Anda di halaman 1dari 15

SAINS KIMIA

KELOMPOK 4 :
1. M. WAWAN FATWA
2. ERNI ZUHARA
3. KHURRIYATUL KHAIR

SAINS KIMIA
PRODUKSI PLASTIK KOMPOSIT DARI
CAMPURAN TAPIOKA-ONGGOK
TERMOPLASTIS DENGAN COMPATIBILIZED
POLIETILEN
Experimented by :
Niken Ayu Permatasari, Titi Candra Sunarti , Indah Yuliasih

Mengapa Bioplastik ?
bahan baku onggok dan tapioca mudah didapat.
Kandungan tepung singkong/onggok yang ada dalam ecoplas
mendorong mikroorganisme tanah untuk mengurai sampah
plastik tersebut sampai hancur, sehingga tidak menimbulkan
pencemaran bagi tanah, air, laut, maupun udara seperti halnya
yang disebabkan oleh kantong plastik biasanya.
memberikan peluang bagi para petani singkong
untuk mendapatkan penghasilan yang lebih layak.
Mengapa Tapioka dan
Onggok ?
Pendahuluan
Ukuran partikel tapioka dan onggok yang jauh
lebih besar dibandingkan dengan partikel plastik
sintetik, menyebabkan sifat film hasil
campurannya menunjukkan tidak terjadinya
kopolimerisasi diantara keduanya dan
menyebabkan sifat fisik mekaniknya tidak optimal.
Selain itu campuran polimer alami dan polimer
sintetik memiliki kekurangan yaitu rendahnya
kompatibilitas antar monomer penyusun, oleh
karena itu dibutuhkan compatibilizer.
Pendahuluan
Termoplastisasi tapioka dan onggok
diharapkan dapat memperbaiki
karakteristiknya. Penelitian ini mengkaji
pengaruh penambahan serat dan konsentrasi
gliserol dalam campuran tapioka-onggok
termoplastis terhadap karakteristik plastik
komposit polietilen untuk mendapatkan
plastik dengan sifat fisik mekanik dan sifat
biodegradasi yang baik.
Metode

Melalui metode termoplastisasi, material
plastik ternyata dapat dibuat dari bahan
yang dapat diperbarui (renewable), yaitu
onggok dan pati ubi kayu (tapioca) yang
dicampurkan dengan plastik sintetis serta
zat aditif lainnya dengan proporsi tertentu.
Hasilnya adalah plastik komposit dengan
karakteristik menyerupai plastik sistetis,
namun dapat diuraikan secara alamiah
(biodegradable) dan tidak beracun.
.
Analisis Bidang Kimia
Polimer disebut juga dengan makromolekul
merupakan molekul besar yang dibangun
dengan pengulangan oleh molekul sederhana
yang disebut monomer.
Klasifikasi polimer salah satunya berdasarkan
ketahanan terhadap panas (termal). Klasifikasi
polimer ini dibedakan menjadi dua, yaitu
polimer termoplastik dan polimer termoseting.

1. Polimer Termoplastik
adalah polimer yang mempunyai sifat tidak
tahan terhadap panas. Ex : Polietilena (PE),
Polivinilklorida (PVC), Polipropena (PP),
Polistirena.
2. Polimer Termoseting
adalah polimer yang mempunyai sifat tahan
terhadap panas. Ex : Bakelit = fitting lampu
listrik, steker listrik, peralatan fotografi, radio.

Hasil
1. Plastik komposit dengan komponen pati
yang lebih dominan lebih mudah
terdegradasi dan dapat ditumbuhi
kapang Penicillium sp. dan Aspergillus
niger mencapai 85-100%.

2. Semakin besar kadar serat dalam
campuran, semakin besar energi yang
diperlukan untuk mencampurkan bahan,
semakin lama waktu untuk menjadi
homogen dan produk termoplastis
berwarna kecoklatan.
Hasil
3. Semakin meningkatnya konsentrasi gliserol, semakin
kecil energi pada proses pencampuran dan produk
termoplastis terlihat berminyak.

4. Plastik komposit dari pencampuran 40% tapioka-
onggok termoplastis dan compatibilized HDPE dengan
kadar serat 15% dan konsentrasi gliserol 30% merupakan
perlakuan terbaik yang mampu menghasilkan plastik
komposit dengan sifat mekanik, termal, biodegradabilitas
dan morfologi permukaan yang baik.
GREEN!!

Anda mungkin juga menyukai