Anda di halaman 1dari 3

REFLEKSI KASUS STASE ILMU PENYAKIT DALAM

Nama : Arum Astika sari


NIM : 20080310170
RSUD : Panembahan Senopati Bantul

1. Pengalaman
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk
RS. Demam mulai siang hari, mendadak tinggi, hingga menggigil. BAB lembek 6x
kemarin. lendir (+), darah (-), mual (+), muntah (-), riwayat muntah sebelum masuk
RS 1x. nyeri perut (-), nafsu makan menurun, lidah pahit dan kasar, nyeri otot (-),
BAK normal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil: keadaan umum: tampak sakit sedang,
kesadaran: compos mentis, vital sign: TD: 120/80 mmHg, nadi: 108 x/menit,
respirasi: 24 x/ menit, suhu: 36,9
O
C. Status lokalis: mata tidak tampak cekung,
mukosa bibir tidak tampak kering, auskultasi abdomen peristaltik meningkat, nyeri
tekan (-).
2. Masalah yang dikaji
Apakah faktor lingkungan pasien mempengaruhi kejadian diare yang dialami
oleh pasien?
3. Analisa kritis
Beberapa faktor lingkungan yang berhubungan dengan kejadian diare, antara
lain: sumber air minum, kualitas fisik air bersih, kepemilikan jamban, jenis lantai
rumah.
Air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan
penyakit bagi manusia termasuk diare. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penyediaan air bersih adalah: mengambil air dari sumber air yang bersih, mengambil
dan menyimpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup, serta menggunakan
gayung khusus untuk mengambil air, memelihara atau menjaga sumber air dari
pencemaran oleh binatang, anak-anak, dan sumber pengotoran, jarak antara sumber
air minum dengan sumber pengotoran (tangki septik), tempat pembuangan sampah
dan air limbah harus lebih dari 10 meter, menggunakan air yang direbus, mencuci
semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih dan cukup.
Kualitas fisik air bersih pun perlu dipertimbangkan, air minum yang ideal
seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Air untuk keperluan
minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara
untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah
dengan memeriksa sampel air tersebut. Bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat
kurang dari empat bakteri E. coli, maka air tersebut sudah memenuhi syarat
kesehatan. Besarnya peranan air dalam penularan penyakit disebabkan keadaan air itu
sendiri sangat membantu dan sangat baik untuk kehidupan mikroorganisme. Hal ini
dikarenakan sumur penduduk tidak diplester dan tercemar oleh tinja. Banyaknya
sarana air bersih berupa sumur gali yang digunakan masyarakat mempunyai tingkat
pencemaran terhadap kualitas air bersih dengan kategori tinggi dan amat tinggi.
Kondisi fisik sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan berdasarkan
penilaian inspeksi sanitasi dengan kategori tinggi dan amat tinggi dapat
mempengaruhi kualitas air bersih dengan adanya pencemaran air kotor yang
merembes ke dalam air sumur.
Jamban merupakan sarana yang digunakan masyarakat sebagai tempat buang
air besar. Sehingga sebagai tempat pembuangan tinja, jamban sangat potensial untuk
menyebabkan timbulnya berbagai gangguan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya.
Gangguan tersebut dapat berupa gangguan estetika, kenyamanan dan kesehatan.
Sedangkan syarat rumah yang sehat, jenis lantai rumahnya yang penting tidak
berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Lantai rumah dari
tanah agar tidak berdebu maka dilakukan penyiraman air kemudian dipadatkan. Dari
segi kesehatan, lantai ubin atau semen merupakan lantai yang baik sedangkan lantai
rumah dipedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Apabila perilaku penghuni
rumah tidak sesuai dengan norma-norma kesehatan seperti tidak membersihkan lantai
dengan baik, maka akan menyebabkan terjadinya penularan penyakit termasuk diare.
4. Dokumentasi
Nama : Ny, A
Umur : 55 tahun
Alamat : Bantul Warung. RT 02. Bantul
Pada pemeriksaan laboratorium feces lengkap didapatkan hasil: konsistensi cair,
wrama coklat, lendir (+), darah (-), bakteri (+).
5. Referensi
Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK,
et al editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New York:
Lange Medical Books, 2003. 225 - 68.
Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et al. Practice Guidelines for the Management of
Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diseases 2001;32:331-51.
Hendarwanto. Diare akut Karena Infeksi, Dalam: Waspadji S, Rachman AM,
Lesmana LA, dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ketiga.
Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI ;1996. 451-
57.
Isaulauri E. Probiotics for Infectious Diarrhoea. Gut 2003; 52: 436-7.
Jones ACC, Farthing MJG. Management of infectious diarrhoea. Gut 2004; 53:296-
305.
Kolopaking MS. Penatalaksanaan Muntah dan Diare akut. Dalam: Alwi I, Bawazier
LA, Kolopaking MS, Syam AF, Gustaviani, editor. Prosiding Simposium
Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Ilmu penyakit Dalam II. Jakarta: Pusat
Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2002. 52-70.

Anda mungkin juga menyukai