Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

PERILAKU ORGANISASI
( Motivasi dalam Organisasi )
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perilaku organisasi
Dosen mata kuliah:
Drs.D.Deni Koswara, M.Pd.
Cepi Triatna, S.Pd., M.Pd.









oleh:

Dede Rusnadi
(0901190)









JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Motivasi dalam Organisasi
A. Pengertian motivasi dan proses motivasi
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau menggerakan.
Motivasi (motivation). dari pengertian itu maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa
sesungguhnya motivasi adalah dorongan yang menggerakan seseorang untuk melakukan
suatu aktivitas atau tindakan tertentu.
Dalam kehidupan, motivasi memiliki peranan yang sangat penting karena motivasi
adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia,supaya mau
bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal ( Hasibuan 2001 :141). Tanpa adanya
motivasi dalam diri seseorang maka dapat dipastikan bahwa orang itu tidak akan bergerak
sedikitpun dari tempatnya berada.
Koontz, ODonnell, Weihrich (1993:115&117) sendiri menyatakan bahwa: Motivasi
merupakan sutu rantai reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang menimbulkan
keinginan atau upaya mencapai tujuan yang selanjutnya mencapai tensi (ketegangan ) yaitu
keinginan yang belum terpenuhi yang kemudian menyebabkan timbulnya tindakan yang
mengarah kepada tujuan dan akhirnya memuaskan keinginan Ia juga mengatakan bahwa
Motivasi mengacu pada dorongan dan upaya untuk memuaskan suatu keinginan atau tujuan.
Proses Motivasi
Proses motivasi berawal dari adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga
menciptakan ketegangan yang menimbulkan dorongan-dorongan dalam diri seseorang.
Dorongan-dorongan ini menimbulkan upaya pencarian guna memenuhi atau memuaskan
kebutuhan, pada akhirnya tekanan yang dirasakan menurun. Pada saat tekanan menurun,
maka motivasi juga menurun. Karena itu, tekanan-tekanan yang proporsional harus dilakukan
secara kontinyu agar dorongan untuk bertindak selalu hidup dalam diri seseorang.

B. Teori Motivasi
a. Teori Maslow
Salah satu teori motivasi yang paling banyak diacu adalah teori "Hirarki Kebutuhan"
yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow memandang kebutuhan manusia
berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan
yang paling tinggi. Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan
kadar pentingnya adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan Fisiologis (Basic Needs)
Misalnya sandang, pangan, papan dan kesejahteraan individu.
2) Kebutuhan akan Rasa Aman (Securily Needs)
Dikaitkan dengan kerja maka kebutuhan akan keamanan sewaktu bekerja, perasaan aman
yang menyangkut masa depan karyawan.
3) Kebutuhan Afiliasi atau Akseptansi (Social Needs)
a) Kebutuhan akan perasaan diterima di mana ia bekerja
b) Kebutuhan akan perasaan dihormati
c) Kebutuhan untuk bisa berprestasi
d) Kebutuhan untuk bisa ikut serta
4) Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs)
Jenis kebutuhan ini menghasilkan kepuasan seperti kekuasaan, prestise, status dan
keyakinan akan diri sendiri.
5) Kebutuhan Perwujudan Diri (Self-Actualization) Kebutuhan ini merupakan kebutuhan
paling tinggi, yakni kebutuhan untuk menjadi orang yang dicita-citakan dan dirasakan
mampu mewujudkannya. (Koontz, 1990:121)
b. Teori Dua Faktor Herzberg Herzberg mengklaim telah menemukan penjelasan dua
faktor motivasi yaitu:
1) Hygiene Factors, yang meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi, kondisi
kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi
perusahaan.
2) Motivation Factors, yang dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan,
pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan.
(Koontz, 1990:123)
c. Teori Kebutuhan ERG Alderfer
Teori ERG Alderfer (Existence, Relatedness, Growth) adalah teori motivasi yang
dikemukakan oleh Clayton P. Alderfer. Teori Alderfer menemukan adanya 3 kebutuhan
pokok manusia:
1. Existence Needs (Kebutuhan Keadaan) adalah suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup
sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah dari Maslow yaitu meliputi kebutuhan
fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman serta hygienefactors dari Herzberg.
2. RelatednessNeeds(Kebutuhan Berhubungan), mencakup kebutuhan untuk berinteraksi
dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan afiliasi dari
Maslowdanhygiene factors dari Herzberg.
3. Growth Needs (Kebutuhan Pertumbuhan) adalah kebutuhan yang mendorong
seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri
atau lingkungan. Realisasi dari kebutuhan penghargaan dan perwujudan diri dari
Maslow dan motivation factors dari Herzberg.(Koontz, 1990:121)
d. Teori Motivasi Ekspektansi
Teori motivasi ini diungkapkan oleh Vroom. Vroom mengemukakan bahwa orang-
orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila
mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.
(Koontz, 1990:123)
e. Teori Motivasi Klasik
Teori motivasi ini diungkapkan oleh Frederick Taylor yang menyatakan bahwa
pekerja hanya termotivasi semata-mata karena uang. Konsep ini menyatakan bahwa
seseorang akan menurun semangat kerjanya bila upah yang diterima dirasa terlalu sedikit
atau tidak sebanding dengan pekerjaan yang harus dilakukan. (Griffin, 1998:259)
f. Teori X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor. Ia membedakan 2 tipe pekerja yaitu
X dan Y.
1) Teori X, menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya malas dan tidak mau bekerja
sama.
2) Teori Y, menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya energik, berorientasi kepada
perkembangan, memotivasi diri sendiri, dan tertarik untuk menjadi produktif. (Griffin,
1998:260)
C. Penerapan Motivasi dalam Organisasi
Motivasi merupakan hal yang sangat diperlukan dalam sebuah organisasi karena tanpa
adanya motivasi dalam organisasi akan sulit organisasi tersebut dalam mencapai tujuannya,
dengan menerapkan motivasi dalam organisasi maka disuatu organisasi tersebut akan
terciptanya komunikasi yang baik dan kerjasama yang baik antara anggota dan pemimpinnya,
terbuka dan transparan.
Secara individual, upaya motivasi bisa dilakukan melalui upaya-upaya mengontrol,
menilai lalu memotivasi diri sendiri. Namun, ada kalanya kesadaran untuk memotivasi diri
tidak muncul dalam diri seseorang, karena itu diperlukan motivasi eksternal yang bisa berasal
dari atas, keluarga, rekan sejawat, guru dan lainnya.
D. Motivasi dan Kinerja
Motivasi dan kinerja merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya
memiliki keterkitan yang sangat erat. Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia
dari kata dasar "kerja" yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti
hasil kerja.
Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan
kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak
mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan/instansi menghadapi
krisis yang serius. Kesan-kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan
tanda-tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.
Dalam hal ini motivasi sangat penting dalam memepengaruhi kinerja dimana motivasi
merupakan kondisi menggeraakan diri pegawai terarah unutuk mecapai tujuan kerja dimana
motivasi dapat dikatakan sebagai bagian kinerja yang dihasilkan didalam sebuah organisasi.
Sebagai manajer atau pemimpin harus dapat memotivasi karyawan atau pegawainya agar
kinerja pegawai tersebut dapat meningkat, mungkin karena karena adanya tekanan batin,
kejenuhan dalam mengerjakan tugas, disinilah peran pemimpin atau manajer harus mampu
memotivasi pegawainya.

Kesimpulan :
Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri setiap individu. Motivasi tersebut dapat
terwujud apabila ada orang yang orang yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Proses
motivasi dapat diawali dengan adanya kebutuhan yang tidak terpuaskan, tegangan, dorongan,
perilaku pencarian, kebutuhan dipuaskan, dan pengurangan tegangan. Jika karyawan yang tidak
merasa puas akan pekerjaannya cenderung akan bertindak berbeda dengan karyawan yang sudah
merasa puas terhadap pekerjaannya, dia akan melakukan pekerjaannya yang terbaik tapi bagi
karyawan yang belum merasa puas didalam melakukan pekrjaannya tdak maksimal. Hal ini yang
disebut ketegangan dan dengan adanya ketegangan ini yang dapat mendorong karyawan untuk
mencari penyebab nebgapa pekerjaannya kurang maksimal, dan setelah karyawan tersebut dapat
menemukan penyebeb itu akan berubah menjad kebutuhan yang terpuaskan.
Motivasi dalam organisasi dapat terwujud apabila seorang manajer/pemimpin dapat
memotivasi atau mendorong karyawannya untuk melakukan dan menyelesaikan tugasnya
dengan baik, apabila hal ini diterapkan dalam organisasi akan muncul hal-hal positif seperti
halnya dapat menciptakan komunikasi dan kerjasama yang baik antara pemimpin dan
anggotanya serta dapat terwujud organisasi yang baik dan tercapainya tujuan.
Motivasi dalam Organisasi sangat penting, karena adanya motivasi, maka akan mendorong
suatu organisasi tersebut menjadi semakin maju dan mempercepat mencapai tujuannya,
motivasi yang baik seharusnya ada pada setiap lapisan organisasi , motivasi yang sama
juga menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi perkembangan organisasi.

contoh kongkrit motivasi yang diberikan pada suatu organisasi dalam suatu perusahaan
adalah :
1. memberikan penghargaan bagi karyawan yang rajin.
2. kenaikan gaji 2x lipat jika melampaui target yang ditentukan,
dan lain sebagainya,,

karena motivasi seperti diatas , maka semua pekerja yang ada didalamnya akan berlomba-
lomba melakukan yang terbaik bagi perusahaan atau organisasi tersebut dan organisasi
atau perusahaan tersebut pun menjadi semakin dinamis dan maju dalam usahanya.


Sumber referensi :

http://groups.yahoo.com/group/manajemen/message/15342
www.ramkur.com/2008/05/motivasi-dalam-organisasi.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/teori-motivasi-kerja.html


Proses Timbulnya Motivasi :
1. Kebutuhan yang belum terpenuhi
2. Mencari dan memilih cara cara memuaskan kebutuhan
3. Prilaku yang diarahkan pada tujuan
4. Evaluasi prestasi
5. Imbalan atau hukuman
6. Kepuasan
7. Menilai kembali kebutuhan yang belum terpenuhi

Proses Atau Skema Timbulnya Motivasi



Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Berorganisasi
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berorganisasi sangat banyak,disini saya akan
menyebutkan beberapa contoh nya :

1. Leadership

Kepemimpinan meliputi proses memproses dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok
dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat
dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam
menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, maupun atasan pimpinan itu sendiri.


2. Budaya

Adanya konsep budaya yang dikembangkan oleh pakar oraganisasi menjadi bagian yang erat
kaitannya dengan aspek-aspek pengembangan organisasi. Maka muncullah istilah Budaya
Organisasi. secara sederhana budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai dan cara
bertindak yang dianut organisasi (beserta para anggotanya) dalam hubungannya dengan pihak
luar. Secara umum, perusahaan atau organisasi terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang
kepribadian, emosi dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi berbagai orang
tersebut membentuk budaya organisasi.

3. Iklim Organisasi

iklim organisasi merupakan karakteristik yang membedakan satu organisasi dengan organisasi
lainnya dan mempengaruhi orang-orang dalam organisasi tersebut.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kelompok (teamwork) dalam bekerja dapat
dikategorikan sebagai berikut :

A. Tujuan

Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu team dalam bekerja. Namun hal tersebut belum
cukup jika visi, misi dan tujuan yang ditetapkan tidak sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para
anggota.

B. Tantangan

Manusia dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut fight atauflight syndrome. Ketika
dihadapkan pada suatu tantangan, secara nalurimanusia akan melakukan suatu tindakan untuk
menghadapi tantangan tersebut (fight) atau menghindar (flight). Dalam banyak kasus tantangan
yang ada merupakan suatu rangsangan untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan
tersebut justru merupakan motivator.
Namun demikian tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan tantangan.Sebuah team tidak
selamanya akan menghadapi suatu tantangan. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya
memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang dalam interval. Salah satu criteria yang
dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari
tugas tersebut. Jika terlalu sulit, mungkin dapat dianggap sebagai hal yang mustahil
dilaksanakan, maka team bisa saja menyerah sebelum mulai mengerjakannya. Sebaliknya, jika
terlalu mudah maka team juga akan malas untuk mengerjakannya karena dianggap tidak akan
menimbulkan kebanggaan bagi yang melakukannya.

C. Keakraban

Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia kawan, dan
merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai dan berusaha keras untuk
mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi
sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi
langsung serta dukungan antara sesama anggota team.

D. Tanggungjawab

Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab. Tanggungjawab
mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu
keputusan. Team yang diberi tanggungjawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan
memilikimotivasi kerja yang tinggi.

E. Kesempatan Untuk Maju

Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri,mempelajari konsep
dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah
team setiap anggota merasabahwa team tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk
melakukanhal-hal tersebut di atas maka akan tercipta motivasi dan komitment yang tinggi. Hal
ini penting mengingat bahwa perkembangan pribadi memberikan nilai tambah bagi individu
dalam meningkatkan harga diri.

F. Kepemimpinan

Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting dalam
mendapatkan komitment dari anggota team. Leader berperan dalam menciptakan kondisi
kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan harmonis. Seorang leader yang baik juga
dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatas.
LABEL: MANAJEMEN

Anda mungkin juga menyukai