Bruckental (1969) aktivitas enzim SDH pada ginjal ayam jauh lebih besar dari pads hati, sedang pada tikus kebalikannya. Hal ini menunjukkan bahwa pada ayam, ginjal lebih ber- Peran dalam katabollsme protein dari pada hati. 1. Penambahan asarn amino metionin mutlak diper- lukan pada ransum dengan surnber proten Iso- lated soybean protein. 2. Penarnbahan natriurn sulfat ke dalam pakan yadg kekurangan maupun yang cukup aaam amino rnetionin hanya rnemperbesar penge- luaran biaya pakan. 3. Aktivitas enzirn Glutamate - Oxalloacetate Trans- aminase (GOT) pada ayam leblh berperan darl pada enzirn Glutamate-Pyruvete Trensrrmlnase (GPT). 4. Aktivitas enzim Serin Dihidrataae (SDH) pada ayam umur 3 rnlnggu 5 kali akthrltar enrlm Thrcamine Dehidratase (TDH) . B 7.5620.39~ 207+o.@ qsl 2o. l d 87.5821.16. e.oz21.97~ 1.41 2 0.395 DAFTAR PUSTAKA ASCARELLI, I. AND I. BRUCKENTAL. 1969, Loccitlon and Properties of Serlne Dehydrars In the chick. Comp. Biochem. Phyrrioi 28: 1277 - 1279 C 5.11 20.98. i.mz0.2d 9. 88~o. r d 86.682254. 5.9321 .22. 0.91 20.22" D 7.582 0.68~ 201 +o.aC s.nko.iP 88.362227. 7.73+26ib 1.522 0.41' BERGMEYER, H.U., AND E. BERNT. 1974. Methods of enzymatic analysis H.U. Bergmeyer ed. vol. 2 Academic Press Inc. N.Y. and Lon- don. ENRIQUES, F.Q. AND E. ROSS. 1967. The Value of Caassava Root meal for Chicks. Poul. sci. 46 : 622 - 626 GOLDSTEIN, L., KNOX, W.E., AND E.J. BEHRMAN. 1962. Studies on the Nature, Inducibility, and Assay of the Threonine and Serine Dehydrase Activities of Rat Liver. The Journ. of Bio. Chem. Vol. 237, No. 9:2855- 2860 HIKAMI, Y., CHOCHI, Y., HASEGAWA, S. AND T. MIZUNO. 1985. Effect of dietary Sulfate on Growth and Serum Amino Acid Concentra- tions in Chicks. Jpn. Jour. of Zootech. Sci. VOI. 56. NO. 51391-398. HIKAMI, Y., YASUNORI, T., TANZAN, T. AND S. HASEGAWA. 1988. Feed Intake and Plas- ma Amino Acid level in Chicks Selected for High and Average Body Weight, on a Methionine-deficient diet. Jpn. Poul. Sci. 25 NO. 5~288-295 OGURA, M. 1966. On the Relationship between Food Composition and Serine Dehydrase Activity in Rat Liver. Agr. Biol. Chem. 30: 1054- 1057. PRWIROKUSUMO, S., NASRUDIN DAN UMIYENI. 1981. Suplementasi Methionin pada Ayam Pedaging Berkadar Cassava Tinggi. Procid- ings Seminar penelitian Peternakan, Puslit- bang Peternakan, Badan Litbang Pertanian, Dep. Pertanian: 345-349. SASSE, C.E. AND D.H. BAKER. 1974. Factors Affect- ing Sulphate sulphur utilization by Young Chick. Poul. sci. 53 : 652 - 659. SOEBEKTI, K. 1991. Pengaruh penambahan methionin dan sodium sulfat terhadap kon- sentrasi asam amino bebas dalam serum darah ayam broiler. Prosiding Nasional Biologi Dasar 11. Puslitbang Biologi, LIPI. STEEL, R.G.D. AND J.H. TORIE. 1980. Principles and Procedures of Satistic, a Biometrical Approach. 2nd. Ed. Mc GrawHill Book Company, New York. SUDA, M.AND H. NAKAGAWA. 1971. L-Serine Dehydratase (Rat Liver). Methods in En- zymology. Ed. H. Tabor & C.W. Tabor Academic Press. New York. 346-347. ZIMMERMAN, J.H. DUJOVNE, C.A., AND R. LEW. The correlation of Serum Levels of two Transaminases with Tissue levels in six ver- tebrae species. Comp. biochem. Physio. 25:1081 - 1089.