Anda di halaman 1dari 140

Pemicu 4 kelainan telinga dalam

dan keseimbangan
Philia Devita Haryanto
405090070
Universitas Tarumanagara
AUDIOLOGI
Ilmu yang mempelajari seluk beluk fungsi pendengaran
yang erat hubungannya dengan habilitasi dan
rehabilitasi
Dibagi menjadi 2 :
1. Audiologi dasar
Ilmu mengenai nada murni, bising, gangguan
pendengaran, serta cara pemeriksaannya ( tes penala, tes
berbisik, audiometri nada murni )
2. Audiologi khusus
Untuk membedakan tuli sensorineural koklea dengan
retrokoklea.
Meliputi audiometri khusus, audiometri objektif,
pemeriksaan tuli anorganik, dan pemeriksaan audiometri
anak
Audiologi dasar
Tes Rinne Tes Weber Tes Swabach Diagnosis
+ Tidak ada
lateralisasi
Sama dengan
pemeriksa
Normal
- Lateralisasi ke
telinga yang sakit
Memanjang Tuli konduktif
+ Lateralisasi ke
telinga sehat
Memendek Tuli neurosensorial
Pada tuli konduktif < 30 dB tes Rinne bisa masih positif
Tes Penala
Audiologi dasar
Nada murni: bunyi yang hanya mempunyai satu
frekuensijumlah getaran/detik
Bising: bunyi yang memiliki banyak frekuensi (NB dan WN)
Frekuensi: nada murni yang dihasilkan oleh getaran suatu
benda, sifatnya harmonis sederhana Hertz
Intesitas bunyidB HL, dB SL, dB SPL
Ambang dengar: bunyi nada murni terlemah yang masih
dapat didengar (menurut konduksi udara dan tulang)
Nilai nol audiometrik: intensitas nada murni yang terkecil
yang masih dapat didengar
Notasi pada audiogram
Jenis dan derajat ketulian serta gap dan masking

Audiometri nada murni
Audiometri nada murni
Ambang dengar adalah bunyi nada murni terlemah
pada frekuensi tertentu yang masih dapat didengar
oleh telinga seseorang.
AD= AD 500hz+ AD 1000Hz + AD 4000
4
Derajat ketulian:
0-25 dB : Normal
25-40 dB :tuli ringan
40-55 db :tuli sedang
55-70 dB :tuli sedang berat
70-90 dB :tuli berat
>90 dB :tuli sangat berat
Audiogram telinga
Normal: AC dan BC sama atau kurang dr 25 dB, AC dan
BC berimpit, tidak ada Gap

Tuli perseptif: AC dan BC lebih dari 25dB, AC dan BC
berimpit (tdk ada GAP)

Tuli konduktif:Bc normal atau kurang dari 25 db, AC
lebih dari 25 dB, Antara AC dan BC terdapat Gap

Tuli Campur: BC lebih dari 25 dB
AC lebih besar dr BC, terdapat Gap


Audiologi khusus
Audiometri khusus

Tes SISI ( short incremenet sensitivity test )
Tes ABLB ( Alternate binauralloudness balans test )
Tes Kelelahan (decay tone)
Audiometri Bekesy
Audiometri tutur ( speech audiometri )

Audiometri objektif audiometri impendans
Elektrokokleografi
Otoacustic Emission
Evoked response audiometri
Pemeriksaan tuli anorganik Cara stenger
Dengan audiometri nada murni
Dengan impendans
Dengan BERA ( Brainstem Evoke Response
Audiometry)
Audiokogi Anak Free field test
Play audiometri
BERA
Echocheck dan OAE
Kelainan/ penyakit yang menyebabkan Tuli konduktif
Tuli konduktif
Telinga luar Atresia liang telinga
Sumbatan oleh serumen
Otitis eksterna sirkumskripta
Osteoma liang telinga
Telinga tengah Sumbatan pada tuba eustachius
Otitis media
Otosklerosis
Timpanosklerosis
Hemotimpanum
Dislokasi tulang pendengaran
Kelainan/ penyakit yang menyebabkan Tuli
sensorineural
Tuli sensorineural
Tuli sensorineural koklea Aplasia
Labirintitis
Intoksikasi obat ( streptomisin,
kanamisin, garamisin, neomisin, kina,
asetosal, alkohol )
Tuli mendadak
Trauma kepala
Trauma kapitis
Trauma akustik
Pajanan bising
Tuli sensorineural retrokoklea Neuroma akustik
Tumor sudut pons serebelum
Mieloma multipel
Cedera otak
Perdarahan otak
Kelainan otak lainnya
GANGGUAN PENDENGARAN PADA
BAYI DAN ANAK
Tuli kongenital
Ketulian yang terjadi pada seorang bayi, disebabkan faktor
yang mempengaruhi kehamilan maupun saat kelahiran
Tuli kongenital biasanya berupa tuli sensorineural, yaitu tuli
sebagian (hearing impaired) dan tuli total (deaf)
Epidemiologi
Prevalensi tuli kongenital di Indonesia: 0,1%
Faktor resiko: pada masa kehamilan dan
kelahiran
Tuli kongenital: dampak cukup luas
Sejak awal: sosialisasi/ penyuluhan kepada
masyarakat dan petugas kesehatan di
lapangan deteksi dini
Gangguan pendengaran pada anak
Perkiraan adanya gangguan pada bayi dan anak
12 bulan Belum dapat mengoceh atau meniru
bunyi
18 bulan Tidak dapat menyebutkan 1 kata yang
mempunyai arti
24 bulan Perbendaharaan kata kurang dari 10 kata
30 bulan Belum dapat merangkai 2 kata
Gangguan pendengaran pada anak
Diharapkan dapat dideteksi sedini mungkin
Biasanya disertai dengan keterbelakangan
mental, gangguan emosional, maupun afasia
perkembangan.
Biasanya diketahui keluarganya karena terjadi
delayed speech
Dapat dibedakan menjadi tuli sebagian
(hearing impaired )maupun tuli total ( deaf )
Gangguan pendengaran pada anak
Perkembangan auditorik pranatal :
Koklea mencapai fungsi normal pada usia gestasi 20
mgg.
Namun reaksi janin masih bersifat refleks seperti
refleks Moro, terhentinya aktifitas, dan auropalpebral.
Refleks auropalpebral yang konsisten pada janin
normal usia 24-25 minggu
Perkembangan auditorik :
Neuron di korteks mengalamin proses pematangan
dalam waktu 3 tahun pertama kehidupan dan 12 bulan
pertama kehidupan terjadi perkembangan otak yang
sangat cepat
Gangguan pendengaran pada anak
Penyebab gangguan pendengaran pada bayi dan anak
Masa prenatal Genetik herediter
Non genetik ( kelainan pada masa kehamilan, kelainan struktur
anatomik, dan kekurangan zat gizi )
Periode kehamilan yang paling penting adalah trimester
pertama

Masa perinatal BBLR < 2500 gram
Hiperbilirubinemia
Asfiksia
Biasanya menyebabkan tuli sensorineural bilateral dengan
kelujan berat atau sangat berat
Masa postnatal Infeksi bakteri atau virus seperti rubela, campak, parotis, infeksi
otak, perdarahan pada teling tengah, trauma temporal.
Joint committee On Infant Hearing (1990) pedoman risiko
tinggi ketulian
1. Riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran bawaan
2. Riwayat infeksi prenatal (TORCHs)
3. Kelainan anatomi telinga
4. Lahir prematur (< 37 minggu)
5. Berat badan rendah (< 1500 gr)
6. Persalinan dengan tindakkan
7. Hiperbilirubinemia (20 mg/dl atau lebih tinggi)
8. Asfiksia berat,nilai APGAR rendah (0-3)

Bayi dengan 3 macam faktor risiko dia atas memiliki
kecenderungan menderita ketulian 63 kali > dari bayi normal
Gangguan pendengaran pada anak
Pemeriksaannya :

Audiokogi Anak

Free field test

Play audiometri

BERA

Echocheck dan OAE

Timpanometri
Pemeriksaan OAE
Pemeriksaan AABR

ALUR SKRINING PENDENGARAN BAYI
Sub Dept. THT Komunitas Dep THT FKUI / RSCM
( Berlaku mulai Januari 2003 )
BAYI BARU LAHIR DPOAE

LULUS GAGAL
Usia 3 bln Usia 1 bln
AABR TIMPANO
DPOAE
AABR


LULUS GAGAL GAGAL LULUS
Usia 6 bln Usia 3 bln


TIMPANO
DPOAE
ABR
BEHAVIORAL

LULUS GAGAL
Obs. smp 2 thn HABILITASI
PENATALAKSANAAN
Habilitasi dilakukan sedini mungkin
Tuli saraf berat memakai alat bantu dengar
Penilaian tingkat kecerdasan oleh psikolog anak untuk dirujuk
dalam pendidikannya
Pemasangan implan koklea tuli saraf berat bilateral/tuli
total bilateral (anak maupun dewasa) yg tidak mendapat
manfaat dengan alat bantu dengar konvesional
Anak dengan tuli saraf berat sejak lahir implan dipasang
pda usia 2 tahun
Rehabilitasi da evaluasi pasca bedah
Perangkat elektronik harus diperiksa dan dikalibrasi berkala
(mapping) ,setiap 6 bulan < 6 tahun,setiap 12 bulan > 6
tahun
GANGGUAN PENDENGARAN PADA
GERIATRI
Perubahan organ pendengaran
Telinga luar Telinga tengah Telinga dalam
Ber- elastisitas
jaringan daun telinga
dan liang telinga
Gangguan fungsi
kelenjar sebasea dan
seruminosa
Penyusutan jaringan
lemak
Perlunakan tulang
Ber+ banyak rambut
liang telinga (lebih
tebal dan panjang)
Produk serumen
lebih keras
Membran timpani
menipis dan lebih
kaku
Artritis sendi pada
persendian tulang
pendengaran
Atrofi dan degenerasi
serabut otot
pendengaran
Proses penulangan
dan perkapuran pada
tulang rawan sekitar
tuba Eustachius
Komponen telinga
dalam baik bagian
sensorik, saraf, PD,
jaringan penunjang
dan sinaps saraf
sangat rentan
mengalami perubahan
akibat proses
degenerasi
Organ corti paling
rentan
Tuli Konduktif Pada Geriatri
Proses degenerasi menyebabkan perubahan
Ber- elastisitas dan ber+ besar ukuran pinna daun
telinga
Atrofi dan ber+ kakunya liang telinga
Penumpukan serumen
Membran timpani ber+ tebal dan kaku
Kekakuan sendi tulang2 pendengaran
Presbikusis
Tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya
terjadi mulai usia 65 tahun, simetris telinga
kanan kiri

Presbikusis
Etiologi:
Proses degenerasi
Faktor herediter
Pola makanan
Metabolisme
Arteriosklerosis
Infeksi
Bising
Gaya hidup
Klasifikasi
Jenis Patologi
Sensorik Lesi terbatas pada koklea. Atrofi
organ corti, jumlah sel2 rambut
dan sel2 penunjang ber-
Neural Sel2 neuron pada koklea dan jaras
auditorik ber-
Metabolik (strial presbycusis) Atrofi sria vaskularis. Potensial
mikrofonik menurun.
Fungsi sel dan keseimbangan
biokima/bioelektrik koklea ber-
Mekanik (cochlear presbycusis) Terjadi perubahan gerakan
mekanik duktus koklearis.
Atrofi ligamentum spiralis
Membran basilaris lebih kaku
Presbikusis
Gejala klinik
Ber- pendengaran secara perlahan2 dan progresis
Simetris pada kedua telinga
Tinitus nada tinggi
Intensitas suara dinyeri di telinga
Dapat mendengar percakapan tetapi sulit paham,
terutama bila diucap dengan cepat dan di tempat
bising
Diagnosis
Pemeriksaan otoskopik: membran timpani suram,
mobilitas berkurang
Tes penala: didapatkan tuli sensorineural
Audiometri nada murni: tuli nada tinggi, bilateral, simetris
Pemeriksaan audiometri tutur: menunjukkan adanya
gangguan diskriminasi wicara presbikusis neural dan
koklear
Tahap awal, ada penurunan yang tajam setelah frekuensi
2000Hz khas pada presbikusis sensorik dan neural
Garis ambang dengar pada audiogram lebih mendatar,
kemudian berangsur turun presbikusis metabolik dan
mekanik
Penatalaksanaan
Rehabilitasi
Pemasangan ABD perlu dikombinasi dengan
latihan membaca ujaran dan latihan mendengar
TULI MENDADAK
Tuli mendadak
Tuli yang terjadi secara tiba-tiba,dimana
kehilangan pendengaran 30 dB atau lebih
pada 3 frekuensi audiometrik yang berdekatan
dan telah berlangsung selama kurang dari 3
hari.

Merupakan kegawatdaruratan otology

Sebagian besar kasus rata rata idiopatik

Epidemiologi
Insiden tertinggi antara usia 50-60 tahun.
Insiden terendah antara usia 20-30 tahun. 2 %
dari pasien ketulian mendadak tersebut
sifatnya bilateral
Insidennya sama antara pria dan wanita.

Etiologi :
Iskemia koklea (penyebab utama)
Infeksi virus
Trauma kepala
Trauma bising yang keras
Perubahan tekanan atmosfir
Autoimun
Obat ototoksik
Penyakit meniere
Neuroma akustik
Ruptur membran labirin
Ruptur membran labirin berpotensial
menyebabkan kehilangan pendengaran
sensorineural yang tiba-tiba.
Ini disebabkan bercampurnya cairan dari
endolimf pada skala media dan perilimf
tingkap lonjong dan tingkap bulat yang efektif
mengubah potensial endokoklear
Gejala
Iskemia koklea
Timbulnya tuli pada iskemia kokhlea dapat bersifat mendadak atau
menahun secara tidak jelas. Kadang-kadang bersifat sementara atau
berulang dalam serangan, tetapi biasanya menetap. Tuli yang
bersifat sementara biasanya tidak berat dan tidak berlangsung
lama. Tuli dapat unilateral atau bilateral, dapat disertai dengan
tinitus atau vertigo.

Infeksi virus
Pada infeksi virus, timbulnya tuli mendadak biasanya pada satu
telinga, dapat disertai dengan tinnitus dan vertigo. Kemungkinan
ada gejala dan tanda penyakit virus seperti parotis varisela, variola
atau pada anamnesis baru sembuh dari penyakit virus tersebut.
Pada pemeriksaan klinis tidak terdapat kelainan telinga.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Audiometri nada murni tuli sensorineural ringan- berat
Pemeriksaan audiometri tutur tuli sensorineural
Pemeriksaan audiometri impedans kesan tuli sensorineural
koklea
Test keseimbangan elektronistagmus kemungkinan
terdapat paresis kanal
Foto tulang temporal proyeksi Stenvers /tomografi
komputer mencari kemungkinan neuroma akustik
Pemeriksaan virologi
PENATALAKSANAAN
Tirah baring sempurna selama 2
minggu (ada penyakit
sistemik/tidak)
Vasodilatansia yang cukup kuat mis
: complamin injeksi
Prednison 4x10 mg,tappering off
tiap 3 hari
Diet rendah garam dan rendah
kolesterol
Inhalasi oksigen 4 x 15 menit (2
liter/menit)
Peneyebanya virus obat
antivirus

Evaluasi pendengarantiap
minggu selama 1 bulan
Bila tidak sembuhpertimbangkan
alat bantu dengar dan rehabilitasi
pendengaran
psikoterapi
Pasien tuli total bilateralusaha di
atas tidak berhasilpemasangan
implan koklea
Kelainan darah atau penymbatan
pembuluh darah konsul ke bag
penyakit dalam
Jika diduga akibat neuroma
akustikkonsul ke bagian bedah
saraf
Evaluasi
Dilakukan setiap minggu selama 1 bulan, dengan
definisi :


Perbaikan Keterangan
Sangat Baik Perbaikan lebih dari 30 dB pada 5
frekuensi
Sembuh Perbaikan ambang pendegaran kurang
dari 30 dB pada frekuensi 250 Hz, 500 Hz,
1000 Hz, 2000 Hz, dan dibawah 25 dB
pada frekuensi 4000 Hz
Baik Rata-rata perbaikan 10-30 dB pada 5
frekuensi
Tidak ada perbaikan Perbaikan kurang dari 10 dB pada 5
frekuensi
PROGNOSIS
Penyembuhan dapat sebagian atau lengkap,dapat juga tidak
sembuh
Terapi dilakukan dalam 24 jam makin besar kemungkinan
sembuh
Terapi > 2 minggu kemungkianan sembuh menjadi kecil
GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT
BISING
(NOISE INDUCED HEARING LOSS)
TULI AKIBAT BISING
Bising adalah suara atau bunyi yang mengganggu atau tidak
dikehendaki
bising itu sangat subyektif,tergantung dari masing-masing
individu, waktu dan tempat terjadinya bising
secara audiologi, bising adalah campuran bunyi nada murni
dengan berbagai frekuensi

Cacat pendengaran akibat kerja ( occupational deafness /
noise inducedhearing loss ) adalah hilangnya sebagian atau
seluruh pendengaran seseorangyang bersifat permanen,
mengenai satu atau kedua telinga yang disebabkan oleh bising
terus menerus dilingkungan tempat kerja

ETIOLOGI

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemaparan
kebisingan
1. Intensitas kebisingan
2. Frekwensi kebisingan
3. Lamanya waktu pemaparan bising
4. Kerentanan individu
5. Jenis kelamin
6. Usia
7. Kelainan di telinga tengah

Pengaruh Kebisingan Pada Pendengaran
1. Adaptasi
telinga terpapar oleh kebisingan telinga akan merasa terganggu oleh
kebisingan tersebuttelinga tidak merasa terganggu (suara terasa tidak
begitu keras seperti pada awal pemaparan)

2.Peningkatan ambang dengar sementara
Terjadi kenaikan ambang pendengaran sementara yang secara perlahan-lahan
kembali seperti semula ( beberapa menit -beberapa jam bahkan sampai
beberapa minggu setelah pemaparan)
Mula-mula terjadi pada frekwensi 4000 Hzpemaparan berlangsung lama
kenaikan nilai ambang pendengaran sementara akan menyebar pada
frekwensi sekitarnya.
Makin tinggi intensitas danlama waktu pemaparan makin besar perubahan
nilai ambang pendengarannya.
Respon tiap individu terhadap kebisingan tidak sama tergantung dari
sensitivitas masing-masing individu




3.Peningkatan ambang dengar menetap
Kenaikan terjadi setelah seseorang cukup lama terpapar
kebisingan, (frekwensi 4000 Hz).
paling banyak ditemukan dan bersifat permanen, tidak dapat
disembuhkan .
Kenaikan ambang pendengaran yang menetap dapat terjadi
setelah 3,5 sampai 20 tahun terjadi pemaparan.
Penderita mungkin tidak menyadari bahwa pendengarannya
telah berkurang dan baru diketahui setelah dilakukan
pemeriksaan audiogram

Klasifikasi
Secara umum efek kebisingan terhadap pendengaran dapat
dibagi atas 2
kategori yaitu :
1. Noise Induced Temporary Threshold Shift ( TTS )
2. Noise Induced Permanent Threshold Shift ( NIPTS )

NOISE INDUCED TEMPORARY THRESHOLD SHIFT
(NITTS)

Seseorang yang pertama sekali terpapar suara bising akan
mengalami berbagai perubahan
Ambang pendengaran bertambah tinggi pada frekwensi tinggi
gambaran audiometri tampak sebagai notch yang curam
pada frekwensi 4000 Hz, yang disebut juga acoustic notch.

terjadi pergeseran ambang pendengaran yang bersifat
sementara, yang disebut juga NITTS.

Apabila beristirahat diluar lingkungan bising biasanya
pendengaran dapat kembali normal.

NOISE INDUCED PERMANENT THRESHOLD SHIFT ( NIPTS )

Kehilangan pendengaran akibat suara bising,disebut dengan
occupational hearing loss
NITTS menjadi NIPTS diperlukan waktu bekerja dilingkungan
bising selama 10 15 tahun, bergantung juga kepada :
1. tingkat suara bising
2. kepekaan seseorang terhadap suara bising

biasanya terjadi disekitar frekwensi 4000 Hz dan perlahan-
lahanmeningkat dan menyebar ke frekwensi sekitarnya.
NIPTS mula-mula tanpa keluhanmenyebar sampai ke
frekwensi yang lebih rendah ( 2000 dan3000 Hz ) keluhan
akan timbul


PATOGENESIS
Tuli akibat bising mempengaruhi organ Corti di koklea terutama sel-sel rambut luar

degenerasi yang meningkat sesuai dengan intensitas dan lama paparan.

Stereosilia pada sel-sel rambut luar menjadi kurang kaku sehingga mengurangirespon
terhadap stimulasi.

bertambahnya intensitas dan durasi paparan akan dijumpai lebih banyak kerusakan seperti
hilangnya stereosili dan pertama kali terkena adalah daerah basal.

Stereosilia hilang , sel-serambut mati digantikan oleh jaringan parut.

Semakin tinggi intensitas paparan bunyi, sel-sel rambut dalam dan sel-sel penunjang
semakin rusak

dapat timbul degenerasi pada saraf yang juga dapat dijumpai di nukleus pendengaran pada
batang otak.


Gejala:
Kurang pendengaran disertai tinitus/tidak
Beratdisertai keluhan sukar menangkap percakapan
dengan kekerasan biasa
Lebih beratpercakapan dengan keras pun sukar
dimengerti
Lesinya: disosiasi organ Corti, ruptur membran,
perubahan stereosilia dan organel subseluler
Efek pada sel ganglion, saraf, membran tektoria, PD
dan stria vaskularis
Jenis kerusakan pada struktur organ tertentu
ditimbulkan bergantung pada intensitas, lama
pajanan dan frekuensi bising
DIAGNOSIS
tes penala : Rinne positip, Weber lateralisasi ke telinga yang
pendengarannya lebih baik dan Schwabach memendektuli
sensorineural yang biasanya mengenai kedua telinga
Pemeriksaan audiometri nada murni didapatkan tuli sensorineural
pada frekwensi tinggi
( umumnya 3000 6000 Hz ) dan pada frekwensi 4000 Hz sering
terdapat takik ( notch ) yang patognomonik untuk jenis ketulian ini.

pemeriksaan audiologi khusus seperti SISI ( Short Increment
sensitivity Index ), ABLB ( Alternate Binaural Loudness Balance ) dan
Speech Audiometry menunjukkan adanya fenomena rekrutmen (
recruitment ) khas untuk tuli saraf koklear


PENATALAKSANAAN
Dipindahkan kerjanya dari lingkungan bising.
Menggunakan alat pelindung telinga yaitu berupa sumbat telinga (
ear plugs ), tutup telinga ( ear muffs) dan pelindung kepala ( helmet
)
bila gangguan pendengaran sudah mengakibatkan kesulitan
berkomunikasi dengan volume percakapan biasaalat bantu
dengar ( ABD ).
pendengarannya telah buruk, sehingga denga ABD tidak dapat
berkomunikasi dengan adekuatpsikoterapi supaya pasien dapat
menerima keadaannya.
Latihan pendengaran ( auditory training ) pasien dapat
menggunakan sisa pendengaran dengan ABD secara efisien dibantu
denganmembaca ucapan bibir ( lip reading ), mimik dan gerakan
anggota badan sertabahasa isyarat untuk dapat berkomunikasi.
PROGNOSIS
Oleh karena jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tuli
saraf koklea yang sifatnya menetap, dan tidak dapat diobati
secara medikamentosa maupun pembedahan prognosisnya
kurang baik.
yang terpenting adalah pencegahan terjadinya ketulian

PENCEGAHAN

Tujuan utama perlindungan terhadap pendengaran adalah untuk
mencegah terjadinya NIHL yang disebabkan oleh kebisingan di
lingkungan kerja.
Program ini terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Pengukuran pendengaran Test pendengaran yang harus dilakukan
ada 2 macam, yaitu :
a. Pengukuran pendengaran sebelum diterima bekerja.
b. Pengukuran pendengaran secara periodik.
2. Pengendalian suara bising ,Dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Melindungi telinga para pekerja secara langsung dengan
memakai ear muff ( tutup telinga ), ear plugs ( sumbat telinga ) dan
helmet (pelindung kepala ).
b. Mengendalikan suara bising dari sumbernya, dapat dilakukan
dengan cara :
-memasang peredam suara

menempatkan suara bising ( mesin ) didalam suatu ruangan yang
terpisah dari pekerja
3. Analisa bising
Analisa bising ini dikerjakan dengan jalan menilai intensitas
bising, frekwensi bising, lama dan distribusi pemaparan serta
waktu total pemaparan bising.
Alat utama dalam pengukuran kebisingan adalah sound level
meter
TINITUS
Tinitus
Salah satu gangguan pendengaran berupa sensasi suara tanpa
adanya rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal
mekanoakustik maupun listrik.
Keluhan: bunyi mendenging, menderu, mendesis, atau
berbagai macam bunyi lainnya.
Dapat terjadi dalam nada rendah maupun tinggi.
Terbagi atas:
1. Tinitus objektif
2. Tinitus subjektif
Tinitus objektif
suara dapat didengar juga o/ pemeriksa, bersifat
vibratorikberasal dari transmisi vibrasi sistem muskuler atau
KV di sekitar telinga.
Penyebab: kelainan vaskulertinitusnya mengikuti denyut
jantung.
Dijumpai pada: malformasi arteriovena, tumor glomus jugular
dan aneurisma.
Dijumpai sebagai suara klik (clicking sound) yang
berhubungan dengan penyakit sendi temporomandibular dan
karena kontraksi spontan dari otot telinga tengah atau
mioklonus palatal. Tuba eustachius paten juga dapat
menyebabkan timbulnya tinitus akibat hantaran suara dari
nasofaring ke rongga telinga tengah.
Tinitus subjektif
Suara hanya di dengar oleh pasien sendiri.
Sering terjadi
Bersifat nonvibrotik
Penyebab: proses infiltratif atau perubahan
degeneratif traktus auditorius mulai dari sel-
sel rambutgetar koklea sampai saraf
pendengaran.
Patofisiologi tinitus
Berbagai kelainan telinga impuls
abnormalaktivitas elektrik pada area
auditorius perasaan adanya bunyi.
Biasa dihubungkan dengan tuli sensorineural
dan gangguan konduksi (nada rendah) jika
disertai inflamasi, bunyi dengung terasa
berdenyut gejala dini tumor glomus
jugulare.
Tuli sensorineuraltinitus nada tinggi (4000 Hz)
Intoksikasi obat tinitus nada tinggi terus
menerus atau hilang timbul.
Hipertnsi endolimfatik tinitus nada rendah
atau tinggi
Diagnosis
Tinitus gejala penyakit telinga pengobatannya perlu
ditegakkan diagnosis untuk mencari penyebabnya.
Anamnesis, tanyakan:
Kualitas dan kuantitas tinitus
Lokasinya
Sifatnya, apakah mendenging, mendesis, menderu, berdetak,
gemuruh, atau seperti riak air.
Lamanya.
Mengganggu atau bertambah berat waktu pagi atau malam
hari
Gejala yang menyertai.
Penatalaksanaan tinitus
Sesuai penyebab
Jastreboff, berdasarkan neurofisiologI (Tinnitus Retraining
Therapi (TRT) Kombinasi konseling terpimpin, terapi akustik
dan medikamentosa bla diperlukan penurunan toleransi
suara.
Pengobatannya:
1. psikologik
2. Elektrofisiologi alat bantu dengar atau tinitus marker
3. Terapi medikamentosa
4. Tindakan bedah
GANGGUAN PENDENGARAN
KARENA OBAT OTOTOKSIK
Ototoksik
eritromisin Gejala pemberian eritromisin IV : kurang pendengaran,
tinitus, kadang disertai vertigo
Dapat pulih jika pengobatan dihentikan
AB lainnya: Vankomisin, Viomisin, Capreomisin, Minosiklin
pada pasien yg terganggu fs. Ginjalnya
Loop diuretic Asam Etakrinat, Furosemid, dan Bumetanid
Menyebabkan ketulian sementara maupun menetap
Ok. Perubahan komposisi elektrolit cairan endolimfe
KI : pasien insufisiensi ginjal
Obat anti inflamasi Salisilat tuli sensorineural berfrekuensi tinggi dan tinitus
Bila pengobatan dihentikan akan sembuh dan tinitus
menghilang
Obat anti malaria Kina dan Klorokuinolon
Efek ototoksisitas : gangguan pendengaran dan tinitus
klorokuinolon >250 mg/hari untuk jangka lama
Mempunyai efek teratogenik

Aminoglikosida Efek toksik pada saraf N.VIII mengenai komponen vestibular maupun
akustik
Sifat : bilateral dan bernada tinggi atau unilateral disertai gangguan
vestibular
Jenis : Streptomisin, Gentamisin, Neomisin, Kanamisin, Tobramisin,
Amikasin, Dihidrostreptomisin, Netilmisin, Sisomisin
Gangguan Akustik
Gejala dini : tinitus nada tinggi
Patologi kerusakan berupa degenerasi berat sel rambut organ corti
Neomisin paling mudah menimbulkan tuli saraf
Gangguan Vestibular
Gejala dini : sakit kepala
Fase akut : pusing, mual, muntah, dan gangguan keseimbangan
Fase kronik : gejala semakin nyata
Fase kompensasi : gejala bersifat laten dan menjadi nyata hanya
bila menutup mata
ES bisa di- dengan penghentian segera
Waktu pemulihan 12 18 bulan

Ototoksik
Obat anti tumor Efek ototoksisitas : tuli subjektif, tinitus dan otalgia, dapat
disertai gangguan keseimbangan
Tuli biasanya bilateral hasil speech discrimination score

Obat tetes telinga Banyak obat tetes telinga mengandung AB gol Aminoglikosida
Menyebabkan ketulian ok. Menembus membran tingkap
bundar
FAAL KESEIMBANGAN
Labirinth
Statis
Kinetik
Sacullus
Utricullus
Kanalis
semisircularis
Horizontal
Anterior
Posterior
Fisiologi Alat Keseimbangan
Keseimbangan dan orientasi tubuh
bergantung pada :
Input sensorik dari reseptor vestibular di labirin
Organ visual dan propioseptif
Gabungan informasi dari reseptor sensorik
tersebut akan diolah di SSP
menggambarkan posisi tubuh
Organ Vestibular
Organ Vestibular
Labirin terdiri atas labirin tulang dan labirin
membran
Labirin membran terdapat di dalam labirin tulang
Antara labirin membran dan labirin tulang terdapat
perilimfa
Di dalam labirin membran terdapat endolimfa
Ujung saraf vestibuler terdapat di dalam labirin
membran, terapung pada perilimfa
Labirin terdiri dari 3 KSS: horizontal, anterior dan
posterior
Organ Vestibular
Labirin
Terdiri dari labirin statis & dinamis
Labirin statis utrikulus dan sakulus
merupakan pelebaran labirin membran
Didalamnya terdapat makula yg memiliki reseptor2
keseimbangan
Labirin kinetik 3KSS
memiliki pelebaran yg terhubung dengan utrikulus yg
disebut ampula
Di dalam ampula terdapat krista ampularis yang terdiri
atas reseptor2 keseimbangan yg tertutup substansi
gelatin (kupula)
Fisiologi Keseimbangan
Perubahan kepala perpindahan cairan
endolimfa silia sel rambut menekuk
perubahan permeabilitas membran kalsium
masuk ke dalam sel depolarisasi
pelepasan neurotransmiter eksitatorik
penerusan impuls sensoris ke saraf aferen
pusat keseimbangan di otak
Gerakan silia ke arah yg berlawanan
depolarisasi
GANGGUAN KESEIMBANGAN
Sistem Vestibular
Sistem vestibular sangat sensitif terhadap
perubahan O2 darah
Perubahan O2 mendadak vertigo

2 gejala umum pada gangguan vestibular
vertigo dan nistagmus
Nistagmus dan vertigo adalah gejala yg
berasal dari 1 sumber, tetapi bisa terjadi tidak
bersamaan
Nistagmus
Nistagmus : gerakan bola mata kesana kemari
2 fase nestagmus :
Fase lambat reaksi sistem vestibuler terhadap
rangsang
Fase cepat fase kompensasi
Berdasarkan komponen cepatnya :
Nistagmus horizontal
Nistagmus vertikal
Nistagmus rotatoar
Vertigo
Perasaan berputar
Vertigo subjective
objective
Vertigo
Spontan tanpa rangsangan (co : meniere)
Posisi karena perubahan posisi kepala
Kalori pada pemeriksaan kalori


Vertigo dan Gangguan Pendengaran
Waktu Tdk disertai gangguan
pendengaran
Disertai gangguan
pendengaran
Detik BPPV Perilimfatik fistula
Kolesteatoma
Menit Insufisiensi Vertebral
basilar
Migrain
Jam
Hari
Minggu
Vestibulopati
Vestibular neuronitis
Gangguan CNS
Lyme disease
Multipel sklerosis
Meniere disease
Labirinitis
Acoustic neuroma
Proses autoimun
Psikogenik
Sistem vestibularis
Peka terhadap perubahan konsentrasi O
Terjadi terhadap perubahan konsentrasi O
Faktor lain ( co : sklerosis a.auditiva
interna di satu sisi telinga)
Penyesuaian O hanya di satu sisi
Perbedaan elektropotensial di vestibular kanan dan kiri
Vertigo
BENIGN PAROXYMAL POSITIONAL
VERTIGO ( BPPV )
BPPV
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
gangguan vertigo perifer yg disebabkan oleh
adanya debris pada KSS bagian posterior

Epidemiologi :
Sering ditemukan pada usia dekade ke-5
Terjadi 10-100 kasus dari 100.000 pasien/ th
Terjadi pada 20% pasien vertigo
Patofisiologi BPPV
Debris yang menempel pada cupula/
endolimfe stimulasi KSS oleh partikel debris
respon thp gravitasi oleh debris vertigo
Gejala BPPV
Onset vertigo yg tiba2 selama 10-20 detik pd
posisi kepala tertentu
Disertai nausea
Tdk ada gangguan pendengaran
Tdk ada nistagmus spontan
Evaluasi neurologis normal
Pemeriksaan
Audiogram normal pendengaran simetris
Timfanografi normal
Tes dix hallpike vertigo & nistagmus
menurun setelah 20 detik
MRI dg contras gadolinium
Evaluasi batang otak, cerebelopontine angle
Sensitif dan spesifik untuk identifikasi tumor

Dix Hallpike Test
Penegakan Diagnosis BPPV
Vertigo tiba2 selama beberapa detik pada
posisi kepala tertentu
Tidak ada gangguan pendengaran
Nistagmus pada tes dix hallpike
Penatalaksanaan
Non-surgical
Manuver epley + bone vibrator pada tulang
mastoid
80% pasien sembuh hanya dengan terapi ini

Surgical
Jarang dilakukan
I : gagal terapi manuver Epley
Manuver Epley
Pasien duduk, posisi wajah berhadapan dengan
pemeriksa dengan sudut 45
Pegang kepala pasien baringkan pasien pada
posisi kepala yg sama
Pertahankan posisi sampai nistagmus berhenti
Reposisi tangan putar kepala pasien ke arah yg
berlawanan tahan selama 30s
Putar kepala sampai hidung membentuk sudut tegak
lurus terhadap lantai tahan selama 30s
Dudukkan pasien tanpa merubah posisi kepala
(kepala dalam posisi 45 ke arah yang berlawanan
dari posisi awal melakukan manuver)
Prognosis BPPV
Dapat terjadi remisi setelah beberapa bulan
30% pasien mengalami gejala sampai 1th
Sebagian besar pasien membaik dengan
reposisi manuver
10-15% kasus rekuren Th/ dengan
manufer Epley
MENIERE DISEASE
Meniere Disease
Gangguan idiopatik telinga dalam yang
ditandai oleh serangan vertigo, gangguan
pendengaran, tinnitus dan perasaan penuh
pada telinga
Penyakit Meniere
Etiologi : Hidrops endolimfa pada koklea dan vestibulum , diduga
krn adanya ggg biokimia cairan endolimfa dan ggg klinik pd
membran labirin

Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang timbul diduga
disebabkan :
- Tek.hidrostatik pada ujung arteri
- Tek.osmotik di dalam kapiler
- Tek. Osmotik ruang ekstrakapiler
- Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat penimbunan
cairan endolimfa
Patofisiologi



Epidemiologi
10-150 kasus / 100.000 orang/tahun
Penderita wanita = pria
Tidak ada kecenderungan pada salah satu
telinga
Umumnya terjadi pada usia dekade ke-5
Jarang terjadi pada penderita dg usia < 20th /
>70th
Faktor risiko
Sistem imun abnormal
Alergi
Infeksi virus
Faktor genetik
Trauma kepala
Gejala Klinis
Gangguan pendengaran fluktuatif/unilateral
Vertigo (menit-jam)
Tinnitus selama serangan vertigo
Rasa penuh di telinga
Serangan akut disertai nausea & vomiting
Kelelahan pasca serangan

Meniere Disease
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Serologi autoimun
Audiologi
Gangguan pendengaran pada frekuensi rendah/tinggi
Tuli sensorineural pada penyakit yg progresif
+ pada 50% pasien
Electrokokleografi
Mengukur bangkitan potensial aksi dalam telinga
Kurang spesifik & sensitif
ENG
VEMP
Penegakan Diagnosa
Vertigo episodik selama beberapa jam
Gangguan pendengaran yg fluktuatif
Tinitus
Perasaan penuh pada telinga
Pemeriksaan Lab tdk spesifik untuk diagnostik
Pemeriksaan fisik hanya untuk menguatkan
diagnosis
Tata laksana
Vertigo
Motion sickness medications
meclizine (Antivert) atau diazepam (Valium) mengurangi
sensasi berputar dari vertigo mengontrol mual dan
muntah
Anti-nausea medications
promethazine
Long term medication
Diuretik jumlah cairan di tubuh membantu
regulasi volume cairan dan tekanan di telinga dalam
Mengakibatkan deplesi potassium mkn banyak
pisan, jeruk, bayam
Penatalaksanaan
Aminoglikosida (gentamisin)
Gentamisin intratimpani di absorbsi dari jendela
bundar & selektif pada sel rambut vestibular yg rusak
produksi endolimfe 90% keluhan vertigo
Steroid
Diberikan PO selama fase eksaserbasi akut & untuk
pencegahan komplikasi sistemik
Intratimpani steroid untuk penyakit yg aktif
Obat vasodilator < tekanan hidrops endolimfa
Surgical

Non invasive therapy
Rehabilitation.
vestibular rehabilitation therapy membantu tubuh dan otak
kembali mendapatkan kemampuan untuk memproses informasi
keseimbangan
Hearing aid.
Meniett device.
Untuk vertigo yang sulit ditangani memberikan tekanan
positif di telinga tengah meningkatkan pertukaran cairan.
Dapat dilakukan di rumah, 3x sehari selama 5 menit
Menunjukkan kemajuan pada gejala vertigo, tinitus dan
perasaan penuh di telinga
Kelemahan : biaya
The Meniett device delivers air pressure pulses
through a special earplug that you hold in your
ear. The Menietts pressure pulses pass through
a tiny vent tube to the middle ear, where they
may help reduce the fluid pressure in the inner
ear.
Tata laksana
Middle ear injections
Gentamicin toxic terhadap teling dalam
kemampuan menyeimbangkan telinga, shg telinga satunya
yg bertanggung jawab serangan vertigo E.S tuli
Steroids (dexamethasone)
Surgery
Endolymphatic sac procedures.
produksi cairan di sac. Endolimph / absorbsinya
Vestibular nerve section.
Memotong nervus yang menghubungkan keseimbangan di telinga
dalam dengan otak untuk memperbaiki vertigo
Labyrinthectomy.
Dilakukan jika telinga yang terkena telah mengalami tuli total

Prognosis
Sulit diprediksi sering remisi & eksaserbasi
Biasanya unilateral 25% kasus bilateral
Motion sickness
Motion sickness
gejala yang tidak menyenangkan, terutama
mual terjadi selama terdapat gerakan nyata
atau dirasakan

wanita > pria
Anak anak, puncaknya usia 12 tahun. Usia <
2 tahun biasanya tidak terkena
Migrain dan orang dengan gangguan sensory
input, faktor risiko
Tanda dan gejala
Mual
Muntah
Pusing
Berkeringat
salivasi
Perasaan tidak nyaman
therapy
Antihistamine
Meclizine atau dimenhydrinate setidaknya 30 - 60
minutes sebelum perjalanan.
Consider scopolamine
Beberapa jam sebelum perjalanan, kenakan patch
di belakang telinga untuk perlindungan 72 jam
Hati hati : asma, glaukoma, retensi urin
Pencegahan
Fokus pada horison
Hindari rokok
Hindari makanan pedas dan alkohol
Duduk pada posisi dimana paling sedikit
terjadinya getaran
Acoustic neuroma
Acoustic neuroma
Tumor jinak pada nervus VIII, tekanan pada
nervus ini dapat mengakibatkan tuli dan
pusing
Etiologi
N. VIII bercabang menjadi
N coclearis
N vestibularis neuroma lebih sering menyerang
Etiologi masih belum diketahui, kemungkinan
kelainan genetik
Tanda dan gejala
Tuli
Biasanya bertahap
Tinnitus
Vertigo
Kehilangan keseimbangan
Facial numbness and weakness
Pada kasus langka dapat menekan batang otak
mengancam nyawa
Pemeriksaan
Scans.
MRI dan CT scan
Hearing test (audiometry).
Electronystagmography (ENG).
Brainstem auditory evoked response (BAER).
therapy
Monitoring
Stereotactic radiosurger
Dgn anestesi lokal, tanpa pembedahan
Menekan pertumbuhan tumor butuh waktu lama untuk
melihat efeknya monitoring imaging dan test
pendengaran
Surgical removal
Menyingkirkan tumor dan membebaskan N facialis
mencegah paralisis wajah dan pendengaran
Komplikasi
Tuli permanen
Facial numbness and weakness
Kehilangan keseimbangan dan terhuyung
huyung
Tumor yg besar menekan batang otak
Hidrocephalus
FACIAL PALSY
3 komponen N. fasialis
Komponen motoris mensarafi otot wajah kecuali
m.levator palpebra supeior; m.stapedius dan venter
posterior m.digastrikus.
Komponen sensoris mensarafi 2/3 anterior lidah untuk
mengecap, melalui korda timpani
Komponen parasimpatis mensarafi glandula lakrimalis,
submandibula, dan lingualis
2 inti N. fasialis
Inti superior mendapat persarafan dari korteks motor
secara bilateral.
Inti inferior mendapat persarafan dari 1 sisi.
Serabut ke 2 inti berjalan mengelilingi inti (nukleus) nervus
abdusen meningglakan pons bersama dengan n.VII
(nervus koklea) dan nervus intermedius (Whrisberg)
masuk ke tulang temporal melalui poros akustikus internus
berjalan dalam saluran tulang disebut kanal Fallopi
3 segmen n.VII dalam tulang temporal
Segmen labirin antara akhir kanal akustik internus
dan ganglion genikulatum (2-4mm)
Segmen timpani antara distal ganglion genikulatum
dan berjalan ke arah tingkap lonjong (fenesrta ovalis)
dan stapes, lalu turun dan sejajar dengan kss
horisontal (12mm)
Segmen mastodi dari dinding medial dan superior
kavum timpani. Perubahan posisi dari segmen timpani
mastoid disebut segmen piramidal / genu eksterna.
Selanjutnya segmen ini berjalan ke arah kaudal ke
foramen stilomastoid (15-2mm).
Setelah keluar dari dalam tulang mastoid n.VII ke
glandula parotis dan mensarafi otot wajah.
3 cabang penting tulang temporal n.VII
Nervus petrosus superior mayor
Keluar dari ganglion genikulatum memberikan
rangasng untuk sekresi kelenjar lakrimalis.
Nervus stapedius.
Mensarafi muskulus stapedius dan berfungsi untuk
meredam suara.
Korda timpani
Memberikan serabut perasa 2/3 lidah bagian depan.
Etiologi kelumpuhan n.VII
Kongenital
Infeksi intrakranial
Sindrom Ramsay hunt
Herpes otikus
Infeksi telinga tengah
OMSK yang telah merusak kanal Faloopi
Tumor intrakranial
Tumor serebelopontin, neuroma akustikstik, neuriloma intrakranial.
Tumor ekstrakranial
Tumor telinga , tumor parotis.
Gangguan pembuluh darah
Trombosis arteri karotis, a.maksilaris, a.serebri media.
Fraktur pars petrosa os temporal karena trauma
Idiopatik

Pemeriksaan n.VII
Pemeriksaan fungsi saraf motorik
Tonus
Sinkinesis
Hemispasme.
Gustometri
SCHIRMER test atau naso-lacrymal reflex
Reflex stapedius
Pengobatan
Gangguan hantaran ringan dan funsi motor
masih baik
Hilangkan edema saraf dengan oabt antiedem,
vasodilatansia, neurotronika.
Gangguan hantaran berat atau sudah terjadi
denervasi total
Operasi segera dengan teknik dekompresi n.VII
transmastodi.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan data pada kasus di atas
kemungkinan pasien mengalami tuli
sensorineural.
Sebaiknya melakukan pemeriksaan penunjang
untuk menegakkan diagnosa dan dirujuk ke
spesialis THT

Anda mungkin juga menyukai