Anda di halaman 1dari 3

Chandra Wahyu K

13/348684/TP/10740

Perkawinan Islam (makalah)
1. 1 LATAR BELAKANG
Perkawinan adalah fit-rah setiap manusia. Manusia diciptakan Allah sebagai mahluk yang
berpasang-pasangan. Dalam pandangan Islam, perkawinan adalah akad yang diberkahi, dimana
seorang lelaki menjadi halal bagi seorang wanita. Dan diantara tanda-tandanya, bahwa Dia
menciptakan untuk kamu dari dirimu istri-istri, agar kamu menjadi tenang dengannya, dan
menjadikan antara kamu kemesraan dan kasih sayang. Sungguh demikian menjadi tanda bagi kaum
yang berfikir (Al-Rum 21).
2. 1 PENGERTIAN PERKAWINAN
Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada semua mahluk Allah,
baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Semua yang diciptakan oleh Allah adalah
berpasang-pasangan dan berjodoh-jodohan, sebagaimana berlaku pada mahluk yang paling sempurna,
yakni manusia. Dalam surat Al-Dzariyat ayat 49 disebutkan: Dan segala sesuatu Kami
Ada beberapa pengertian perkawinan antara lain:
1. Menurut Undang-undang NO. 1 tahun 1974 tentang perkawinan pada BAB I DASAR
PEWRKAWINAN pasal 1 dinyatakan bahwa: Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa (Anonimous, 2004:8).
2. Menurut Kompilasi Hukum Islam pasal 2 menegaskan bahwa:
Kawin/nikah adalah akad yang sangat kuat (misapon horizon) untuk mentaati perintah Allah dan
pelaksanaannya merupakan ibadah.
3. Menurut pasal 26 BW, undang-undang disana ditegaskan bahwa perkawinan dipandang sebagai
hubungan keperdataan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan.
4. Menurut pasal 116 Decleration of human rights menyatakan dalam melangsungkan perkawinan
tidak memandang suku, agama, ras, warna kulit, maupun kewarganegaraan.
5. Menurut hukum adat, perkawinan itu merupakan suatu peristiwa paling
penting dalam kehidupan selain kelahiran dan kematian dimana pelak-
sanaannya tidak hanya melibatkan mempelai laki-laki, perempuan, dan keluarga bahkan melibatkan
roh nenek moyang.
2. 2 KEDUDUKAN PERKAWINAN DALAM ISLAM
Chandra Wahyu K
13/348684/TP/10740

Wajib kepada orang yang mempunyai nafsu yang kuat sehingga boleh menjatuhkan kelembah
maksiat (zina dan sebagainya) sedangkan ia seorang yang mampu, disini mampu yang dimaksud
adalah ia mampu membayar mahar dan mampu nafkah kepada bakal istrinya.
- Sunat kepada orang yang mampu tetapi dapat mengawal nafsunya.
- Harus kepada orang yang tidak ada padanya galakan dan bantahan untuk berkawin dan ini
merupakan hukum asal perkawinan.
- Makruh kepada orang yang tidak berkemampuan dari segi nafkah batin dan lahir tetapi sekedar tidak
memberikan kemudaratan bagi istri, sama ada ia kaya atau tiada nafsu yang kuat.
- Haram kepada orang yang tidak berkemampuan untuk memberikan nafkah
batin dan lahir, dan ia sendiri tidak berkuasa (lemah)
2. 3 TATA CARA PERKAWINAN DALAM ISLAM
Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tata cara perkawinan berlandaskan Al-Quran dan
Sunnah yang Shahih:
1. Mengenal pasangan, dalam mengenal pasangan muslim dan muslimin harus memperhatikan
bibit, bebet dan bobot yang akan dipinang.
2. Khitbah (peminangan), seorang muslim yang akan menikahi seorang muslimah hendaknya ia
meminang terlebih dahulu
3. Pertunangan yakni masa selesai peminangan menuju akad nikah, laki-laki dan perempuan
belum diizinkan berhubungan layaknya suami-istri.
4. Menurut Undang-undang No. 1 tahun 1974 (wajib melepor ke KUA sebelum menikah yakni 10
hari sebelum hari H).
5. Akad nikah.
Dalam akad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi;
Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.
Adanya Ijab Qabul.
Adanya mahar
Adanya wali.
Adanya saksi-saksi.

Chandra Wahyu K
13/348684/TP/10740

Anda mungkin juga menyukai