Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah AWT karena berkat Rakhmat dan karunianya penyusunan makalah Penataan Lahan Kritis Sebagai Ruang Terbuka Hijau dan Daerah Resapan Air di SMK Negeri 2 Pekanbaru dapat diselesaikan, dan sekaligus telah menghasilkan Program Kegiatan Tahun 2012 sampai 2013 sebagai panduan untuk mengimplementasikan aksi ini di lapangan. Dengan tersusunnya makalah lingkungan hidup ini, maka diharapkan kegiatan pendidikan lingkungan ini lebih meningkat di sekolah kita, terdokumentasi dengan baik. Untuk itu kepada seluruh warga sekolah, kami meminta partisipasinya dalam kegiatan yang akan kita laksanakan ke depan. Terutama ketua-ketua jurusan, yang menyusun program tersendiri di jurusannya. Terakhir saya mengucapkan terima kasih kapada semua pihak yang telah menyusun dan mendukung program ini, semoga kita semua dapat melaksanakan dengan tertib.
Pekanbaru, 20 April 2012 Penyusun
Drs. MAIYURLIS
ii DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................. i Daftar Isi ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 2 1.3 Manfaat Makalah ....................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan Kritis................................................................................ 4 2.2 Ruang Terbuka Hijau ................................................................. 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Profil SMKN 2 Pekanbaru ......................................................... 12 3.2 Ruang Terbuka Hijau dan Keindahan Taman ............................ 17 3.2.2 Tahapan Pembuatan Ruang Terbuka Hijau ..................... 19 3.2.3 Pengelompokan berdasarkan Pembentuk dan Ornamental Space ..................................................... 25 3.2.4 Teknis Penanaman, dan Pemeliharaan Tanaman di RTH ............................................................. 28 3.2.5 Tahapan Kegiatan Pemeliharaan ...................................... 32 3.3 Kondisi eksisting lahan kritis sebelum dan setelah di buat ruang terbuka hijau di SMK N 2 Pekanbaru .................................................... 32
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ................................................................................ 37 4.2 Saran........................................................................................... 38
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 merupakan salah satu sekolah kejuruan yang ada di Kota Pekanbaru. Sekolah ini menempati lahan seluas 2 ha, dengan 2.400 orang siswa, dan 250 orang guru dan karyawan. Selanjutnya sekolah ini didukung dengan beberapa program keahlian dengan berbagai program studi. Sejak tahun 2006 sampai saat ini sekolah ini merupakan sekolah bertaraf internasional ( SBI ), dan sejak tahun 2009 sekolah ini berganti status menjadi Sekolah SBI MODEL INVEST ADB. Seiring dengan adanya bantuan baik fisik maupun non fisik dari INVEST ADB maka SMK N 2 Pekanbaru sedang - giat giatnya berbenah, terutama renovasi berbagai ruang dan workshop, oleh karena itu tidaklah mengherankan jika disana- sini banyak di jumpai sisa lahan yang tidak lagi diperuntukkan sebagai tapat bangunan serta sisa lahan yang banyak ditimbuni puing puing bekas reruntuhan. Di SMK N 2 Pekanbaru berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan terdapat 6 (enam) titik lokasi lahan yang dianggap lahan kritis, diantaranya : di seputar workshop otomotif, di sekitar workshop Survai pemetaan, di depan workshop bangunan gedung, di sebelah aula, di samping kantor Badan Pusat Statistik, 2 Tentu saja ini sangat mengganggu pemandangan, oleh karena itu pihak sekolah berusaha menata sisa lahan yang dianggap sebagai lahan kritis untuk dijadikan sebagai ruang terbuka hijau yang sangat bermanfaat bagi warga sekolah karena ruang terbuka hijau bermanfaat sebagai : - Penyedia oksigen - Penyerap air - Memberikan jasa lingkungan ataupun nilai estetika - Penyerap debu - Penyerap suhu - Serta penyerap kebisingan. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membuat makalah dengan judul PENATAAN LAHAN KRITIS DI SEKOLAH MENENGAH NEGERI 2 PEKANBARU SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DAN DAERAH RESAPAN AIR 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana menata Lahan kritis yang timbul karena renovasi bangunan agar berubah menjadi ruang terbuka hijau ( RTH) 2. Bagaimana menata Lahan Kritis sebagai daerah resapan air.
3 1.3 Manfaat Makalah Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Diharapkan dapat sebagai masukan terhadap pengelolaan lingkungan sekolah yang berbasis green school khususnya untuk Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 2 Pekanbaru dan umumnya untuk sekolah-sekolah lainnya ( sekolah aliansi ). Selain itu, juga diharapkan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya pendidikan berwawasan lingkungan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lahan Kritis Lahan kritis dapat didefinisikan sebagai lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga berkurang fungsinya sampai pada batas yang ditentukan atau diharapkan. Fungsi yang dimaksud pada defenisi tersebut adalah fungsi produksi dan fungsi tata airnya. Fungsi produksi berkaitan dengan fungsi tanah sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan fungsi tata air berkaitan dengan fungsi tanah sebagai tempat berjangkarnya akar dan menyimpan air tanah.( Zoeraini Djamal. 2004) Menurut Wahyu Askari( 2012) faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis adalah : 1. Terjadinya longsor dan letusan gunung berapi. 2. Penebangan liar (illegal logging). 3. Kebakaran hutan. 4. Pemanfaatan sumber daya hutan yang tidak berasaskan kelestarian. 5. Penataan zonasi kawasan belum berjalan. 6. Pola pengelolaan lahan tidak konservatif. 7. Pengalihan status lahan (berbagai kepentingan) 5 Di SMK N 2 Pekanbaru lahan kritis yang ada sesuai dengan kategori pengalihan status lahan dimana lahan ini semula sebagai tapak bangunan karena adanya renovasi, maka ada pergeseran posisi bangunan sehingga lahan yang ditinggalkan merupakan lahan beton yang tandus dan tidak menyerap air. Adapun beberapa upaya reklamasi Lahan Kritis menurut Henry Feriadi ( 2009) bisa dilakukan dengan cara penanaman tanaman penghijauan, yaitu secara teknis lahan kritis tidak dapat diolah untuk tujuan usaha pertanian tanaman semusim dan harus dikelola dengan melakukan penghijauan dengan menanam tanaman tahunan. Lahan kritis digunakan sebagai lahan tangkapan air dan digunakan sebagai perlindungan mata air. Upaya reklamasi lainnya yang dapat dilakukan dengan sistem penanaman jalur penyekat yaitu guna mempersiapkan suatu kondisi awal dalam usaha pengembangan pertanian ataupun usaha perkebunan di lahan yang bervegatasi alangalang. Areal ini kelak akan dapat dimanfaatkan untuk perkebunan yang bebas dari erosi dan kerusakan lainnya. Sistem reklamasi lainnya dengan pembuatan teras. Tujuan dari pembuatan teras untuk mengurangi kecepatan aliran air permukaan sehingga mengurangi terjadinya erosi. 2.2 Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) Pengertian RTH menurut Purnomo Hadi (1995), adalah: 6 1. Suatu lahan yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon (tanaman tinggi berkayu); 2. Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan apapun, yang didalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan (perennial woody plants), dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan . Ruang terbuka hijau pada sekolah merupakan ruang yang fungsinya ditunjukan bagi penyeimbang lingkungan dan sekaligus sebagai fasilitas penunujang lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penghuninya (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaa Pendidik dan Tenaga kependidikan. 2009). Taman dalam sebuah hunian merupakan hal yang sangat penting. Selain menyuplai udara segar, taman juga bisa menjadi penghalang (barrier) dari serangan polusi udara seperti debu dan asap kendaraan bermotor serta polusi suara yang timbul akibat kebisingan (Kurniati. 2009 ) Tanaman juga bisa membantu menurunkan suhu udara bangunan atau sekitar pemukiman karena menyerap kalor udara. 7 Keceriaan sebuah taman tidak hanya melalui bunga tetapi dapat melalui ragam hias warna daunnya ( Viva. 2005). Sebuah taman sekolah di kota banyak menerapkan varian warna daun variegata pada taman sekolahnya. Keberadaan taman yang selain memberi keindahan visual juga berfungsi sebagai penyangga terhadap kepadatan lalu lintas sekitar. Taman sekolah diharapkan dapat menjadi penyangga visual supaya privasi area sekolah tetap terjaga. Selain itu deretan tanaman yang sengaja ditanam jika tumbuh tinggi dan merapat kelak sehingga dapat menjadi penyaring debu dan peredam suara bising di luar (Wahyu. 2009). Sarkawi (2010) mengatakan upaya meninggikan massa bangunan merupakan cara yang paling banyak diterapkan oleh desainer untuk menjaga privasi sebuah sekolah. Dengan posisi taman yang terbentuk, maka dari arah luar pandangan ke arah sekolah tidak terlihat secara langsung sehingga tidak diperlukan lagi pagar masif yang tinggi. Komposisi tanaman disisi halaman dalam ditata searah, dengan struktur pagar sebagai latar belakang dari komposisi tersebut. Beberapa tanaman pohon ditempatkan sebagai penyambung antara komposisi yang lebih rendah dan massa bangunan yang tinggi sehingga terlihat dalam skala ruang yang seimbang. Tampak terlihat Palem sadeng dan pohon Palm mengisi taman samping untuk memberi efek keteduhan dari kanopinya tanpa menghalangi pandangan visual dan cahaya matahari. Untuk area yang menghadap ke Jalan dibagian muka dipilih jenis pohon yang lebih ber- karakter melebar seperti perdu agar perannya sebagai penutup visual dapat 8 lebih maksimal (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. 2009). Pada sudut pertemuan sisi samping dan sisi muka ditempatkan komposisi tanaman yang berperan sebagai eye catcher taman ini. Paduan Heliconia rostrata dengan bunga gantungnya menjadi aksen di antara komposisi hijau dedaunan. Kolom-kolom yang menyangga koridor di sepanjang garis bangunan diperlunak dengan komposisi yang lebih ornamental seperti jenis tanaman eksklusif Pandan akar dengan akar gantungnya yang unik (Rohman. 1999). Beberapa jenis tanaman hias daun variegata dengan pola bercak warna daunnya dikombinasikan dengan tanaman berdaun hijau sehingga ekspresi warna dari daun variegata tersebut semakin terlihat menonjol. Selanjutnya dikatakan beberapa jenis tanaman variegata tersebut merupakan jenis-jenis lama yang sudah sering dijumpai sebagai tanaman pengisi lanskap. Namun ada beberapa jenis baru yang masih langka seperti soka, gardenia, alpinia, sambang dara, dan oleander yang lebih banyak dijumpai dalam bentuk warna daun yang hijau alamiah. Ternyata keragaman warna daun-daun tersebut memberi kesegaran yang tidak membosankan. Pembangunan yang baik adalah pembangunan dengan tidak mengesampingkan keberadaan Ruang Terbuka Hijau dengan terus melestarikan lingkungan mengingat kebutuhan oksigen bagi penghuninya. Oksigen sangat penting bagi manusia bahkan oksigen merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi makhluk hidup. Pada kondisi biasa (tidak melakukan aktivitas apa-apa seperti kerja berat ataupun olah raga), kebutuhan rata-rata 9 manusia untuk oksigen adalah 375 liter per hari. Jika 1 liter setara dengan 1 kg, maka jika dikonversikan ke kg, kebutuhan manusia akan oksigen per hari adalah 375 gr Kebutuhan oksigen ini didapatkan secara gratis atau cuma- cuma (Wahyu. 2009). Menurut Kementrian Negara Lingkungan Hidup (2010), oksigen secara cuma-cuma didapatkan melalui pohon ketika melakukan proses fotosintesis. Pohon menyerap CO 2 dan mengeluarkan O 2 (oksigen) yang dihirup oleh manusia. Persoalannya adalah ketersediaan oksigen gratis ini sering disia-siakan oleh manusia. Penyebab menipisnya ketersediaan oksigen gratis ini paling tidak disebabkan oleh dua hal yaitu uncontrol deforestry dan demoralisasi manusia. Selanjutnya dikatakan, tumbuhan/tanaman dalam kehidupannya sehari-hari melakukan fotosintesis. Dalam proses fotosintesius ini selain diproduksi zat organik juga dihasilkan gas oksigen. Penyerapan CO 2 oleh tumbuhan memberi andil dalam mengurangi pencemar CO 2 di udara. Suatu laporan menyebutkan bahwa sebatang pohon selama hidupnya diprediksi mampu menyerap 7.500 gram karbon. Karena alasan inilah tumbuhan dikenal sebagai pelaku carbon sinks. Suatu estimasi dilaporkan bahwa 1 acre (0,405 ha) luas pertanaman di Amerika dalam setahun menyerap CO 2 yang setara dengan CO 2 yang diemisikan oleh sebuah mobil yang menempuh jarak 26.000 mile (41.842,944 km); dan menurut sumber tersebut 0,405 Ha luas lahan berpepohonan di brooklyn cukup untuk mengkonpensasi penggunaan bahan 10 bakar oleh sebuah mobil yang menempuh jarak 7.2008700 mile (11.587,27 4.001,29 km) (Irma Kurniati. 2010). Rohman (2009) mengatakan hasil estimasi ilmiah menunjukkan bahwa dalam sejam satu lembar daun memperoduksi oksigen sebanyak 5 ml. Dengan mengambil contoh pekarangan rumah anda dan sekitarnya yang ditanami pepohonan dan bila rata-rata jumlah daun per pohon 200 lembar, maka pohon-pohon di tempat tinggal anda dan sekitarnya akan menyumbang oksigen sebanyak 10 x 100 x 200 x 5 ml = 1.000 liter per jam. Angka ini setara dengan jumlah kebutuhan oksigen untuk pernapasan sebanyak 18 orang (kebutuhan oksigen untuk satu orang bernapas adalah 53 liter per jam). Seiring dengan itu Irma Kurniati (2009) mengatakan tanaman hijau seperti mahoni, beringin dan lain- lain yang berukuran sedang, rata- rata menghasilkan oksigen 1400 gram/ hari, sementara setiap individu memerlukan oksigen 350 gram/ hari. Tanaman hijau seperti mahoni, beringin yang berukuran sedang, rata- rata menghasilkan oksigen 1400 gram/ hari, ( Irma Kurniati. 2009 ), sementara setiap individu memerlukan oksigen 350 gram/ hari . Jika terdapat 2600 penghuni sekolah yang terbagi menjadi dua sift maka diperlukan tanaman= ( 1300 x 350 ) gram : 1400 tanaman = 455000 : 1400 tanaman = 325 tanaman, maka di area sekolah minimal harus ada tanaman keras sebanyak 325 tanaman. Penghijauan di lingkungan sekolah akan meningkatkan kualitas kehidupan warga sekolah , sekolah yang memiliki keteduhan serta tanaman besar yang rindang dapat mengurangi kebisingan serta pencemaran udara, 11 penghijauan meningkatkan produksi oksigen yang mendukung kehidupan sehat bagi manusia serta meningkatkan kualitas iklim makro (Henry 2008). Menurut Henry tumbuh-tumbuhan seluas 1 hektar dapat memberikan kontribusi serapan karbondioksida 900 kg / hari, penyaringan debu 85 % serta penurunan suhu sampai 4 o C.
12 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Profil SMK N 2 Pekanbaru Sekolah yang awalnya bernama STM Karya Bakti ini telah berdiri selama 40 tahun. Awalnya sekolah ini merupakan STM pertama yang ada di kota Pekanbaru dan hanya memiliki tiga jurusan. Sekolah ini mengusung visi meningkatkan kualitas pembelajaran yang berbasis skill enterprener pada bidang produk dan jasa. Tiga jurusan yakni teknik mesin, listrik, dan bangunan, seiring dengan perkembangannya penambahan jurusan dilakukan, sehingga menjadi lima jurusan, adapun jurusan baru yang ditambahan, teknik elektro dan otomotif. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan permintaan di dunia kerja, sekolah yang saat ini dipimpin oleh Dr. H. Syahril S.Pd, MM ini telah memiliki dua belas jurusan antara lain: teknik kimia, teknik informatika, gambar bangunan, bangunan gedung, lafalo, mesin produktif, dan mesin perkakas yang siap mencetak tenaga muda yang terampil dan siap kerja. Sekolah ini telah diakui sebagai sekolah teknik negeri bertaraf Internasional dan bahkan mendapatkan peringkat ke tujuh se-Indonesia setelah mengikuti serangkaian seleksi dari Pemerintah Pusat. Walaupun pada mulanya hanya jurusan otomotif saja yang diakui sebagai jurusan yang bertaraf Internasional, namun sekarang seluruh jurusan 13 yang ada di sekolah ini telah mendapatkan pengakuan bertaraf Internasional dan sesuai dengan pengakuan sebagai sekolah teknik bertaraf Internasional, SMK Negri 2 mencoba melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan membentuk pola kerjasama segi tiga dengan pihak Riau Pulp dan Institute of Technology Singapore untuk menampung tenaga kerja lulusan dari sekolah ini. Selain itu SMKN 2 juga mengirimkan sebagian siswa untuk mengikuti Pratek Kerja Industri (Prakerin) ke beberapa negara tetangga. Tidak hanya kualitas siswa yang diutamakan di SMKN 2 yang beralamat di Jalan Pattimura Pekanbaru ini, namun kualitas pengajar juga ditingkatkan untuk mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dunia dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengirim beberapa guru untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Dengan bermodalkan fasilitas yang berteknologi tinggi untuk setiap jurusannya, siswa SMKN 2 mampu berwirausaha dengan menghasilkan berbagai macam produk yang siap pakai di masyarakat, seperti pagar besi, mesin penggiling padi, berbagai macam roda gigi, serta menghasilkan konstruksi pembuat air untuk produk, dan perbengkelan untuk jasa. Karena Animo masyarakat untuk memasuki SMK meningkat dari tahun ketahun, maka SMK Negeri 2 Pekanbaru perlahan-lahan menambah Jurusan dan bidang keahlian yang memungkinkan, dengan pedoman dasar hasil Re Engineering yang dilaksanakan sekolah bersama dengan Bapeda Kota Pekanbaru. 14 Bidang Keahlian listrik kembali dibuka, dengan program keahlian Listrik Industri. Tahun-tahun berikutnya program kealian dan jurusan selalu dikembangkan hingga saat ini. SMK Negeri 2 Pekanbaru memiliki 7 Bidang Keahlian dengan 14 Program Keahlian, mulai tahun 2008 disebut Kompetensi Keahlian. Tahun 2006 Program Keahlian Automotive mendapat predikat sebagai Sekolah Nasional Bertaraf Internasional, dengan program Keahlian Advance Automotive. Akhir tahun 2007 SMK Negeri 2 Pekanbaru Ditetapkan sebagai Sekolah Nasional Bertaraf Internasional. Dengan demikian Seluruh program Keahlian yang ada disekolah ini diakui sebagai Sekolah berstandard Internasional. Perkembangan berikutnya pada akhir 2008, diprogramkan menjadi SMK SBI Model Invest ADB, kegiatannya dimulai tahun 2009 dengan tugas tambahan membimbing 3 Sekolah Aliansi yang diharapkan 4 tahun ke depan telah menjadi sekolah bertaraf Internasional, sehingga sekolah ini menerima berbagai bantuan baik fisik maupun non fisik. Akibat adanya renovasi bangunan menyebabkan beberapa lokasi lahan yang beralih fungsinya dari tapak bangunan berubah menjadi lahan yang bercor semen ataupun beton yang ditinggalkan akibat letak bangunan yang bergeser ataupun lahan yang berfungsi sebagai lahan penimbunan puing bangunan. Di SMK N 2 Pekanbaru berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan terdapat 5 (lima ) titik lokasi lahan yang dianggap lahan kritis, 15 diantaranya : di seputar workshop otomotif, di sekitar workshop Survai pemetaan, di depan workshop bangunan gedung, di sebelah aula, dibelakang workshop Survai Pemetaan, di samping kantor Badan Pusat Statistik, Gambar berikut adalah lokasi lahan kritis yang ada di SMK N 2 Pekanbaru diantaranya :
Gambar 1. Lahan kritis disekitar Workshop Otomotif
Gambar 2. Lahan kritis di sebelah Aula
16
Gambar 3. Lahan kritis disekitar Workshop Bangunan Gedung
Gambar 4. Lahan kritis disekitar Workshop Survey Pemetaan
`
Gambar 5. Lahan kritis disamping BPS 17 3.2.1. Ruang Terbuka Hijau dan Keindahan Taman Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di SMK N 2 Kota Pekanbaru berfungsi: 1) Paru-paru sekolah (photosynthesa) 2) Sumber air tanah/resapan air (hidrologis) 3) Mencegah erosi (orologis) 4) Keindahan dan kehidupan satwa (estetika dan edaphis) 5) Menciptakan iklim (klimatologis) 6) Unsur pendidikan (edukatif) Penghijauan sekolah menurut kegunaannya adalah sebagai berikut: 1) Hijau sebagai pengaman : dimaksudkan untuk pengamanan sarana sekolah tertentu, agar tidak digunakan untuk kepentingan lain. Tumbuhan hijau sebagai pengaman yang ada di area SMK N 2 Pekanbaru adalah pohon Mahoni, pohon Ketapang, Pohon Matoa dan lain-lain. Tumbuhan tersebut dikatakan sebagai pengaman karena tumbuhan tersebut mempunyai daun yang rindang. Daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis sehingga tumbuhan dapat menghasilkan oksigen dan dalam proses fotosintesis yang dilakukan tumbuhan memerlukan karbon dioksida (CO 2 ). Berarti dengan keberadaan tumbuhan di akan dapat mengurangi CO 2 , menambah kesejukan suatu 18 tempat, menghambat dan mengurangi debu yang masuk ke dalam ruangan, meredam suara dan sebagainya. 2) Hijau sebagai taman sekolah : dimaksudkan untuk menjadikan sekolah sebagai sekolah hijau dan melestarikan keadaan sekitarnya. Tumbuhan hijau sebagai taman sekolah yang ada di area SMK N 2 Pekanbaru seperti tumbuhan Ketapang, tanaman Puding dan lain sebagainya. 3) Hijau sebagai sumber produksi : dimaksudkan penghijauan dengan tanaman/pohon-pohon yang produktif. Misalnya pohon-pohon produktif yang ada di area SMK N 2 adalah belimbing, matoa, Selain hasil fotosintesanya dapat menghasilkan oksigen yang bersih. Kebutuhan tanaman di area sekolah sesuai dengan jumlah warga sekolah adalah 350 tanaman keras. Kondisi tanaman yang ada di SMKN 2 berdasarkan pengamatan penulis adalah sebagai berikut : No Jenis Tanaman Jarak Tanam Umur Tanaman Jumlah Tanaman 1. Glondokan 1,5 meter - < 1 tahun - 1-3 tahun - 3- 6 tahun - > 6 tahun - 90 batang - 33 batang - 15 batang - 5 batang 2. Ketapang 3 meter - < 1tahun - 1-3 tahun - 3- 6 tahun - 6-9 tahun - > 9 tahun - 95 batang - 20 batang - 8 batang - 8 batang - 2 batang 3. Matoa 3 meter - < 1tahun - 1-3 tahun - 3- 6 tahun - 6-9 tahun - > 9 tahun - 10 batang - 5 batang - 10 batang - 10 batang - 2 batang 19 - 4. Mahoni 2,5 meter - < 1tahun - 1-3 tahun - 3- 6 tahun - 6-9 tahun - > 9 tahun - 20 batang - 10 batang - 5 batang - 3 batang - 3 batang 5. Palm 2 meter - < 1tahun - 1-3 tahun - 3- 6 tahun - > 6 tahun - 5 batang - 15batang - 5batang - 3 batang 6. pulai - 1-5 tahun 8 batang Total 300 batang Sumber: Data Primer Dari data yang ada, maka jumlah tanaman yang ada belum memenuhi kebutuhan minimum oksigen warga sekolah, dimana jumlah tanaman keras yang harus ditambah sebanyak 25 tanaman. Tanaman ini akan ditanam pada lahan kritis yang tersebar pada lima lokasi. 3.2.2. TAHAPAN PEMBUATAN RUANG TERBUKA HIJAU 3.2.2.1 Pemilihan jenis tanaman Berdasarkan bentuk massa, tajuk dan struktur tanaman,Laurie (1986) dan Djuwita (2007) mengelompokkan tanaman menjadi : a. Tanaman pohon Tanaman pohon adalah jenis tanaman berkayu yang biasanya mempunyai batang tunggal dan dicirikan dengan pertumbuhan yang sangat tinggi. Tanaman berkayu adalah 176 tanaman yang membentuk batang sekunder dan jaringan xylem yang banyak. Biasanya, tanaman pohon digunakan sebagai tanaman pelindung dan centre point. Flamboyan danadap 20 merah termasuk jenis tanaman pohon. Namun demikian pengelompokan pohon lebih dicirikan oleh ketinggiannya yang mencapai lebih dari 8m. Di SMKN 2 tanaman jenis ini seperti terlihat pada gambar dibawah ini
b. Tanaman perdu Tanaman golongan perdu merupakan tanaman berkayu yang pendek dengan batang yang cukup kaku dan kuat untuk menopang bagian-bagian tanaman. Golongan perdu biasanya dibagi menjadi tiga, yaitu perdu rendah, perdu sedang, dan perdu tinggi. Bunga sikat botol, krossandra dan euphorbia termasuk dalam golongan tanaman perdu. Di SMKN 2 tanaman jenis ini seperti terlihat pada gambar dibawah ini 21
c. Tanaman semak (shrubs) Tanaman golongan semak dicirikan dengan batang yang berukuran sama dan sederajat. Bambu hias termasuk dalam golongan tanaman ini. Pada umumnya tanaman ini mempunyai ketinggian di bawah 8 m. Di SMKN 2 tanaman jenis ini seperti terlihat pada gambar dibawah ini
d. Tanaman merambat (liana) Tanaman golongan liana lebih banyak digunakan untuk tanaman rambat dan tanaman gantung. Liana dicirikan dengan batang yang tidak berkayu dan tidak cukup kuat untuk menopang bagian tanaman lainnya. 22 Alamanda termasuk dalam golongan tanaman liana. Di SMKN 2 tanaman jenis ini seperti terlihat pada gambar dibawah ini
e. Tanaman Herba, Terna, Bryoids dan Sukulen Golongan herba (herbaceous) atau terna merupakan jenis tanaman dengan sedikit jaringan sekunder atau tidak sama sekali (tidak berkayu) tetapi dapat berdiri tegak. Kana dan tapak darah termasuk dalam golongan tanaman herba. Tanaman bryoids, terdiri dari lumut, paku-pakuan, dan cendawan. Ukurannya dibagi berdasarkan tinggi vegetasi. Bentuk dan ukuran daunnya ada yang besar, lebar, menengah, dan kecil (jarum dan rumput-rumputan) dan campuran. Tekstur daun ada yang keras, papery dan 179 sekulen. Coverage biasanya sangat beragam, ada tumbuhan yang sangat tinggi dengan penutupan horizontal dan luas, relatif dapat sebagai penutup, ada yang menyambung dan terpisah-pisah. Penutupan tumbuhan merupakan indikasi dari sistem akar di dalam tanah. Sistem akar sangat penting dan mempunyai pengaruh kompetisi pada faktor-faktor ekologi.
23 Tanaman sekulen adalah jenis tanaman lunak yang tidak berkayu dengan batang dan daun yang mampu menyimpan cadangan air dan tahan terhadap kondisi yang kering. Kaktus termasuk dalam golongan tanaman sekulen. Di SMKN 2 tanaman jenis ini seperti terlihat pada gambar dibawah ini
Beberapa Karakteristik Tanaman dalam Membentuk Ruang Unsur estetika / artistik visual sangat penting dalam membentuk ruang dan karakter arsitektural kota melalui penataan RTH yang baik. Masing- masing tanaman memiliki karakter yang khas. Beberapa unsur yang sering dipertimbangkan dalam memilih type estetika tanaman di perkotaan antara lain: a. Bertajuk indah b. Tajuk mudah dibentuk c. Berdaun indah d. Berbunga indah, dan e. Beraroma wangi / harum yang khas. 24 Sebagai unsur yang dominan dalam RTH, berdasarkan tampilan artistik visual dan estetika, pohon dapat dikelompokkan menjadi: a. Berdasarkan bentuk tajuknya, pohon dapat dikelompokkan menjadi : 1) pohon berbentuk tiang /kolom 2) pohon berbentuk paying 3) Pohon bertajuk bulat 4) Pohon bertajuk oval 5) Pohon bertajuk melebar di atas 6) Bohon bertajuk segi tiga 7) Pohon bertajuk tidak beraturan b. Berdasarkan kerapatan/kepadatan massanya, dapat dikelompokkan menjadi: 1) Transparan, seperti flamboyan dan cemara angin; 2) Sedang, seperti angsana, akasia, dan sebagainya. 3) Massif, seperti beringin dan cemara gembel; c. Berdasarkan kesan truktural yang ditimbulkannya, terdapat pohon yang memberi kesan : 1) Berstruktur ringan jika tanaman itu membneri kesan ramping, yaitu tanaman dengan cabang atau ranting kecil, berdaun kecil atau halus dan jarang; 2) Berstruktur sedang, yaitu jika batang, cabang, dan rantingnya sedang seperti palem hijau, rambutan, akalipa, dan sebagian jenis puring; 25 3) Berstuktur berat, jika batang, cabang dan rantingnya besar dan berdaun lebat seperti beringin, trembesi, dan karet munding; Selain itu ada pula pohon yang terkesan gagah seperti beringin, ataupun yang terkesan magis seperti kamboja dan cempaka.
3.2.3. Pengelompokan berdasarkan Pembentuk dan Ornamental Space Penanaman tumbuhan yang mempertimbangkan aspek arsitekrural akan lebih meningkatkan fungsi RTH. Penggolongan tanaman berdasarkan aspek arsitektural berarti tanaman itu fungsinya lebih ditingkatkan dalam konsep pembentukan ruang luar / space. Membentuk space berarti mengolah tanaman sebagai pembatas maupun pengisi space. Menurut Djamal (2005) dan DPU (1996), fungsi tanaman dalam pembentuk dan pengisi ruang meliputi: a. Tanaman Pelantai (Ground Cover) Tanaman pelantai adalah tanaman yang membentuk kesan lantai. Tanaman kelompok ini termasuk tanaman penutup tanah seperti rerumputan dan lumut. Tanaman ini setinggi tinggi sekitar mata kaki. Selain rumput, beberapa jenis tanaman herba berbunga juga sering dimanfaatkan sebagai penutup tanah. Selain untuk menutupi tanah dari curahan air hujan langsung, tanaman hias bunga ini pun memberikan kesan semarak karena akan berbunga pada masanya. Portulaka dan kacang hias merupakanjenis tanaman hias bunga yang sering digunakan sebagai penutup tanah di taman.
26 b. Tanaman Pendidinding, Pembatas dan Pengarah Tanaman pendinding adalah tanaman yang membentuk kesan dinding, dibagi menjadi : 1) Tanaman yang membentuk dinding rendah, yaitu tanaman setinggi mata kaki sampai setinggi lutut seperti semak yang masih pendek dan tanaman border (pembatas); 2) Tanaman yang membentuk dinding sedang, yaitu tanaman yang setinggi lutut sampai setinggi badan seperti semak yang sudah besar dan perdu; 3) Tanaman yang membentuk dinding tinggi, yaitu tanaman yang setinggi badan sampai beberapa meter seperti tanaman perdu dan beberapa jenis cemara dan bambu.
Selain sebagai physical barrier, tanaman ini dapat berfungsi menjadi pengarah pergerakan, pengontrol visual , kebisingan maupun debu dan polutan lainnya. Tanaman pembatas, pengarah dan pembentuk pandangan adalah jenis tanaman berbentuk pohon atau perdu yang berfungsi sebagai pembatas pemandangan yang kurang baik, pengarah gerakan bagi pemakai jalan pada jalan yang berbelok atau menuju ke suatu tujuan tertentu, juga karena letak dapat memberikan kesan yang berbeda sehingga dapat menghilangkan kejenuhan bagi pemakai jalan. Tanaman pengarah, penahan dan pemecah angina adalah jenis tanaman yang berfungsi sebagai pengarah, penahan dan pemecah angin, 27 dapat berbentuk pohon atau perdu yang diletakkan dengan suatu komposisi membentuk kelompok.
c. Tanaman Pengatap atau Peneduh Tanaman peneduh atau pengatap adalah jenis tanaman berbentuk pohon dengan percabangan yang tingginya Iebih dari 2 meter, mempunyai percabangan melebar ke samping seperti pohon yang rindang dan dapat memberikan keteduhan dan menahan silau cahaya matahari, terutama bagi pejalan kaki. Bentuk pengatapan juga dapat menggunakan tanaman pergola seperti bougenvile dan stefanot.
d. Tanaman sebagai Ornamen dan Pengisi Ruang Tanaman sebagai ornamen atau penghias adalah tanaman yang mempunyai warna menarik pada bunga, daun, kulit batang atau dahan, serta yang bertajuk indah. Sebagai tanaman penghias, bisa dimanfaatkan untuk menghias dinding, pengisi ruang atau yang lainnya. Kehadiran tanaman pengisi ruang cenderung menjadi point of interest melalui penataan yang sculptural. Tanaman untuk fungsi ini bias ditanam secara sendirian atau berkelompok (komunal)
3.2.4. Teknis Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman di RTH 3.4.1. Pekerjaan Penanaman Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan penanaman tanaman. Beberapa tahapan tersebut meliputi: tanaman peneduh lubang biopori lubang biopori lubang biopori lubang biopori lubang biopori lubang biopori lubang biopori lubang biopori lubang biopori lubang biopori tanaman pendiNding tanaman pelantai 28 a. Pekerjaan Persiapan Persiapan penanaman meliputi 1) Pembuatan desain RTH
Pembentukan Tanah Lansekap dengan penambahan tanah (urugan / fill) ataupun pengurangan tanah ( galian / cut) untuk menghasilkan bentukan lahan sesuai dengan rencana.
29
b. Pekerjaan Pemasangan Bangunan Taman Pekerjaan ini dilaksanakan sebelum pekerjaan penanaman tanaman dilakukan. Bangunan taman biasanya terdiri dari 1) Bak Tanaman
30 2) Pergola 3) Jalan Setapak 4) Bangku Taman 5) Selokan atau Tali Air.
6) kolam dan air mancur Untuk pembuatan atau selokan tali air pada daerah lansekap disesuaikan dengan kebutuhan pembuangan air di seluruh permukaan agar tidak terjadi genangan. Air yang menggenang akan menyebabkan pembusukan akar tanaman. Untuk pembuatan tali air biasanya Iangsung dibentuk dipermukaan tanah sedalam 10 cm - 15 cm dengan kelandaian yang diatur agar setelah tali air selesai dibuat, permukaannya dilapisi dengan rumput
31 c. Tahapan Penanaman Tanaman Pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus sesuai Gambar Rencana. Pembuatan/penggalian lubang tanam harus lebih besar dari perakaran bibit tanaman. Setelah selesai penanaman, semua lubang tanam (titik tanam) harus diurug kembali dengan media tanam (tanah subur + pupuk kandang). Di sekitar lubang (titik tanam) dibuatkan piringan untuk menampung siraman air.
3.2.5. Tahapan Kegiatan Pemeliharaan
Pekerjaan pemeliharaan tanaman harus selalu dilakukan, baik setelah penanaman maupun secara rutin pada masa pertumbuhannya. Pekerjaan ini termasuk juga pemangkasan dahan yang kering, penyiangan, perbaikan saluran-saluran yang tererosi, penggunaan fasilitas perlindungan, memperbaiki daerah-daerah dimana lempengan rumput tidak tumbuh dengan baik dan penggantian tanaman yang mati serta penyiraman 32
3.3 Kondisi eksisting lahan kritis sebelum dan setelah di buat ruang terbuka hijau di SMK N 2 Pekanbaru
Gambar 11. lahan kritis disebelah Badan Pusat Statistik, gambar 12. Lahan kritis yang sudah di tata menjadi RTH 33
Gambar 13. Lahan kritis disekitar Workshop Otomotif, gambar 14 lahan kritis yang sudah ditata menjadi RTH
Gambar 15. lahan kritis disekitar Aula, gambar 16. lahan kritis yang sudah ditata menjadi RTH
34
Gambar 17. lahan kritis disekitar Bangunan Gedung, Gambar 18. lahan kritis yang sudah ditata menjadi RTH
Gambar 19. lahan kritis disekitar Survey Pemetaan, Gambar 20. lahan kritis yang sudah ditata menjadi RTH
35 Penataan daerah resapan air di SMK N 2 Pekanbaru dilakukan dengan lubang biopori pada RTH dengan jarak 1 meter tiap lubang biopori, seperti terlihat pada gambar dibawah ini
36 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4. 1 Kesimpulan Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan maka dapat diambil kesimpulan : 1. Yang dimaksud lahan kritis di SMK N 2 Pekanbaru adalah daerah bekas tapak bangunan yang bergeser posisi bangunannya karena adanya renovasi ruang belajar dan workshop, dan daerah timbunan puing puing reruntuhan bangunan yang direnovasi sehingga daerah ini menjadi tandus. 2. Pada lokasi SMK N 2 Pekanbaru untuk kesediaan oksigen bagi warga sekolah diperlukan tanaman keras / jenis peneduh sebanyak 25 ( dua puluh lima ) tanaman yang sudah ditanam pada lahan kritis yang sudah ditata menjadi Ruang Terbuka Hijau dan daerah resapan air. 3. Penataan Ruang Terbuka hijau di SMK N 2 Pekanbaru tanaman yang ditanam pada lahan kritis terdiri atas tanaman peneduh, tanaman pendinding , tanaman pelantai .serta tanaman lain yang masuk kategori tanaman artistic visual. 4. Untuk menata daerah resapan air di lokasi SMK N 2 Pekanbaru, pada Ruang terbuka hijau dibuat lubang biopori dengan jarak satu meter satu lubang biopori.
37 4.2 SARAN 1. Disarankan pada semua warga sekolah agar bersama sama memelihara semua tanaman yang ada demi tercukupinya kebutuhan oksigen serta fungsi RTH yang lain. 2. Diharapkan dilakukan penelitian lanjutan demi terlaksananya pendidikan berwawasan lingkungan di SMK N 2 Pekanbaru.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2007. Desain Tanaman Hias di Koridor. Majalah Asri. Jakarta Anonimus. 2009a. Sick Building Syindrome. Media Informasi Lingkungan PSIL UNRI. Pekanbaru. 5(2): 28-30 Anonimus. 2009b. Urgensi Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis di Sekolah Dasar. Media Informasi Lingkungan PSIL UNRI. Pekanbaru. 6 (2):20-22 Anonimus. 2010. Perencanaan Pembangunan dan Rehabilitasi SMK SBI Invest. Jakarta.( Tidak dipublikasikan) Anonimus. 2010a. Tentang Sekolah Bertaraf Internasional. http://www.averroes.or.id/breaking-news/tentang-sekolah-bertaraf- internasional.html. Download: 28 Oktober 2010 Anwar, S. 2009. Alternatif Kebijakan Sekolah Dalam mewujudkan Program Go Green School Sebagai Antisipasi Dampak Pemanasan Gelobal. Http://one-geo.blogspot.com/2009/12/alternatif-kebijakan-sekolah- dalam.html. Download: 28 Oktober 2010) DIREKTORAT PEMBINAAN SMK. 2010. Pedoman Pelaksanaan Pembangunan dan Rehabilitasi SMK SBI Invest ( Tidak dipublikasikan). Jakarta DEPDIKNAS dan DIRJEN PMPTK. 2008. KTSP (Tidak dipublikasikan).Bandung Ernamaiyanti. 2009. Fruticose dan Foliose Lichens di Taman Wisata Tawangmangu, Solo, Jawa Tengah. Media informasi Lingkungan PSIL UNRI. Pekanbaru. 8 (2): 6-8 Fardiaz. 2006. Polusi Air dan Udara. Karnisus. Yogyakarta. Henry Feriadi dan Heinz Frick. 2008. Atap Bertanaman Ekologis dan Fungsional. Kanisius. Yogyakarta. Nybakken, W. J. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia. Jakarta KNLH. 2007. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta. Kementrian Negara Lingkungan Hidup.2010. Wujudkan sekolah peduli dan berbudaya Lingkungan. Jakarta. Kurniati.2010. Tanaman penghasil oksigen. Http://one- geo.blogspot.com/2009/12/alternatif-kebijakan-sekolah-dalam.html. Download: 28 Oktober 2010)
Matra, I B. 1985, Perencanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Pusat Penyuluhan Masyarakat. Jakarta. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. ( Tidak dipublikasikan . Bandung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan.2009. Pendidikan Berwawasan Lingkungan. Malang PPLH. 2009. ADIWIYATA Sekolah Peduli & Berbudaya Lingkungan. Pekanbaru Poerwadarminta.1976. Social Behaviour Housing Factor and Their Interactive Effects. Southeast Asian I trop. Meed . Thailand. Rita. M. dkk 2009. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Rohman, S.A. 1999. Pohon : Penyerap CO 2 Pencemar, Penghasil Oksigen Dan Penyimpan Karbon. Lembaga Penelitian Universitas Pakuan. Bogor Sukarni, M. 1994. Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Kanisius. Yogyakarta. Sarkowi. 2010. Dalam Http : www. Google . co. id. Ruang Lingkup Pendidikan Lingkungan Hidup/ 15 April 2010 Undang undang R.I. No. 20. 2003. Pendidikan Nasional . Jakarta. Undang Undang No 23. 1997. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta. UU. R I. No. 32. Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta . Viva Rahwidhiasa. 2005. taman Variegata. Griya Asri, Jakarta. Wahyu Surakusumah , 2009, // www. Google . co. id. Konsep Pendidikan Lingkungan /16 April 2010 Wahyu Askari. 2012,// www. Google . co. id. Konsep R uang Terbuka Hijau/17 April 2012