Anda di halaman 1dari 3

Satu Kota Bertobat: HEMET, California, USA

Kota yang terletak di lembah ini dulunya memiliki masalah yang


serius, sangat sering melakukan praktek satanisme, okultisme,
transcendental, sihir, pengajaran sesat, yoga, perdagangan kokain,
premanisme, bidat-bidat, dll.
Kota ini juga dikenal sebagai kota bagi para pensiunan, yang mau
hidup enak tanpa mau diganggu orang lain. Tetapi dibalik gaya
hidup santai ini terdapat sisi gelap yang mengintai.
Di kota ini juga terdapat kelompok preman yang jahat sehingga polisi
tidak mau pergi ke kota ini bila tanpa bantuan yang cukup. Bahkan
kelompok preman ini sempat merusak gereja San Jacinto Assembly of
God yang digembalai oleh pendeta Gordon Houston.
Selain premanisme, kota ini juga salah satu pusat perdagangan obat
bius, kira-kira ada 9 pabrik di kota ini yang menghasilkan
Amphetamine. Biasanya para penyelundup amphetamine ini
menyamarkan truk mereka sebagai truk pengangkut ternak.
Pertobatan kota Hemet tidaklah datang dengan mudah, 2 hamba
Tuhan (pendeta Bob Beckett dan pendeta Gordon Houston) ini pada
awalnya tidak menyenangi kota yang terletak di lembah itu, karena
kota itu penuh dengan kekerasan dan terletak 18 Km dari jalan tol.
Tetapi Tuhan berkata kepada pendeta Beckett,Maukah engkau
menghabiskan seluruh hidupmu di lembah ini bagiKu? dan Tuhan
juga berkata kepada pendeta Houston,Aku mempunyai sebuah
rencana jikalau engkau membuat komitmen atas tempat ini.
Kemudian mereka membeli sebidang tanah kuburan di pinggir kota
dan mulai berkomitmen dan menyerahkan hidup mereka untuk kota
itu.
Dipenuhi dengan kerinduan yang baru atas masyarakat kota itu,
mereka dengan beberapa orang memulai komitmennya dengan doa
puasa semalam di sebuah pondok di pinggir kota dekat gunung;
mereka juga melakukan doa syafaat secara intensif, bukan saja
intensif tetapi juga berdoa secara fokus pada masalah-masalah yang
terdapat dalam kota itu; mereka tahu jika mereka berdoa maka
mereka telah menyentuh sesuatu di alam roh.
Dan ternyata tidak lama setelah ituhasilnya sangat mengesankan,
jumlah anggota kelompok okultisme yang pernah menjadi ancaman
menurun hingga 3-10% dari jumlah penduduk, bidat Kristen masih
ada tetapi banyak kelompok sesat lainnya telah lama pergi; pusat
pelatihan meditasi transcendental terbakar habis tapi herannya tidak
membakar bangunan di sebelah kiri dan kanannya; hasil lainnya
adalah jumlah orang yang meninggal dan yang masuk penjara karena
premanisme berkurang hingga tidak pernah terjadi lagi. Bahkan
suatu kali ketika pendeta Houston sedang berkhotbah, salah satu
anggota geng yang terkenal jahat di kota itu masuk ke dalam gereja,
menghampirinya dan berkata,Aku ingin diselamatkan sekarang
juga. Selanjutnya anggota-anggota geng yang ikut bertobat, dan
sebagai bukti pertama setelah pertobatan mereka, mereka
membersihkan grafiti yang pernah mereka buat di dinding gereja.
Lalu pendeta Houston dan jemaat juga berdoa kepada Allah bagi
seluruh keluarga mereka yang lain agar memberikan kesempatan
kepada mereka untuk datang kepada Tuhan, dilepaskan dari
pengaruh narkoba dan diselamatkan. Dan Allah benar-benar
melakukannya terhadap seluruh keluarga mereka; semua anak muda
dan setiap orang datang untuk mengenal Tuhan; mereka
meninggalkan kegiatan obat bius dan geng mereka.
Segalanya sungguh berubah, menurut Sony, mantan pengedar obat
bius yang telah bertobat: perdagangan obat bius di kota itu menurun
hingga 75%, semua ini berkat para pendoa syafaat; peristiwa ini
membuat usaha obat bius di kota itu bernilai jutaan dollar menjadi
gulung tikar.
Jumlah jemaat di gereja San Jacinto (Assembly of God) yang
digembalai oleh pendeta Houston kota itu menjadi peraih nilai
akademik tertinggi dan jumlah putus sekolah terendah di seluruh
kawasan Amerika Barat. Seluruh masyarakat di kota itu bekerja
sama, memerangi dan mengusir kuasa iblis dari kota itu.
Gereja-gereja di kota Hemet tidak lagi tercerai-berai namun sekarang
bergabung dalam satu kesatuan, yakni perhimpunan orang percaya.
Mereka saling berlomba secara positif, bahkan saling bertukar
mimbar: misalnya Pendeta Baptis berkhotbah di gereja
Pentakosta dan sebaliknya. Pelayanan mimbar tidak lagi dibatasi
oleh sekat-sekat denominasi, dan hal ini mengubah kehidupan
bergereja serta mempererat tali persaudaraan di antara mereka.
Bahkan puluhan gereja di kota Hemet pernah mensponsori suatu
kegiatan sosial yang dinamai Convoi of Hope / Konvoi Pengharapan
dimana ribuan penduduk menerima makanan gratis, pakaian,
layanan medis, dan suntikan kasih Allah. Hasil dari pelayanan ini,
300 orang memberi hati mereka kepada Kristus.
Gereja-gereja di kota Hemet telah mengalami arti GEREJA yang
sesungguhnya, tidak hanya duduk di dalam ruang tembok tertutup,
namun bertindak dan menyentuh kehidupan orang-orang di sekitar
mereka. Mereka menyadari bahwa yang terpenting bukanlah
membangun gedung gereja, tetapi juga membangun umat Allah,
Tubuh Kristus; bukan sekedar memperbanyak gedung gereja, tetapi
menumbuhkan kerajaan Allah.
Hemet memang bukanlah kota yang sudah sempurna, tetapi Hemet
telah mengalami perubahan yang sangat besar oleh kuasa Allah dan
masyarakat kota Hemet tidak sama lagi seperti yang dahulu.

Anda mungkin juga menyukai