Anda di halaman 1dari 4

85

PENGARUH PEMBERIAN
SARI BUAH KURMA (Phoenix dactylifera L)
TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH TROMBOSIT
PADA TIKUS (Rattus norvegicus)



Asnah Marzuki
1
, Nurhainun Ibrahim
1
, dan Uslam
2


1
Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar


ABSTRACT

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian sari buah kurma (Phoenix dactylifera L)
terhadap perubahan jumlah trombosit pada tikus (Rattus norvegicus), dengan tujuan untuk mengetahui
apakah sari buah kurma dapat meningkatkan jumlah trombosit tikus (Rattus norvergicus) dengan
menggunakan 15 ekor tikus kemudian dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok pertama sebagai
kontrol negatif, kelompok kedua, ketiga dan keempat diberi sari buah kurma 2,5 g/100 g BB tikus, 5 g/100
g BB tikus dan 10 g/100 g BB tikus, kelompok kelima sebagai kontrol positif heparin 270 UI/200 g BB tikus
secara subkutan sebelum diberi sari buah kurma, kemudian dihitung kadar trombosit. Rata-rata kenaikan
trombosit pada kelompok pertama (kontrol negatif) 37,7, kelompok kedua 235,7, kelompok ketiga 343,3,
kelompok kempat 225,0 dan kelompok kelima (kontrol positif) 319,0 L/100 g. Berdasarkan hasil analisa
statistik dengan metode rancangan acak lengkap memperlihatkan bahwa pemberian sari buah kurma
secara nyata dapat meningkatkan jumlah trombosit pada tikus (Rattus norvegicus).

Kata kunci : sari kurma (Phoenix dactylifera L), trombosit



PENDAHULUAN

Masyarakat Indonesia sejak dahulu telah
mengenal dan menggunakan tanaman obat seba-
gai salah satu upaya penanggulangan masalah ke-
sehatan, jauh sebelum pelayanan kesehatan for-
mal dengan obat modern menyentuh masyarakat.
Masyarakat mulai memahami bahwa penggunaan
tumbuhan untuk obat sebenarnya dapat sejajar
dan saling mengisi dengan pengobatan modern
sehingga penggunaan tumbuhan obat dijadikan
sebagai pilihan pertama dan utama untuk peng-
obatan. Pemakaian obat tradisional yang bersifat
empiris ini hanya berdasarkan dosis dan efek yang
didapatkan dari pengalaman sehingga perlu di-
dukung dengan penelitian ilmiah agar dapat diles-
tarikan dan dikembangkan (1).
Trombosit atau platelet bukan merupakan
sel, melainkan pecahan granular sel, berbentuk
piringan, dan tidak berinti. Trombosit adalah bagi-
an terkecil dari unsur seluler sumsum tulang dan
sangat penting peranannya dalam hemostasis dan
pembekuan darah (2). Dalam setiap mililiter darah
pada keadaan normal terdapat sekitar 250.000
trombosit (kisaran 150.000 350.000/mm
3
. Jika
jumlah trombosit menurun hingga kurang dari
100.000/mm
3
maka disebut trombositopenia. Pe-
nurunan kadar trombosit dapat ditemui pada bebe-
rapa penyakit antara lain demam berdarah, tifus,
ITP, DIC (Disseminatel Intravascular Coagulation),
biasa juga terjadi pada pasien yang mengalami
penyakit yang berat misalnya pasien sirosis hati,
shock, serta penyakit lupus (3).
Salah satu buah yang dapat digunakan
untuk meningkatkan trombosit adalah buah kurma.
Kurma (Phoenix dactylifera L) adalah sejenis tum-
buhan palem yang buahnya dimakan karena rasa-
nya manis. Pohon kurma memiliki tinggi sekitar
1525 meter dan daun menyirip dengan panjang
35 meter. Pohon kurma tidak hanya tumbuh di
negara Arab karena banyak juga tumbuh di gurun
California yang beriklim tropis (4).
Buah kurma telah menjadi makanan pokok
di Timur Tengah selama ribuan tahun. Orang-
orang Timur Tengah percaya bahwa kurma dapat
menghilangkan rasa sakit. Hal ini disebabkan oleh
adanya kandungan kalium dan asam salisilat yang
berfungsi sebagai antinyeri. Kurma juga mengan-
dung karbohidrat, glukosa, fruktosa, sukrosa,
magnesium, kalsium, fosfor, folat, protein, besi,
dan beberapa vitamin antara lain vitamin A, tiamin
(B1), riboflavin (B6), niasin, dan vitamin E.
Kandungan antioksidan pada kurma berbeda anta-
ra varietas yang satu dengan yang lainnya (5).
Karena banyaknya kandungan senyawa
tersebut maka kurma memiliki banyak manfaat,
antara lain dapat meningkatkan kadar hemoglobin
darah pada tikus putih jantan (6). Pada penelitian
lain dijelaskan bahwa glukan yang diisolasi dari
kurma asal Libya, lalu dimurnikan dan dikarakter-
86 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No.2 Juli 2012, hlm. 85 88
isasi menggunakan metode derivasi dan periodate
oksodasi potensial digunakan sebagai antitumor
yang diuji cobakan pada tikus (7). Selain itu, pada
penelitian yang lain juga dijelaskan ekstrak etanol
dari kurma dapat meningkatkan jumlah trombosit
pada tikus (8). Banyak produk sari kurma yang
beredar di pasaran, yang biasa digunakan masya-
rakat untuk meningkatkan jumlah trombosit namun
hanya sebatas empiris saja sehingga dibutuhkan
penelitian secara ilmiah mengenai aktivitas sari
buah kurma (Phoenix dactylifera L) terhadap pe-
ningkatan jumlah trombosit pada tikus (Rattus
norvegicus) sehingga dapat membantu argumen
masyarakat.
Penelitian ini dilakukan untuk mengem-
bangkan pengobatan alternatif dengan pemanfa-
atan sari buah kurma, karena sari buah kurma
dapat meningkatkan kadar trombosit sehingga da-
pat digunakan dalam penanganan penyakit yang
kurang jumlah trombositnya.



METODE PENELITIAN

Pemberian Perlakuan Pada Hewan Uji

Semua hewan uji, tikus, mula-mula di
ambil darahnya untuk mengukur kadar trombosit
awal, lalu diinjeksi dengan heparin secara sub-
kutan sebanyak 270 Ul/200 g untuk menurunkan
jumlah trombositnya. Setelah 24 jam semua hewan
diambil darah terinduksi trombositopenia, lalu
hewan uji diberikan perlakuan lanjutan menurut
kelompoknya, sebagai berikut :
a. Kelompok pertama (kontrol negatif), diberi air
suling sebanyak 5 ml/100 g BB
b. Kelompok kedua, diberi sari buah kurma
sebanyak 2,5 g/100 g BB
c. Kelompok ketiga, diberi sari kurma sebanyak 5
g/100 g BB
d. Kelompok keempat, diberi sari kurma sebanyak
10 g/100 g BB
e. Kelompok kelima (kontrol positif), diberi Remufit
sebayak 1,8 g/100 g BB
Setelah 24 jam, sampel darah diambil untuk
mengukur kadar trombosit akhirnya.

Perhitungan Jumlah Trombosit

Trombosit dihitung dengan menggunakan
cara langsung dengan metode tabung. Darah di-
encerkan dengan larutan Ress Ecker dan jumlah
trombosit dihitung dalam kamar hitung. Larutan
Ress Ecker mengandung natrium sitrat 3,8 g;
larutan formaldehid 40%; briliantcrestyblue 30 mg,
air suling hingga 100 ml. Larutan disaring sebelum
dipakai. Kamar hitung diamati dengan mengguna-
kan mikroskop.



HASIL DAN PEMBAHASAN
Trombositopenia merupakan kelainan he-
matologis yang ditandai dengan penurunan kadar
trombosit dalam darah perifer, biasanya disebab-
kan oleh kegagalan sumsum tulang dalam mem-
produksi secara memadai dan peningkatan deks-
truksi trombosit perifer atau sekuestrasi trombosit
dalam limpa. Pada pasien trombositopenia ter-
dapat perdarahan baik kulit seperti petekia atau
perdarahan mukosa mulut. Hal ini mengakibatkan
kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan
mekanisme hemoestatis secara normal. Trombo-
sitopenia disebabkan oleh beberapa faktor, di
antaranya adalah induksi obat yang mengakibat-
kan trombositopenia dan juga adanya proses
autoimun pada trombosit seperti pada idiopatic/
Immune Thrombocytopenia Purupura (ITP).
Pada penelitian ini, digunakan sari buah
kurma (P.dactylifera L) yang diberikan per oral
dengan 3 variasi dosis yaitu 2,5 g/100 g BB tikus,
5 g/100 g BB tikus, 10 g/100 g BB tikus.
Hewan coba yang digunakan adalah tikus
yang memiliki berat badan antara 150 200 g
yang dikelompokkan secara acak berdasarkan
bobot badan. Hewan coba ini kemudian dibagi
dalam 5 kelompok dengan jumlah tikus tiap
kelompok sebanyak 3 ekor. Perlakuan I (kontrol air
suling), perlakuan II (sari buah kurma 2,5 g/100 g
BB tikus), perlakuan III (sari buah kurma 5 g/100 g
BB tikus), perlakuan IV (sari buah kurma 10 g/100
g BB tikus) dan perlakuan II (kontrol Remufit)
kemudian diadaptasikan di lingkungan sekitarnya
selama 1 minggu dan sebelum perlakuan hewan
uji dipuasakan 8 jam terlebih dahulu.
Penginduksi yang digunakan untuk menu-
runkan trombosit adalah heparin (10). Merupakan
senyawa yang bersifat asam kuat dan terdiri dari
glukosamin dan asam glukoronat. Heparin men-
cegah koagulasi darah karena penggabungan de-
ngan kofaktor antitrombin-heparin, yang membuat
faktor ini bergabung dengan thrombin 1000 kali
lebih cepat dari normal. Jika digunakan melebihi
dosis maka dapat menurunkan trombosit.
Pada penelitian ini, mula-mula semua tikus
diukur trombosit awalnya sebelum diberi perlaku-
an. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah
trombosit tikus pada keadaan normal. Kemudian
tikus diinduksi dengan heparin 270 Ul/200 g BB
untuk menurunkan jumlah trombositnya, selanjut-
nya diberi sari buah kurma untuk menaikkan kem-
bali jumlah trombositnya.
Hasil perhitungan perubahan jumlah trom-
bosit setelah pemberian heparin menunjukkan
adanya penurunan jumlah trombosit dibandingkan
dengan trombosit awal dan adanya kenaikan kadar
trombosit setelah perlakuan. Hasil pengukuran
disajikan dalam tabel 1.




Asnah Marzuki, dkk., Pengaruh Pemberian Sari Buah Kurma (Phoenix Dactylifera L) Terhadap Perubahan Jumlah Trombosit 87

Tabel 1. Data perubahan trombosit darah tikus sebelum dan setelah induksi heparin dan pemberian sari buah kurma.
Perlakuan Ulangan
Kadar trombosit (x 1000/mm
3
) Kenaikan kadar
trombosit setelah
perlakuan
(x1000/mm
3
)
Awal
Terinduksi
trombositopenia
Setelah
pemberian
perlakuan
Kontrol negatif
1 424 216 246 30
2 384 132 202 70
3 483 217 229 12
Rata-
rata
430,3 188,3 225,7 37,3
Sari kurma 2,5 g/ 100g BB
1 422 216 476 260
2 612 304 499 195
3 476 209 461 252
Rata-
rata
503,3 243,0 478,7 235,7
Sari kurma 5 g/100 g BB
1 476 209 566 357
2 458 204 579 375
3 538 230 528 298
Rata-
rata
490,7 214,3 557,7 343,3
Sari Kurma 10 g/100 g BB
1 470 211 417 206
2 508 221 509 288
3 518 247 518 271
Rata-
rata
498,0 226,0 481,3 225,0
Kontrol positif
1 459 281 679 398
2 439 267 625 358
3 316 256 459 203
Rata-
rata
404,0 268,0 587,0 319,7




Analisis statistika dengan rancangan acak
lengkap menunjukkan bahwa variasi dosis pem-
berian sari buah kurma dibandingkan dengan kon-
trol memberikan perbedaan efek perubahan jum-
lah trombosit yang sangat signifikan, yang dapat
dilihat dari nilai F hitung lebih besar dari nilai F
tabel pada taraf 1%. Untuk melihat hasil perban-
dingan yang nyata maka di lanjutkan ke Uji Beda
Jarak Nyata Duncan diperoleh hasil bahwa sari
kurma dengan dosis 2,5 g/100 g BB memberikan
efek yang tidak berbeda nyata dengan kontrol
positif, sari kurma dengan dosis 5 g/100 g BB
memberikan efek tidak berbeda nyata dengan
kontrol positif tetapi berbeda nyata dengan dosis
2,5 g/100 g BB, sedangkan sari kurma dengan
dosis 10 g/100 g BB memberikan efek yang tidak
berbeda nyata dengan Kontrol positif
DAFTAR PUSTAKA

1. Heyne, K. Tumbuhan Berguna Indonesia. ed.1.
Badan Penelitian dan Pengembangan Depar-
temen Kehutanan. Jakarta. 1680-1681
2. Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel
Ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. 1987. pp 356
3. Price, S.A. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit. Penerbit Buku Kedok-
teran EGC. Jakarta. 264
4. Alfred. Color Cyclopedia of Exotic Plants and
Trees. Ed 2. Reehre Company Rublishers. East
Rutherfoed N. J. 07073. U. S. A
5. Satuhu, S. 2010. Kurma Kasiat dan Olahannya.
Ed I. Penebar Swadaya. Jakarta. 3 5.
88 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No.2 Juli 2012, hlm. 85 88
6. Pravitasari. 2009. Efek Ekstrak Buah Kurma
terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Da-
rah secara in Vitro pada Tikus Putih Jantan.
Fakultas Kedokteran. Universitas Airlangga.
Surabaya.
7. Ishurd, O. and Kennedy, J.F. 2005. The
Anticancer activity of polysacharide Prepared
from Lybyan dates (Phoenix dactylifera L)
carbohidrate Polymeres.
8. Tarwoto dan Wartonah. Keperawatan Medical
Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Trans
Info Media. Jakarta.2008
9. Underwood, J.C.E. 2000. Patologi Umum dan
Sistematik. ed. 2. Penerbit buku kedokteran.
Jakarta.
10. Malole, M.B.M. dan Pramono, C.S.U. 1989.
Penggunaan Hewan-hewan Percobaan di La-
boratorium. Departemen Pendidikan dan Kebu-
dayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Pusat Antara, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai