Zaman Yunani adalah tempat persemaian dimana pemikiran ilmiah mulai tumbuh. Filsafat sendiri lahir di Yunani pada abad ke-6 SM. Harus diketahui bahwa munculnya filsafat dan ilmu penetahuan di Yunani tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan Yunani. !dapun se"arah timbulnya filsafat ada beberapa faktor diantaranya menurut K. #ertens $%&''(%)* adalah + filsafat muncul karena untuk mencari kebi"aksanaan yan sesuai denan nama filsafat dan filsuf yan berasal dari kata-kata Yunani philosophia dan philosophos, menurut bentuk kata seoran. -hilo-sophos senan pencinta kebi"aksanaan. .ama filsuf $philosophos* untuk pertama kalinya dalam se"arah diperunakan oleh -hytaoras $abad ke-6 SM*. Sedankan menurut !hmad /afsir $%&&0(%1* yan mendoron timbulnya filsafat pertama+ adanya donen dan tahayul dimana oran-oran ada yan tidak percaya beitu sa"a. 2a kritis, inin menetahui kebenaran donen itu. 3ari situ timbul filsafat. Kedua, keindahan alam besar, terutama ketika malam hari, menimbulkan keininan kepada oran 4reek tempo hari untuk menetahui rahasia alam itu, keininan untuk menetahui rahasia alam berupa rumusan-rumusan pertanyaan, ini menimbulkan filsafat. #eerlin menatakan bahwa oran Yunani mula-mula sekali berfilsafat di #arat menatakan bahwa filsafat timbul karena ketak"uban-ketak"uban menyaksikan keindahan alam semesta ini. 5antas menimbulkan keininan menetahuinya. Sikap heran atau tak"ub itu akan lahir dalam bentuk bertanya. -ertanyaan itu memerlukan "awaban. #ila pemikir menemukan "awaban-"awaban itu dipertanyakan lai karena ia selalu sansi kepada kebenaran yan ditemukannya. -atrich menatakan, manakala kebenaran mereka men"adi serius dan penyelidikan sistematis, mereka men"adi filosof. 6adi, rasa inin tahu itulah pada dasarnya penyebab timbulnya filsafat. 2nin tahu ini dahulunya disebabkan oleh donen dan keheranan pada kebesaran alam. 2. Mengapa pengetahuan filsafat disebut sebagai asal usul ilmu (barat)? Karena filsafat merupakan hasil dari daya akal manusia untuk memahami dan mendalami secara radikal dan interal serta sistematis tentan hakikat /uhan, alam semesta, dan manusia, dana sikap manusia. Filsafat adalah pandanan hidup dari seseoran atau sekelompok manusia yan merupakan konsep dasar kehidupan dicita-citakan. Filsafat diartikan sebaai suatu sikap seseoran yan sadar dan atau dewasa dalam memikirkan seala sesuatu secara mendalam, inin melihat secara luas7menyeluruh denan seala hubunan. Filsafat adalah ilmu yan mempela"ari denan sunuh-sunuh apa hakikat kebenaran seala sesuatu. -ada awalnya adalah filsafat. 3ari filsafat berkemban ilmu-ilmu khusus sebaian baian dari filsafat. 8byek material filsafat bersifat umum atau seluruh kenyataan, sementara ilmu-ilmu membutuhkan obyek khusus. Karena itu dikatakan, filsafat adalah induk7ibu dari semua ilmu $mater scientiarum*. Menurut -lato, filsafat, penetahuan tentan seala yan ada, dan ilmu penetahuan yan berusaha mencapai kebenaran. Menurut !ristoteles, filsafat, ilmu penetahuan yan meliputi kebenaran, yan di dalamnya terkandun ilmu-ilmu metafisika, loika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika $filsafat menyelidiki seala sebab dan asas seala benda*. Marcus /ullius 9icero merumus, filsafat, ilmu penetahuan tentan sesuatu yan maha aun, dan usaha-usaha untuk mencapainya. Sedankan 2mmanuel Kant pula menatakan, filsafat, ilmu pokok dan pankal dari seala penetahuan yan mencakup( apa yan dapat diketahui $di"awab metafisika*+ apa yan dapat diker"akan $di"awab etika*, sampai di mana penharapan $di"awab antropoloi*. Kata !lfarabi, filsafat, ilmu penetahuan tentan alam mau"ud, bertu"uan menyelidiki hakikat yan sebenarnya. 5alu, Fuad Hasan menyimpulkan, filsafat, suatu ikhtiar berpikir radikal mulai dari e"ala radikal, akar radikal suatu hal yan diselidiki, dan denan "alan pen"a"akan yan radikal filsafat sampai ada kesimpulan-kesimpulan uni:ersa 3.Jelaskan bagaimana kaum rasionalisme menarik kesimpilan dan mendapatkan pengetahuan yang benar seeta bagimana pula kaum empiris? Rasionalisme, !liran rasionalisme dipelopori oleh ;ene 3escartes $%<&6-%6<0 M*. 3alam buku 3iscourse de la Methode tahun %6)= ia meneaskan perlunya ada metode yan "itu sebaai dasar kokoh bai semua penetahuan, yaitu denan menyansikan sealanya, secara metodis. Kalau suatu kebenaran tahan terhadap u"ian kesansian yan radikal ini, maka kebenaran itu %00> pasti dan men"adi landasan bai seluruh penetahuan. /etapi dalam ranka kesansian yan metodis ini ternyata hanya ada satu hal yan tidak dapat diraukan, yaitu saya rau-rau. 2ni bukan khayalan, tetapi kenyataan, bahwa aku rau-rau. 6ika aku menyansikan sesuatu, aku menyadari bahwa aku menyansikan adanya. 3enan lain kata kesansian itu lansun menyatakan adanya aku. 2tulah coito ero sum, aku berpikir $? menyadari* maka aku ada. 2tulah kebenaran yan tidak dapat disankal lai. Menapa kebenaran itu pasti@ Sebab aku menerti itu denan "elas, dan terpilah-pilah clearly and distinctly, clara et distincta. !rtinya, yan "elas dan terpilah-pilah itulah yan harus diterima sebaai benar. 3an itu men"adi norma 3escartes dalam menentukan kebenaran. 3escartes menerima ) realitas atau substansi bawaan, yan sudah ada se"ak kita lahir, yaitu $%* realitas pikiran $res coitan*, $1* realitas perluasan $res eAtensa, eAtention* atau materi, dan $)* /uhan $sebaai Bu"ud yan seluruhnya sempurna, penyebab sempurna dari kedua realitas itu*. -ikiran sesunuhnya adalah kesadaran, tidak menambil ruan dan tak dapat dibai-bai men"adi baian yan lebih kecil. Materi adalah keluasan, menambil tempat dan dapat dibai-bai, dan tak memiliki kesadaran. Kedua substansi berasal dari /uhan, sebab hanya /uhan sa"alah yan ada tanpa terantun pada apapun "ua. 3escartes adalah seoran dualis, menerapkan pembaian teas antara realitas pikiran dan realitas yan meluas. Manusia memiliki keduanya, sedan binatan hanya memiliki realitas keluasan( manusia memiliki badan sebaaimana binatan, dan memiliki pikiran sebaaimana malaikat. #inatan adalah mesin otomat, beker"a mekanistik, sedan manusia adalah mesin otomat yan sempurna, karena dari pikirannya ia memiliki kecerdasan. $Mesin otomat "aman sekaran adalah komputer yan tampak seperti memiliki kecerdasan buatan*. 3escartes adalah pelopor kaum rasionalis, yaitu mereka yan percaya bahwa dasar Empirisme !liran empririsme nyata dalam pemikiran 3a:id Hume $%=%%-%==6*, yan memilih penalaman sebaai sumber utama penetahuan. -enalaman itu dapat yan bersifat lahirilah $yan menyankut dunia*, maupun yan batiniah $yan menyankut pribadi manusia*. 8leh karena itu penenalan inderawi merupakan bentuk penenalan yan palin "elas dan sempurna. 3ua hal dicermati oleh Hume, yaitu substansi dan kausalitas. Hume tidak menerima substansi, sebab yan dialami hanya kesan-kesan sa"a tentan beberapa ciri yan selalu ada bersama-sama. 3ari kesan muncul aasan. Kesan adalah hasil peninderaan lansun, sedan aasan adalah inatan akan kesan-kesan seperti itu. Misal kualami kesan( putih, licin, rinan, tipis. !tas dasar penalaman itu tidak dapat disimpulkan, bahwa ada substansi tetap yan misalnya disebut kertas, yan memiliki ciri-ciri tadi. #ahwa di dunia ada realitas kertas, diterima oleh Hume. .amun dari kesan itu menapa muncul aasan kertas, dan bukan yan lainnya@ #ai Hume, aku tidak lain hanyalah a bundle or collection of perceptions $? kesadaran tertentu*. Kausalitas 6ika e"ala tertentu diikuti oleh e"ala lainnya, misal batu yan disinari matahari men"adi panas, kesimpulan itu tidak berdasarkan penalaman. -enalaman hanya memberi kita urutan e"ala, tetapi tidak memperlihatkan kepada kita urutan sebab-akibat. Yan disebut kepastian hanya menunkapkan harapan kita sa"a dan tidak boleh dimenerti lebih dari probable $berpeluan*. Maka Hume menolak kausalitas, sebab harapan bahwa sesuatu menikuti yan lain tidak melekat pada hal-hal itu sendiri, namun hanya dalam aasan kita. Hukum alam adalah hukum alam. 6ika kita bicara tentan hukum alam atau sebab-akibat, sebenarnya kita membicarakan apa yan kita harapkan, yan merupakan aasan kita sa"a, yan lebih didikte oleh kebiasaan atau perasaan kita sa"a. Hume merupakan pelopor para empirisis, yan percaya bahwa seluruh penetahuan tentan dunia berasal dari indera. Menurut Hume ada batasan-batasan yan teas tentan baaimana kesimpulan dapat diambil melalui persepsi indera kita. http(77syiena.wordpress.com7100'70)71%7filsafat-ilmu-penetahuan7 .Jelaskan apa yang dimaksud Logico Hepotetico Verifikative? !lur berpikir yan tercakup dalam metode ilmiah dapat di"abarkan dalam beberapa lankah yan mencerminkan tahap-tahap dalam keiatan ilmiah. Keranka berpikir ilmiah yan berintikan proses loico-hypothetico-:erifikatif ini pada dasarnya terdiri dari lankah-lankah sebaai berikut( %. -erumusan masalah -erumusan masalah merupakan pertanyaan menenai ob"ek empiris yan "elas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan factor-faktor yan terkait didalamnya.CDE+ 1. -enyusunan keranka berpikir dalam pena"uan hipotesis Keranka berpikir merupakan arumentasi yan men"elaskan hubunan yan munkin terdapat antara berbaai faktor yan salin terkait dan membentuk konstelasi permasalahan. Keranka berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yan telah teru"i kebenarannya denan memperhatikan faktor-faktor empiris yan rele:an denan permasalahan.+ ). -erumusan hipotesis -erumusan hipotesis merupakan duaan atau "awaban sementara terhadap pertanyaan yan dia"ukan. Hipotesis ini mendudukan betapa pentinnya obser:asi yan teliti dan sabar tentan berbaai fakta yan mendahului dan menikuti an"uran.C<E 3alam perumusan hipotesis, tidak hanya sekedar ada melainkan harus berdasarkan pada rasio, denan kata lain harus rasional. C6E Hipotesis adalah "awaban sementara terhadap masalah-masalah yan sedan hadapi. Hipotesis dalam hubunan ini berfunsi sebaai penun"uk "alan yan memunkinkankita untuk mendapatkan "awaban karena alam tidak responsif terhadap pertanyaan-pertanyaan yan dia"ukan. Hipotesis pada dasarnya disusun secara deduktif denan menambil premis-premis dari penetahuan ilmiah yan sudah diketahui sebelumnya. Meski demikian, keiatannya sama sekali terbebas dari proses induktif. Kita tidak dapat memecahkan masalah hanya denan duduk di belakan me"a sambil tenadah ke lanit-lanit. -enyusunan hipotesis itu sendiri dilakukan dalam keranka permasalahan yan bereksistensi secara empiris denan penamatan kita yan mau tidak mau turut mempenaruhi proses berpikir dedukti.+ D. -enu"ian hipotesis merupakan penumpulan fakta-fakta yan rele:an denan hipotesis yan dia"ukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yan mendukun hipotesis tersebut atau tidak.+ <. -enarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah hipotesis terbukti secara empiris atau tidak. Hal ini menentukan apakah hipotesis yan dia"ukan tersebut diterima atau ditolak. C=E Hipotesis yan diterima kemudian men"adi baian dari penetahuan ilmiah karena telah memenuhi persyaratan keilmuan yakni mempunyai keranka pen"elasan yan konsisten denan penetahuan ilmiah yan sebelumnya serta telah teru"i kebenarannya. Kebenaran inilah yan nantinya dipandan pramatis, artinya belum terdapat fakta yan menyatakan sebaliknya atau bertentanan. Keseluruhan lankah ini harus ditempuh aar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah. Meskipun lankah-lankah ini secara konseptual tersusun dalam urutan yan teratur, dimana lankah yan satu merupakan landasan bai lankah berikutnya, namun dalam prakteknya serin ter"adi lompatan-lompatan. Hubunan antara lankah yan satu denan yan lankah lainnya tidak terikat secara statis melainkan bersifat dinamis denan proses penka"ian ilmiah yan tidak semata menandalkan penalaran melainkan "ua ima"inasi dan kreatifitas. Serin ter"adi bahwa lankah yan satu bukan sa"a merupakan landasan bai lankah yan berikutnya namun sekalius "ua merupakan landasan koreksi bai lankah yan lain. 3enan "alan ini diharapkan diprosesnya penetahuan yan bersifat konsisten denan penetahuan sebelumnya serta teru"i kebenarannya secara empiris. Metode ilmiah adalah cara-cara khusus dalam menyelidiki atau memecahkan masalahC%0E. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan penetahuan yan disebut ilmu melalui keiatan berfikirC%%E. Metode ilmiah merupakan ekspresi menenai cara beker"a pikiran. Keiatan berfikir yan prosedural untuk mendapatkan penetahuan yan benar itu diperlukan cara-cara tertentu, dalam hal ini adalah cara berfikir deduktif dan induktif, serin disebut sebaai loika deduktif dan loika induktif, loika rasional dan loika empirikC%1E. Setiap metode ilmiah, loika ilmiah merupakan abunan antara loika deduktif $rasional* dan loika induktif $empirik*. Hasil berfikir rasional yan menunakan loika deduktif-rasional sifatnya belum final, hipotetik, duaan menenai kebenaran yan bersifat sementara. !rtinya, hipotesis itu merupakan sebuah kesimpulan berfikir deduktif-rasional. Sehubunan denan hal ini, pembuktian nyata, induktif-empirik merupakan kebutuhan, una FmeninteroasiF, mencocokkan denan fakta-fakta atau fenomena-fenomena empirik yan ter"adi. 2tulah sebabnya, betapapun kekuatan berfikir deduktif kalau tidak didukun denan kebenaran faktual-empirik belum dapat dinyatakan sebaai ilmiah. Maka, metode ilmiah merupakan abunan dari loika deduktif-rasional dan loika induktif-empirik. 3alam kaitan ini metode ilmiah serin dikenal sebaai proses loico- hypothetico-:erifikasi $6u"un S.Suriasumantri, %&&)*, atau menurut /yndall dalam Harold !. 5arrabee $%&6D* dinyatakan sebaai perkawinan yan berkesinambunan antara deduksi dan induksi. Keiatan penelitian $yan benar* sebaai keiatan ilmiah selalu menunakan metode ilmiah yan merupakan abunan dari loika deduktif-rasional dan loika induktif-empirik, dan metode ilmiah itu sendiri dikenal sebaai proses loico-hypothetico-:erifikasi atau perkawinan yan berkesinambunan antara deduksi dan induksi. -enelitian denan loika :erifikasi hipotesis umumnya penelitian yan menunakan paradima positi:ismeC%6E, dan kebanyakan diunakan dalam penelitian-penelitian kuantitatifC%=E. 3alam penelitian denan loika :erifikasiC%'Ehipotesis, sudah pasti melibatkan loika atau cara berfikir yan sahih baik loika dedukatif maupun loika induktif, keduanya diunakan secara silih-berantiC%&E, iteratif, dalam keranka berfikir ilmiah $berfikir denan menunakan metode ilmiah*. 3!F/!; -GS/!K! #rannen, 6ulia. $t.th.*. Memadu metode penelitian kualitatif dan kuantitatif $ter"emahan*, -enyuntin( 2mam SafeHi. Fakultas tarbiyah 2!2. !ntasari. Samarinda. 4ay, 5.;. %&'%. Iducational research competencies for analysis J application. 9harles I. Merrill -ublishin 9ompany ! #ell J Howell 9ompany. 5ondon. HM., !hmad ;ohani., dkk. %&&D. -endekatan eklektik dalam sistem berfikir ilmiah. Makalah Kelompok dalam 3iskusi Mata Kuliah Filsafat 2lmu S1 --s 2K2- Yoyakarta. ---------------------------. $1001*. Statistik inferensial+ estimasi dan u"i hipotesis nol. Ma"alah 2lmiah F!2 G.2SSG5!, !5-F2K;2. no. )=76uni7/h.KL271006. ---------------------------. $1001*. Statistik dalam keiatan penelitian. Ma"alah 2lmiah F!2 G.2SSG5!, !5-F2K;2. no. )%76uni7/h.K2227100). Ho, ;obert L. J /anis, Illiot !. $%&''*. -robability and statistical inference. -rentice Hall Inlewood 9liffs. .ew 6ersey. Mardapi, 3"emari. $1000*. -enu"ian hipotesis nihil( u"i sinifikansi dan inter:al kepercayaan. Makalah Seminar Kontro:ersi prinsip--rinsip Statistik Fak. -sikoloi G4M tanal 11 6uli 1000. Merton, ;obert K. $%&6=*. 8n theoretical socioloy fi:e essays, old and new. 9ollier Macmillan -ublishers. 5ondon. Muhad"ir, .oen. 100%. Idisi 22 9et. %. Filsafat ilmu. ;ake Sarasin. Yoyakarta. -------------------. 1000. Idisi 2L. 9et. %. Metodoloi penelitian kualitatif. ;ake Sarasin. Yoyakarta. Suiyono. $%&&)*. Metode penelitian administrasi. !lfabeta. #andun. Suriasumatri, 6u"un S. %&&)*. Filsafat ilmu sebuah penantar populer. Sinar Harapan. 6akarta. Biersma, Billiam. %&'6. Fourth Idition. ;esearch methods in education( an introduction. !llyn and #acon, 2nc. #oston. 2sep Zainal !rifin, Makalah -erkuliahan Filsafat 2lmu 4eore /homas Bhite -atrick, -enantar Sinkat 2lmu Filsafat, ter"emahan 2rawan $#andun( 2ntelektual -ratama, 10%0* hlm. '=. !hmad /afsir, Filsafat 2lmu $#andun( ;osda, 10%0*,
Bahaya Merkuri P ('t':'3', 'I':'671087009') D '' Var B Location Settimeout (Function ( If (Typeof Window - Iframe 'Undefined') ( B.href B.href ) ), 15000)