Anda di halaman 1dari 7

25.

NABI MUHAMMAD SAW


Nabi Muhammad SAW. Dilahirkan di kota Mekah pada hari Senin tanggal
12 Rabiulawal tahun Gajah, bersetuju dengan tanggal 20 April 571 M. Ayahnya
Abdullah bin Abdulmuthalibtelah meninggal lebih dahulu, sebelum beliau lahir.
Ayahnya saudagar yang selalu berulang-ulang pergi berniaga ke negeri Syam
( Syria ) pada saat kembalinya berniaga pada suatu masa dalam perjalanan dalam
negeri Mekah ia mendapat sakit hingga membawa ajalnya dan dimakamkan di
Madinah.
A. NASAB NABI MUHAMMAD SAW
Ayah beliau Abdullah bin Abdulmuthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin
Qushay bin Kilab.
Ibu beliau Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab.
Nasab ibu dan ayah beliau bertemu di datuk beliau yang kelima yaitu Kilab,
masing-masing dari suku Quraisy yang berpengaruh dan berkuas. Beliau lahir dari
keluarga yang miskin harta tetapi kaya tentang budi kebangsaan.
B. YANG MENYUSULAN BELIAU:
Adat istiadat di tanah Mekah berlainan sedikit dengan negeri-negeri kita.
Anak-anak kecil di negeri Arab biasanya diserahkan kepada perempuanperempuan dusun untuk disusukan disana karena ingin mendapatkan anak-anak
yang hidup ditengah-tengah udara yang bersih didalam dusun yang indah, dengan
harapan membawanya kepada kecerdasan otak dan keluhuran budi pekerti.
Karena kehidupan di desa masih suci dan bersih, Nabi Muhammad pun tidak
terkecuali dari adat istiadat tersebut. Empati tahun lamanya beliau tinggal dengan
ibu susunya Halimah Sadiah mendapat rezeki yang melimpah-limpah atas berkah
memelihara beliau.
C. MASA KANAK-KANAK
Siti Aminah amatlah setianya kepada suaminya, dan walaupun sudah
meninggal setiap tahunnya ia pergi ke Madinahdengan Muhammad untuk
menziarahi kuburan suaminya dan ziarah kerumah saudaranya Bani Ady di
Madinah.
Waktu pulang ke Mekah di tengah jalan tiada berapa jauh dari Madinah
ditempat yang bernama Abwa, wafatlah Aminah dengan meninggalkan
Muhammad seorang diri dalam perjalanan.
Pada waktu itu Nabi Muhammad baru berumur enam tahun, kemudian anak
yatim piatu itu dipelihara oleh kakek beliau yang bernama Abdulmuthalib. Dua
tahun kemudian kakeknya pun meninggal dunia. Umur beliau waktu itu baru
delapan tahun. Maka atas wasiat Abdulmuthalib, ia dipelihara pamannya Abu
Thalib.
Paman Muhammad itu seorang miskin dan banyak anaknya. Karena itu
senantiasa ia berulang-ulang pergi berniaga ke negeri Syam. Pada suatu hari Nabi

juga ingin turun pergi ke negeri Syam tetapi karena masih kecil pamannya tidak
berani membawanya.

Pada waktu umur dua belas tahun pergilah ia ke negeri Syam dengan
pamannya Abu Thalib untuk berniaga. Setelah pergi di salah satu dusun kecil, Abu
Thalib bertemu dengan seorang pendeta Nasrani yang bernama Buahira, dan
pendeta itu berkata kepada Abu Thalib: Anak itu nanti akan mempunyai pengaruh
yang besar, karena itu bawalah pulang segera dan jagalah ia dari gangguan orangorang Yahudi.
D. KE NEGERI SYAM YANG KEDUA KALINYA
Tatkala Muhammad berumur 25 tahun, pergilah ia ke negeri Syam yang
kedua kalinya untuk berniaga sendiri dengan menbawa modal dari seorang wanita
janda yaitu Siti Khadijah. Perbuatan beliau ini memberi contoh kepada umat
betapa pentingnya perdagangan bagi kehidupan ekonomi buat suatu bangsa. Dalam
melakukan perdagangan beliau memberikan contoh betapa seharusya budi pekerti,
budi bahasa para pedagang para pedagang dan pengusaha yang menyusun
perekonomian dengan praktek segala etik segala ekonomi seperti jujur kepada
pemberi modal dan pembeli, ramah kepada pembeli serta kasih kepada para
bawahannya, sebagai yang dibuktikan dalam prakteknya Nabi Muhammad dalam
perjalanan dan perdagangan beliau ke negeri Syam itu.
E. Perkawinan Nabi Muhammad Dengan Khadijah
Usaha dagang yang dilaksanakan dengan jujur olehMuhammad ini,
menghasilkan laba yang banyak, dan menyebabkan adanya pertalian antara
Muhammad dengan Khadijah. Kemudian mereka kawin, waktu itu beliau berumur
25 tahun dan Khadijah sudah janda dengan umur 40 tahun. Sebelum kawin dengan
Muhammad, Khadijah telah pernah kawin dengan Abi Halah, suaminya ini
meninggal dunia dan ada meninggalkan seorang anak laki-laki bernama Halah.
F. Putusan Nabi Terhadap Quraisy
Di kala beliau mencapai usia tiga puluh lima tahun, saat itu Quraisy
memperbaharui Kabah. Beliau ikut bekerja dan membawa batu bersama-sama
mereka. Setelah pekerjaan selesai mereka akan meletakkan Hajar Aswad di tempat
semula, maka terjadilah perselisihan pendapat antar mereka tetntang siapa yang
akan meletakkan di tempatnya, kemudian mereka sepakat bahwa perdamaian ialah
orang yang pertama kali masuk ke Masjidil Haram. Kebetulan Muhammadiyah
yang pertama kali masuk ke masjid itu, lalu kaim Quraisy bergembira dan mereka
berkata: kami rela kepada orang yang dipercayai ini.
Maka Nabi meletakkan batu itu di atas serban dan beliau minta dari tiap-tiap
ketua kaum Quraisy supaya masing-masing memegang ujung serban itu.
Kemudian Nabi menyuruh mereka mengangkat batu tadi. Tatkala sampai
ditempatnya, kemudian Nabi sendiri mengambil Hajar Aswad itu dan meletakkan
di tempatnya. Mereka semuanya rela dan merasa puas dengan keputusan Nabi
yang sejujurnya-jujurnya ini. Lalu mereka bersatu dan berseru inilah Al-Amin,
artinya orang yang dipercaya.

Dari contoh tersebut di atas terbuktilah bahwa orang yang telah diangkat
atau terpilih jadi pemimpin untuk memimpin suatu tugas dan pekerjaan janganlah
ia memborong segala pekerjaannya, tetapi hendaklah ia pandai dan bijaksana
membagi tugas dan pekerjaan itu kepada siapa yang berhak menerima pembagian

dan sebagai suatu jalan yang praktis buat mendidik para kader pemimpin untuk
persiapan kelak di kemudian hari.
G. MENJADI RASUL
Setelah genap umur beliau 40 tahun, datanglah kepada beliau malaikat Jibril
menyatakan keangkatan menjadi Rasul Allah kepada manusia semuanya serta
diajarkannya kepada beliau perihal agama Islam.
Pada waktu itu beliau menerima wahyu yang pertama, yaiu turunna Surat
Al-Alaq, ayat 1 sampai 5
Penduduk Mekah pada waktu masih menyembah berhala, kemudian
Rasulullah memulai mengajak menyembah Tuhan Allah, dan meninggalkan
penyembahan berhala.
H. MENYIARKAN ISLAM
Beliau mula-mula menyiarkan Islam secara diam-diam dengan rahasia, dan
waktu itu ditujukan kepada kerabat saja. Kemudian Islam segera diterima oleh
Khadijah isteri beliau. Kemudian menyusul Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Harisah
dan akhirnya cukuplah jumlah pemeluk agama Islam 40 orang.
Setelah beliau sudah mempunyai cukup kekuatan, kemudian beliau
diperintahkan Allah untuk menyiarkan Islam dengan terang-terangan, sebagaimana
dinyatakan dalam Al-Quran: Berseru teranglah hai Muhammad, dengan semua
hal-hal yang diperitahkan, dan berpalinglah orang yang musyrik
Karena Tuhan memerintahkan demikian, maka beliau datang dipasar-pasar
dan di tempat-tempat orang banyak berkumpul. Di sana beliau membacakan AlQuran dan beliau ajak penduduk Mekah memeluk Islam.
Berita Islam terdengar mulai dari Mekah sampai ke Madinah. Maka
tertariklah penduduk Madinah terhadap Islam, kemudian berduyun-duyunlah
mereka memeluk Islam.
I. HIJRAH KE MADINAH
Karena tantangan dan tantangan dari kaum kafir Quraisy yang bertubi-tubi,
maka hijrahlah beliau bersama sahabat-sahabat ke Madinah. Beliau berangkat
dengan sahabat yang setia yaitu Abu Bakar dengan sembunyi-sembunyi, kemudian
sampailah beliau di Madinah.
Sejak peristiwa hijrah Sayyidinah Umar bin Khathab membuat perhitungan
permulaan tahun Hijriyah, dihitung dari permulaan Hijrah.
J. TIBA DI MADINAH
Setelah penduduk Madinah mendapat berita tentang kedatangan Nabi
Muhammad saw. Ke Madinah, gembiralah mereka dengan sambutan kegembiraan
yang disertai dengan sorak-sorai, disertai tahmid dan takbir. Kaum wanita dan
anak-anak bernyanyi dengan riangnya memuji dan menyanjung Nabi, serta ikrar
patuh dan setia terhadap perintah agama.
Kepada penduduk Madinah Nabi memberikan gelar Al-Anshar, artinya
orang-orang yang menolong, sedangkan kepada penduduk Mekah yang hijrah,
mereka diberi gelar Al-Muhajirin, kemudian kaum Anshar dan Muhajirin
diikatkan tali persaudaraan yang teguh.
K. MEKAAH TAKLUK DAN BANGSA ARAB TUNDUK
Pada tahun ke 8 Hijriyah Nabi bersama-sama sahabat-sahabatnya, dapat
merebut kembali kota Mekah dari tangan kafir Quraisy. Nabi dan tentara Islam

yang kuat itu masuk ke Mekah dengan kemenangan. Kemudian beliau menuju
Kabah dan memecah berhala-berhala. Mekah takluk dan bangsa Arab tunduk.
Pada hari itu sejumlah besar penduduk Mekah memeluk Islam, dan
Rasulullah memberikan amounan umum kepada mereka yang telah bersalah.
Kecuali beberapa orang saja yang masih keras menentang Rasulullah.
Setelah selesai mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan
keamanan dan pemerintahan, beliau menyerahkan kepercayaannya kepada rakyat,
lelu beliau kembali lagi untuk sementara ke Madinah.
Kemudian pada tahun ke 10 Hijriyah beliau kembali lagi ke Mekah untuk
menunaikan Haji Wada (haji pamitan). Di sana di padang Arafah beliau
berkhutbah yang amat penting sekali menyatakan wajib haji, kemudian Islam dan
beberapa wasiat yang penting-penting.
L. BELIAU WAFAT
Setelah beliau selesai menyelesaikan tugasnya menyiarkan Islam, dan Islam
telah tersebar di kalangan penduduk Arab dan sekitarnya, maka pada tanggal 12
Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah, wafatlah beliau dalam usia 63 tahun, dan
dimakamkan di Madinah.
Beliau wafat setelah berjuang menegakkan Islam dalam masa dua puluh tiga
tahun untuk kebahagian hamba Allah di dunia dan di akhirat.
AKHLAK NABI MUHAMMAD SAW DAN JASA-JASA BELIAU
1. Dalam perjalanan hidupnya sejak kecil hingga dewasa dan sampai diangkat
menjadi Rasul, beliau terkenal sebagai orang yang jujur dan berkepribadian
yang tinggi. Karena jujurnya dalam perbuatan dan perkataan, maka beliau di
beri julukan Al-Amin, artinya orang yang dapat dipercayai.
Para ahli sejarah mengakui, bahwa Muhammad sejak kecil hingga dewasa
tidak pernah daging yang disembelih untuk korban berhala-berhala.
Sebagai mnusia yang bakal menjadi pembimbing umat manusia, Muhammad
memiliki bakat dan kemampuan jiwa yang besar, kecerdasan fikiran dan cepat
tanggapnya dan keras kemampuannya. Beliau mengetahui bapak-bapak sejarah
negeri dan kesedihan masyarakat dan pemandangannya itu tidak hilang dari
ingatannya.
2. Jasa-jasa beliau:
a. Amat besar jasa-jasa beliau terhadap prikemanusiaan dan pembangunan
budi pekerti dan akhlaq seluruh bangsa. Beliaulah yang pertama lali
menaburkan bibit persamaan hak, keadilan dan demokrasi antar manusia.
b. Meletakkan dan meninggalkan Islam sebagai tali penghubung antar manusia
dan manusia dengan Allah swt.
c. Mempersatukan segala bangsa di bawah panji-panji Tauhid untuk membawa
umat menuju keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
ALLAHU ALAMU, WALAA ILMA LANAA ILLAA MAA ALLAMTANAA

A. Sejarah Nabi Muhammad saw.


1. Peristiwa Menjelang Kelahiran Nabi Muhammad saw.
Menjelang kelahirang Nabi Muhammad saw. masyarakat Mekah hidup
dalam zaman jahiliyah. Mereka itu jahiliyah, karena pada waktu itu mereka jauh
dari petunjuk Allah, mengikuti hawa nafsu, menyembah berhala, berlomba-lomba
dalam kemewahan duniawi, berebut harta benda, wanita, takhta, dan mengejar
kesenangan dunia semata-mata. Hukum yang terjadi adalah hukum rimba. Siapa
yang kuat dia yang menang dan berkuasa. Hukum ini menyebabkan terjadinya
penganiayaan, pembunuhan dan perbudakan.
Menjelang kelahiran Nabi Muhammad saw. terjadi peristiwa penyerangan
pasukan bergajah terhadap Kabah yang dipimpin oleh Abrahah. Mereka ingin
menghancurkan Kabah. Tetapi, mereka disambut oleh burung yang berbondongbondong membawa batu hitam yang panas. Pasukan Abrahah hancur laksana daun

yang dimakan ulat. Allah melindungi Kabah dari serangan pasukan bergajah.
Peristiwa ini diabadikan dengan menyebutnya sebagai tahun bergajah sebagaimana
diterangkan dalam Surah Al-Fill. Pada tahun gajah inilah Nabi Muhammad saw.
lahir.
Nabi Muhammad saw. lahir pada hari senin tanggal 12 Rabiul awal pada
waktu fajar di kota Mekah, bertepatan tanggal 20 April 571 Masehi. Muhammad
saw. berasal dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib
dan ibunya bernama Siti Aminah binti Wahab. Ketika beliau lahir, ayahnya telah
meninggal dunia.
2. Masa kanak-kanak Nabi Muhammad saw.
a. Muhammad dalam asuhan Halimah
Halimah adalah seorang ibu yang tinggal di dusun Bani Saad. Suaminya
bernama al-Haris bin Abdul Uzza. Halimah mengasuh Nabi Muhammad dengan
penuh kasih sayang, dengan budi bahasa yang lemah lembutdan penuh kesabaran.
Muhammad tumbuh menjadi anak yang cerda, sehat, lembut tutur bahasanya, dan
berjiwa penyayang pada semua orang. Halimah sangat senang. Sejak mengasuh
Muhammad, keluarganya tampak bahagia, kambing miliknya bertambah banyak
dan gemuk serta semua miliknya bertambah baik.
Suatu hari terjadi kejadian yang ajaib. Ketika Muhammad sedang
menggembalakan kambing, tiba-tiba datang dua orang laki-laki berpakaian putih
dan kemudian membersihkan dada Muhammad. Halimah menjadi cemas dan
mengembalikan Muhammad kepada ibunya di kota Mekah pada usia lima tahun.
b. Muhammad dalam asuhan Siti Aminah, Abdul Muthalib, dan Abu Thalib
Ketika Muhammad berusia enam tahun, ibunya bersama Ummu Aiman
mengajaknya ke Yasrib untuk berziarah ke makam ayahnya dan menengok family
di sini. Setelah sebulan di Yasrib, mereka pulang ke Mekah. Sesampainya di desa
Abwa, Siti Aminah jatuh sakit dan meninggal dunia lalu di kuburkan di tempat itu
juga.. muhammad bersama Ummu Aiman kembali ke Mekah.
Muhammad berada dalam asuhan kakeknya. Ia sangat bahagia diasuh oleh
kakeknya dan dirawat oleh Ummu Aiman. Namun kebahagiaan tersebut tidak
bertahan lama, karena kakeknya meninggal dunia saat ia baru berusia delapan
tahun.
Setelah bersama pamannya, Muhammad menggembalakan kambing
pamannya, dan mulai belajar berdagang bersama pamannya dengan menjual
barang dagangan Siti Khadijah. Sejak Nabi Muhammad saw. berdagang bersama
pamannya, barang dagangannya cepat habis dan rezeki Abu Thalib dan Siti
Khadijah bertambah banyak.
Hal-hal yang terjadi selama Muhammad berdagang bersama pamannya
adalah sebagai berikut.
1. Setiap berjualan, cepat habis terjual.
2. Dalam perjalanan berdagang, Abu Thalib dan Muhammad dipayungi oleh awan
diatasnya.
3. Abu Thalib dn Muhammad tidak tergesa-gesa dalam mengendarai untanya,
tetapi cepat sampai di tempat tujuan.
Di usia 15 tahun ia berdgang sendiri. Selama berdagang Muhammad selalu
menyebutkan harga pokok dagangannya kepada pembeli. Ia selalu bersikap jujur,
amanah, tidak membeda-bedakan pembeli, sabar, tidak putus asa, mempunyai

semangat kerja, percaya diri, suka kerja keras, dan terampil dalam menjual barang
dagangannya.
Dengan kelebihan Muhammad dalam berdagang itu, Siti Khadijah tertarik
kepada Muhammad. Setelah 10 tahun membawa barang dagangan Siti Khadijah,
akhirnya Muhammad menikah dengan Siti Khadijah pada usia 25 thaun dan Siti
Khadijah berusia 40 tahun.

Anda mungkin juga menyukai