Daun pegagan (Centella asiatica (L) urban), sudah banyak digunakan masyarakat sebagai
obat kontrasepsi tradisional yang dianggap lebih aman untuk dikonsumsi.
Pada penelitian ini, pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L) urban) terhadap kadar hormon estradiol terjadi penurunan akibat dari kandungan dari daun pegagan yaitu triterpenoid saponin. Triterpenoid saponin mengandung steroid yaitu diosgenin atau yang sering disebut dengan genin. Genin dapat diubah menjadi progesteron memalui proses kimia yang disebut penguraian maker yang menghasilkan testosteron dan estradiol. Kadar estradiol yang tinggi akan menghambat (inhibin) hipofisis anterior dengan umpan balik negatif, sehingga hormon F! dan "! tidak dikeluarkan oleh hipofisis anterior, maka hal ini akan mengganggu proses perkembangan sel folikel o#arium, sehingga kadar estradiol menjadi menurun dan o#ulasi tidak terjadi, maka tidak terbentuklah korpus luteum yang berfungsi untuk mensekresikan hormon progesteron. $ahan aktif pegagan dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan folikel o#arium. Pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L) urban) terhadap kadar hormon progesteron terjadi penurunan akibat dari kandungan dari daun pegagan yaitu triterpenoid saponin mengganggu perkembangan folikel o#arium, sehingga o#ulasi tidak terjadi, maka tidak terbentuklah korpus luteum. Korpus luteum berfungsi untuk mensekresikan hormon progesteron. %adi, setelah pemberian daun pegagan (Centella asiatica (L) urban) terjadi penurunan kadar estradiol dan progesteron, sehingga akan menghambat terjadinya o#ulasi. &leh karena itu, tumbuhan ini digunakan sebagai obat kontrasepsi tradisional untuk men'egah kehamilan.