Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Hari,Tanggal : 16 september 2013

Biokimia Waktu : 11.00 12.40 WIB


PJP : Puspa Julista Puspita Ssi Msc
Asisten : Lusianawati Ssi
Sari Yunarini



KARBOHIDRAT I
Uji Molisch, Uji Benedict, Uji Barfoed Dan Uji Permentasi


Kelompok 10 :

Andini Eka Pratiwi J3L112115
Dewi Rosmayanti J3L411211
Raden Dani Najar Saputra J3L112187
Wika Herfiza J3L112057











PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Pendahuluan
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa yang
menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Zat tersebut terbentuk oleh
proses fotosintesis, yang melibatkan kegiatan sinar matahari terhadap hijauan
daun. Karbohidrat dibentuk dari air (H
2
O) berasal dari tanah, karbondioksida
(CO
2
) berasal dari udara dan energi berasal dari matahari. Suatu reaksi kimiawi
sederhana yang memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa) disintesis oleh
fotosintesis dalam tumbuh-tumbuhan adalah sebagai berikut :
6CO
2
+ 6H
2
O + 673 cal C
6
H
12
O
6
+ 6 O
2
Karbohidrat mempunyai rumus umum C
n
(H
2
O)
n
. Rumus itu membuat para ahli
kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon. Jumlah
monomernya, karbohidarat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu monosakarida,
disakarida, oligosakaraida, dan polisakarida (Winarno 2008).
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohidrat yang lebih sederhana yang terdiri dari hanya satu unit polihidroksi
aldehida atau keton. Monosakarida yang paling banyak di alam adalah D-glukosa
6-Karbon (Lehninger 1982).
Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida, Contohnya
maltosa dan sukrrosa.
Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida.
Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia dan
tidak tedapat secara bebas, tetapi digabungkan sebagai rantai samping polipeptida
pada glikoprotein dan proteoglikan.
Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unit
monosakarida. Contohnya pati dan dekstrin yang mungkin merupakan polimer
linier atau becabang. Polisakarida kadang-kadang diklasifikasikan sebagai
heksosan atau pentosa ( Murray 2009).
Uji karbohidrat biasanya menggunakan uji molisch, uji benedict, uji
barfoed, dan uji fermentasi. Uji molisch tidak spesifik terhadap karbohidrat. Uji
benedict digunakan untuk mendeteksi adanya gula pereduksi dalam sampel.
Uji barfoed dapat membedakan monosakarida dengan disakarida. Uji fermentasi
untuk hidrolisis gula oleh ragi (Feseenden 1997).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menunjukan sifat dan struktural melalui uji-
uji kualitatif dan mengamati beberapa struktur karbohidrat melalui sifat reaksinya
dengan beberapa reagen uji.
Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, tabung reaksi,
penangas air, mortar, tabung fermentasi, dan pipet mohr. Adapun Bahanbahan
yang digunakan pada praktikum ini yaitu, larutan percobaan (larutan glukosa 1%,
fruktosa 1%, sukrosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1%), pereaksi Molisch,
pereaksi Benedict, pereaksi Barfoed, 1 gram ragi roti, asam sulfat pekat,
fosfomolibdat, larutan NaOH 10%, kapas ,dan akuades.
Metode Percobaan
Metode yang digunakan dalam identifikasi karbohidrat biasanya
menggunakan uji molisch, uji benedict, uji barfoed, dan uji fermentasi.
Uji Molisch. Tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan. Selanjutnya
ke dalam tabung reaksi tersebut dimasukkan 5 mL larutan uji, 2 tetes pereaksi
Molisch, dan kemudian dicampur hingga merata. Secara hati-hati kemudian
dimasukkan 3 mL asam sulfat (H
2
SO
4
) pekat ke dalam tabung dalam keadaan
miring melalui dinding tabung. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya
warna violet (ungu) kemerah-merahan pada batas kedua cairan, sedang reaksi
negatif ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau. Uji ini dilakukan terhadap
larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan laktosa 1%,
maltosa 1%, dan larutan pati 1%.
Uji Benedict. Percobaan dilakukan dengan menyiapkan tabung reaksi yang
kering dan bersih pertama kali. Selanjutnya dimasukkan sebanyak 3 mL larutan
Benedict dan 8 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi, dicampur hingga merata,
dan selanjutnya dididihkan selama 5 menit didalam penangas air. Setelah 5 menit
dididihkan, larutan didinginkan dan diamati perubahan warna yang terjadi. Reaksi
positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau, hijau kebiruan, kuning, atau
endapan merah bata. Reaksi belum dikatakan positif jika perubahan warna yang
terjadi hanya sedikit saja. Uji ini dilakukan terhadap larutan glukosa 1%, larutan
fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan laktosa 1%, maltosa 1%, dan larutan pati
1%.
Uji Barfoed. Tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan. Selanjutnya
dimasukkan 1 ml pereaksi Barfoed dan 1 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi.
Setelah itu, tabung tersebut dipanaskan dalam air yang mendidih selama 3 menit
dan kemudian didinginkan. Setelah dingin, dimasukkan 1 mL fosfomolibdat,
dikocok, dan diamati perubahan warna yang terjadi. Uji ini dilakukan terhadap
larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan laktosa 1%,
maltosa 1%, dan larutan pati 1%.
Uji fermentasi. Percobaan dilakukan dengan menghaluskan 1 g ragi roti
dan 10 mL larutan uji dengan mortar sampai homogen. Selanjutnya bahan yang
telah halus tadi dimasukkan ke dalam tabung fermentasi sampai bagian kaki yang
tertutup terisi panuh oleh cairan. Selanjutnya dilakukan pemeraman pada suhu
36C dan diperiksa setiap 15 menit sampai 3 kali ulangan. Jika terdapat ruangan
gas pada kaki tabung yang tertutup, dilakukan pengukuran panjang gas tersebut
dari ujung tabung. Selanjutnya untuk membuktikan bahwa gas yang terbentuk
adalah gas CO
2
, dilakukan penambahan NaOH 10% ke dalam tabung fermentasi
melalui kaki yang terbuka dan kemudian mulut tabung tabung ditutup dengan ibu
jari sambil dibolak-balik beberapa kali. Adanya gas CO
2
ditunjukkan dengan
adanya isapan pada ibu jari. Uji ini juga dilakukan terhadap larutan glukosa 1%,
larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan laktosa 1%, maltosa 1%, dan
larutan pati 1%.
Hasil dan Pembahasan
Pengujian dilakukan secara kuantitatif dengan empat cara, yaitu uji
molisch, uji benedict, uji barfoed, dan uji fementasi. Keempat cara tersebut
bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis karbohidrat dari glukosa 1%, larutan
fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan laktosa 1%, maltosa 1%, dan
larutan pati 1%. Hasil percobaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil uji Molisch
Bahan Uji Hasil Pengamatan (+/-) Perubahan Warna Larutan
Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
Laktosa
Maltosa
Pati
+
+
+
+
+
+
Cincin Unggu Kemerahan
Cincin Unggu Kemerahan
Cincin Unggu Kemerahan
Cincin Unggu Kemerahan
Cincin Unggu Kemerahan
Cincin Unggu Kemerahan
Keterangan : (+) Mengandung karbohidrat,
( - ) Tidak mengandung karbohidrat.
Uji molisch, Prinsip reaksi ini ialah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh
asam sulfat (H
2
SO
4
) pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi
metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji
positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural
atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molish. Uji ini untuk
semua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan memberikan hasil
positif. Warna ungu kemerah-merahan pada batas kedua cairan menunjukkan
reaksi positif, sedangkan warna hijau menunjukan reaksi negatif. Uji ini tidak
spesifik untuk karbohidrat, akan tetapi hasil reaksi yang negatif menunjukan
bahwa yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat. Fungsi H
2
SO
4
ditambahkan
ke dalam alkohol adalah unutk memisahkan campuran tersebut sehingga warna
ungu yang dihasilkan akan tampak pada bidang atas dan memudahkan dalam
pengamatan secara visual ada atau tidaknya kandungan karbohidrat.
A B C D E F
Gambar 1. (A)Pati (B)Maltosa (C)Sukrosa (D)Laktosa (E)Glukosa (F)Fruktosa
Dari hasil yang didapat pada tabel 1, semua bahan uji memberikan hasil
positif (mengandung karbohidrat), karena terdapat cicin ungu kemerahan pada
perubahan warna larutan.
Tabel 2. Hasil uji Benedict
Bahan Uji Hasil Pengamatan (+/-) Perubahan Warna Larutan
Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
Laktosa
Maltosa
Pati
+
+
-
+
+
-
Hijau kebiruan
Biru ada endapan merah bata
Biru
Hijau kebiruan
Hijau kebiruan
Biru
Keterangan : + Mengandung gula pereduksi,
- Tidak mengandung pereduksi.
Gambar 2. (A)Pati (B)Maltosa (C)Sukrosa (D)Laktosa (E)Glukosa (F)Fruktosa
Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat (gula) pereduksi
(yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas), seperti yang terdapat pada
glukosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu
2+
menjadi Cu
+
oleh
gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat
pengompleks seperti sitrat atau titrat untuk mencegah terjadinya pengendapan
CuCO3. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, kadang
disertai dengan larutan yang berwarna hijau, hijau kebiruan, atau kuning. (Indarti
2011).


A B C D F E
Dari hasil yang di dapat hanya sukrosa dan pati yang tidak menunjukan
perubahan, ini berarti sukrosa dan pati bukanlah gula pereduksi karena sukrosa
dan pati tidak mempuntai gugus OH bebas yang reaktif karena keduanya saling
terikat, sedangkan laktosa dan lainnya mempunya gugus OH bebas (Winarno
1984).
Reaksi pembentukan endapan merah bata pada pereaksi benedict :

Tabel 3. Hasil uji Barfoed
Bahan Uji Hasil Pengamatan (+/-) Perubahan Warna Larutan
Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
Laktosa
Maltosa
Pati
+
+
+
+
+
+
Biru pekat
Biru pekat, Ada endapan merah
Biru
Biru
Biru pudar
Biru pudar
Keterangan : (+) Monosakarida , ( - ) Di-/Polisakarida
Gambar 3. (A)Pati (B)Maltosa (C)Sukrosa (D)Laktosa (E)Glukosa (F)Fruktosa
Gambar 2.1.
A B C D F E
Uji barfoed untuk membedakan monosakarida dan disakarida. Pada
percobaan ini karbohidrat direduksi dalam suasana asam. Disakarida juga
memberikan hasil positif bila dididihkan cukup lama hingga terhidrolisis menjadi
monosakarida. Hasil positif ditandai dengan larutan biru dan bagian bawah
terdapat endapan kemerahan. Dari hasil pengujian didapatkan pada kelima sampel
yang diujikan hanya satu sampel yang mengalami perubahan yaitu fruktosa.
Seharusnya berdasarkan literatur bahwa glukosa dan fruktosa adalah
monosakarida karena ditunjukan dengan terbentuknya pengendapan pada sampel
glukosa dan fruktosa. Sementara, Maltosa, laktosa, sukrosa dan pati bukan
merupakan monosakarida karena dalam literatur keempat sampel ini merupakan
di-/polisakarida, terbukti karena perubahan warna pada larutan tidak ada endapan.
Penyebab tidak adanya perubahan pada sampel mungkin terjadi saat
pemanasan yang dilakukan kurang lama atau terlalu lama atau dalam suasana
asam gula reduksi yang termasuk dalam golongan disakarida memberikan reaksi
yang sangat lambat dengan larutan barfoed sehingga tidak memberikan endapan.

Tabel 4. Hasil uji fermentasi
Bahan Uji
Hasil Pengamatan (+/-)
Tinggi Gas CO
2
(ml)
15 menit 30 menit 45 menit
Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
Laktosa
Maltosa
Pati
+
+
+
+
+
-
5,0
0,4
2,7
0,1
1,7
0,8
6,3
2,3
4,5
1,3
4,5
1,7
7,1
3,3
5,5
2,9
6,0
3,0

Uji fermentasi, Pada suasana anaerob karbohidrat akan dirubah bentuknya
oleh ragi menjadi etilalkohol (C
2
H
5
OH) serata gas karbondioksida (CO
2
).
Gambar 2 menjelaskan mengenai jalur glikolisis dalam perubahan glukosa
menjadi piruvat yang menggunakan 2 ATP. Pada kondisi anaerobik, fermentasi
alkohol dari piruvat terjadi dengan adanya ragi, fermentasi homolitik terjadi dalam
otot. Sedangkan kondisi aerob, piruvat dioksidasi menjadi H
2
O dan CO
2
terjadi
melalui siklus sitrat.

Prinsip reaksi dalam pembuatan alkohol dengan fermentasi adalah sebagai
berikut:

Penambahan NaOH berfungsi sebagai pendeteksi ada atau tidaknya gas CO
2
dan
mempercepat reaksi fermentasi.
Aplikasi uji karbohidrat, Uji molisch untuk mengetahui adanya karbohidrat
pada makanan maupun bahan lain yang ingin di konsumsi. Uji benedict dapat
digunakan untuk menguji kandungan glukosa dalam urine, Glukosa dalam urine
merupakan indikasi dari diabetes mellitus. Uji barfoed untuk membedakan anatara
monosakarida, Di-/obligosakarida, Polisakarida. Uji fermentasi umumnya
digunakan untuk pembuatan tape atau pembuatan alkohol.
Simpulan
Semua larutan yang diujikan yaitu Glukosa, Fruktosa, Sukrosa, Laktosa,
Maltosa dan Pati mengandung karbohidrat. Tetapi semua larutan tersebut
memiliki komponen gula yang berbeda-beda. Serta tidak semua larutan
mengandung gula pereduksi. Hasil uji fermentasi menunjukkan tinggi gas CO
2

pada monosakarida lebih cepat dibandingkan polisakarida.


Gambar 4
Daftar Pustaka
Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): Gramedia.
Feseenden RJ, Fessenden JS. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta (ID):
Binarupa Aksara.
Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. 2009. Biokimia Harper Ed. ke-27.
Penerjemah: Brahm U. Pendit. Terjemahan : Harpers Illustrated
Biochemistry 27
th
ed.. Jakarta (ID): Buku Kedokteran,EGC.
Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Penerjemah: Maggy Thenawidjaja.
Jakarta: Erlangga. Terjemahan dri: Principles of Biochemistry.
Indarti D, Asnawati. 2011. Karakterisasi film nata de coco-benedict secara
adsorpsi untuk sensor glukosa dalam urin. Jurnal Ilmu Dasar 12: 200-209.
McKee T. McKee JR. 1996. Biochemistry: The Molecular Basis Of Life Edisi III.
Boston: The McGraw-Hill. Hal. 68-71.
Voet, D. J Voet. 1990. Biochemistry. New York: . John Weley and Sons Co.

Anda mungkin juga menyukai