Anda di halaman 1dari 4

D.

DIAGNOSIS
Anamnesis
Kebanyakan pasien sadar dengan adanya gigitan serangga ketika terjadi reaksi atau tepat
setelah gigitan, namun paparannya sering tidak diketahui kecuali terjadi reaksi yang berat
atau berakibat sistemik. Pasien yang tinggal di daerah tropis dan memakai pakaian yang tipis
serta memiliki sejarah sering berada di luar rumah, seperti sering bekerja di sawah, kawasan
hutan atau berumput, tidak memiliki rumah atau pernah tinggal di tempat penampungan atau
perumahan yang padat mungkin mengalami paparan terhadap serangga. Anak-anak juga
memiliki predileksi yang lebih tinggi digigit serangga akibat bermain di luar dan masih
terlalu muda untuk mengetahui tempat yang harus dihindari. Paparan dengan binatang liar
maupun binatang peliharaan seperti anjing dan kucing juga dapat menyebabkan paparan
terhadap gigitan serangga. Reaksi akibat gigitan muncul beberapa menit hingga beberapa hari
setelah gigitan. Durasi lesi beragam mulai dari beberapa jam, hari, minggu, hingga beberapa
bulan. Gejala yang timbul berupa edema, pruritus, nyeri, rasa panas pada daerah yang
digigit, bekas gigitan, serta gejala sistemik misalnya demam, muntah-muntah, pusing dan
malaise, obstruksi jalan napas bahkan syok anafilaktik.


















Gejala Klinis
Pada reaksi lokal, pasien mungkin akan mengeluh tidak nyaman, gatal, nyeri
sedang maupun berat, eritema, panas, dan edema pada jaringan sekitar gigitan. Pada
reaksi lokal, keluhan terdiri dari kelainan kulit dengan effloresensi primer seperti:

i. Papul urtikaria
ii. Papul pruritus
iii. Makula eritem
iv. Bekas pungsi hemoragik
v. Papul eritem dengan vesikel-vesikel kecil
vi. Ekzema
vii. Bulla

Effloresensi sekunder biasanya terjadi akibat iritasi, garukan dan terjadinya infeksi
pada daerah yang digigit. Antaranya adalah:

i. Impetigo
ii. Follikulitis
iii. Selulitis
iv. Limfangitis
v. Abses
vi. Erosi
vii. Krusta



Gambar 1. Papular urtikaria: Bekas gigitan kutu, sangat gatal, urtikaria seperti papula di lokasi gigitan kutu
pada lutut dan kaki seorang anak, papula biasanya berdiameter <1 cm serta memiliki vesikel di atasnya, Bila
tergores akan mengakibatkan erosi maupun krusta





Reaksi lokal yang berat dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya reaksi sistemik serius
pada paparan berikutnya. Pada reaksi sistemik atau anafilaktik, pasien bisa mengeluhkan
adanya gejala lokal sebagaimana gejala yang tidak terkait dengan lokasi gigitan. Gejala dapat
bervariasi dari ringan sampai fatal. Keluhan awal biasanya termasuk ruam yang luas,
urtikaria, pruritus, dan angioedema. Gejala ini dapat berkembang dan pasien dapat
mengalami ansietas, disorientasi, kelemahan, gangguan gastrointestinal, kram perut pada
wanita, inkontinensia urin atau alvi, pusing, pingsan, hipotensi, stridor, sesak, atau batuk.
Seiring berkembangnya reaksi, pasien dapat mengalami kegagalan napas dan kolaps
kardiovaskuler.




Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium jarang dibutuhkan. Pemeriksaan laboratorium
yang sesuai harus dilakukan apabila pasien mengalami reaksi yang berat dan
membutuhkan penanganan di rumah sakit atau dicurigai mengalami kegagalan
organ akhir atau membutuhkan evaluasi akibat infeksi sekunder, seperti sellulitis.
Pemeriksaan mikroskopis dari apusan kulit dapat bermanfaat pada
diagnosis scabies atau kutu, namun tidak berguna pada kebanyakan gigitan
serangga.

Pemeriksaan serologis mungkin berguna dalam menentukan infeksi yang
diakibatkan oleh vektor serangga, namun jarang tersedia dan membutuhkan waktu
yang lama untuk mendapatkan hasilnya.
























DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding insect bite reaction didasarkan oleh reaksi pada tempat
gigitan (papula eritema, vesikel), organisme yang menggigit serta neksrosis
kutaneous yang menyebabkan timbulnya lesi yang berbeda

a. Dermatitis Kontak Alergi

Dermatitis kontak alergi merupakan tipe delayed dari perangsangan alergi
yang berasal dari kontak antara kulit dengan alergen spesifik dimana pasien
memiliki sensitivitas tertentu. Reaksi alergi ini menyebabkan radang kulit yang
bermanifestasi dalam berbagai bentuk eritema, edema, dan vasikulasi.
Diagnosis didasarkan pada riwayat dan ditambah dengan pengetahuan
tentang penyebab alergi umum dan iritan di lingkungan.
Penderita umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada
keparahan dermatitis dan lokalisasinya. Pada yang akut dimulai dengan bercak
eritematosa yang berbatas jelas kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel
atau bula.




b. Urtikaria
Merupakan suatu bentuk prurigo yang sering pada bayi dan anak. Kelainan khas berupa
urtikaria papular yaitu urtikaria yang berbentuk papula-papula berwarna kemerahan.
Biasanya disebabkan oleh hipersensitifitas terhadap gigitan serangga, nyamuk, kutu,
anjing/kucing. Gejala dari urtikaria ini antara lain penderita sering mengeluh gatal dengan
riwayat gigitan serangga sebelum nya. Kelainan klinis khas berupa urtikaria papular yaitu
urtikaria yang berbentuk papula-papula kemerahan tersebar secara diskrik dan tidak teratur,
terutama pada bagian ekstensor lengan dan tungkai.


c. Skabies

Skabies adalah infeksi parasit yang umum terjadi di dunia. Arthropoda
Sarcoptes scabiei var hominis menyebabkan pruritus berat dan merupakan
penyakit kulit yang sangat menular, dapat menyerang pria dan wanita dari semua
tingkat status sosioekonomi dan etnik.
Gejala dan tanda biasanya berkembang perlahan sekitar 2-3 minggu
sebelum pasien mencari penanganan medis untuk mengatasinya. Skabies muncul
dalam bentuk cluster, pada individu terlihat sebagai ruam yang gatal dan papul.
Diagnosis skabies dapat dipertimbangkan apabila ada riwayat banyak anggota
keluarga yang mengalaminya. Pruritus nokturnal merupakan keluhan utama yang
khas pada skabies. Lesi primer skabies berbentuk liang, pustul, nodul, biasanya
papul dan plak urtikaria yang bertempat di sela-sela jari, area fleksor pergelangan
tangan, axilla, area antecubiti, umbilicus, area genital dan gluteal, serta kaki. Lesi
sekunder skabies berbentuk urtikaria, impetigo, dan plak eksematous.

Anda mungkin juga menyukai