Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AKBAR HASBI ASSIDDIQI

KELAS : XI IIS 4







BERMAIN KE GUNUNG BROMO
Pada pertengahan bulan agustus 2014 kemarin aku dan
teman satu sekolahku berencana untuk pergi ke gunung bromo
tepatnya pada tanggal 16 agustus, waktu itu kita 1 grup yang
berjumlah 8 orang. Diantaranya bernama Dwira, Fais, Patra,
Firman, Faris, Hasbi(Saya), Dika, dan Rajasa. Kebanyakan dari
mereka adalah temanku saat kelas 10.
Saat itu kita sepakat untuk berangkat jam 22.00 WIB,
karena ada salah satu dari kami belom berkumpul maka waktu kita
jadi terulur. Pada jam 22.20 WIB akhirnya temanku datang, untuk
menghemat waktu akhirnya kita berangkat tepat jam 22.30 WIB, di
daerah gubuk klaka tepat nya di rest area kita berhenti untuk pergi
ke toilet. Disana kita bertemu teman satu sekolah kita yang
bernama Udin, kebetulan dia juga mau pergi ke gunung bromo.
Saat itu kita berfoto-foto dulu sambil menunggu persiapan yang
matang. Akhirnya kita berangkat bersama, dan saat itu kita
menjadi 2 grup. Pada jam 23.06 WIB kita mulai perjalanan untuk
pergi ke puncak, kurang lebih 3 km perjalanan kita berhenti karena
harus membayar karcis masuk. Di tempat pembayaran itu kita
bergabung dengan rombongan touring, usai membayar karcis
masuk kita langsung pergi ke daerah Tengger bersama rombongan
yang akan pergi ke puncak untuk istirahat. Kita berangkat beriring-
iringan menuju daerah Tengger. Sesampainya disana kita
berpencar dengan rombongan touring. Disana kita bisa melihat
bintang-bintang yang terasa dekat dengan tempat tersebut dan
angin malam pegunungan yang mulai terasa menembus sela-sela
pakaian kami. Tidak berpikir panjang dika dan rajasa pergi
mencari tempat yang pas untuk istirahat karena mereka yang bisa
di andalkan, mereka melihat tempat yang agak luas seperti tempat
parkir pada umumnya dan akhirnya kita pun beranjak pergi ke
tempat peristirahatan itu. Setelah berkumpul semua, mereka berdua
pergi untuk mencari kayu bakar dan ranting-ranting pohon di dekat
daerah peristirahatan.




Waktu sudah akan menempati jam 00.00 WIB, kita segera
berkemas untuk pergi ke puncak. Tanpa ada rasa lelah, terkecuali
dwira soerang gadis yang selalu membuat orang tertawa bila
mendengarkan dia berbicara, kita pun beranjak meninggalkan
tempat peristirahatan. Di sepanjang perjalanan kita didampingi
oleh pepohonan yang lebat, tinggi, dan besar, dan kita bisa melihat
pemandangan kota malang yang indah.

Anda mungkin juga menyukai