Anda di halaman 1dari 15

Saat ini perkembangan teknologi peralatan untuk mendukung kegiatan survey, pemetaan geologi dan untuk tujuan-

tujuan pendeteksian lainnya telah berkembang pesat. Salah satu peralatan tersebut yaitu GPR (Ground Penetrating
Radar). Alat ini memancarkan gelombang radar atau gelombang elektromagnetik kedalam tanah yang nantinya akan
dipantulkan kembali. Berdasarkan pantulan tersebut dapat dianalisa dan diketahui hal-hal yang berkaitan dengan :
struktur tanah/batuan yang sangat berguna untuk survey jalan & runway lapangan terbang, deteksi benda-benda
yang ada didalam tanah seperti situs arkeologi, deteksi pipa (air dan gas), deteksi kabel (listrik dan telepon), rongga
didalam tanah, penelitian air tanah, mendeteksi senjata atau ranjau, dll. Kegiatan ini dilakukan tanpa harus
menyentuh langsung materi yang di deteksi.
Dalam tahun-tahun mendatang berbagai kegiatan survey dan deteksi diperkirakan akan banyak ditopang oleh GPR
ini sebagai alat pendeteksi bawah tanah. Penggunaan GPR dengan menggunakan pulsa radar frekuensi tinggi yang
dipancarkan dengan antena dari permukaan tanah kedalam tanah dapat mendeteksi keberadaan material dibawah
tanah, sehingga dapat diaplikasikan untuk berbagai kepentingan.
Tulisan ini menyajikan informasi teknis di lapangan tentang Aplikasi Teknologi Ground Penetrating Radar (GPR)
untuk deteksi struktur tanah / batuan dan material terpendam dengan melaksanakan uji fungsi peralatan. Dengan
melalui uji fungsi GPR serta penggunaan teknologi pengolahan lebih lanjut, diharapkan GPR ini dapat meningkatkan
kemampuan Balitbang Dephan dalam menunjang kebutuhan peralatan Dephan dan TNI dibidang pendeteksian
material di bawah tanah maupun untuk aplikasi lainnya.

GEOFISIKA
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di
dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk
mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-
parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat
dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal. Ilmu geofisika itu sendiri
merupakan pengabungan dari matematika, fisika, dan ilmu komputer. Geofisika mempunyai beberapa metode yang
digunakan untuk mendeteksi bawah permukaan, diantaranya adalah seismik yang memanfaatkan penjalaran
gelombang, GPR yang memanfaatkan radiasi elektromagnetik dalam gelombang mikro (Frekuensi UHF/VHF), VLF
(Very Low Frequency) yang memanfaatkan frekuensi radio (3 KHz hingga 30 KHz), Seismik yang memanfaatkan
penjalaran gelombang, geolistrik, dan lain- dalam tahapan eksplorasi dapat diminimalisir dan juga memberikan hasil
yang lebih optimum.
Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk menentukan struktur bumi,
secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu
untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi bangunan dll). Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi (udara),
geofisika bumi padat dan oseanografi (laut). Beberapa contoh kajian dari geofisika bumi padat misalnya seismologi
yang mempelajari gempabumi, ilmu tentang gunungapi atau volcanology, geodinamika yang mempelajari dinamika
pergerakan lempeng-lempeng di bumi, dan eksplorasi seismik yang digunakan dalam pencarian hidrokarbon.
Metode-metode geofisika
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan
dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan
gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya
radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik
bumi serta radiasi radioaktifitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam
tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.
Secara praktis, metode yang umum digunakan di dalam geofisika tampak seperti tabel di bawah ini:
METODE PARAMETER YANG DIUKUR SIFAT-SIFAT FISIKA YANG TERLIBAT
Seismik
Waktu tiba gelombang seismik pantul
atau bias, amplitudo dan
frekuensigelombang seismik
Densitas dan modulus elastisitas yang
menentukan kecepatan rambat
gelombang seismik
Gravitasi
Variasi harga percepatan gravitasi bumi
pada posisi yang berbeda
Densitas
Magnetik
Variasi harga intensitas medan
magnetik pada posisi yang berbeda
Suseptibilitas atau remanen magnetik
Resistivitas Harga resistansi dari bumi Konduktivitas listrik
Polarisasi terinduksi
Tegangan polarisasi atau resistivitas
batuan sebagai fungsi dari frekuensi
Kapasitansi listrik
Potensial diri Potensial listrik Konduktivitas listrik
Elektromagnetik
Respon terhadap radiasi
Konduktivitas atau Induktansi listrik
elektromagnetik
Radar
Waktu tiba perambatan gelombang
radar
Konstanta dielektrik
GROUND PENETRATING RADAR
Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan bagian dari metoda Geofisika Elektromagnetik (EM) domain waktu.
Pulsa radio dengan durasi signal pendek ditransmisikan ke bawah (ke tanah) dan kemudian sinyal radio yang
kembali (terpantul) direkam.
GPR merupakan sistem radar yang digunakan dalam pendeteksian objek yang terkubur di dalam tanah dengan
kedalaman tertentu tanpa harus menggali tanah. GPR juga dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan
karakteristik permukaan bawah tanah. Teknologi radar ini memiliki beberapa kelebihan diantara metode geofisika
lainnya, yaitu : Biaya operasional lebih murah, resolusi yang sangat tinggi karena menggunakan frekuensi tinggi
(broadband atau wideband), Pengoperasian yang cukup mudah dan merupakan metoda non destructive sehingga
aman digunakan.
Dalam penerapannya GPR dapat dibagi menjadi: Untuk Pemetaan geologi: menggunakan antenna < 500 MHz dan
untuk Rekayasa (Uji tidak merusak): menggunakan antenna > 500 MHz. Metoda GPR menggunakan tanggapan
tanah terhadap gelombang EM yang merambat melaluinya. Gelombang EM merupakan gelombang medan yang
merambat secara transversal. Gelombang EM terdiri dari dua komponen yang saling tegak lurus yaitu intensitas
medan listrik (E) dan intensitas medan magnet (H).
Sifat perambatan gel EM adalah dalam perambatannya medan listrik berosilasi (bergetar) demikian juga dengan
medan magnet. Arah getar medan listrik selalu tegak lurus (orthogonal) dengan arah getar medan magnet dan arah
perambatan gelombang EM tegak lurus terhadap arah getar dari medan listrik dan medan magnet.
Penerapan pada geologi dan geoteknik : Medium (tanah atau batuan) dapat bersifat konduktif (misalnya lempung,
daerah air asin) atau dapat bersifat resistif (misalnya pasir) maka gelombang radar akan bersifat difusif (amplitudo
gelombang cepat meluruh) atau bersifat gelombang (amplitudo gelombang dapat merambat dalam jarak yang jauh).
Setelah menempuh jarak tertentu, amplitudo gelombang radar mengalami peredaman (atenuasi). Amplitudo
gelombang dapat ditulis:
E = E0 exp (-ax)
a = koefisien atenuasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi amplitudo: Amplitudo gelombang radar mengalami peluruhan (atenuasi) karena:
a. Geometrical spreading (penyebaran geometris),
b. Hamburan energi karena ketidak homogenan medium,
c. Pantulan energi pada bidang batas medium,
d. Penyerapan energi (Atenuasi) (perubahan energi gelombang menjadi panas) (Paling besar),
e. Rugi akibat antenna.
Sedangkan kedalaman tembus efektif dapat dilihat apakah suatu target memberikan tanggapan yang dapat dideteksi
alat GPR, yang bergantung kepada: Sifat fisis dari target (kontras dielektrik target dan sekitarnya), rugi yang terjadi
dalam perambatannya, Kuat dari antenna pemancar dan Frekuensi dari antenna.
Resolusi vertikal adalah pemisahan vertikal minimum yaitu jarak antara dua pemantul berdekatan yang masih bisa
dibedakan oleh alat GPR. Resolusi vertikal (pemisahan minimum) adalah sekitar l/4. Semakin tinggi frekuensi suatu
antenna, semakin tinggi resolusi vertikal, akan tetapi kedalaman tembus efektif berkurang.
Panjang gelombang (l) dapat dihitung l = kecepatan gel radar pada medium/(frekuensi tengah antenna). Umumnya
sinyal radar terdiri dari beberapa pulsa (akibat coupling antenna dan tanah). Sehingga menyulitkan interpretasi dan
menurunkan resolusi vertikal.
Profiling pantulan radar: Transmitter dan receiver antenna yang berjarak sama digerakkan diatas tanah untuk
merekam pantulan yang terjadi. Umumnya dilakukan stacking yaitu dilakukan beberapa kali pemancaran gel radar
dan kemudian dijumlahkan. Beberapa rekaman dari beberapa titik disajikan bersebelahan membentuk profile
radargram dengan sumbu jarak dan waktu.

Prinsip Kerja GPR
Pada dasarnya GPR bekerja dengan memanfaatkan pemantulan sinyal. Semua sistem GPR pasti memiliki pengirim
(transmitter), yaitu sistem antena yang terhubung ke generator sinyal, dan penerima (receiver), yaitu sistem antena
yang terhubung ke unit pengolahan sinyal. Pengirim akan menghasilkan sinyal listrik dengan bentuk, prf (pulse
repetition frequency), energi, dan durasi tertentu. pulsa ini akan dipancarkan oleh antena ke dalam tanah. sinyal ini
akan mengalami atenuasi dan cacat sinyal lainnya selama perambatannya di tanah. Jika tanah bersifat homogen,
maka sinyal yang dipantulkan akan sangat kecil. Jika sinyal menabrak suatu inhomogenitas di dalam tanah, maka
akan ada sinyal yang dipantulkan ke antena penerima. Sinyal ini kemudian diproses oleh penerima.
Kedalaman objek dapat diketahui dengan mengukur selang waktu antara pengiriman dan penerimaan sinyal. Dalam
selang waktu ini, sinyal akan bolak balik dari antena ke objek dan kembali lagi ke antena. Jika selang waktu
dinyatakan dalam t, dan kecepatan propagasi gelombang elektromagnetik dalam tanah v, maka kedalaman objek
yang dinyatakan dalam h adalah :
Untuk mengetahui kedalaman objek yang dideteksi, kecepatan perambatan dari gelombang elektromagnetik
haruslah diketahui. Kecepatan perambatan tersebut tergantung kepada kecepatan cahaya di udara, konstanta
dielektrik relatif medium perambatan.
SISTEM PERALATAN DIGITAL GROUND PENETRATING RADAR
Mula-mula sinyal sinyal dihasilkan oleh generator sinyal (Source & Modulation), kemudian dipancarkan melalui
antena pemancar (Transmitted Signal). Sinyal mengenai objek dan dan dipantulkan kembali (Reflected Signal) ke
antena penerima (Receiver), lalu melewati proses sampling, pengolahan hasil collect data disimpan (Data Storage),
kemudian sinyal-sinyal di proses (Signal Processing) lalu memasuki tahap display dimana kita dapat melihat citra
hasil survey dan terakhir pengolahan data berupa A-Scan, B-Scan, maupun C-Scan sehingga didapatkan informasi
mengenai objek yang dideteksi.
Hasil Citra bawah permukaan digambarkan dalam bentuk amplitudo gelombang (Radargram Display). Amplitudo ini
menggambarkan perubahan cepat rambat gelombang pada benda terpendam maupun sedimen tertutup. Material
yang dipendam mempunyai cepat rambat gelombang yang lebih tinggi daripada sedimen penutupnya. Tampilan profil
yang tampak dilayar monitor berupa irisan suatu lapisan demi lapisan seperti kue lapis legit yang disayat vertikal. Bila
di sepanjang garis penyisiran terdapat rongga atau obyek tertentu, akan tampak perbedaan nyata pada citra berbeda
rona atau kontras.
Sekitar tahun 1997, seorang ilmuwan malaysia yang bernama M.H. Loke mengembangkan sebuah software yang
dikenal dengan Res2Dinv, dengan software ini maka akan memudahkan dalam proses interpretasi bawah
permukaan. seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi maka muncullah sebuah alat yang biasa disebut
dengan geoscanner yang memudahkan dalam pengambilan data geolistrik/resistivitas, dengan menggunakan
geoscanner maka waktu yang diperlukan dalam pengambilan data lapangan menjadi lebih singkat.

UJI FUNGSI GPR
Komponen dari radar sistem GPR yang digunakan oleh penulis untuk melasanakan uji fungsi mendeteksi struktur
tanah/batuan dan material terpendam adalah sebagai berikut :
1. Professional Explorer (PROEX) + Optical Module Merk MALA, Meliputi : PROEX Control Unit, PROEX Module
Optical, LI-ION Battery 12 Volt, LI-ION Battery Charger 12 V / 110-220 V, 15 PIN, Ethernet Cable 1,2 M Black,
Ethernet Cable 3,0 M Black, Service KIT, MALA Software Package (Ground Vision 2), Shipping Case untuk PROEX
Control Unit.
2. 100-800 MHz Shielded Antenna Electronics untuk Control Unit dan PROEX, meliputi : 100-800 MHz Shielded
Electronics unit 12V, Multi Fibre Cable (3 M) untuk 100-800 MHz Shielded Antenna Electronics, Battery Pack 12 V,
Battery Charger 12 V/ 110-220 V
3. 100 MHz Shielded Antenna, Distance Measuring Wheel ( 300 MM), Penarik atau Tow Handle untuk 100 MHz
Antenna.
4. Laptop HP PAVILION DV4-1235TX, meliputi :
Intel Core 2 Duo Processor, T6600-2,2 GHZ, 2048 MB DDR2, 250 GB HDD (5400 RPM), 14,1 Diagonal Wide Bright
View Infinity, Light Scribe Supermulti DVD + RW DL, Support Integrated Bluetooth, 5-IN-1 Card Reader Integrated
HP Webcam, NVIDIA GEforce 9200 MGS dengan Windows Vista Premium
Uji fungsi tentang Ground Penetrating Radar dengan pelaksanaan sebagai berikut : Uji fungsi dilaksanakan di
Balitbang Dephan diawali dengan menginstalasi peralatan GPR dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memasang roda Distance Measuring Wheel ( 300 MM), Penarik atau Tow Handle untuk 100 MHz Antenna.
b. Kemudian dilanjutkan ke bagian 100-800 MHz Shielded Antenna Electronics untuk Control Unit dan PROEX,
meliputi : 100-800 MHz Shielded Electronics Unit 12V, Multi Fibre Cable (3 M) untuk 100-800 MHz Shielded Antenna
Electronics,Battery Pack12 V
c. dilanjutkan dengan menginstalasi PROEX Control Unit, yang terdiri dari PROEX Module Optical, LI-ION
Battery 12 Volt,Ethernet Cable 1,2 M Black,
d. menginstal MALA Software Package (Ground Vision 2).
e. Lalu menghubungkan Ethernet Cable ke Laptop HP PAVILION DV4-1235TX dan
f. menghidupkan Tombol Power untuk mulai dilakukan operasi pelacakan pendeteksian struktur tanah/batuan dan
material terpendam dilingkungan Balitbang Dephan.
Pemetaan dilaksanakan dengan menggunakan sumber sinyal gelombang radar (GPR 100 MHz) yang dipancarkan
dengan antena transmitter dari permukaan ke dalam tanah. Sinyal mengenai objek dan dan dipantulkan kembali
(Reflected Signal) ke antena penerima (Receiver), lalu melewati proses sampling, pengolahan hasil collect
datadisimpan (Data Storage), kemudian sinyal-sinyal di proses (Signal Processing) lalu memasuki
tahap display dimana kita dapat melihat citra hasil survey dan terakhir pengolahan data berupa A-Scan, B-Scan,
maupun C-Scan sehingga didapatkan informasi mengenai objek yang dideteksi. Hasil Citra bawah permukaan
digambarkan dalam bentuk amplitudo gelombang (Radargram Display). Amplitudo ini menggambarkan perubahan
cepat rambat gelombang pada benda terpendam maupun sedimen tertutup. Material yang dipendam mempunyai
cepat rambat gelombang yang lebih tinggi daripada sedimen penutupnya. Tampilan profil yang tampak dilayar
monitor laptop dengan menggunakan MALA Software (GroundVision2) akan terlihat berupa irisan suatu lapisan
struktur tanah/batuan dan material terpendam yang digunakan dalam proses interpretasi bawah permukaan. Bila di
sepanjang garis penyisiran terdapat rongga atau obyek tertentu, akan tampak perbedaan nyata pada citra berbeda
rona atau kontras. Namun untuk mendapatkan informasi mengenai objek yang dideteksi perlu dilakukan pengolahan
data lebih lanjut yang hasilnya nanti berupa A-Scan, B-Scan, maupun C-Scan. Software pengolahan data yang dapat
digunakan misalnya Mala Object Mapperyang dapat menampilkan 10 profil sekaligus dan dapat menghilangkan
tugas/kegiatan dalam menginterpretasi profil yang memakan waktu dan tidak efisien. Obyek MALA Mapper dapat
memproses beberapa data set dari arah yang berbeda dengan garis-garis dasar yang berbeda untuk kemampuan
interpretasi maksimum.

KESIMPULAN.
a. Melalui Uji fungsi GPR yang dilaksanakan dengan aman dan lancar dapat diketahui informasi tentang Aplikasi
TeknologiGround Penetrating Radar (GPR) untuk deteksi struktur tanah / batuan dan material terpendam serta dapat
bermanfaat bagi personel Balitbang Dephan.
b. GPR 100 MHz dengan antenna shielded memiliki pulsa radar frekuensi tinggi untuk mendeteksi material bawah
tanah yang dipancarkan dari permukaan ke dalam tanah serta dapat diaplikasikan untuk berbagai kegiatan.
c. Tampilan profil yang tampak dilayar monitor laptop dengan menggunakan MALA Software (GroundVision2) berupa
irisan suatu lapisan struktur tanah/batuan dan material terpendam yang digunakan dalam proses interpretasi bawah
permukaan. Sedangkan untuk mendapatkan informasi mengenai objek yang dideteksi perlu dilakukan pengolahan
data lebih lanjut.
SARAN.
a. Mengingat GPR ini sangat bermanfaat, penggunaan dan pemanfaatan alat ini perlu disosialisasikan ke Satker
Dephan lainnya dan Mabes TNI serta instansi lain yang terkait guna menunjang kegiatan survey struktur
tanah/batuan dan pendeteksian lainnya.
b. Perlunya pembinaan pendidikan dan pelatihan SDM dalam mengoperasikan GPR serta melibatkan seluruh
institusi terkait untuk mencari peluang kerja sama di dalam pengembangan GPR untuk kepentingan pertahanan
negara.
Oleh : Eko Joko Murwanto, S.Kom Bagdatin Set Balitbang Dephan











Metode ground penetrating radar atau georadar merupakan salah satu metode geofisika
yang mempelajari kondisi bawah permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik dengan
menggunakan gelombang radio dengan frekuensi antara 1-1000 MHz. Georadar
menggunakan gelombang elektromagnet dan memanfaatkan sifat radiasinya yang
memperlihatkan refleksi seperti pada metode seismik refleksi.
Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode yang tepat untuk mendeteksi
benda benda kecil yang berada di dekat permukaan bumi (0,1-3 meter) dengan resolusi
yang tinggi yang artinya konstanta dielektriknya menjadi rendah.
Ada tiga jenis pengukuran yaitu refleksi, velocity sounding, dan transiluminasi. Pengukuran
refleksi biasa disebut Continuous Reflection Profiling (CRP). Pengukuran velocity Sounding
disebut Common Mid Point (CMP) untuk mementukan kecepatan versus kedalaman, dan
transiluminasi disebut juga GPR Tomografi.
Teori Dasar
GPR terdiri dari sebuah pembangkit sinyal, antena transmitter dan receiver sebagai
pendeteksi gelombang EM yang dipantulkan. Signal radar ditransmisikan sebagai pulsa-
pulsa yang tidak terabsorbsi oleh bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu tertentu.
Mode konfigurasi antena transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari mode monostatik
dan bistatik. Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver digabung dalam satu
antena. sedangkan moded bistatik bila kedua antena memiliki jarak pemisah.
Transmitter membangkitkan pulsa gelombang EM pada frekuensi tertentu sesuai dengan
karaketristik antena tersebut (10 MHz 4 GHz). Receiver diset untuk melakukan scan yang
secara normal mancapi 32-512 scan per detik. Setiap hasil scan ditampilkan pada layar
monitor (real-time) sebagai fungsi waktu two-way traveltime, yaitu waktu yang dibutuhkan
gelombang EM menjalar dari transmitter, target dan ke receiver. Tampilan ini disebut
radargram.
Fenomena elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan Maxwell. Persamaan ini
terdiri dari 4 persamaan medan dan untuk tiap-tiap persamaan merupakan hubungan
antara medan dengan distribusi sumber yang bersangkutan.

Persamaan yang menghubungkan sifat fisik medium dengan medan yang timbul pada
medium tersebut dapat dinyatakan dengan :

Keterangan :
H = intensitas medan magnet (ampere/m)
D = perpindahan listrik (coulomb/m
2
)
= permitivitas listrik (farad/m)
= konduktivitas (1/ohm-m)
Untuk menyederhanakan masalah, sifat fisik medium diasumsikan tidak bervariasi terhadap
waktu dan posisi (homogen isotropi). Maka persamaan Maxwell dapat ditulis sebagai berikut
:

Persamaan Maxwel ini adalah landasan berpikir dari perambatan gelombang elektromagnet.
Pada material dielektrik murni suseptibilitas magnetik () dan permitivitas listrik () adalah
konstan dan tidak terdapat atenuasi dalam perambatan gelombang. Tidak sama halnya jika
berhadapan dengan material dielektrik yang ada.
Sifat-sifat dari material bumi bergantung dari komposisi dan kandungan air material
tersebut. Keduanya ini mempengaruhi cepat rambat perambatan gelombang dan atenuasi
gelombang elektromagnet.
Keberhasilan dari metoda GPR bergantung pada variasi bawah permukaan yang dapat
menyebabkan gelombang tertransmisikan. Perbandingan energi yang direfleksikan disebut
koefisien refleksi (R) yang ditentukan oleh perbedaan cepat rambat gelombang
elektromagnet dan lebih mendasar lagi adalah perbedaan dari konstanta dielektrik relatif
dari media yang berdekatan. Hal ini dapat terlihat pada persamaan berikut :

Keterangan :
V1 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 1
V2 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 2 , dan V1 < V2
1 dan 2 = konstanta dielektrik relatif lapisan 1 dan lapisan 2
Dalam semua kasus, besarnya R terletak antara -1 dan 1. bagian dari energi yang
ditransmisikan sama dengan 1-R. Persamaan diatas daplikasikan untuk keadaan normal
pada permukaan bidang datar. Dengan asumsi tidak ada sinyal yang hilang sehubungan
dengan amplitudo sinyal.
Jejak yang terdapat pada rekaman georadar merupakan konvolusi dari koefisien refleksi dan
impulse georadar ditunjukkan oleh persamaan :

Keterangan :
r(t) = koefisien refleksi
A(t) = amplitudo rekaman georadar
F(t) = impulse radar
n(t) = noise radar
Besar amplitudo rekaman georadar r(t) akan tampak pada penampang rekaman georadar
berupa variasi warna. Refleksi atau transmisi di sekitar batas lapisan menyebabkan energi
hilang. Jika kemudian ditemukan benda yang memiliki dimensi yang sama dengan panjang
gelombang dari sinyal gelombang elektromagnet maka benda ini menyebabkan penyebaran
energi secara acak. Absorbsi ( mengubah energi elektromagnet menjadi energi panas )
dapat menyebabkan energi hilang. Penyebab yang paling utama hilangnya energi karena
atenuasi fungsi kompleks dari sifat lstrik dan dielektrika media yang dilalui sinyal radar.
Atenuasi () tergantung dari konduktifitas (), peermeabilitas magnetik (), dan permitivity
() dari media yang dilalui oleh sinyal dan frekuensi dari sinyal itu sendir (2f). Sifat bulk
dari material ditentukan oleh sifat fisik dari unsur pokok yang ada dan komposisinya.

Untuk alatnya sendiri saya pernah menggunakan GPR dari italy untuk survey kemiringan
tower PLN di Ungaran Semarang
Dalam sistem GPR, peralatan yang digunakan terdiri dari control unit ( control unit) antena
pengirim (transmitter), antenna penerima (receiver), penyimpanan data yang sesuai dan
peralatan display.
Sistem GPR terdiri atas pengirim transmitter) yaitu antenna yang terhubung ke sumber
pulsa dan sebagain penerima (receiver) yaitu antenna yang terhubung ke unit pengolahan
sinyal(control unit) dan citra(display). GPR memiliki cara kerja yang sama dengan radar
konvensional. GPR mengirim pulsa energi antara 10 sampai 2000 MHz kedalam tanah dari
suatu antena dan kemuadian merekam pemantulannya dalam waktu yang sangat singkat.
unit kontrol radar menghasilakan pulsa trigger yang tersingkronisasi ke pengirim dan
penerima elektronik di antena. pulsa ini mengendalikan pengirim dan penerima elektronik
untuk menghasikan sample gelombang dari pulsa radar yang di pantulkan. Anttena
merupakan tranduser yang mengkonversikan arus elektrik pada antena logam untuk
mengirimkan gelombang Elektromagnetik yang akan di propagasikan ke dalam material.
Antena juga mengubah gelombang EM ke arus pada suatu elemen antena, bertindak
sebagai suatu penerima energi EM dengan cara menangkap bagian gelombang EM.
frekuensi tengah antena yang disediakan untuk tujuan komersial berkisar anatar 10 sampai
20000 MHz. Secara Umum antena dengan frekuensi rendah dapat menyediakan kedalamn
penetrasi yang lebih tinggi namun memiliki resolusi yang lebih rendah dibandingkan dengan
antena frekuensi tinggi.
IDS GPR
IDS ( Ingegneria Dei sitemi , S.p.A), Italy adalah perusahaan independent di bidang
keteknikan dan sistm teknologi.
Ada beberapa jenis produk IDS
1) detector Duo
produk yang diciptkan untuk mndekteksi utility dan benda benda yang terkubur dbawah
tanah. Alat ini sangat praktis dan efektiv dibawa kemana mana ( portable) bersifar real time
dan on site sehingga sangat cocok untuk pencarian pipa
2 ) RIS family
terdiri atas
* RIS one yaitu sistem georadar dengan satu antena( single antenna) dimana unit kontrolny
hanya satu saluran. sehingga hanya bisa digunakan hanya satu antenna saja. Unit kontrol
RIS one ini digunakan dalam semua jenis antena baik antena frekuensi rendah maupun
antenna dengan frekuensi tinggi. tetapi hanya satu anttena yang bisa dipakai.
* RIS MF Hi- MOD yakni sistem Georadar yang terdiri dari multi antenna dan multi frekuensi
dimana unit kontrol yang dimiliki oleh unit RIS MF merupakan multi saluran dan multi
channel. artinya antrnna yang digunakan bisa kombinasi dari beberapa antenna. misalnya
kombinasi antara antena rendah dan antena tinggi sehingga kedalaman target dapat dicapai
secara bersamaan tanpa harus mengganti antenna.
* Aladdin dan RIS Hi -BrigHT kedua jenis alat ini menggunakan antena dengan frekuensi
yang sangat tinggi ( 1- 2 Ghz) untuk mengahsilkan resolusi yang sangat tinggi.

ini merupakan tipe GPR RIS one. tipe GPR ini sendiri sangat banyak itu tergantung dari
antenna nya masing masing
Antenna 40 MHz ( )
Separated transmitter and receiver
antennas
(TX-RX spaced up to 1 meter).
Antenna Type: Unshielded Dipole
Nominal Frequency: 40 MHz
Configuration: Bi-static
Single box size (LxWxH): 200x30x15 cm
Weight: 18 Kg
Relat ive humidi ty: <90% (noncondensing)
Rain Proof (IP 65 on request)
Antenna 2.0 GHz , Antenna 900 MHz dan banyak anttena lainnya

Anda mungkin juga menyukai