Anda di halaman 1dari 2

15

BELLS PALSY

I. Definisi
Bellspalsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab tersering dari
paralisis fasialis unilateral.
Bells palsy merupakan kejadian akut, unilateral, paralisis saraf fasial type LMN
(perifer), yang secara gradual mengalami perbaikan pada 80-90% kasus.

II. Diagnosa
Anamnesa
- Paralisis otot fasialis atas dan bawah unilateral, dengan onset akut (periode 48
jam)
- Nyeri auricular posterior
- Penurunan produksi air mata
- Hiperakusis
- Gangguan pengecapan
- Otalgia
Pemeriksaan fisik
- Kelemahan atau paralisis yang melibatkan saraf fasial (N VII) melibatkan
kelemahan wajah satu sisi (atas dan bawah)
- Pada lesi UMN (lesi supra nuclear di atas nukleus pons), 1/3 wajah bagian atas
tidak mengalami kelumpuhan
- Inspeksi awal pasien memperlihatkan lipatan datar pada dahi dan lipatan
nasolabial pada sisi kelumpuhan
- Saat pasien diminta untuk tersenyum, akan terjadi distorsi dan lateralisasi pada
sisi berlawanan dengan kelumpuhan
- Pada saat pasien diminta untuk mengangkat alis, sisi dahi terlihat datar
- Pasien juga dapat melaporkan peningkatan salivasi pada sisi yang lumpuh
Pemeriksaan penunjang
- Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang

III. Diagnosa Banding
- Acoustic neuroma danlesi cerebellopontine angle.
- Otitis media akut atau kronik.
- Amiloidosis.
- Aneurisma A. vertebralis, A. basilaris, atau A. carotis.
- Sindroma autoimun.
- Botulismus.
- Karsinomatosis.
- Penyakit carotid dan stroke, termasuk fenomena emboli.
- Cholesteatoma telinga tengah.
- Malformasi congenital.
- Schwannoma N. Fasialis.
- Infeksi ganglion genikulatum



16

IV. Penatalaksanaan
1. Farmakologis:
- Kortikosteroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan
fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset awal
Prednison, dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/hari selama 6 hari, diikuti penurunan
bertahap total selama 10 hari
- Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari selama
10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg oral 5
kali/hari
2. Non farmakologis:
- Lindungi mata & perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air mata
pada siang hari) dapat mencegah corneal exposure
- Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat perbaikan dan menurunkan
sekuele
3. Rujuk ke fasilitas kesehatan tingkat II bila tidak ada perbaikan

V. Kontrol
4 hari atau bila ada keluhan

Anda mungkin juga menyukai