Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Benih unggul merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan


budidaya tanaman dan perannya tidak dapat di gantikan oleh faktor lain, karena
benih sebagai bahan tanaman dan sebagai pembawa potensi genetik terutama
untuk varietas-varietas unggul. Keunggulan varietas dapat dinikmati oleh
konsumen bila benih yang ditanam bermutu.
Dalam pertanian modern, benih/bibit berperan sebagai paket keunggulan
teknologi bagi petani dan konsumen lainnya. Paket keunggulan teknologi tersebut
harus dapat terus berkembang dan dapat tersedia secara tepat hidayat !""#$.
Keunggulan varietas dan mutu benih merupakan %ustifikasi utama untuk
membangun sistem produksi benih bersertifikat &ripp '(()$.
Penyediaan benih memegang peranan yang menon%ol diantara teknologi
yang dihasilkan melalui penelitian, baik dalam kontribusinya terhadap
peningkatan hasil persatuan luas maupun sebagai salah satu komponen utama
dalam pengendalian hama dan penyakit. *elain itu, varietas unggul dinilai mudah
diadopsi petani dengan tambahan biaya yang relatif murah dan memberikan
keuntungan langsung kepada petani.
*alah satu pendekatan sistem produksi benih unggul yang dapat dilakukan
adalah pengembangan penangkaran benih berbasis masyarakat, di mana
masyarakat tani secara berkelompok poktan$ didorong memproduksi sendiri
kebutuhan benihnya pada hamparan kelompoknya, sehingga akan lebih
menghemat waktu dan biaya, dan untuk selan%utnya dapat men%adi unit produksi
benih sumber yang berorientasi agribisnis.
+paya yang diperlukan untuk mendukung hal tersebut antara lain
peningkatan kemampuan para penangkar serta penguatan kelembagaan mereka
melalui penyuluhan dan pendampingan. ,arietas-varietas berdaya hasil tinggi
yang telah diproduksi Badan -itbang Pertanian perlu ditawarkan kepada para
petani untuk memperkaya pilihan mereka, baik yang sudah berkembang, maupun
varietas baru yang berpeluang sebagai produk agribisnis kedepan yang dapat
mendorong peningkatan pendapatan dan kese%ahteraan para petani dan masyarakat
pada umumnya.
ISI
Kiat-kiat atau langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk
memproduksi benih unggul mulai dari pemilihan lokasi, pesemaian, penanaman,
pemupukan, pengairan, hingga panen dan pengolahan benih.
A. Pemilihan lokasi
.al yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi diantaranya
adalah/ kemudahan akses ke lokasi produksi kondisi %alan, transportasi$,
kondisi fisik lokasi dan isolasi.
'. -ahan untuk produksi benih sebaiknya lahan bera atau bekas pertanaman
varietas yang sama atau varietas lain yang karakteristik pertumbuhannya
berbeda nyata. Kondisi lahan subur dengan air irigasi dan saluran drainase
yang baik, bebas dari sisa-sisa tanaman/varietas lain.
!. 0solasi %arak minimal antara dua varietas yang berbeda adalah tiga meter.
1pabila tidak memungkinkan, untuk memperoleh waktu pembungaan
yang berbeda bagi pertanaman produksi benih dari varietas yang umurnya
relatif sama perlu dilakukan isolasi waktu tanam sekitar empat pekan.
B. Persemaian
-ahan yang baik untuk produksi benih dan persemaian adalah lahan bera atau
lahan bekas pertanaman varietas yang sama. &eknik pembuatan persemaian
adalah sebagai berikut2
'. 3engolah tanah dengan dicangkul atau diba%ak, kemudian dibiarkan
dalam kondisi macak-macak selama minimal ! hari, kemudian dibiarkan
mengering sampai 4 hari lagi agar gabah yang ada di tanah tumbuh.
*etelah itu tanah diolah untuk kedua kalinya sambil membersihkan lahan
dari gulma dan tanaman padi yang tumbuh liar/
!. 3embuat bedengan dengan tinggi )-'"cm, lebar ''"cm dan pan%ang
disesuaikan dengan ukuran petak dan kebutuhan/
5. Pupuk untuk lahan persemaian adalah urea, &*P, dan K6l dengan takaran
masing-masing ')g/m!. *ebelum disebar, benih direndam terlebih dahulu
selama !7 %am, kemudian diperam selama !7 %am/
7. Benih yang mulai berkecambah ditabur di persemaian dengan kerapatan
!)-)"g/m! atau ",)- ',"g benih per m! lahan/
C. Penyiapan Lahan
'. &anah diolah secara sempurna, yaitu diba%ak pertama, digenangi selama
dua hari dan dikeringkan selama 4 hari, lalu diba%ak yang kedua, digenang
selama dua hari dan dikeringkan lagi selama 4 hari. &erakhir tanah digaru
untuk pelumpuran dan perataan/
!. +ntuk menekan pertumbuhan gulma, lahan yang telah diratakan
disemprot dengan herbisida pra tumbuh dan dibiarkan selama 4-'" hari.
D. Penanaman
'. Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur ')- !' hari, satu bibit per
lubang/
!. Bibit yang ditanam sebaiknya memiliki fisiologi yang sama, dicirikan
oleh %umlah daun yang sama, misalnya dua atau tiga daun per batang
5. 8arak tanam !"9!"cm atau !)9!)cm bergantung pada kondisi lahan dan
varietas yang ditanam/
7. Bibit ditanam pada kedalaman '-!cm/
). Penyulaman dilakukan 4 hari setelah tanam dengan bibit dari varietas dan
umur yang sama/
E. Pemupukan
Kesuburan tanah beragam antar lokasi karena perbedaan sifat fisik dan
kimianya. Dengan demikian kemampuan tanah untuk menyediakan hara bagi
tanaman %uga berbeda-beda. Pemupukan dimaksudkan untuk menambah
penyediaan hara sehingga mencukupi kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan
berproduksi dengan baik.
1gar efisien, takaran pupuk hendaknya disesuaikan dengan kondisi
lahan setempat. +ntuk pupuk *P5# dan K60, takarannya disesuaikan dengan
ketersediaan P dan K dalam tanah yang berdasarkan hasil u%i tanah sawah
dengan menggunakan Perangkat +%i &anah *awah P+&*$. *edangkan untuk
pupuk urea, takaran dan waktu pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan
tanaman dengan menggunakan teknologi Bagan :arna Daun B:D$. &eknik
pemupukan urea dengan menggunakan B:D adalah sebagai berikut2
'. Pupuk dasar )"-4)kg urea/ha diberikan sebelum '7 hari setelah tanam/
!. pengukuran tingkat kehi%auan warna daun tanaman padi dengan alat B:D
dengan selang waktu 4-'" hari sekali. Bila tingkat kehi%auan daun
tanaman dibawah skala 7 pada B:D, maka berikan urea dengan takaran2
a. )"-4) kg/ha untuk daerah musim hasil rendah/
b. 4)-'"" kg/ha untuk daerah musim hasil tinggi/
c. '"" kg/ha untuk padi tipe baru P&B$.
5. 1pabila pada fase antara keluar malai sampai '"; berbunga tingkat
kehi%auan daun P&B berada pada skala 7 atau kurang, berikan )" kg/ha/
Pupuk P diberikan bersamaan dengan pemberian pupuk dasar urea/
Pupuk K, bila takarannya rendah <'"" kg K6l/ha$, diberikan seluruhnya
bersamaan dengan pemberian pupuk dasar, dan bila takarannya tinggi ='""
kg K6l/ha$, maka )"; diaplikasikan sebagai pupuk dasar dan sisanya
diberikan pada saat primordia berbunga
1tau dapat dilakukan dengan pemupukan an%uran umum, yaitu '!"-
!7" kg urea, '""-'!" kg *P5# dan '""-')" kg K6l/ha dengan waktu
pemberian sebagai berikut2
'. Pupuk dasar pada saat tanam$, 55; urea 7"- >"kg/ha$, '""; *P5# '""-
'!" kg/ha$/
!. Pupuk susulan 0, 55; urea 7"->"kg/ha$, )"; K6l )"-4)kg/ha$/
5. Pupuk susulan 00, 55; urea 7"->"kg/ha$, )"; K6l )"-4)kg/ha$.
F. Pengairan
*e%ak saat tanam hingga seminggu kemudian, air perlu tersedia secara
cukup untuk mendukung pertumbuhan akar tanaman. ?amun ketinggian air
cukup dua hingga tiga sentimeter, untuk mendorong pertumbuhan anakan
baru. 8ika permukaan air terlalu tinggi, pertumbuhan anakan tertekan.
&anaman padi umumnya memerlukan aerasi yang baik. @leh karena itu,
pengairan berselang atau intermitten sangat dian%urkan dengan urutan sebagai
berikut/
'. *elesai tanam, ketinggian air sekitar dua sentimeter selama tiga hari/
!. *etelah periode tersebut, air pada petak pertanaman dibuang sampai
kondisi macak-macak dan dipertahankan selama '" hari/
5. Dari fase pembentukan anakan sampai inisiasi primordia bunga, lahan
pertanaman digenangi air setinggi tiga sentimeter/
7. 3en%elang pelaksanaan pemupukan susulan pertama, dilakukan lagi
drainase dan penyiangan/
). Pada fase primordia bunga sampai dengan fase bunting, lahan digenangi
setinggi lima sentimeter, untuk menekan pertumbuhan anakan baru/ A
#. *elama masa bunting sampai fase berbunga, lahan pertanaman secara
periodik diairi dan dikeringkan secara bergantian selang-seling$. Petakan
diairi setinggi lima sentimeter kemudian dibiarkan sampai kondisi sawah
kering selama dua hari dan kemudian diari kembali sampai setinggi
lima sentimeter dan seterusnya.
4. Pada fase pengisian gabah, ketinggian air dipertahankan sekitar 5 cm/
>. *etelah fase pengisian gabah, sawah secara periodik diairi dan
dikeringkan secara bergantian/
(. *eminggu men%elang panen, sawah mulai dikeringkan agar proses
pematangan gabah lebih cepat dan lahan tidak becek sehingga
memudahkan saat panen.
G. Penyiangan
Penyiangan dilakukan minimal !-5 kali tergantung keadaan gulma.
Penyiangan dapat mengunakan landak atau gasrok. Penyiangan dilakukan
pada saat pemupukan susulan pertama atau kedua. .al ini dimaksudkan agar
pupuk yang diberikan hanya diserap oleh tanaman padi, dan tidak ter%adi
persaingan penyerapan pupuk dengan gulma karena gulma sudah dibersihkan.
H. Pengenalian Hama Penyaki!
Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara terpadu. :ereng
coklat dan tungro merupakan hama dan penyakit utama pada saat ini. +ntuk
itu beberapa hal yang harus diperhatikan dalam produksi benih yaitu2
'. .indari penanaman di daerah endemis hama dan penyakit/
!. 1pabila penanaman benih dilakukan di daerah endemis hama penyakit,
terapkan teknologi P.& dengan pemantauan keberadaan tungro dan
populasi wereng secara intensif/
5. 0nsektisida yang man%ur untuk mengendalikan hama wereng coklat dan
wereng punggung putih yaitu fipronil dan imidakloprid/
7. Pemantauan penyakit tungro dilakukan melalui pengamatan terhadap hama
wereng hi%au se%ak di persemaian. Di persemaian, pada tanaman berumur
seminggu setelah tabur, semprot dengan tiametoksan dengan dosis !,) g
ba/ha atau dengan imidakloprid dengan dosis ",) g ba/ha untuk
menghambat penularan.
I. "ouging a!au Seleksi # Pemurnian
*alah satu syarat dari benih bermutu adalah memiliki tingkat kemurnian
genetik yang tinggi, oleh karena itu rouging perlu dilakukan dengan benar
dan dimulai mulai fase vegetatif sampai akhir pertanaman. Bouging
dilakukan untuk membuang rumpun-rumpun tanaman yang ciri-ciri
morfologisnya menyimpang dari ciri-ciri varietas tanaman yang diproduksi
benihnya.
+ntuk tu%uan tersebut, pertanaman petak pembanding pertanaman
check plot$ dengan menggunakan benih autentik sangat disarankan.
Pertanaman ini digunakan sebagai referensi/acuan di dalam melakukan
rouging dengan cara memperhatikan karakteristik tanaman dalam berbagai
fase pertumbuhan. Pelaksanaan rouging dapat dilakukan mulai stadia
vegetatif sampai stadia generatif dengan pedoman sebagai berikut2
'. *tadia vegetatif awal umur 5)-7) hst$
a. Buang tanaman yang tumbuh diluar %alur/barisan/
b. Buang tanaman yang tipe pertunasan awalnya menyimpang/
c. Buang/cabut tanaman yang mempunyai bentuk dan ukuran daun
berbeda dengan sebagian besar rumpun-rumpun yang lain/
d. Buang tanaman yang warna kaki atau daun pelepahnya berbeda dengan
rumpun tanaman yang lain/
e. Buang tanaman yang tingginya secara mencolok berbeda dengan
rumpun tanaman lainnya.
!. *tadia vegetatif akhir umur )"-#" hst$
a. Buang tanaman yang tipe pertunasan awalnya menyimpang/
b. Buang/cabut tanaman yang mempunyai bentuk dan ukuran daun
berbeda/
c. Buang tanaman yang warna kaki atau helai daun dan pelepahnya
berbeda/
d. Buang tanaman yang tingginya secara mencolok berbeda.
5. *tadia generatif awal/fase berbunga umur >)-(" hst$
a. Buang tanaman/rumpun yang tipe tumbuhnya menyimpang atau
berbeda dengan rumpun yang lain/
b. Buang tanaman yang bentuk dan ukuran daun benderanya berbeda/
c. Buang tanaman yang berbunga terlalu cepat atau terlalu lambat/
d. Buang tanaman yang mempunyai eksisi malai berbeda/
e. Buang tanaman yang memiliki bentuk dan ukuran gabah berbeda.
7. *tadia generatif akhir umur '""-'') hst$
a. Buang tanaman/rumpun yang tipe tumbuhnya menyimpang/
b. Buang tanaman yang bentuk dan ukuran daun benderanya berbeda/
c. Buang tanaman yang berbunga terlalu cepat matang/
d. Buang tanaman yang memiliki bentuk dan ukuran gabah, warna gabah,
dan bentuk u%ung gabah berbeda.
$. Panen an Pengolahan Hasil
'. *aat panen yang tepat adalah pada waktu gabah telah masak fisiologis,
atau apabila ("-(); malai telah menguning/
!. Pengeringan benih harus mencapai kadar air '"-'!;/
5. Pada saat panen, dua baris tanaman yang paling pinggir dipanen terpisah,
dan gabah dari dua baris tanaman pinggir tidak digunakan sebagai benih/
Benih padi ketika baru dipanen masih tercampur dengan kotoran fisik
dan benih %elek. @leh karena itu, bila pertanaman benih telah lulus dari
pemeriksaan lapangan, masalah mutu benih padi setelah panen biasanya
berasosiasi dengan mutu fisiologis, mutu fisik dan kesehatan benih.
*alah satu variabel dari mutu fisiologis benih yang mulai menarik
perhatian petani adalah status vigor benih. ,igor benih diartikan sebagai
kemampuan benih untuk tumbuh cepat, serempak dan berkembang men%adi
tanaman normal dalam kisaran kondisi lapang yang lebih luas. +ntuk
men%amin ini, maka tak pelak lagi cara panen yang baik, perontokan,
pembersihan, dan cara pengeringan gabah untuk benih akan menentukan
mutu benih.
Caktor yang paling utama adalah pengeringan benih, benih harus
dikeringkan sampai kadar air mencapai '"-'! persen. *etelah men%adi benih
dan siap simpan, benih harus dikemas secara baik dan disimpan ditempat
dengan kondisi khusus untuk penyimpanan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses panen dan pengolahan benih adalah sebagai
berikut2
'. Persiapan panen
-ahan pertanaman untuk produksi benih dapat dipanen apabila
sudah dinyatakan lulus sertifikasi lapangan oleh BP*B. *ebelum panen
dilakukan, semua malai dari kegiatan roguing harus dikeluarkan dari
areal yang akan dipanen. .al ini untuk menghindari tercampurnya calon
benih dengan malai sisa roguing. *elain itu, perlu disiapkan peralatan
yang akan digunakan panen sabit, karung, terpal, alat perontok threser$,
karung dan tempat/alat pengering$ serta alat-alat yang akan digunakan
untuk panen dibersihkan.
!. Proses panen
Dua baris tanaman yang paling pinggir sebaiknya dipanen terpisah
dan tidak digunakan sebagai calon benih. Panen dapat dilakukan dengan
potong tengah %erami padi kemudian dirontok dengan threser atau potong
bawah lalu digebot. 6alon benih kemudian dimasukan ke dalam karung
dan diberi label yang berisi 2 nama varietas, tanggal panen, asal
pertanaman dan berat calon benih./ lalu diangkut ke ruang pengolahan
benih.
5. Pengeringan benih
Penurunan kadar air perlu harus segera dilakukan karena pada
umumnya calon benih masih mempunyai kadar air panen yang tinggi.
Pada tingkat kadar air yang tinggi, calon benih bisa diangin-anginkan
terlebih dahulu sebelum dikeringkan. Pengeringan benih dapat dilakukan
dengan cara pen%emuran dan pastikan lantai %emur bersih dan beri %arak
yang cukup antar benih dari varietas yang berbeda. Dunakan
lamporan/alas di bagian bawah untuk mencegah suhu pen%emuran yang
terlalu tinggi di bagian bawah hamparan. -akukan pembalikan benih
secara berkala dan hati-hati. -akukan pengukuran suhu pada hamparan
benih yang di%emur dan kadar air benih setiap dua sampai tiga %am sekali
serta catat data suhu hamparan dan kadar air benih tersebut. Pengeringan
dilakukan hingga mencapai kadar air yang memenuhi standar mutu benih
bersertifikat '5 persen atau lebih rendah$
7. Pengolahan benih
Pengolahan benih pada umumnya meliputi pembersihan benih,
pemilahan grading$ dan perlakuan benih %ika diperlukan$. &u%uan
pembersihan ini selain memisahkan benih dari kotoran tanah, %erami,
maupun daun padi yang terikut$ %uga untuk membuang benih hampa.
Pembersihan benih dalam skala kevil dapat dilakukan secadapat
dilakukan secara manual dengan menggunakan nyiru ditapi$. *edangkan
pada skala produksi yang lebih besar, penggunaan mesin pembersih
benih seperti air screen cleaner atau aspirator akan meningkatkan
efisiensi pengolahan.
). Pengemasan benih
Pengemasan benih selain bertu%uan untuk mempermudahkan di
dalam penyaluran/transportasi benih, %uga untuk melindungi benih
selama penyimpanan terutama dalam mempertahankan mutu benih dan
menghindari serangan insek. @leh karena itu, efektifitas atau tidaknya
kemasan sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam mempertahankan
kadar air, viabilitas benih dan serangan insek.
Pengemasan sementara selama pengolahan benih berlangsung
atau setelah selesai pengolahan sampai menunggu hasil u%i lab keluar dan
label selesai dicetak, benih dapat dikemas dalam karung plastik yang
dilapis dengan kantong plastik di bagian dalamnya. *edangkan untuk
tu%uan komersial/pemasaran benih, benih sebaiknya dikemas dengan
menggunakan kantong plastik tebal "."> mm atau lebih dan di-sealed/
dikelim rapat. Pengemasan dilakukan setelah hasil u%i lab terhadap
contoh benih dinyatakan lulus oleh BP*B dan label selesai dicetak. -abel
benih dimasukan ke dalam kemasan sebelum di-sealed. Pengemasan dan
pemasangan label benih harus dilakukan sedemikian rupa, agar mampu
menghindari adanya tindak pemalsuan.
#. Penyimpanan benih
Kondisi penyimpanan yang baik adalah kondisi penyimpanan
yang mampu mempertahankan mutu benih seperti saat sebelum simpan
sepan%ang mungkin selama periode simpan. Daya simpan benih
dipengaruhi oleh sifat genetik benih, mutu benih awal simpan dan
kondisi ruang simpan. @leh karena itu, hanya benih yang bermutu tinggi
yang layak untuk disimpan. *edangkan kondisi ruang yang secara nyata
berpengaruh terhadap daya simpan benih adalah suhu dan kelembaban
ruang simpan.
%ESI&PULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari ulasan makalah tentang produksi
benih padi yaitu 2
'. -angkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk memproduksi benih unggul
yaitu pemilihan lokasi, pesemaian, penanaman, pemupukan, pengairan,
hingga panen dan pengolahan benih.
!. .al yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi diantaranya adalah/
kemudahan akses ke lokasi produksi kondisi %alan, transportasi$, kondisi
fisik lokasi dan isolasi.
5. &eknik pembuatan persemaian yaitu2 pengolahan tanah, pembuatan
bedengan, pemupukan, penaburan benih di persemaian.
7. Proses penyiapan lahan 2 mengolah tanah secara sempurna dan menekan
pertumbuhan gulma
). Pemupukan dimaksudkan untuk menambah penyediaan hara sehingga
mencukupi kebutuhan tanaman
#. Penyianagn dilakukan !-5 kali tergantung keadaan gulma
4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses panen dan pengolahan
benih adalah sebagai berikut2 persiapan panen, proses panen, pengeringan
benih, pengolahan benih, pengemasan benih, penyimpanan benih

Anda mungkin juga menyukai