Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA INDUSTRI
(Pengenalan Multitester)

Oleh :
Kelompok / Shift : 2 / 3
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 17 September 2014
Nama : Rusmin Nuryadin
NPM : 240110120101
Asisten : 1. Frans Jeckson
2. Ricky Fibonacci
3. Gallarie Candra
4. Gilang Yudha
5. Dwi Rahayu










LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA
TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada era modernisasi ini semua orang tidak bisa terlepas dari benda - benda
elektronik, hampir semua aktivitas kita selalu berhubungan dengan benda-benda
yang terdiri dari berbagai macam komponen elektronika. Mulai dari bidang
ekonomi, komunikasi, pendidikan, komunikasi, industri dan sebagainya, semua
memerlukan sebuah komponen elektronika dalam benda atau alat yang digunakan
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bidang pertanian pun komponen elektronika juga dibutuhkan bahkan
sangat penting untuk menunjang keperluan petani terutama dalam bidang
mekanisasi pertanian.
Komponen Elektronika merupakan komponen yang sangat penting dalam
eletronika industri biasanya berupa alat dan berupa benda yang menjadi bagian
pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan
kegunaannya. Salah satu komponen yang termasuk kedalam elektronika ialah
resistor dan kapasitor. Dalam praktikum kali ini akan dipelajari seberapa besar
tahanan yang tersedia dalam suatu resistor dengan menggunakan multimeter, dan
juga mengukur besar kapasitas dalam suatu kapasitor.

1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Mengukur tegangan DC dengan menggunakan multitester.
2. Mengukur tahanan resistor dengan menggunakan multitester.
3. Membaca nilai tahanan berdasarkan kode warna pada resistor.
4. Mengukur kapasitas kapasitor dengan menggunakan multitester.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapasitor
Kondensator atau kapasitor berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam
bentuk muatan listrik. Kondensator atau kapasitor ini merupakan komponen
elektronika pasif. Kondensator notasinya biasa ditulis dengan huruf C.
Banyaknya muatan listrik per detik ditentukan dalam satuan Qoulomb (Q),
sedangkan kemampuan Kondensator atau kapasitor menyimpan muatan disebut
kapasitansi yang satuannya adalah Farad (F) (Rani, 2013):
1 Farad = 1.000.000 uF (mikro farad).
1 uF = 1.000 nF (nano Farad).
1 nF = 1.000 pF (piko Farad).
Kondensator atau kapasitor terdiri dari dua keping konduktor yang dipisahkan
oleh bahan penyekat yang disebut dengan bahan dielektrik, fungsi zat dielektrik
adalah untuk memperbesar kapasitansi. Jenis kondensator atau kapasitor ini
diantaranya adalah : keramik, kertas, kaca, mika, polyister dan elektrolit (Rani,
2013).


Gambar 1. Kondensor atau Kapasitor
(Sumber : http://resistordankapasitor.blogspot.com/)
Kondensator juga memiliki tegangan kerja (working Voltage) yaitu tegangan
maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik.
Contoh tegangan kerja pada kondensator, apabila pada badan Elco (Condensator
Electrolit) tertulis di badannya 220 uF / 25 V, berarti kondensator ini mempunyai
kapasitas menyimpan muatan listrik 220 uF, sedangkan tegangan listrik maksimal
yang diperbolehkan sampai 25 volt, jika dialiri tegangan listrik lebih dari 25 volt,
maka elco ini akan rusak (meledak) .

2.2 Resistor
Sebuah resistor adalah terminal dua komponen elektronik yang menghasilkan
tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus listrik melewatinya sesuai
dengan hukum Ohm (Rani, 2013)
Resistor adalah elemen dari jaringan listrik dan sirkuit elektronik dan terdapat
di sebagian besar peralatan elektronik. Praktis resistor dapat dibuat dari berbagai
senyawa dan film, serta resistensi kawat (kawat terbuat dari paduan resistivitas
tinggi, seperti nikel atau krom). Karakteristik utama dari sebuah resistor adalah
resistensi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan power rating. Karakteristik
lainnya meliputi koefisien temperatur, kebisingan, dan induktansi. Kurang
terkenal adalah perlawanan kritis, nilai yang disipasi daya di bawah batas
maksimum yang diijinkan arus, dan di atas batas yang diterapkan tegangan.
Perlawanan kritis tergantung pada bahan yang merupakan resistor dan juga
dimensi fisik, melainkan ditentukan oleh desain. Resistor dapat diintegrasikan ke
dalam sirkuit hibrida dan dicetak, serta sirkuit terpadu. Ukuran, dan posisi lead
(atau terminal) yang relevan dengan peralatan desainer; resistor harus secara fisik
cukup besar untuk tidak terlalu panas ketika menghilangkan kekuasaan mereka.
a. Cara Menghitung Resistor 4 Warna
Untuk mengetahui cara menghitung resistor 4 warna langsung memakai
contoh resistor agar lebih mudah sebagai berikut (Andi, 2012) :

Gelang 1 = Coklat ( 1 )
Gelang 2 = Hitam ( 0 )
Gelang 3 = Merah ( 10
2
)
Gelang 4 = Emas ( 5 % )
Nilai resistor tersebut adalah : 10 X 10
2
= 1000 = 1 K 5 %
b. Cara Menghitung Resistor 5 Warna (Andi, 2012) :

Gelang 1 = Merah ( 2 )
Gelang 2 = Kuning ( 4 )
Gelang 3 = Hitam (0)
Gelang 4 = Merah ( 10
2
)
Gelang 5 = Hijau ( 0,5 % )
Nilai resistor tersebut adalah : 240 X 10
2
= 24000 = 24 K 0,5 %
c. Cara Menghitung Resistor 6 Warna (Andi, 2012) :

Gelang 1 = Merah ( 2 )
Gelang 2 = Kuning ( 4 )
Gelang 3 = Hitam (0)
Gelang 4 = Merah ( 10
2
)
Gelang 5 = Hijau ( 0,5 % )
Gelang 6 = Orange (15ppm/derajat celcius)
Nilai resistor tersebut adalah : 240 X 10
2
= 24000 = 24 K 0,5 % 15
ppm/derajat















BAB III
1 METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan
1. Multitester
2. Baterai 1.5 Volt
3. Resistor
4. Kapasitor

3.2 Prosedur Praktikum
a. Mengukur tegangan DC
1. Memasang kabel hitam ke COM (Ground), dan memasang kabel
merah ke V/Ohm.
2. Melihat skala pada multitester pada bagian V (VOLT) ada dua macam
yaitu :
a) DC Volt (Tegangan searah) : Tegangan baterai, Tegangan Output
IC power, dsb (terdapat polaritas + dan -).
b) AC Volt (Tegangan Bolak-balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.
Umumnya yang digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti
pengukuran ponsel, dll yang dipilih adalah DC Volt.
3. Menghubungkan kabel kedua multitester (lead) pada kedua kutub dari
baterai yang akan diukur tegangannya.
4. Melihat hasil pengukuran dan mencatat hasil pengukuran tersebut
sesuai dengan tabel 1.


b. Mengukur tahanan
1. Mengatur skala multitester pada Ohm ().
2. Menghubungkan lead pada masing-masing kaki tahanan (Resistor).
3. Melihat hasil pengukuran dan mencatat hasil pengukuran tersebut
sesuai dengan tabel 2.

c. Mengukur kapasitor
1. Mengatur skala multitester.
2. Menghubungkan lead pada masing-masing kaki kapasitor.
3. Melihat hasil pengukuran dan mencatat hasil pengukuran tersebut
sesuai dengan tabel 3.



























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengukuran Tegangan DC
Jumlah Baterai Tegangan hasil
pengukuran (V)
Tegangan tertera di
baterai (V)
1 1,42 1,5
1 1,45 1,5
2 2,87 3,0

Tabel 2. Hasil Pengukuran Tahanan
No. Warna Nilai Tahanan Hasil Pengukuran
1. Oranye = 3
Hitam = 0
Coklat = 10
1
Merah = 2%
300 2% 300
2. Merah = 2
Ungu = 7
Hitam = 0
Oranye = 10
3
Coklat = 1
270.000 1% 270.000
3. Hijau = 5
Biru = 6
Merah = 10
2
5600 5%

5.520
Emas = 5
4. Coklat = 1
Merah = 2
Merah = 10
2
Merah = 2
1200 2%

1200
5. Oranye = 3
Hitam = 0
Coklat = 10
1
Merah = 2
300 2%

300

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kapasitor
Simbol angka Nilai Kapasitansi Hasil Pengukuran
16 V 470 F 0 F

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai pengenalan terhadap alat multitester. Alat ini
dapat digunakan untuk mengukur tegangan AC/DC, arus DC dan tahanan. Pada
praktikum ini, multitester digunakan untuk mengukur tegangan DC pada batu
baterai dan mengukur tahanan pada resistor. Selain itu dilakukan juga pengamatan
nilai kapasitansi pada kondensator dengan melihat simbol angkanya. Pengukuran
kapasitansi ini tidak dilakukan dengan multitester, karena multitester yang
disediakan tidak dapat mengukur kapasitansi.
Pengukuran tegangan DC dilakukan terhadap 1 baterai. Skala yang digunakan
pada multitester adalah pada skala yang menunjukkan DC Volt, karena batu
baterai merupakan sumber arus DC. Tegangan yang terbaca pada multitester 1,42
V Sedangkan tegangan yang tertera pada baterai 1,5 V, artinya terdapat perbedaan
0,08 V. Seharusnya tegangan yang terukur pada multitester dengan yang tertera
pada baterai adalah sama, namun ini berbeda. Pengukuran dilanjutkan sampai 2
baterai yang kutubnya saling terhubung satu sama lain. Angka yang terbaca pada
multitester adalah 1,45 V, sedangkan apabila melihat tegangan yang tertera pada
baterai adalah 2,87 V pada masing-masing baterainya sehingga seharusnya 3 V.
Lagi-lagi disini terjadi perbedaan hasil pengukuran dengan data yang sebenarnya.
Dari tegangan yang diukur pada 2 buah baterai ini, terdapat perbedaan 0,13 V.
Perbedaan hasil pengukuran ini dengan tegangan yang tertera pada baterai dapat
terjadi karena beberapa hal. Diantaranya kemungkinan bahwa alat multitester
yang digunakan, sudah menurun tingkat keakuratannya sehingga tidak dapat
mengukur dengan benar. Kemungkinan yang kedua adalah penurunan tegangan
yang terjadi pada baterai yang disebabkan oleh pemakaian baterai berulang-ulang.
Bisa saja baterai yang diukur merupakan baterai yang telah sering digunakan
sehingga karbon yang terdapat di dalamnya sudah dalam keadaan kurang baik
sehingga tegangan yang dihasilkan pun menjadi menurun.
Pengukuran selanjutnya yang dilakukan oleh multitester adalah pengukuran
tahanan pada resistor. Setiap kelompok diberikan 5 resistor yang mempunyai
gelang warna berbeda. Pengukuran dilakukan dengan menghubungkan lead pada
masing-masing kaki resistor. Skala yang digunakan pada multitester untuk
mengukur tahanan pada resistor ini adalah skala Ohm. Masing-masing resistor
yang diukur akan menampilkan angka yang berbeda pada layar multitester.












BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah :
1. Multitester adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan arus
AC/DC, dan tahanan.
2. Baik pada kapasitor, resistor ataupun pada baterai, jika tegangan yang
diterima melebihi tegangan yang diijinkan maka kapasitor, resistor atau
baterai akan mengalami kerusakan.
3. Resistor memiliki nilai tahanan yang berbeda-beda tergantung pada gelang
warna yang berada pada badan resistor.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah :
1. Batu baterai yang digunakan untuk praktikum sebaiknya baterai baru
sehingga dapat dibandingkan apakah tegangannya sama dengan yang
tertera pada badan baterai.
2. Pada saat akan mengukur tegangan DC atau tahanan resistor, skala pada
multitester harus dipastikan berada pada tempat yang benar.
3. Praktikan harus sudah memahami cara pembacaan gelang warna pada
resistor agar tidak kebingungan saat mengikuti praktikum ini.










DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Sophian. 2010. Pengertian dan Jenis Resistor. Available at :
http://matrikpolinema.forumotion.com/t8-pengertian-dan-jenis-resistor.
(Diakses pada hari Sabtu, 20 September 2014 pukul 10.48 WIB).

Nova, Shella Desyka. 2012. Pengertian, Fungsi Muitimeter Analog dan Digital.
Available at : http://shelladesykanova.blogspot.com/2012/12/berdasarkan-
pembacaan-hasil-ukurnya.html. (Diakses pada hari Sabtu, 20 September
2014 pukul 11.20 WIB).

Rani. 2013. Resistor dan Kapasistor. Available at :
http://resistordankapasitor.blogspot.com/. (Diakses pada hari Sabtu, 20
September 2014 pukul 11.42 WIB).

Anda mungkin juga menyukai