Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Proyek Pembangunan Hotel Whiz




Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 22
BAB IV
METODE PELAKSANAAN PROYEK
A. Pengenalan secara Umum
Sebagaimana kita ketahui pada dasarnya suatu konstruksi khususnya
konstruksi bangunan seperti gedung, rumah sakit, sekolah, hotel, dan lain -
lain terlepas dari berbagai macam tahapan pekerjaan. Untuk menunjang
pekerjaan agar tetap lancar dan sesuai dengan perencanaan. Adapun tahapan
pekerjaan yang sempat diamati selama pelaksanaan PKL pada proyek
Pembangunan Hotel Whiz ini adalah:
1. Pekerjaan kolom ( Lt. 4 dan 5)
2. Pekerjaan balok (Lt. 4 dan 5)
3. Pekerjaan pelat (Lt. 4 dan 5)
4. Pekerjaan tangga (Lt. Basement - Lt. 1)
B. Teknik Pelaksanaan di Lapangan
1. Pekerjaan Kolom
Kolom merupakan elemen vertikal yang sangat banyak digunakan.
Kolom tidak selalu harus berarah vertikal. Meski-pun suatu elemen
struktur bisa berarah miring, asalkan bisa memenuhi definisi kolom yaitu
beban aksial hanya diberikan pada diujung-ujungnya dan tidak ada beban
transversal. Pekerjaan kolom merupakan pekerjaan yang sangat penting
dari sebuah struktur. Pekerjaan kolom dapat terlaksana dengan baik
apabila didukung oleh adanya bekisting yang baik pula.


Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 23
Kolom diperlukan sebagai penopang dari bangunan itu sendiri (balok
dan plat) dan untuk menyalurkan beban dari struktur atas bangunan ke
tanah, pada prinsipnya kolom menerima gaya aksial, lateral dan momen.
Dalam proyek ini, ukuran kolom yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jenis Kolom Tiap Lantai

Adapun Tahapan dalam pembuatan kolom:
1.) Pembesian
Pembesian pada kolom menggunakan besi dengan D19 dan mutu
baja fy= 2400 kg/cm
2
sebagai tulangan utama. Pembuatan tulangan
kolom dibuat di tempat instalasi pembesian dalam proyek dengan
ukuran panjang sesuai desain.
Pada pembesian kolom menggunakan tulangan. Pada
penyambungan besi stek dengan tulangan kolom yang telah dibuat
Lantai
Jenis Kolom
K-1 K-1a K-2 K-2a K-3 K-4 K-L K-T K-P
Lt. Basement - Lt. 1 40x80 40x80 40x90 40x90 40x100 40x80 L. 25x60 T. 25x60 -
Lt. 1 - Lt. 2 40x80 40x80 40x90 40x90 40x100 40x80 L. 25x60 T. 25x60 -
Lt.2 - Lt. 3 40x80 40x80 40x90 40x90 40x100 40x80 L. 25x60 T. 25x60 -
Lt. 3 - Lt. 4 40x80 40x80 40x90 40x90 40x100 - L. 25x60 T. 25x60 -
Lt. 4 - Lt. 5 40x80 40x80 40x90 40x90 40x100 - L. 25x60 T. 25x60 -
Lt. 5 - Lt. 6 40x70 40x70 40x70 40x70 40x80 - L. 25x60 T. 25x60 -
Lt. 6 - Lt. 7 40x70 40x70 40x70 40x70 40x80 - L. 25x60 T. 25x60 -
Lt. 7 - Lt. 8 40x70 40x70 40x70 40x70 40x80 - L. 25x50 T. 25x50 -
Lt. 8 - Lt. 9 40x70 40x70 40x70 40x70 40x80 - L. 25x50 T. 25x50 -
Lt. 9 - Lt. 10 40x70 40x70 40x70 40x70 40x80 - L. 25x50 T. 25x50 -
Lt. 10 - Lt. 11 40x70 40x70 40x70 40x70 40x80 - L. 25x50 T. 25x50 -
Lt. 11 - Lt. 12 40x70 40x70 40x70 40x70 40x80 - L. 25x50 T. 25x50 -
Lt. 12 - Lt. Atap 40x70 40x70 40x70 40x70 40x70 - L. 25x50 T. 25x50 -
Lt. Atap - Lt. Top
Roof
- 30x50 - 30x50

- - - 25x50
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 24
sebelumnya diperlukan panjang penjang-karan minimum 40d. Pada
penyambungan besi stek dengan besi kolom diikat dengan sengkang.
Pada bagian sisi kolom memakai beton decking agar agregat beton
dapat masuk ke dalam rongga dan menutupi tulangan kolom (sebagai
selimut beton). Hal ini dilakukan agar tulangan tidak berkarat akibat
dari proses oksidasi udara dan air, jika tulangan berkarat maka dapat
membuat retakan pada beton akibat dari karat pada tulangan yang
membuat luas penampang tulangan menjadi besar sehingga beton
terdorong. Tiap tulangan diikat menggunakan bendrat (kawat
tulangan). Setelah tulangan sengkang dipa-sang selanjutnya dibuatkan
sepatu kolom yang dilas dengan tulangan utama pada dasar kolom
dengan menggunakan besi d10 yang berfungsi sebagai batasan
bekisting.

Gambar 4.1 Pemasangan Beton Decking pada Tulangan Kolom

2.) Formwork (bekisting)
Pada kolom menggunakan kayu sebagai cetakan kolom (bekisting).
Pertama dibuat marking untuk sepatu kolom sebagai tempat batas
bekisting. Kemudian dipasang sepatu kolom pada tulangan utama atau
tulangan sengkang. Multipleks setebal 12 mm digunakan sebagai
cetakan kolom, kemudian balok kayu (6/12) vertikal disusun untuk
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 25
menopang multipleks. Kemudian sabuk bekisting yang terbuat dari
kayu disusun secara horizontal dan digunakan jangkar dari besi
batangan (tie form) yang dimodifikasi. Pada pemasangan bekisting
kolom harus diperiksa kelurusannya dengan menggu-nakan benang
yang diikat dengan pemberat berupa tahu beton.

Gambar 4.2 Bekisting Kolom

3.) Pengecoran
Pada pengecoran kolom menggunakan beton K300 dengan
syarat slump test 102 (8-12 cm), apabila dari uji slump test
didapatkan hasil yang tidak memenuhi range tersebut (<8 dan >12)
maka beton tidak dapat digunakan/ditolak. Pengecoran
menggunakan beton ready mix yang dicampur di batching plant
kemudian dibawa oleh mixer truck. Setiap mixer truck yang datang
akan diuji slump test (alat uji slump test disiapkan oleh perusahaan
ready mix) dan dibuat sampel beton menggunakan cetakan
berbentuk silinder yang akan dibawa ke laboratorium untuk
diadakan tes kekuatan beton. Sampel beton tersebut berjumlah 5
buah. Pengecoran dilakukan dengan bantuan concrete pump. Pada
pengecoran kolom digunakan vibrator elektrik yang berfungsi
untuk memadatkan campuran beton (tidak memiliki rongga udara).
Vibrator tidak boleh terlalu lama dalam campuran beton agar
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 26
agregat kasar tidak mengendap pada dasar cetakan beton.
Pelepasan bekisting dapat dilakukan setelah umur beton minimal 7
hari. Setelah bekisting kolom dilepas dapat dilakukan pemasangan
kepala kolom.

Gambar 4.3 Tampak Kolom di Tiap Lantai

2. Pekerjaan Balok
Balok adalah suatu batang yang dikenai gaya-gaya atau pasangan
gaya-gaya serta momen yang terletak pada suatu bidang yang mempunyai
sumbu longitudinal. Fungsi balok adalah menahan gaya-gaya yang
berkerja pada daerah tersebut seperti gaya geser dan momen. Dan juga
fungsi dalam mengikat antar kolom dan plat dalam struktur bangunan ,
balok biasanya dicor monolit dengan plat. Pada prinsipnya balok
menerima distribusi beban dari struktur di atasnya seperti dinding dan
beban pada plat. Pada proyek Hotel Whiz ukuran balok yang digunakan
berukuran (30x60)cm untuk balok utama dan (25x60)cm untuk balok anak
khusus pada zona yang ditinjau.

Tahapan pembuatan balok :
1.) Pemasangan perancah (steel scaffolding)
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 27
Pemasangan perancah bertujuan untuk menopang bekisting balok
selama proses pembuatannya hingga pengecoran dan pembongkaran
perancah. Jenis perancah yang digunakan dalam proyek ini
menggunakan steel scaffolding sebagai penopangnya.
Bagianbagian steel scaffolding :
a) U-head (tinggi : 60 cm)
b) Main Frame (lebar : 1,25 m ; tinggi: 1,7 m)
c) Jack Base (tinggi : 60 cm)
d) Cross Brace (tinggi : 2,2 m)
e) Joint Pin


Gambar 4.4 Bagian Scaffolding





2.) Formwork (bekisting)
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 28
Pembuatan bekisting pada balok disesuaikan dengan dimensi
ukuran balok, pada proyek ini bekisting balok yang digunakan berupa
bekisting kayu yang terdiri dari papan multipleks tebal 12 mm dan
balok kayu (6/12). Sebelum dicor bekisting terlebih dahulu dibasahi
dengan air pada permukaan bekisting agar permukaan beton tidak
melengket pada saat bekisting dilepas.

Gambar 4.5 Pemasangan Bekisting Balok

3.) Pembesian (penulangan)
Pembesian pada balok menggunakan besi dengan D19 (tulangan
utama) dengan fy=3200 kg/cm
2
dan D10 (sengkang) mutu baja fy=
2400 kg/cm
2
sebagai tulangan utama. Pembuatan tulangan balok
dibuat di tempat instalasi pembesian dalam proyek dengan ukuran
panjang sesuai desain.
Untuk dudukan rangka besi balok memakai beton decking agar
agregat beton dapat masuk ke dalam rongga dan akan menutupi
tulangan sloof. Hal ini dilakukan agar tulangan tidak berkarat akibat
dari proses oksidasi udara dan air. Jika tulangan berkarat maka dapat
membuat retakan pada beton akibat dari karat pada tulangan yang
membuat luas penampang tulangan menjadi besar sehingga beton
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 29
terdorong. Tiap tulangan diikat menggunakan bendrat (kawat
tulangan).

Gambar 4.6 Pembesian Balok

4.) Pengecoran
Pada pengecoran balok menggunakan beton K300 dengan syarat
slump test 102 (8-12 cm), apabila dari uji slump test didapatkan hasil
yang tidak memenuhi range tersebut (<8 dan >12) maka beton tidak
dapat digunakan/ditolak. Pengecoran menggunakan beton ready mix
yang dicampur di batching plant kemudian dibawa oleh mixer truck.
Concrete pump digunakan untuk menjangkau daerah yang tidak dapat
dijangkau oleh mixer truck dengan memompa beton ke tempat
pengecoran. Setiap mixer truck yang datang akan diuji slump test (alat
uji slump test disiapkan oleh perusahaan ready mix) dan dibuat sampel
beton menggunakan cetakan berbentuk silinder yang akan dibawa ke
laboratorium untuk diadakan tes kekuatan beton. Sampel beton
tersebut berjumlah 5 buah. Pengecoran dilakukan dengan bantuan
concrete pump. Pada pengecoran kolom digunakan vibrator elektrik
yang berfungsi untuk memadatkan campuran beton (tidak memiliki
rongga udara). Vibrator tidak boleh terlalu lama dalam campuran
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 30
beton agar agregat kasar tidak mengendap pada dasar cetakan beton.
Pelepasan bekisting dapat dilakukan setelah umur beton minimal 7
hari.

Gambar 4.7 Tampak Balok yang Telah Dicor

3. Pekerjaan Plat Lantai
Plat beton merupakan bagian struktur yang menjadi distribusi beban
yang dominan seperti beban hidup maupun beban mati yang bekerja di
atasnya. Jenis plat beton ada dua macam berdasarkan bentuk strukturnya,
yaitu plat satu arah (one way slap) dan dua arah (two way slab). Pada
proyek Hotel Whiz, ukuran plat yang digunakan berukuran 12cm dengan
tulangan wire mesh D8-30 cm.
Tahapan pembuatan plat :
1.) Pemasangan perancah (steel scaffolding)
Pemasangan perancah bertujuan untuk menopang bekisting plat
selama proses pembuatannya hingga pengecoran dan pembongkaran
perancah. Jenis perancah yang digunakan dalam proyek ini
menggunakan steel scaffolding sebagai penopangnya.
Bagian bagian steel scaffolding :
a) U-head (tinggi : 60 cm)
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 31
b) Main Frame (lebar : 1,25 m ; tinggi: 1,7 m)
c) Jack Base (tinggi : 60 cm)
d) Cross Brace (tinggi : 2,2 m)
e) Joint Pin

Gambar 4.8 Pemasangan Perancah Bekisting Plat

2.) Fromwork (bekisting)
Pembuatan bekisting pada plat beton disesuaikan dengan dimensi
ukuran plat. Pada proyek ini bekisting plat yang digunakan berupa
bekisting kayu yang terdiri dari papan multipleks tebal 12mm dan
balok kayu (6/12).

Gambar 4.9 Pemasangan Bekisting Plat
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 32
3.) Pembesian (penulangan)
Pembesian pada plat beton menggunakan tulangan wire mesh D8-
30 cm. Pembuatan tulangan wire mesh dibuat di pabrikasi dan di
bawah ke lokasi sesuai dengan spesifikasi tulangan yang diminta.
Untuk dudukan wire mesh memakai beton decking agar agregat beton
dapat masuk ke dalam rongga dan akan menutupi wire mesh. Tiap
tulangan diikat menggunakan bendrat (kawat tulangan). Digunakan
kaki ayam untuk membuat celah antara wire mesh sehingga agregat
beton dapat masuk dan mengisi celah tersebut saat pengecoran. Pada
sambungan antar wire mesh dibuat lebih 2,5 cm agar agregat beton
dapat masuk dan mengisi celah tersebut dan pada tepi plat yang
berbatasan dengan plat yang belum dicor dibatasi dengan jaring kawat
agar campuran beton tidak merembes ke sisi yang belum dicor.

Gambar 4.10 Pemasangan Tulangan Plat

4.) Pengecoran
Pada pengecoran plat lantai menggunakan beton K300 dengan
syarat slump test 102 (8-12 cm), apabila dari uji slump test
didapatkan hasil yang tidak memenuhi range tersebut (<8 dan >12)
maka beton tidak dapat digunakan/ditolak. Pengecoran menggunakan
beton ready mix yang dicampur di batching plant kemudian dibawa
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 33
oleh mixer truck. Concrete pump digunakan untuk menjangkau daerah
yang tidak dapat dijangkau oleh mixer truck dengan memompa beton
ke tempat pengecoran. Setiap mixer truck yang datang akan diuji
slump test (alat uji slump test disiapkan oleh perusahaan ready mix)
dan dibuat sampel beton menggunakan cetakan berbentuk silinder
yang akan dibawa ke laboratorium untuk diadakan tes kekuatan beton.
Sampel beton tersebut berjumlah 5 buah. Pada pengecoran plat lantai
digunakan vibrator elektrik yang berfungsi untuk memadatkan
campuran beton (tidak memiliki rongga udara). Vibrator tidak boleh
terlalu lama dalam campuran beton agar agregat kasar tidak
mengendap pada dasar cetakan beton. Digunakan pula bullfloat untuk
meratakan permukaan beton kemudian handfloat untuk proses terakhir
floating. Kemudian tahap trowelling dengan alat trowel untuk
mandapatkan permukaan beton yang rata dan halus.

Gambar 4.11 Pengecoran Plat
4. Pekerjaan Tangga
Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi
dua tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain. Konstruksi tangga
pada perencanaan bangunan bertingkat seperti pada rumah atau bangunan-
bangunan publik perlu dirancang sebagus dan senyaman mungkin. Fungsi
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 34
dari tangga sebagai penghubung antara lantai tingkat satu dengan lantai
tingkat lainnya pada suatu bangunan. Dalam perencanaan tangga pun perlu
kita perhatikan sudut tangga supaya nyaman, efesien dan mudah dijalani,
termasuk dari kemiringan tangganya itupun sendiri. Kemiringan tangga
yang ideal 40, karena pada waktu menjalaninya tidak terasa lelah pada
waktu arah naik, serta tidak berbahaya pada waktu arah turun dari tangga.
Tahapan pembuatan tangga :
1.) Pemasangan perancah (steel scaffolding)
Pemasangan perancah bertujuan untuk menopang bekisting
tangga selama proses pembuatannya hingga pengecoran dan
pembongkaran perancah. Jenis perancah yang digunakan dalam
proyek ini menggunakan steel scaffolding sebagai penopangnya.
Bagian - bagian steel scaffolding :
a) U-head (tinggi : 60 cm)
b) Main Frame (lebar : 1,25 m ; tinggi: 1,7 m)
c) Jack Base (tinggi : 60 cm)
d) Cross Brace (tinggi : 2,2 m)
e) Joint Pin

Gambar 4.12 Pemasangan Perancah Tangga

2.) Fromwork (bekisting)
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 35
Pembuatan bekisting pada tangga beton disesuaikan dengan
dimensi ukuran tangga. Pada proyek ini bekisting tangga yang
digunakan berupa bekisting kayu yang terdiri dari papan multipleks
tebal 12 mm dan balok kayu (6/12).

Gambar 4.13 Pemasangan Bekisting Tangga

3.) Pembesian (penulangan)
Pembesian pada tangga menggunakan besi dengan menggunakan
tulangan pokok D13 dengan jarak 15 cm dan tulangan bagi D10
dengan jarak 15 cm. Untuk dudukan rangka besi tangga memakai
beton decking agar agregat beton dapat masuk ke dalam rongga. Tiap
tulangan diikat menggunakan bendrat (kawat tulangan).

Gambar 4.14 Pembesian Tangga
4.) Pengecoran
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Hotel Whiz


Agustrianto (311 11 048)
Muammar Fauzi Roid (311 11 051) 36
Pada pengecoran plat tangga menggunakan beton K300 dengan
syarat slump test 102 (8-12 cm), apabila dari uji slump test
didapatkan hasil yang tidak memenuhi range tersebut (<8 dan >12)
maka beton tidak dapat digunakan/ditolak. Pengecoran menggunakan
beton ready mix yang dicampur di batching plant kemudian dibawa
oleh mixer truck. Concrete pump digunakan untuk menjangkau daerah
yang tidak dapat dijangkau oleh mixer truck dengan memompa beton
ke tempat pengecoran. Setiap mixer truck yang datang akan diuji
slump test (alat uji slump test disiapkan oleh perusahaan ready mix)
dan dibuat sampel beton menggunakan cetakan berbentuk silinder
yang akan dibawa ke laboratorium untuk diadakan tes kekuatan beton.
Sampel beton tersebut berjumlah 5 buah. Pada pengecoran plat lantai
digunakan vibrator elektrik yang berfungsi untuk memadatkan
campuran beton (tidak memiliki rongga udara). Digunakan pula
bullfloat untuk meratakan permukaan beton kemudian handfloat untuk
proses terakhir floating. Kemudian tahap trowelling dengan alat
trowel untuk mandapatkan permukaan beton yang rata dan halus.

Gambar 4.15 Proses Pengecoran Tangga

Anda mungkin juga menyukai