Anda di halaman 1dari 5

Saterdag 11 Mei 2013

ASUHAN KEBIDANAN
NEONATUS BAYI DAN BALITA
FIMOSIS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Pada akhir tahun pertama kehidupan, retraksi kulit preputium ke belakang sulkus.
Glandularis hanya dapat dilakukan pada sekitar 50% anak laki-laki, hal ini meningkat menjadi
89% pada saat usia tiga tahun. Insidens fimosis adalah sebesar 8% pada usia 6 sampai 7 tahun
dan 1% pada laki-laki usia 16 sampai 18 tahun. Pada pria yang lebih tua, fimosis bisa terjadi
akibat iritasi menzhun. Fimosis bisa mempengaruhi proses berkemih dan aktivitas seksual.
Biasanya keadaan ini diatasi dengan melakukan penyunatan (sirkumsisi).
Fimosis, baik merupakan bawaan sejak lahir (kongenital) maupun didapat, merupakan
kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glans penis) tidak bisa ditarik ke belakang
untuk membuka seluruh bagian kepala penis. Kulit yang melingkupi kepala penis tersebut juga
dikenal dengan istilah kulup, prepuce, preputium, atau foreskin. Preputium terdiri dari dua lapis,
bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan belakang pada batang penis. Pada
fimosis, lapis bagian dalam preputium melekat pada glans penis. Kadangkala perlekatan cukup
luas sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka.

1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui lebih jauh tentang fimosis
Untuk menambah pengetahuan yang lebih mendetail.
Untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing


1.3 MANFAAT
Sebagai bahan acuan sebagai seorang calon bidan dalam mengamatifimosis
Sebagai bahan refrensi untuk mahasiswa kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Fimosis adalah penyempitan pada prepusium. Kelainan ini juga menyebabkan bayi/anak sukar
berkemih. Kadang-kadang begitu sukar sehingga kulit prepusium menggelembung seperti balon.
Bayi/anak sering menangis keras sebelum urine keluar. Fimosis didapat (fimosis patologik,
fimosis yang sebenarnya, true phimosis)timbul kemudian setelah lahir. Hal ini berkaitan dengan
kebersihan (higiene) alat kelamin yang buruk, peradangan kronik glans penis dan kulit preputium
(balanoposthitis kronik), atau penarikan berlebihan kulit preputium (forceful retraction) pada
fimosis kongenital yang akan menyebabkan pembentukkan jaringan ikat (fibrosis) dekat bagian
kulit preputium yang membuka.
Secara ilmiah fimosis adalah kondisi di mana prepusium tidak adapat di tarik ke proksimal
sampai korona glandis. Fimosis pada bayi terjadi karena adanya adhesi alamiah antara prepusium
dan glans penis.
2.2 Etiologi
a. Konginetal (fimosis fisiologis)
Fimosis kongenital (fimosis fisiologis) timbul sejak lahir sebenarnya merupakan kondisi normal
pada anak-anak, bahkan sampai masa remaja. Kulit preputium selalu melekat erat pada glans
penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta
diproduksinya hormon dan faktor pertumbuhan terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan
deskuamasi antara glans penis dan lapis glan dalam preputium sehingga akhirnya kulit preputium
terpisah dari glan penis.
5-13 tahun yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.
b. Fimosis didapat (fimosis patologik, fimosis yang sebenarnya, true phimosis) timbul kemudian
setelah. Hal ini berkaitan dengan kebersihan hygiene) alat kelamin yang buruk, peradangan
kronik glans penis dan kulit preputium (balanoposthitis kronik), atau penarikan berlebihan kulit
preputium (forceful retraction) pada timosis kongenital yang akan menyebabkan pembentukkan
jaringan ikat (fibrosis) dekat bagian kulit preputium yang membuka.

2.3 Manifestasi Klinis
Gangguan aliran urin seperti sulit kencing, pancaran urin mengecil, menggelembungnya ujung
prepusium penis pada saat miksi dan menimbulkan retensi urin. Higiene lokal yang kurang
bersih menyebabkan terjadinya infeksi pada prepusium (postitis), infeksi pada glans penis
(balanitis) atau infeksi pada glans penis dan prepusium penis (balanopostitis). Kadang ada
benjolan lunak di ujung penis karena adanya korpus smegma (timbunan smegma didalam sakus
prepusium penis)

2.4Patofisiologi
Phimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adesi alamiah antara
prepusium dengan glans penis. Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan berkembang, debris
yang dihasilkan oleh epitel prepusium (smegma) mengumpul di dalam prepusium dan perlahan-
lahan memisahkan prepusium dari glans penis. Ereksi penis yang terjadi secara berkala membuat
prepusium terdilatasi perlahan-lahan sehingga prepusium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke
proksimal. Pada usia 3 tahun, 90 % prepusium sudah dapat diretraksi. Tapi pada sebagian anak,
prepusium tetap lengket pada glans penis, sehingga ujung preputium mengalami penyempitan
dan akhirnya dapat mengganggu fungsi miksi. Smegma terjadi dari sel-sel mukosa prepusium
dan glans penis yang mengalami diskuamasi oleh bakteri yang ada disalamnya.

Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan penis tidak
berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup menjadi melekat pada kepala penis,
sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya bisa dari bawaan dari lahir, atau didapat,
misalnya karena infeksi atau benturan.
2.5 Tanda dan Gejala

1.Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukan urin
2.Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembung saat mulaibuang air
kecil yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh karena urin
yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung penis
sebelum keluar melalui muaranya yang sempit.
3.Biasanya bayi menangis dan mengejan saat buang air kecil karena timbul rasa sakit.
4. Kulit penis tak bisa ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan
5.air seni keluar tidak lancer,kadang-kadang menetes dan kadang-kadang memancar dengan arah
yang tidak dapat diduga
6. Bisa juga disertai demam
7. Iritasi pada penis
8. lubang penis tidak terdapat diujung penis, tetapi berada dibawah atau di dasar penis.
9. Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggelembung saat mulai miksi yang
kemudian menghilang setelah berkemih.hal tersebut disebabkan urin yang keluar terlebih dahulu
tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung penis sebelum keluar melalui
muaranya yang sempit.
10. Iritasi pada penis
12. penis anak menjadi merah.
13.Anak mengejan saat buang air kecil karena muara saluran kencing diujung tertutup

2.6 Komplikasi
Ada beberapa komplikasi pada fimosis antara lain :
1. Ketidaknyamanan/nyeri saat berkemih
2. Akumulasi secret dan segmen dibawah preputium yang kemudian terkena infeksi sekunder dan
akhirnya terbentuk jaringan parut.
3. Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin
4. Penarikan preputium secara paksa dapat berakibat kontriksi dengan rasa nyeri dan
pembengkakan glans penis yang disebut parafimosis.
5. Pembengkakan pada ujung kemaluan yang disebut ballonitis
6. Timbul infeksi pada saluran air seni (ureter)kiri dan kanan,kemudian menimbulkan kerusakan
pada ginjal
7. Fimosis merupakan satu factor resiko terjadinya kanker penis

2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
1. Fimosis disertai balanitis xerotica obliterans dapat diberikan salep dexamethasone 0,1% yang
dioleskan 3-4 kali sehari dan diharapkan setelah 6 minggu pemberian prepusium dapat diretraksi
spontan.
2. Dengan tindakan sirkumsisi, apabila fimosis sampai menimbulkan gangguan miksi pada klien.
Dengan bertambahnya usia, fimosis akan hilang dengan sendirinya.
Perawatan rutin pra bedah.
1) Menjaga kebersihan bagian alat kelamin untuk mencegah adanya kuman atau bakteri
dengan air hangat dan sabn mandi.
2) Penis harus dibersihkan secara seksama dan bayi tidak boleh ditinggalkan sendiri berbaring
seperti popok yang basah dalam waktu yang lama.
Perawatan pasca bedah
1) Setelah dilakukan pembedahan, akan menimbulkan komplikasi salah satunya perdarahan.
Untuk mengatasinya, dengan mengganti balutan apabila basah dan dibersihkan dengan kain/lap
yang berguna untuk mendorong terjadinya penyembuhan.
2) Mengganti popok apabila basah terkena air kencing.
3) Mengajarkan orang tua tentang personal hygiene yang baik bagi anak.
4) Membersihkan daerah luka setiap hari dengan sabun dan air serta menerpkan prinsip
protektif.
Umumnya jika fimosis tak kunjung sembuh setelah diberikan pengobatan berupa krim
dan peregangan, maka dokter akan menyarankan dilakukan sunat untuk membuang kulit kulup
tersebut.Hingga kini sunat atau khitan masih menjadi pengobatan yang efektif untuk fimosis,
dan sunat ini sendiri tidak akan mengganggu fungsi reproduksi dari anak tersebut nantinya.
Setelah dilakukan sunat, orangtua dan anak harus menjaga kebersihannya agar tidak terjadi
infeksi yang dapat menghambat saluran kemih kembali. Selain itu usahakan untuk selalu
membersihkan kepala penis perlahan-lahan setiap kali anak selesai buang air kecil. Hal ini
penting untuk menjaga kebersihan dan mencegah penyumbatan saluran kemih oleh kotoran
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fimosis adalah keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis
(glands) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga bayi dan anak
menjadi kesulitan dan kesakitan saat kencing.
Adapula tanda dan gejala pada fimosis di antaranya : Penis membesar dan menggelembung
akibat tumpukkan urine, Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembang
saat mulai buang air kecil yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan
oleh karena urine yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit
pada ujung penis sebelum keluar muaranya yang sempit,Biasanya bayi menangis dan mengejan
saat buang air kecil karena timbul rasa sakit, Kulit penis tidak bisa ditarik kearah pangkal ketika
akan dibersihkan, Air seni keluar tidak lancar.Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang
memancar dengan arah yang tidak dapat di duga, Bisa juga disertai demam, dan terjadi iritsi pada
penis.
B. Saran
Dalam mengerjakan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna,
maka dari itu saya meminta saran dan kritik yang dapat membangun agar kedepannya bisa lebih
baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

. Ngastiyah,2005,Perawatan Anak Sakit,Jakarta: EGC
Haws.,Paulette S.,2008,Asuhan Neonatus Rujukan Cepat,Jakarta; EGC



http://siti24siti.blogspot.com/2013/05/asuhan-kebidanan-neonatus-bayi-dan.html

Anda mungkin juga menyukai