Anda di halaman 1dari 4

Ilustrasi Kasus

Seorang wanita berusia 68 tahun datang ke IGD RSCM dengan keluhan utama kelemahan sisi
tubuh kanan mendadak sejak 6 hari yang lalu. Alloanamnesa yang dilakukan melalui anak pasien
diceritakan bahwa 6 hari yang lalu saat pasien hendak bangun tidur pagi, tubuh pasien sebelah kanan tiba-
tiba terasa berat sehingga tidak bisa diangkat. Selain itu, mulut pasien juga terlihat mencong ke kanan.
Bicara pasien terdengar pelo, sehingga perkataannya menjadi sulit dimengerti oleh yang mendengar.
Dikatakan sakit kepala, pusing berputar/bergoyang, mual, dan muntah disangkal. Gangguan penglihatan,
pendengaran, dan kejang juga disangkal.
Setelah itu pasien dibawa berobat ke dokter umum. Dianjurkan oleh dokter untuk langsung pergi
ke IGD rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut. Karena pasien belum mempunyai jaminan
kesehatan, anak pasien memilih untuk berobat jalan terlebih dahulu. Dokter tersebut meresepkan obat
pulang berupa Captopril 1x25mg, Brainact 1x500mg, metilprednisolon 3x4mg, cefixime 2x1 capsul.
Pasien diminta kontrol 5 hari kemudian.
Selama 2 hari di rumah pasien tidak mengalami perbaikan, kelemahan tubuh sebelah kanan tidak
terlihat makin memberat. Pasien juga bila berbicara tidak jelas dan tampak sulit mengerti pembicaraan
orang lain. Lalu pasien dibawa berobat ke IGD RSCM. Di rumah sakit, pasien tampak tidak dapat
menggerakkan tubuh sebelah kanannya sama sekali, berbeda ketika di rumah pasien masih dapat
menggeser tangan dan kaki kanannya. Pasien cenderung lebih banyak tidur. Bicara pelo masih ada.
Kadang-kadang pasien tersedak dan batuk. Pasien seperti sulit berkonsentrasi dan terkadang tidak dapat
mengikuti perintah yang kita ucapkan. Keluhan sakit kepala, pusing berputar, mual muntah, kejang,
pandangan ganda/kabur disangkal.
Pada riwayat penyakit dahulu pasien menderita hipertensi sejak 10 tahun, tapi tidak minum obat
teratur. Sakit kencing manis, stroke, trauma, dan penyakit jantung disangkal. Pasien sehari-hari tinggal
sendiri.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran
komposmentis, tekanan darah 140/70 mmHg, frekuensi nadi 96x/menit, frekuensi napas 18x/menit dan
suhu afebris. Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal.
Pada pemeriksaan status neurologis, Skala Koma Glasgow (SKG) E4M5Vafasia, didapatkan
parese nervus VII dan XII dextra sentral, kekuatan motorik kesan hemiplegi dextra, serta pemeriksaan
sensorik dan otonom masih sulit dinilai.
Data laboratorium saat di IGD didapatkan :
Hasil Lab 8 Juli 2014
Pemeriksaan Hasil Normal Pemeriksaan Hasil Normal
Hb 12,2 13 17 Na 156 135 147
Ht 37,1 40 48 K 4,7 3,5 5,5
Leukosit 15.200 5000 10000 Cl 141 100 106
Trombosit 336.000 150000 400000 Ureum 149 < 50
pH 7,35 7,350 7,450 Kreatinin 1,91 0,8 1,3
pCO
2
23,4 35,00 45,00 SGPT 13 <23
pO
2
141,9 75,00 100,00 SGOT 33 <24
Saturasi O
2
99,1 95 98 PT 11,1(11,5)
GDS 109 0 200 APTT 35,8(33,8)




Pasien dilakukan pemeriksaan foto thorax pada tanggal 8 Juli 2014, dengan hasil aorta kalsifikasi,
tidak tampak adanya kelainan radiologis pada jantung dan paru. Lalu sehari selanjutnya, tanggal 9 Juli
2014 dilakukan pencitraan CT-Scan kepala tanpa kontras pada pasien, didapatkan infark di basal ganglia
kiri dan pons kiri.

Gambar 1. Foto Thorax (8 Juli 2014)


Gambar 2. CT Scan Kepala Non Kontras (9 Juli 2014)
Pasien dilakukan pemeriksaan diagnostik TCD-CD pada tanggal 21 Juli 2014, didapatkan
kesimpulan berupa: Thickening intima media complex, Non stenotic hard plaque at Left carotid bulb and
Left ICA, Non stenotic multiple heterogenous plaque at Right carotid bulb, RICA tortous grade III.


Gambar 3. Hasil TCD-CD (21 Juli 2014)
Selama di ruang perawatan pasien mendapatkan terapi asam folat 2x5 mg, neurodex
2x100 mg, aspilet 1x80 mg, captopril 3x25 mg, simvastatin 1x 20 mg.
Diagnosis
Diagnosis Klinis : Parese N.VII dan XII dextra sentral, hemiplegic dextra, afasia motorik
Diagnosis Topis : Ganglia basalis sinistra, pons sinistra
Diagnosis Patologis : Vaskular
Diagnosis Etiologis Infark cerebri

Prognosis
Quad ad vitam : dubia ad malam
Quad ad functionam : dubia ad malam
Quad ad sanationam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai