Anda di halaman 1dari 2

Kafein Tanpa Diet Sehat Berisiko Terkena

Penyakit Jantung
by DuniaFitnes.com on 5 September 2009
category: Nutrition
Orang yang minum kopi dalam jumlah banyak
tetapi tidak mengikuti pola diet yang sehat cenderung berisiko terkena aritmia jantung. Hal
ini diungkapkan oleh sebuah penelitian baru.
Para peneliti Italia menanyai pasien-pasien yang baru didiagnosa terkena aritmia jantung
untuk mengetahui kebiasaan makan mereka, termasuk konsumsi kafein. Kemudian pola
makan mereka dibandingkan dengan orang-orang yang tidak terkena aritmia jantung.
Penemuan ini diumumkan minggu ini pada pertemuan tahunan Perkumpulan Kardiologi
Eropa di Barcelona.
Seperti yang diberitakan, pada penelitian ini, konsumsi kopi harian dibagi menjadi 4 kategori:
rendah (1 cangkir/hari), sedang (2-3 cangkir/hari), tinggi (lebih dari 3 cangkir/hari) dan sama
sekali tidak.
Para pasien juga dikategorikan berdasarkan ketaatan mereka pada diet Mediterania, yang
kaya akan gandum utuh, minyak zaitun, buah-buahan dan sayuran serta sedikit daging merah.
Menurut penelitian ini, orang-orang yang mengalami aritmia jantung cenderung lebih sedikit
yang menaati diet Mediterania ini dibandingkan mereka yang tidak terkena aritmia jantung.
Pasien aritmia jantung juga mengkonsumsi lebih banyak daging merah dan olahan susu yang
tinggi lemak.
Yang juga perlu digarisbawahi dari penelitian ini yaitu bahwa para pasien aritmia
mengkonsumsi sumber antioksidan terbanyak dari kopi dibandingkan sumber makanan lain
seperti buah-buahan, sayuran dan anggur (alkohol), seperti yang diungkapkan oleh para
peneliti.
Para peminum kopi yang paling berat juga lebih banyak yang mengalami aritmia jantung
daripada yang minum kopi lebih sedikit, begitulah hasil penemuan studi ini. Pada aritmia
jantung, kedua atrium jantung bergetar abnormal, tidak seperti denyut biasanya, yang
menyebabkan palpitasi jantung (berdebar-debar), sesak nafas, kelelahan dan peningkatan
risiko terserang stroke.
Studi kami menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah banyak dapat
meningkatkan risiko terkena aritmia atau yang orang awam biasa menyebutnya
penyakit jantung, kata penulis Dr. Anna Vittoria Mattioli, dari Universitas Modena, Italia.

Anda mungkin juga menyukai