Anda di halaman 1dari 5

A.

HIPERTROFI LABIA MINORA


1. Definisi
Hipertrofi labia minora pada alat kelamin wanita merupakan kondisi
dimana terjadi disproporsi dari ukuran labia minora relatif dari ukuran labia
mayora. Bagian lainnya bergabung dengan klitoris membentuk frenulum.
Labia minora bergabung dengan labia mayora di bagian posterior dan
dihubungkan dengan lipatan transversal dikenal denganfrenulum labia atau
fourchette : Kulit dan mukosa labia minora kaya akan kelenjar sebasea.
Pembekakan yang terjadi disekitar vagina bisa di sebabkan oleh kista,
abses, atau hernia. Tapi umumnya pembengkakan ini lebih disebabkan oleh
infeksi atau alergi sebagai penyebabnya.
2. Etiologi
a. kelainan genetic kromosom
b. kelainan mekanik.
c. Factor hormonal
3. Tanda dan gejala
Gejala yang timbul adalah pembengkakan di daerah vulva.
4. Diagnosis
Untuk mengetahui penyebab

pembengkakan, perlu dibedakan

berdasarkan lokasi, penampilan, dan gejala yang disertainya.


Ukuran dan bentuk labia minora berfariasi
Salah satu labia minora dapat menjadi lebih besar.

5. Penatalaksanaan
Tidak perlu terapi untuk kelainan ini. Namun apabila pembengkakan
ini mengganggu misalnya pada saat berjalan karena bergesekan dengan
pakean dalam, maupun karena melakukan hubungan seks perlu di lakukan

pembedahan untuk pengangkatan dan meratakan kembali labia minora yang


tidak simetris.

B. DUPLIKASI VULVA
1. Definisi
Duplikasi vulva adalah kelainan kongenital pada sistem reproduksi
dan masalah interseksi yang lebih berat, sehingga bayi itu tidak dapat hidup.
Kelainan-kelainan kongenital alat-alat genital dapat disebabkan oleh faktor
lingkungan, seperti keadaan endometrium yang mempengaruhi nutrisi
mudigah,

penyakit

metabolisme,

penyakit

virus,

akibat

obat-obatan

teratogenik, dan lain-lain yang terdapat dalam masa kehamilan. Sebagian


besar dari kelainan ini tidak mengikut sertakan ovarium atau genetalia
eksterna, sehingga banyak diantaranya tidak menampakkan diri sebelum
menarche atau sebelum perkawinan.

2. Etiologi
Disamping itu, terdapat kelainan-kelainan yang berasal dari kelainan
kromosom khususnya kromosom seks dan gangguan hormonal. Kelainan ini
sering kali menimbulkan masalah interseks. Pada seorang interseks bisa
terdapat bahwa jenis gonadnya tidak sesuai dengan kromosom seksnya atau
dengan morfologi genetalia interna, dan morfologi genetalia eksterna,
khususnya bentuk genetalia eksterna sedemikian rupa, sehingga jenis kelainan
bayi dari yang bersangkutan tidak dapat ditentukan dengan segera.
3. Diagnosis

Pemeriksaan fisik, radiologic, dan laboratorium untuk menegakan


diagnosis

pre/ante-natal kelainan congenital dengan beberappa cara

pemeriksaan air ketuban dan darah janin.


4. Patofisiologi
Pada umumnya kelainan kongenital ini merupakan kelainan dalam
petumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel
telur. Kelainan congenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus,
lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Bayi yang dilahirkan dengan
kelainan congenital yang besar, umumnya 20% akan meninggal dalam
minggu pertama kehiduupannya.
Angka kejadian kelainan congenital multiple. Angka kejadian kelainan
congenital bekisar 15 per 1000 kelahiran, angka kejadian ini akan menjadi 45% bila bayi diikuti teruus sampai berumur 1 tahun. Secara klinis ditemukan
angka kejadian kelainan congenital sebanyak 225 bayi diantara 19.832
kelahiran hidup atau sebesar 11,61 per 1000 kelahiran hidup.
5. Tanda dan gejala
tidak ada gejala awal untuk mengetahui hal ini dapat terjadi. Hal ini
hanya bisa diketahui hanya pada saat bayi baru lahir.
6. Penatalaksanaan
tidak ada penatalaksaan untuk hal ini karena biasanya bayi dengan
kelainan ini lahir mati.

ARTIKEL GINEKOLOGI
Tugas individu :
HIPERTROFI LABIA MINORA
DUPIKASI VULVA

Disusun Oleh :
NIM

AYU YASIM
13.005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SORONG
PRODI D.IV KEBIDANAN
TAHUN 2014

Anda mungkin juga menyukai