=
86400
1000
(8)
dimana debit sungai (Q) dalam satuan m
3
/s, limpasan (Ro) dalam satuan mm, luas daerah
aliran sungai (CA) dalam m
2
, dan N merupakan jumlah hari dalam satu bulan.
Pada perhitungan menggunakan metode Mock perlu dilakukan kalibrasi terhadap nilai
koefisien infiltrasi (i) dan faktor resesi air tanah (k) yang sangat dipengaruhi oleh
topografi dan jenis tanah. Penentuan kedua nilai ini dilakukan dengan menguji semua
koefisian pada selang nol sampai satu. Pada umumnya i yang digunakan untuk daerah
dataran rendah dan pegunungan masing-masing adalah 0,3 dan lebih dari 0,5, sedangkan
untuk k berkisar antara 0,5 untuk daerah dataran rendah dan 0,6 untuk daerah
pegunungan. Untuk mendapatkan nilai i dan k yang sesuai maka digunakan Uji MSE
(Mean Squared Error) yang dihitung sesuai dengan persamaan:
( )
2
1
2
=
n
y Y
MSE
n
i
i i
(9)
dimana Y
i
merupakan rataan hasil perhitungan,
i
merupakan rataan hasil pengukuran
langsung, dan n merupakan jumlah data. Nilai MSE terkecil dari i dan k yang nantinya
digunakan dalam perhitungan debit sungai.
Validasi model dilakukan dengan membandingkan rataan dan ragam antara data debit
hasil perhitungan dan data debit pengukuran lapang dengan menggunakan pengujian
statistik. Dimana uji kesamaan rataan debit hasil perhitungan dan rataan debit pengukuran
di lapangan dilakukan dengan menggunakan uji t dengan hipotesis pengujian Ho :
1
=
2
, H1 :
1
2
2 1
2 1
1 1
'
n n
Sp
t
+
=
(10)
tolak Ho jika, t < -t
/2
atau t > t
/2
, dimana
1
dan
2
merupakan rataan debit
pengukuran dan debit hasil perhitungan, n
1
dan n
2
masing-masing merupakan jumlah data
debit pengukuran dan debit hasil perhitungan.
Sedangkan uji kesamaan ragam debit hasil perhitungan dengan debit pengukuran di
lapangan dilakukan dengan menggunakan uji F. Hipotesis pengujian yang digunakan Ho :
S
1
= S
2
, H1 : S
1
S
2
2
2
2
1
S
S
F = (11)
tolak Ho jika, F < -F
-/2
(v
1
,v
2
), dimana S
1
2
dan S
2
2
merupakan ragam debit pengukuran
dan debit hasil perhitungan, v
1
dan v
2
masing-masing merupakan jumlah data debit
pengukuran dan debit hasil perhitungan.
Debit andalan merupakan debit yang dirancang berdasarkan konsep peluang dan dapat
diduga dengan menggunakan metode sebaran Normal, dan Log Pearson tipe III
(Viessman et al., 1977). Sebaran Normal dihitung dengan persamaan yang berikut ini:
( )
1
1
2
=
=
n
M x
S
n
j
j
(12)
( ) ( ) S M Q + = 842 , 0 % 80 (13)
Sedangkan Log Pearson tipe III dihitung menggunakan tiga parameter yaitu nilai rataan
(M), simpangan baku (S), dan skewness coefficient (g) dengan persamaan berikut ini:
( )
n
M x
g
n
j
j
=
=
1
3
(14)
( ) S K M LogQ + = % 80 (15)
dimana g merupakan skewness coefficient, x adalah data debit, M merupakan rataan, S
adalah simpangan baku, n adalah jumlah data, K merupakan tetapan Log Pearson tipe III
(Tabel 1).
Tabel 1. Nilai K pada Log Pearson Tipe III
g
peluang
80%
g
peluang
80%
3,0 -0,636 -1,4 -0,705
2,0 -0,777 -1,6 -0,675
1,0 -0,852 -1,8 -0,643
0,0 -0,842 -2,0 -0,609
-0,2 -0,830 -2,2 -0,574
-0,4 -0,816 -2,4 -0,537
-0,6 -0,800 -2,6 -0,499
-0,8 -0,780 -2,8 -0,460
-1,0 -0,758 -3,0 -0,420
-1,2 -0,732
Untuk melihat apakah suatu data mengikuti sebaran tertentu misalnya sebaran Normal
atau Log Normal dapat dilakukan dengan uji kesesuaian (Goodness of Fit) Kolmogorov-
Smirnov (K-S),
( ) ( ) Y Fo Y Fn Sup D = (16)
Dimana Fn (Y) dan Fo (Y) merupakan sebaran komulatif contoh dan sebaran komulatif
menurut Ho, sedangkan Sup merupakan Supremum, Nilai D merupakan selisih terbesar
antara dua sebaran kumulatif, Nilai ini dibandingkan dengan nilai K-S (nilai Cr) pada
dan jumlah sampel (n) tertentu (Tabel 2).
Tabel 2. nilai Cr pada uji K-S
n