KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF/BAGIAN MATA RSUD RADEN MATTAHER/PSPD UNJA 2014
ANAMNESE (28 MARET 2012) Nama : An. AE Umur : 9 tahun Jenis kelamin : Laki-Laki Alamat : Kelurahan selamat, Kec. Telanaipura Pekerjaan : Pelajar Pendidikan : Sekolah Dasar
Keluhan Utama Penglihatan kedua mata kabur
Riwayat penyakit sekarang Sejak 1 tahun yang lalu penderita merasakan pandangan kabur pada kedua mata. Pandangan kabur apabila membaca jarak jauh dan huruf terlihat membayang. Pandangan kabur terjadi perlahan dan makin lama makin kabur, pasien juga mengeluh harus mengernyitkan mata untuk melihat fokus pada suatu benda. Hal ini semakin diperberat ketika pasien duduk di bangku paling belakang sekolah, namun gejala berkurang ketika pasien duduk dibangku depan. Keluhan mata merah (-), nyeri (- ), silau (-), kotoran mata (-), riwayat membaca ditempat gelap (+), membaca tiduran (+), riwayat bermain playstation dan computer dalam jangka waktu lama dalam sehari (+).
Riwayat Penyakit yang Lalu Pasien tidak memiliki riwayat penyakit ini sebelumnya, riwayat penyakit mata lain disangkal
Anamnese Keluarga Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit ini sebelumnya, riwayat penyakit mata lain disangkal, DM dan Hipertensi disangkal.
Riwayat Gizi Baik
Keadaan Sosial Ekonomi Cukup
1. Pemeriksaan Visus OD OS 4/60 5/60 PH : 6/6 2. Muscle Balance Baik ke segala arah Baik ke segala arah 3. Pemeriksaan eksternal
Pemeriksaan eksternal pada ODS
Pemeriksaan Umum - KeadaanUmum - Tekanan darah - Nadi - Suhu - Pernapasan - Berat badan : Composmentis : tidak dilakukan : 84 x/menit : Afebris : 20 x/menit : 22 Kg DIAGNOSIS BANDING Astigmatisma Hipermetropia
DIAGNOSIS KERJA ODS Miopia Simpleks
USUL PEMERIKSAAN Funduskopi autorefraktometri
PENATALAKSANAAN Umum : Membaca dengan pencahayaan yang cukup Menghindari membaca sambil tiduran Kacamata harus terus dipakai Beristirahat jika mata mulai terasa lelah Khusus : Kacamata lensa sferis konkaf sesuai dengan koreksi : OD S 3.00 D 6/6 OS S 3.00 D 6/6
PROGNOSIS Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam
Definisi Miopia merupakan kelainan refraksi dimana berkas sinar sejajar yang memasuki mata tanpa akomodasi, jatuh pada fokus yang berada di depan retina.
Klasifikasi Beberapa tipe dari miopia : Miopia aksial Miopia refraktif
Menurut derajat beratnya, miopia dibagi dalam : Miopia ringan, dimana miopia kecil daripada 1-3 D Miopia sedang, dimana miopia kecil daripada 3-6 D Miopia berat atau tinggi, dimana miopia lebih besar dari 6 D
Menurut perjalanannya, miopia dikenal dengan bentuk : Miopia stasioner Miopia progresif Miopia maligna Pada mata dengan miopia tinggi akan terdapat kelainan pada fundus okuli sepertimiopik kresen yaitu bercak atrofi koroid yang berbentuk bulan sabit pada bagian temporal yang berwarna putih keabu-abuan kadang- kadang bercak atrofi ini mengelilingi papil yang disebut annular patch. Berdasarkan gambaran klinisnya, Miopia simpleks Miopia nokturnal Pseudomiopia Miopia yang didapat
Gejala Klinis Gejala subjektif miopia antara lain: a. Kabur bila melihat jauh b. Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat c. Lekas lelah bila membaca ( karena konvergensi yang tidak sesuai dengan akomodasi ). Gejala objektif miopia antara lain: 1. Miopia simpleks : a) Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif lebar. b) Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen miopia (myopic cresent) yang ringan di sekitar papil saraf optik. 2. Miopia patologik : Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopia simpleks Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kelainan-kelainan pada
Badan kaca Papil saraf optik Makula Retina bagian perifer Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina.
Pemeriksaan Penunjang Untuk mendiagnosis miopia dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan pada mata, pemeriksaan tersebut adalah : Refraksi subjektif Refraksi objektif Autorefraktometer
Penatalaksanaan Lensa kacamata Lensa kontak Bedah keratorefraktif Lensa intraokular Ekstraksi Lensa Jernih Untuk Miopia Komplikasi Komplikasi lebih sering terjadi pada miopia tinggi. Komplikasi yang dapat terjadi berupa : Dinding mata yang lebih lemah, karena sklera lebih tipis Degenerasi miopik pada retina dan koroid. Retina lebih tipis sehingga terdapat risiko tinggi terjadinya robekan pada retina Ablasi retina Orang dengan miopia mempunyai kemungkinan lebih tinggi terjadi glaukoma
Prognosis Prognosis miopia sederhana adalah sangat baik. Pasien miopia sederhana yang telah dikoreksi miopianya dapat melihat objek jauh dengan lebih baik. Prognosis yang didapat sesuai dengan derajat keparahannya. Pembahasan Dari anamnesis didapatkan keluhan : Pandangan kedua mata kabur yang timbul secara perlahan, pertama kali 1 tahun yang lalu Pandangan kabur saat melihat jauh dan membaik jika melihat dalam jarak dekat Mata cepat terasa lelah saat membaca Memiliki kebiasaan membaca ditempat gelap dan sambil tiduran
Dari pemeriksaan fisik didapatkan : VOD 4/60 S -3.00 D 6/6 VOS 5/60 S -3.00 D 6/6 ODS : Kornea jernih, COA sedang, lensa jernih Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa miopia merupakan suatu keadaan refraksi mata dimana sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga dalam keadaan mata istirahat, dibiaskan di depan retina sehingga pada retina didapatkan lingkaran difus dan bayangan kabur. Cahaya yang datang dari jarak yang lebih dekat mungkin dibiaskan tepat di retina tanpa akomodasi.
Pasien ini diterapi dengan lensa sferis negatif. Ukuran lensa yang digunakan adalah yang terkecil yang memberikan visus maksimal pada saat dilakukan koreksi. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa pada penderita miopia diberikan lensa sferis negatif yang terkecil yang memberikan visus maksimal.
Prognosis quo ad vitam pada kasus ini adalah ad bonam, dan quo ad fungtionam pada kasus ini dubia ad bonam Prognosis miopia sederhana adalah sangat baik. Pasien miopia sederhana yang telah dikoreksi miopianya dapat melihat objek jauh dengan lebih baik. Prognosis yang didapat sesuai dengan derajat keparahannya.