..................................... (2.1)
Keterangan :
............................... (2.2)
Keterangan :
................................ (2.3)
Keterangan :
... (2.4)
Dengan mengulang cara yang
sama akan didapatkan laju aliran
ekstraksi pada setiap feedwater heater.
Gambar 2. Kesetimbangan energi pada
feedwater heater
(Cengel, Yunus A., Boles, Michael A.)
2.4. Menghitung Output Turbin Uap
Output dari turbin uap adalah
jumlah dari output semua silinder turbin
(HP turbine, IP turbine, dan LP turbine).
Persamaan yang digunakan untuk
menghitungnya adalah :
.................. (2.5)
Jika ada pompa yang berada di
dalam siklus, biasanya pompa yang
dipasang setelah uap keluar dari
kondenser disebut pompa kondensat,
pompa yang dipasang ketika uap keluar
dari open feedwater heater dan kalau
diperlukan ada penambahan pompa
tambahan untuk mengantisipasi adanya
pressure drop selama uap mengalir
pada sistem siklus. Jadi daya yang
digunakan untuk mengerakan pompa-
pompa tersebut akan mengurangi daya
yang dihasilkan karena sebagian daya
harus digunakan ke pompa tersebut.
Untuk menghitung daya pompa
digunakan rumus sebagai berikut :
........................... (2.6)
Keterangan :
= daya pompa 1
= daya pompa 2
Dengan mempertimbangkan rugi-
rugi di atas dan efisiensi kopling
mekanik dan efisiensi generator akan
didapatkan net output dari
turbogenerator :
............................................... (2.7)
Extra Dilian Bintang Putra Subandi 5
2.5. Menghitung Back Work Ratio
(BWR)
Back Work Ratio (BWR) adalah
daya total yang dibutuhkan untuk
menggerakkan pompa-pompa yang
terdapat pada instalasi pembangkit
listrik dibandingkan dengan daya yang
dihasilkan oleh turbin, persamaannya
adalah :
.................................... (2.8)
Keterangan :
........ (2.10)
Keterangan :
............................. (2.11)
2.8. Menentukan Nilai Tekanan
Ekstraksi Di Setiap Feedwater
Heater (FWH)
Dalam perhitungan diberikan dua
pilihan, pertama jika diberikan tekanan
ekstraksi di setiap feedwater heater dan
yang kedua tekanan ekstraksi tidak
diberikan yang berarti harus dihitung
berdasarkan parameter-parameter
input yang ada.
Kalau pilihan pertama diberikan
tekanan ekstraksinya dihitung dari
feedwater heater yang paling dekat
dengan kondenser. Syarat yang harus
dipenuhi didalam menentukan nilai
tekanan ekstraksi adalah :
1. Tekanan ekstraksi
FWH1<Tekanan ekstraksi FWH2
2. Tekanan ekstraksi
FWH2<Tekanan ekstraksi FWH3
3. Tekanan ekstraksi
FWH3<Tekanan ekstraksi FWH4
4. Tekanan ekstraksi
FWH4<Tekanan ekstraksi FWH5
5. Tekanan ekstraksi
FWH5<Tekanan ekstraksi FWH6
6. Tekanan ekstraksi
FWH6<Tekanan ekstraksi FWH7
7. Tekanan ekstraksi
FWH7<Tekanan Reheater
Jika tekanan ekstraksi tidak
diberikan harus ditentukan nilainya
dengan mempertimbangkan paramater-
parameter input yang diberikan.
Parameter-parameter tersebut adalah
tekanan uap pada boiler dan tekanan
pada kondenser. Secara umum
penentuan tekanan ekstraksi adalah :
1. Tentukan temperatir jenuh boiker
(
) dengan tekanan
boiler sebagai acuan.
2. Tentukan temperatur jenuh
kondenser (
)
dengan tekanan kondenser
sebagai acuan.
3. Jumlah feedwater heater
diasumsikan n buah.
4. Selisih temperatur (T) adalah
.... (2.12)
5. Temperatur di setiap FWH ke i
adalah :
..... (2.13)
Dimana i dimulai dari FWH yang paling
dekat dengan kondenser.
6. Tekanan ekstraksi di setiap FWH
adalah tekanan jenuh di setiap
temperatur FWH-nya.
BAB III APLIKASI
Hasil perhitungan menunjukan
kenaikan efisiensi desain ketika
feedwater heatar ditambah, kenaikan
yang signifikan mungkin antara satu
sampai empat feedwater heater tetapi
pada lima buah feedwater heater
sampai tujuh buah feedwater heater
akan terlihat kenaikan efisiensi sistem
cendrung stabil. Jadi seandainya ada
Extra Dilian Bintang Putra Subandi 6
penambahan feedwater heater melebihi
tujuh buah feedwater heater tidak akan
memberikan kenaikan pada efisiensi
desain instalasi pembangkit listrik
secara signifikan, karena dengan
semakin banyaknya feedwater heater
rugi-rugi aliran, rugi-rugi gesekan, rugi-
rugi tekanan (pressure drop), rugi-rugi
panas yang terbuang akan lebih
banyak mempengaruhi desain. Gambar
3 menunjukkan kecendrungan dari
penurunan kenaikan efisiensi desain
instalasi pembangkit listrik dengan
penambahan feedwater heater ketika
lebih dari tujuh.
Gambar 4 adalah hasil
perhitungan memperlihatkan bahwa
adanya kecendrungan adanya
penambahan feedwater heater akan
mengurangi kalor yang masuk (boiler
dan reheater) mungkin dengan
mengekstraksi uap yang melalui
tingkatan turbin pada beberapa
feedwater heater akan menghemat
rugi-rugi kalor yang terjadi selama uap
mengalir di aliran sistem.
Gambar 3. Hubungan Efisiensi dengan
Jumlah Feedwater Heater
Pengurangan suplai kalor akan
membuat sistem instalasi akan lebih
menguntungkan secara ekonomis
karena akan mengurangi pemakaian
bahan bakar untuk instalasi pembangkit
listrik tersebut, baik bahan bakar itu
berupa minyak bumi, diesel, batu bara,
dan nuklir. Pengurangan pemakaian
bahan bakar akan banyak memberikan
keuntungan baik bagi investor dan bagi
negara, dengan bahan bakar yang bisa
diefisienkan pemakaiannya akan
menekan biaya-biaya lainnya seperti
biaya pengangkutan bahan bakar,
biaya penyimpanan, biaya
penanggulangan limbah dan yang
diharapkan konsumen pengguna listrik
dapat menekan biaya pemakaian listrik.
Gambar 4. Hubungan Kalor Masuk dengan
Jumlah Feedwater Heater
BAB IV SIMPULAN
Penambahan jumlah feedwater
heater akan menaikan efisiensi instalasi
pembangkit listrik. Kenaikan efisiensi
akan semakin turun dan cendrung
stabil pada penambahan antara lima
dan tujuh buah feedwater heater, serta
dapat disimpulkan penambahan
feedwater heater diatas tujuh buah
tidak akan memperbaiki efisiensi
instalasi pembangkit listrik.
Pengefisienan pemakaian bahan
bakar, sepertiminyak bumi, diesel,
batubara atau nuklir untuk
menghasilkan panas akan bisa
dilakukan dengan mengurangi rug-rugi
panas yang terjadi selama uap
mengalir di sistem instlasi, dengan
mengekstraksi sebagian uap yang
Extra Dilian Bintang Putra Subandi 7
mengalir di tingkatan turbin kepada
beberapa feedwater heater akan bisa
menghindari terbuangnya panas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asthana V., Panigrahi P. K.,
Performance of Power Plants
with High Temperature
Conditions at Sub-Critical
Pressures, 5
th
European
Thermal-Sciences Conference,
The Netherlands, 2008.
2. Srinivas T., Gupta A. V. S. S. K.
S., Reddy B.V., Generalized
Thermodynamic Analysis of
Steam Power Cycles with n
Number of Feedwater Heaters,
International Journal of
Thermodynamics, Vol .10, No. 4,
pp. 177-185, December 2007.
3. Li, Kam W., Priddy, A. Paul,
Power Plant System Design,
John Wiley & Sons,Inc, Canada,
1985.
4. Cengel, Yunus A., Boles, Michael
A., Thermodynamics An
Engineering Approach, Fourth
Editon in SI Units, McGraw-Hill.
5. W. Wagner et al., The IAPWS
Industrial Formulation 1997 for
the Thermodynamic Properties
of Water and Steam, ASME
Journal Engineering Gas
Turbines and Power, Vol. 122,
2000.
6. El-Wakil, M. M., Powerplant
Technology, International
Student Edition, McGraw-Hill,
United State of Amerika, 1985