Anda di halaman 1dari 14

1

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan Keperawatan Islami yang diberikan secara profesional oleh perawat
dengan kaidah Islam memberi kesempatan Umat Islam di negeri ini mendapatkan
pelayanan atau asuhan keperawatan berkualitas sesuai dengan keimanannya sebagai
seorang muslim. Bagi perawat muslim pemahaman dan pengamalan terhadap rukun
iman dan Islam belumlah cukup dikategorikan dalam insan yang sempurna dalam
pengamalan agamanya, jika belum diikuti oleh perbuatan yang ikhsan. Secara garis
besar ikhsan ditetapan dalam hubungan dengan Tuhan, yang dapat diartikan suatu
pengakuan atau manifestasi tentang kesyukuran manusia atas nikmat yang telah
dilimpahkan Tuhan, berbuat baik menurut islam mempunyai lingkup yang luas, tidak
terbatas pada satu lingkungan, keturunan, ikatan keluarga, agama, suku, bangsa,
sehingga sifat ihsan itu humanistis dan universal, hanya satu ukuran sebagai umat
manusia (Harif Fadilah, 2006).
Hal ini yang mendasari implementasi asuhan keperawatan Islami selain
berlandaskan pada keilmuan, karena Islam mementingkan professionalisme,
pengetahuan dan keterampilan. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
sebagai sebuah sistem, profesi perawat dengan segala penguasaan ilmu pengetehuan,
nilai iman dan islam yang dimiliki perawat merupakan input. Pelaksanaan proses
yang diiringi dengan rasa syukur atas nikmat karunia Allah dan dimanifestasikan
dalam sifat Ikhsan, yaitu rasa ikhlas dalam bekerja sebagai ibadah dalam bentuk
perilaku caring, profesional, ahlakul karimah dan kerjasama yang baik, berdampak
pada pelayanan keperawatan yang diberikan mampu menyentuh esensi fitrah
manusia. Kondisi demikian ini akan melahirkan rasa empati, pandai bersyukur
sehingga menghasilkan output kepuasan kerja perawat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Seperti apa keperawatan dalam islam

2

2. Bagaimana implementasi nilai-nilai islam dalam keperawatan
3. Bagaimana Peran Perawat Memimpin Ibadah Kepada Pasien

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa keperawatan dalam islam
2. Mengetahui implementasi nilai-nilai islam dalam keperawatan
3. Mengetahui Peran Perawat Memimpin Ibadah Kepada Pasien















3

BAB II
LANDASAN TEORI
A. KEPERAWATAN ISLAM
Keperawatan Islami, bertujuan memberikan pelayanan keperawatan melebihi harapan
klien dengan menggunakan kaidah Islam berdasar Al-Quran dan Hadis dalam
menerapkan ahlak pribadi muslim, landasan kerja dan perilaku muslim serta
penampilan dan ciri khas seorang perawat muslim (Martono,2007). Hasil penelitian
Maulana Pandu, (2010) Mayoritas perawat Rumah Sakit Islam Surakarta mengalami
kepuasan dalam bekerja. Namun demikian kepuasan kerja yang terjadi pada perawat
yang menerapkan keperawatan islami belum dapat dijelaskan. Hal ini bisa berakibat
pelayanan keperawatan banyak berdasar pada aliran pemikiran positivism dan
pragmatism yang disadari semakin menjauhkan manusia dari nilai etika universal
sehingga tugas keperawatan tidak melahirkan suatu rasa cinta dan kasih sayang
terhadap sesama makhluk Allah karena hanya lahir dari motivasi untuk tujuan jangka
pendek seperti sekedar melaksanakan kewajiban, motif mencari upah(Ridwan, 2010).
Kondisi tersebut mengakibatkan kepuasan kerja perawat masih kurang, sedangkan
kepuasan kerja yang dirasakan perawat, diharapkan berdampak terhadap kualitas
kinerja pelayanan keperawatan. Ketidakpuasan kerja perawat tersebut berkaitan
dengan faktor kebijakan dan imbalan (Dewi Basmala,2004).

Perusahaan jasa seperti rumah sakit peran sumber daya manusia sangat diperlukan
karena ia berhubungan langsung dengan kepuasan yang akan dirasakan pasien
rumah sakit tersebut (Novadilastri, 2004) dan (Fatati, 2005). Kepuasan kerja perawat
sangat menentukan kepuasan pasien karena perawat yang mengalami kepuasan
dalam pekerjaan akan menunjukkan perilaku dan aktivitas yang citizenship seperti
menolong sesama pekerja, menolong pasien dan lebih kooperatif (Moorman (1993)
dalam Luthans (1995). Pendapat ini didukung oleh Syptak, Masrland dan Ulmer

4

(1999) yang menyatakan terdapat korelasi langsung antara kepuasan perawat dengan
kepuasan pasien. Menurut Robbins (2003) sikap karyawan yang positif dapat
ditunjukkan karena karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja, sedangkan karyawan
yang tidak puas dengan pekerjaan akan menunjukkan sikap yang negatif terhadap
pekerjaan. Tingkat kepuasan kerja yang rendah bisa berakibat pada tingkat absensi,
keterlambatan masuk kerja, pulang sebelum waktunya, tidak bekerja dengan baik
sehingga terdapat keluhan dari pengguna jasa yang dilakukan melalui kotak saran,
media masa, ataupun protes pasien secara langsung yang ditujukan kepada tenaga
keperawatan.
B. IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ISLAM DALAM KEPERAWATAN
Allah berfirman :
Dan orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebgaian yang lain. Mereka menyeruruh (mengerjakan) yang
maruf, mencegah yang munkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat dan
mereka taat kepada Allah dan RasulNya. (Q.S. At-Taubah :71)
Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan
jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertawalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah maha berat siksa-Nya.
(Q.S. Al-Maa-idah: 2) .
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. ( Q.S. Al-Israa:7)
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu (Q.S. Al-Qashash: 77)

5

Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu (Q.S. Ali Imran:159)
Barang siapa yang berkeinginan untuk diselamatkan oleh Allah dari bencana pada
hari kiamat, maka bantulah orang yang dalam kesulitan/hindarkan kesulitannya (HR.
Muslim).
Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia menyukai bagi saudaranya apa yang
dusukai untuk dirinya. (HR. Ahmad)
Ayat-ayat dan hadist di atas mendasari dari pelaksanaan asuhan keperawatan Islami
yang diberikan oleh seorang perawat muslim, ditambah dengan riwayat-riwayat
wanita-wanita dizaman Rasulullah dalam melakukan perawatan, maka itulah yang
sebenarnya konsep Caring dalam keperawatan Islam, bukan hanya asuhan
kemanusiaandengan lemah lembut berdasarkan standar dan etika profesi, tetapi
caring yang didasari keimanan pada Allah dengan menjankan perintahNya melalui
ayat-ayat Alquran dengan tujuan akhir mendapatkan ridho Allah swt.
Asuhan Keperawatan Islami yang dikembangkan oleh Kelompok kerja Keperawatan
Islam adalah pada tataran nilai-nilai yang Insyaa Allah akan dapat menjadi acuan
pelaksanaan/Implementasi asuhan keperawatan pada tatanan pelayanan kesehatan.
Asuhan keperawatan Islami dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari
masukan, proses dan keluaran yang seluruhnya dapat digali dari nilai-nilai Islam yang
bersumber pada Al-Quran dan Hadist.
Masukan (input)
Dalam asuhan keperawatan masukan adalah segala sumber-sumber yang mendukung
terjadinya proses asuhan keperawatan Islami. (1) Al-Quran dan Hadist sebagai
keyakinan manusia yang beriman (2) Manusia dalam Paradigma keperawatan di

6

jelaskan sebagai hamba dan sebagai khalifah; sebagai memimpin dan mengatur bumi
,memakmurkan bumi, menyebarkan keadilan dan kemaslahatan. Klien sebagai
mahluk yang berpotensi secara aktif. Manusia juga sebagai mahluk yang
mempunyai fitrah apakah sebagai perawat ataupunklien sebagaimana Allah berfirman
:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui(Q.S. Ar ruum : 30).
(2) Lingkungan eksternal dan Internal serta lingkungan spiritual. Tatanan pelayanan
kesehatan juga termasuk lingkungan yang harus disiapkan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan Islami. (3) Profesi Keperawatan yang merupakan manifestasi dari
ibadah dan media dawah amar maruf nahi munkar.
Proses pelaksanaan Asuhan Keperawatan Islami
a. Ihsan dalam beribadah
Bagi perawat muslim pemahaman dan pengamala terhadap rukun iman dan Islam
belumlah cukup dikatagorikan dalam insan yang sempurna dalam pengamalan
agamanya, jika belum menerapkan rukun iman dan islam tersebut didasari oleh
perbuatan yang ikhsan.
Jika rukun iman kita ibaratkan sebagai pondasi dan rukun islam sebagai
bangunannya, maka ikhsanul amal merupakan atapnya. Dalam sebuah bangunan yang
utuh, atap berfungsi sebagai pelindung bangunan dari panas dan hujan yang menjaga
agar bangunan tersebut tetap lestari, takl retak, dan berlumut karena panas dan hujan.
Konsekuensi Ikhsan adalah bahwa perbuatan baik yang berkualitas akan melahirkan
dampak berupa keuntungan-keuntungan kepada siapa saja yang melakukannya
termasuk bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dan bukan keuntungan

7

yang bersifat segera tetapi ada landasan spiritual. Tuntunan ikhsan dalam Al-Quran
sebagai berikut :
Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentunya kami tidak akan
menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang beramal (bekerja) dengan ikhsan.
[QS Al Kahfi:30]
Dan jika kamu semua menginginkan (keridhoan) Allah dan Rasul-Nya serta
kebahagiaan akherat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa saja diantara
kamu yang berbuat ihsan pahala yang besar. [QS Al Ahzab : 29]
Tidak ada balasan bagi ihsan kecuali ihsan juga. [QS Ar Rohman : 60]
Ketika Jibril menyamar sebagai manusia :
Wahai Muhammad terangkanlah terangkanlah kepadaku tentang ikhsan! Jawab
Rasul : Mengabdilah kamu kepada Allah, seakan kamu melihat Dia, jika kamu tidak
melihat Dia, Sesungguhnya Dia melihat kamu (HR Imam Muslim)
Dampak Perbuatan Ikhsan dalam asuhan keperawataN akan melahirkan :
1. Niat yang Ikhlas, bahwa segala sesuatu diniatkan hanyalah kepada Allah
semata, sehingga dengan keikhlasan yang bersih hanya kepada Allah akan
memberikan barier (benteng) bagi pekerjaan kita agar tetap konsisten dalam
garis-garis yang ditetapkan agama dan profesi.
2. Pekerjaan yang Rapih, senantiasa berorientasi kepada kualitas yang tinggi
karena merasakan segala sesuatu berada dalam pengawasan Allah SWT. (
3. 3) Penyelesaian hasil yang baik, artinya setelah berbuat maksimal atas segala
aktivitas, maka secara sunatullah melahirkan pekerjaan yang baik atau
memiliki kualitas yang tinggi. Sehingga ikhsan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan adalah menentukan mutu pelayanan.

8


Dalam garis besarnya ikhsan ditetapan dalam hubungan dengan:
1. Tuhan, sebagaimana dijelaskan pada ayat dan hadits diatas yang dapat
diartikan suatu pengakuan atau manifestasi tentang kesyukuran manusia atas
nikmat yang telah dilimpahkan Tuhan.
2. Sesama manusia, berbuat baik menurut islam mempunyai lingkup yang luas,
tidak terbatas pada satu lingkungan, keturunan, ikatan keluarga, agama,suku,
bangsa, sehingga ihsan itu sifatnya humanistis dan universal, ukurannya
hanya satu sebagai ummat manusia.
3. Terhadap Mahluk lain selain manusia termasuk pada hewan dan lingkungan
harus disayangi oleh manusia.
b. Perlakuan/perilaku dalam asuhan
Implementasi asuhan keperawatan selanjutnya adalah bagaimana penjabaran
konsep Caring yang mendasari keperawatan Islam Mummarid yang telah
diberikan contoh oleh Rasul dan sahabatnya adalah hubungan antar manusia ners-
klien yang didasari keimanan dan ihsan, seorang perawat muslim dalam memberikan
asuhan keperawatan Islami tentu harus berlandaskan pada keilmuannya, islam
mementingkan professionalismeberpengetahuan dan keterampilan seperti Allah
jelaskan pada :
Amat besar kebencian disisi Allah-kamu, memperkatakan sesuatu yang kamu tidak
melakukannya.[QS Ash-Shaff:3]
Maka bertanyalah kepada ahlinya bila kalian tidak mengetahuinya.[QS An-
Nahl:43]

9

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu tidak mengetahui tentangnya.
Sesungguhnya : pendengaran, penglihatan, akal budi semuanya itu akan diminta
pertanggung jawabannya. [QS Al Israa : 36]
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-
orang berilmu beberapa derajad.[QS Al-Mujadillah ; 11]
Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah
kehancurannya. [HR Bukhari]
Disamping dalam pelaksanaan asuhan keperawatan islam perawat harus bersikap
Professional, dalam Islam adalah berahlaqul qarimah, sesuai tuntunan Rasul
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu. [QS Al-Ahzab :21]
Yang sebaik-baik manusia adalah yang paling baik ahlaknya [HR Thabrani]
Bebarapa contoh ahlak yang harus dimiliki seorang perawat muslim : Tulus Ikhlas,
Ramah dan bermuka manis, Penyantun, Tenang, hati-hati dan tidak tergopoh-gopoh,
sabar dan tidak lekas marah, bersih lahir batin, cermat dan teliti, memegang teguh
rahasia, memiliki disiplin dan etos kerja yang tinggi. Dengan modal hal diatas
seorang perawat dapat mencapai tujuan dari asuhan keperawatan yang diberikannya.
Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan tidak bisa bekerja sendiri tetapi
memerlukan orang lain, apakah itu satu tim ataupun tim lain hal ini didasarkan pada
konsep manusia dalam paradigma keperawatan islam ia adalah sebagai An-
Nas (mahluk sosial) dan juga kerjasama dan kemitraan adalah perintah Allah (Q.S.
Al-Maa-idah: 2), (QS Al Hujarat : 10).
Keluaran (Output)

10

Output yang daiharapkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan Islami adalah
Qualitas asuhan, refleksi dari qualitas bagi semua (perawat dan Klien)
adalah kepuasan
Seorang muslim akan merasa puas bila asuhan yang diterimanya dapat menyentuh
fitrah manusia. Ftrah manusia dalam Alquran :
Sebagai Mahluk Mulia
Sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
[QS At Tiin :4]
Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak adam, kami angkut mereka
didaratan dan lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah Kami
ciptakan [QS Al Israa:70]
Asuhan keperawatan harus dapat menempatkan klien pada fitrah kemuliaannya, tidak
ada satu manusiapun yang mau diposisikan lebih rendah dari kemulian manusia, oleh
karena itu nilai humanisme yang diterima klien sangatlah berarti bagi pencapaian
kesehatan yang sempurna seperti dijelaskan sebelumnya.
C. PERAN PERAWAT MEMIMPIN IBADAH KEPADA PASIEN
Mengingatkan pasien untuk selalu Berdoa.
Orang yang beriman ketika beribadah, selalu meminta kepada Allah, tidak meminta
kepada selain-Nya, Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat ayat
Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera
bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah
sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa

11

kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-
apa rezki yang Kami berikan. (as-Sajdah:15-16).
Merenung atas kesalahan yang diperbuet sebelumnya atau Taubat.
Kata-kata yang paling sering diungkapkan oleh orang yang beriman terutama yang
aktif berdawah di jalan Allah adalah memohon ampunan dari dosa dan kesalahan.
Tidak ada doa mereka selain ucapan: Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa Kami
dan tindakan-tindakan Kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan
tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (al-Ali
Imran:147).
Membantu untuk selalu mengingatkan pasien untuk beribadah yaitu shalat.
Sarana yang paling efektif untuk menyegarkan jasmani dan menenangkan jiwa.
Masalahnya, shalat yang dilaksanakan oleh kebanyakan kaum muslimin belum
sebagaimana mestinya. Orang yang sehabis melaksanakan shalat seolah-olah tidak
memperoleh kesan apa-apa. Antara sebelum dan sesudah shalat tidak ada bedanya.
Soal ketenangan jiwa adalah janji Allah yang sudah pasti akan diberikan kepada
orang yang shalat. Ada jaminan yang pasti bahwa orang yang benar dalam shalatnya
bakal memperoleh ketenangan ini. Allah berfirman:Tegakkan shalat untuk
mengingat-Ku.(Qs. Thaha: 14) Ketahuilah, dengan mengingat Allah, hati menjadi
tenang. (Qs. Ar-Radu: 28). Shalat disini juga dikondisikan dengan keadan pasien,
dan perawat pun ikut membimbing pasien.
Berdzikir.
Salah satu amalan yang tidak harus berkurang saat seseorang sedang sakit. Berdzikir
kepada Allah, sambil merenungi segala ciptaannya, saat sedang sakit, justru menjadi
sebuah aktivitas yang produktif. Efektif untuk menggali potensi diri, potensi iman,

12

dan potensi alam berpikir dan perenungan, sehingga dapat membuahkan hasil
pemikiran dan temuan-temuan yang hebat. Bahkan proses dzikir dan berpikir dalam
kondisi sakit seringkali lebih efektif ketimbang waktu sehat. Allah berfirman dalam
Q.S.Ali Imran:191
(yaitu)orang-orang yang menginagt Allah sambil beridir atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi(seraya berkata): Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-
sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Setiap manusia pasti pernah mengalami sakit. Meskipun begitu, Allah tetap
mewajibkan manusia untuk beribadah kepadaNya. Adapun tatacara ibadah bagi
orang-orang sakit telah diatur jelas dalam Alquran dan Assunnah, sehingga tidak ada
alasan bagi manusia meninggalkan ibadah yang telah diwajibkan atas dirinya secara
syariah. Islam tidak bermaksud memberatkan pemeluknya dengan ibadah (rukhshah)
bagi si sakit. Tentu saja, keringan ini sesuai dengan kondisi yang sedang dialaminya,
tanpa ada sedikitpun paksaan baginya untuk melakukan yang lebih dari itu. Sebab,
Allah Swt, tidak akan membebani hambaNya diluar batas kemampuannya.
Secara tidak langsung menyadarkan pada kita bahwa kesembuhan akan kita dapatkan
dengan mudah kalau kita beribadah dengan sungguh-sungguh kepada Allah Swt.
Apapun penyakit yang kita derita, kalau Allah berkehendak pasti tidak ada yang bisa
menolaknya. Bahkan, seorang yang menderita sakit pada dasarnya mendapatkan
anugerah berupa pengguguran dosa-dosa dengan sabarnya dalam menjalani masa-
masa sakit.
Allah akan lebih menyukai hamba-Nya yang taat dibanding yang ingkar. Doa-doa
orang yang taat kepada-Nya akan lebih diijabah oleh-Nya. Allah akan senantiasa
menunjukkan jalan bagi kita untuk meraih semua yang kita inginkan dan tetap ada
dalam koridor kebajikan.

13


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keperawatan Islami, bertujuan memberikan pelayanan keperawatan
melebihi harapan klien dengan menggunakan kaidah Islam berdasar Al-
Quran dan Hadis dalam menerapkan ahlak pribadi muslim, landasan kerja
dan perilaku muslim serta penampilan dan ciri khas seorang perawat muslim
(Martono,2007).
Asuhan Keperawatan Islami yang dikembangkan oleh Kelompok kerja
Keperawatan Islam adalah pada tataran nilai-nilai yang Insyaa Allah akan
dapat menjadi acuan pelaksanaan/Implementasi asuhan keperawatan pada
tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan Islami dapat dilihat sebagai
suatu sistem yang terdiri dari masukan, proses dan keluaran yang seluruhnya
dapat digali dari nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadist.

B. PENUTUP
Demikianlah penulisan kami ini semoga penulisan kami kali ini
bermanfaat bagi para pembaca maupun penulis. Dan kami memohon maaf
apabila terdapat kesalahan pada penulisan kami kali ini










14

DAFTAR PUSTAKA
Aghisna Galih Purwitasari(2013)Asuhan Keperawatan
Islam(http://id.scribd.com/doc/177342839/Asuhan-Keperawatan-Islami)
dipublikasikan pada sabtu 19 oktober
Rumah Sakit Islam Jakarta (2009) Asuhan Keperawatan Islami
(http://www.rsi.co.id/index.php/artikel/artikel-keperawatan/5-asuhan-
keperawatan-islami)dipublikasikan pada rabu 29 september 13.31
Puji Astuti( 2010)Peran Perawat Memimpin Ibadah Pasien
(http://keperawatanreligionwinnipujiastuti.wordpress.com/ ) dipublikasikan pada
Jumat 14 desember 05.36 am

Anda mungkin juga menyukai