Anda di halaman 1dari 21

INDUKTOR

Willy Tambunan


INDUKTOR
Induktor adalah komponen elektronik pasif yang
dapat menghasilkan tegangan listrik berbanding
lurus dengan perubahan sesaat dari arus listrik
yang mengalir melaluinya. Induktor dapat
menimbulkan medan magnet sesuai dengan
kebutuhan. Solenoida panjang merupakan
contoh induktor paling dikenal.

Jika suatu induktor menghasilkan medan magnet
sedemikian rupa sehingga fluks megnetik yang
dicakup oleh setiap lilitannya sebesar |,
induktansi (L) induktor itu adalah :




Dengan N jumlah lilitan dan i arus yang dialirkan
melalui induktor itu.

L =
N|
i




Induktor Solenoida

Fungsi utama dari induktor di dalam suatu
rangkaian adalah untuk melawan fluktuasi arus
yang melewatinya. Aplikasinya pada rangkaian dc
salah satunya adalah untuk menghasilkan
tegangan dc yang konstan terhadap fluktuasi
beban arus
Pada aplikasi rangkaian ac, salah satu
gunanya adalah bisa untuk meredam perubahan
fluktuasi arus yang tidak dinginkan. Akan lebih
banyak lagi fungsi dari induktor yang bisa
diaplikasikan pada rangkaian filter, tuner dan
sebagainya.
Dari pemahaman fisika, elektron yang
bergerak akan menimbulkan medan elektrik di
sekitarnya. Berbagai bentuk kumparan, persegi
empat, setengah lingkaran ataupun lingkaran
penuh, jika dialiri listrik akan menghasilkan
medan listrik yang berbeda


Penampang induktor biasanya berbentuk
lingkaran, sehingga diketahui besar medan listrik
di titik tengah lingkaran adalah :



Medan Listrik
Jika dikembangkan, n adalah jumlah lilitan N
relatif terhadap panjang induktor l. Secara
matematis ditulis :


Lilitan per-meter
Lalu i adalah besar arus melewati induktor
tersebut. Ada simbol m yang dinamakan
permeability dan m
o
yang disebut permeability
udara vakum. Besar permeability m tergantung dari
bahan inti (core) dari induktor. Untuk induktor tanpa
inti (air winding) m = 1.
Jika rumus-rumus di atas di subsitusikan
maka rumus induktansi (rumus 3) dapat ditulis
menjadi :



Induktansi Induktor





Induktor selenoida dengan inti (core)

Keterangan :
L : induktansi dalam H (Henry)
m : permeability inti (core)
m
o
: permeability udara vakum
m
o
: 4 x 10-7
N : jumlah lilitan induktor
A : luas penampang induktor (m2)
l : panjang induktor (m)



t
U
I
S
Induktor adalah juga kumparan yang memiliki koefisien
induktansi sendiri (L), dan besarnya dinyatakan oleh
persamaan sebagai berikut :
| | S A n L / ) (
2
q =
Tegangan yang diterapkan pada inductor,
besarnya sebanding dengan perubahan arus
setiap saat dalam kumparan tersebut, dan
secara matematis ditulis sebagai berikut :

U = L ( di/dt ) Volt

Berdasarkan persamaan (U) diatas ada
beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai
berikut :

Bahwa tegangan pada inductor ada, apabila arus yang mengalir
melewatinya adalah arus yang berubah-ubah setiap saatnya (di/dt). Tetapi
kalau arus yang melewatinya tidak berubah-ubah dan arus itu adalah arus
yang konstan (arus DC) maka tegangan pada indktor tidak ada atau
inductor hanyalah sebagai kawat penghantar biasa sehingga drop
tegangan padanya sama dengan nol.
Bahwa apabila perubahan arus pada inductor itu terjadi cepat sekali atau
(dt) hamper sama dengan nol (dt = 0) maka dibutuhkan tegangan yang
besar sekali Volt sama dengan besar tegangan takterhingga. Perubahan
yang tiba-tiba pada inductor akan mengakibatkan juga perubahan tiba-
tiba energi yang disimpan dalam inductor itu [karena energi yang
tersimpan adalah (LI
2
)/2]. Selain itu perubahan energi tersimpan ini secara
tiba-tiba membutuhkan daya yang besar takterhingga, karena daya
[(energi)/t], jadi apabila (t) itu tiba-tiba atau (t = 0) maka daya yang
diperlkan sama dengan (energi/0) adalah suatu nilai yang besar tak
terhingga.


Secara grafis kedua pernyataan tersebut diatas dapat
digambarkan sebagai berikut :

i (t)
i (s) - 1 1 0 3 2
1 A
- 1 A
u (t)
i (s) - 1 1 0 3 2
3 V
- 3 V
Inilah rumus untuk menghitung nilai
induktansi dari sebuah induktor. Tentu saja
rumus ini bisa dibolak-balik untuk menghitung
jumlah lilitan induktor jika nilai induktansinya
sudah ditentukan.

Toroid
Ada satu jenis induktor yang kenal dengan
nama toroid. Jika biasanya induktor berbentuk
silinder memanjang, maka toroid berbentuk
lingkaran.
Biasanya selalu menggunakan inti besi
(core) yang juga berbentuk lingkaran seperti kue
donat.







Toroida


Jika jari-jari toroid adalah r, yaitu jari-jari
lingkar luar dikurang jari-jari lingkar dalam.
Maka panjang induktor efektif adalah kira-kira :


Keliling lingkaran toroida

Dengan demikian untuk toroida besar
induktansi L adalah :


Induktansi Toroida

Salah satu keuntungan induktor
berbentuk toroid, dapat induktor dengan
induktansi yang lebih besar dan dimensi yang
relatif lebih kecil dibandingkan dengan induktor
berbentuk silinder. Juga karena toroid umumnya
menggunakan inti (core) yang melingkar, maka
medan induksinya tertutup dan relatif tidak
menginduksi komponen lain yang berdekatan di
dalam satu pcb.
Energi Yang Tersimpan dalam
Induktor

Energi dalam induktor (kumparan) tersimpan
dalam bentuk medan magnet. Ketika sakelar
pada rangkaian R-L yang dihubungkan ke
tegangan searah (baterai) ditutup maka terjadi
pertumbuhan arus di/dt dalam rangkaian. Ini
menimbulkan ggl induksi diri antara unjung-
ujung induktor, yaiu : c = L di/dt
Usaha dW = c i dt
= L (di/dt) i di
= L i di
Usaha total yang dikerjakan selama arus melalui
induktor diubah dari i = 0 ke nilai tetap i
adalah :



Energi Induktor
}dW = L }i di
W =
1
/
2
Li
2

W
0
i
0
Contoh Soal
1. Arus tetap 4,5 A membangkitkan fluks magnetik
1,5 x 10
-4
Wb dalam kumparan yang terdiri atas
600 buah lilitan. Hitunglah induktansi diri
(Induktor) di kumparan tersebut.

Jawab :
L = N| = (600)(1,5 x 10
-4
) = 0,02 Henry
i 4,5

2. Sebuah solenoida terbuat dari kawat dengan 50
lilitan. Panjang solenoida 50 cm dan luasnya 10 cm
2

. Tentukanlah induktasi diri (Induktor) solenoida
dan energi dalam solenoida jika arus dalam
solenoida sebesar 25 A

Jawab :
Induktansi Solenoida (Induktor)
L =
o
A N
2
= (4t.10
-7
)(10
-3
)(50)
2

l 50 x 10
-2


= 2t .10
-5
Henry





Energi yang tersimpan dalam solenoida
W =
1
/
2
L i
2

=
1
/
2
(2t .10
-5
)(25)
2

= 6,25t x 10
-3
Joule

Anda mungkin juga menyukai

  • Absorpsi Timbal
    Absorpsi Timbal
    Dokumen11 halaman
    Absorpsi Timbal
    Zul Fadli
    Belum ada peringkat
  • Preancangan Proses 2
    Preancangan Proses 2
    Dokumen12 halaman
    Preancangan Proses 2
    Riduan Drizzle Acquirella McQueen
    Belum ada peringkat
  • Loop Reactor
    Loop Reactor
    Dokumen12 halaman
    Loop Reactor
    Riduan Drizzle Acquirella McQueen
    Belum ada peringkat
  • Makalah Isbd
    Makalah Isbd
    Dokumen20 halaman
    Makalah Isbd
    Riduan Drizzle Acquirella McQueen
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kimia Analitik
    Laporan Kimia Analitik
    Dokumen13 halaman
    Laporan Kimia Analitik
    Riduan Drizzle Acquirella McQueen
    Belum ada peringkat
  • Silabus Kelas 5 Sekolah Dasar
    Silabus Kelas 5 Sekolah Dasar
    Dokumen191 halaman
    Silabus Kelas 5 Sekolah Dasar
    Riduan Drizzle Acquirella McQueen
    Belum ada peringkat
  • Pengantar IAD
    Pengantar IAD
    Dokumen31 halaman
    Pengantar IAD
    Riduan Drizzle Acquirella McQueen
    Belum ada peringkat
  • Laporan Mikrobiologi
    Laporan Mikrobiologi
    Dokumen31 halaman
    Laporan Mikrobiologi
    Riduan Drizzle Acquirella McQueen
    Belum ada peringkat
  • Makalah ISBD
    Makalah ISBD
    Dokumen13 halaman
    Makalah ISBD
    Riduan Drizzle Acquirella McQueen
    100% (1)
  • Tugas Kelompok Fisika Optik
    Tugas Kelompok Fisika Optik
    Dokumen13 halaman
    Tugas Kelompok Fisika Optik
    Riduan Drizzle Acquirella McQueen
    Belum ada peringkat
  • Makalah ISBD
    Makalah ISBD
    Dokumen13 halaman
    Makalah ISBD
    Riduan Drizzle Acquirella McQueen
    100% (1)
  • Makalah ISBD
    Makalah ISBD
    Dokumen13 halaman
    Makalah ISBD
    Riduan Drizzle Acquirella McQueen
    100% (1)