F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
PENYULUHAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN KAUMAN
Disusun Oleh: dr. Annisa Nur Fadlilah
PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA JAWA TENGAH 2013
A. LATAR BELAKANG Dewasa ini, perhatian terhadap penyakit tidak menular makin hari makin meningkat, karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya yang terjadi pada masyarakat. Pentingnya pengetahuan tentang penyakit Diabetes Mellitus dilatarbelakangi kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi penyakit Diabetes Mellitus dalam masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia yang menderita penyakit ini adalah lansia, yang disebabkan karena pola makan dan pola hidup yang tidak sesuai. Menurut WHO diperkirakan sedikitnya 171 juta orang di seluruh dunia menderita Diabetes Mellitus atau sekitar 2,8% dari total populasi. Insidennya terus meningkat dengan cepat, dan diperkirakan pada tahun 2030 angka ini akan bertambah menjadi 366 juta atau sekitar 4,4% dari populasi dunia. Jumlah penderita diabetes di Indonesia sendiri hingga kini mencapai 14 juta orang. Rata-rata 50% dari jumlah pasien diabetes baru menyadari mereka menderita sakit gula setelah memeriksakan ke dokter. Selain itu, hanya 30% saja pasien diabetes yang berobat. Sekitar 2,5 juta jiwa atau 1,3 persen dari 210 juta penduduk Indonesia setiap tahun meninggal dunia karena komplikasi Diabetes Mellitus. Kasus Diabetes Mellitus Tipe II merupakan yang terbanyak, yaitu sekitar 95% dari keseluruhan kasus Diabetes Mellitus. Selain faktor genetik, juga bisa dipicu oleh lingkungan yang menyebabkan perubahan gaya hidup tidak sehat,seperti makan berlebihan (berlemak dan kurang serat), kurang aktivitas fisik, stress. Diabetes Mellitus merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup. Pasien berisiko besar mengalami komplikasi kronis seperti Penyakit Jantung Koroner, gagal ginjal, stroke, retinopati diabetika, kaki diabetic dan sebagainya. Edukasi kepada pasien dan keluarganya guna memahami lebih jauh tentang perjalanan penyakit, pencegahan penyakit, penyulit, dan penatalaksanaan Diabetes Mellitus akan mengurangi kejadian komplikasi pada pasien Diabetes Mellitus.
B. PERMASALAHAN 1. Masyarakat belum mengetahui tentang tanda dan gejala dari penyakit Diabetes Mellitus. 2. Masyarakat masih belum menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari. C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI 1. METODE PENYULUHAN Metode penyuluhan yang dilakukan berupa metode komunikasi langsung ( direct Communication/ face to face Communication). Metode ini memberikan kesempatan kepada penyuluh untuk berhadapan secara langsung dengan sasaran. Metode ini dilakukan dengan pendekatan kelompok yaitu penyuluh menyampaikan materi penyuluhan kepada pendengar dalam jumlah tertentu yang dalam hal ini ialah para peserta Posyandu Lansia di Kelurahan Kauman yang secara rutin dilakukan tiap bulan. 2. INTERVENSI Intervensi dilakukan melalui penyuluhan mengenai penyakit Diabetes Mellitus kepada peserta Posyandu Lansia Kelurahan Kauman.
D. PELAKSANAAN Penyuluhan dilakukan di ruang pertemuan Kelurahan Kauman pada hari Selasa, 25 Juni 2013. Penyuluhan dimulai pada pukul 10.00 dan berakhir pada pukul 12.00, dihadiri oleh bapak dan ibu peserta Posyandu Lansia Kelurahan Kauman. Penyuluhan diisi dengan penyampaian materi dan terdapat sesi tanya jawab seputar materi yang disampaikan. Adapun pernyataan yang diajukan oleh peserta penyuluhan yaitu: 1. Apa saja yang harus dilakukan apabila sudah terkena penyakit Diabetes Mellitus? 2. Mengapa apabila sudah terkena penyakit Diabetes Mellitus mengalami penglihatan kabur dan kebutaan? 3. Apakah sudah pasti apabila cepat lelah dan mengantuk bisa dikatakan terkena penyakit Diabetes Mellitus? 4. Apabila kadar gula darah sudah lebih dari normal, apakah harus segera minum obat? Apakah tidak bisa dilakukan hal yang lain? 5. Apakah olah raga yang baik dilakukan oleh pasien dengan Diabetes Mellitus?
E. MONITORING DAN EVALUASI Proses penyuluhan secara keseluruhan berlangsung dengan baik. Tidak terdapat gangguan sepanjang proses penyuluhan. Peserta penyuluhan memiliki antusiame yang tinggi, dapat dilihat dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada sesi tanya jawab. Diharapkan dengan penyampaian penyuluhan ini, para peserta penyuluhan mendapat informasi tambahan mengenai penyakit Diabetes Mellitus dan dapat menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.