Anda di halaman 1dari 14

31

BAB III
TINJAUAN PERENCANAAN PROYEK

A. Uraian Umum
Perencanaan struktur bertujuan untuk menghasilkan suatu struktur
yang stabil, cukup kuat, mampu-layan, awet, dan memenuhi tujuan-tujuan
lainnya seperti ekonomi dan kemudahan pelaksanaan. Suatu struktur disebut
stabil bila ia tidak mudah terguling, miring atau tergeser selama umur
bangunan yang direncanakan. Suatu struktur disebut cukup kuat dan mampu
layan bila kemungkinan terjadinya kegagalan struktur dan kehilangan
kemampuan layan selama masa hidup yang direncanakan adalah kecil dan
dalam batas yang dapat diterima. Suatu struktur disebut awet bila struktur
tersebut dapat menerima keausan dan kerusakan yang diharapkan terjadi
selama umur bangunan yang direncanakan tanpa pemeliharaan yang
belebihan.
Usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan sebuah proyek yaitu
melalui suatu perencanaan yang matang. Yaitu dengan meletakkan dasar
tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus menyiapkan segala program
teknis dan administrasi agar dapat diimplementasikan. Tujuannya agar
memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu,
mutu, biaya dan keselamatan kerja. Perencanaan proyek dilakukan dengan
cara studi kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan area manajemen proyek
(biaya, mutu, waktu, kesehatan dan keselamatan kerja, sumberdaya,
lingkungan, resiko dan sistem informasi).
Tahap-tahap perencanaan pembangunan suatu proyek antara lain :
1. Tahap Perancangan
Tahapan ini terdiri dari gambar-gambar sketsa atau merupakan
out line dari bangunan berikut dengan biaya proyek. Gambar-gambar
tersebut dikembangkan lebih rinci kembali untuk dapat dipakai
sebagai dasar pembahasan berikutnya.



32

2. Tahap Perencanaan
Tahapan ini terdiri dari uraian lanjutan dari gambar-gambar
sketsa yang telah dibuat pada saat perancangan tersebut
dikembangkan kembali menjadi gambar dasar dengan skala yang lebih
besar. Gambar-gambar ini kemudian dikembangkan kembali menjadi
gambar-gambar detail yang telah dilengkapi dengan urutan kerja dan
syarat-syarat serta perhitungan anggaran biaya bangunan.
3. Pembuatan Gambar Detail
Tahap ini merupakan pembuatan gambar detail yang
menjelaskan secara rinci pekerjaan kontruksi disamping sebagai dasar
pelaksanaan juga dipakai sebagai dokumen lelang. Gambar-gambar
detail ini dibuat oleh konsultan perancana.
4. Pembuatan Uraian Pekerjaan
Uraian kerja dan syarat-syarat ini mencakup semua aspek antara
lain material, peralatan, tenaga kerja mapun mutu pekerjaan.
Rangkaian pelaksanaan pekerjaan harus direncanakan dengan matang
dan dibuat metode pelaksanaan.
5. Perhitungan Anggaran Biaya
Anggaran biaya merupakan perhitungan banyaknya biaya yang
dibutuhkan untuk bahan, upah dan biaya lain yang berhubungan
dengan proyek.

Perencanaan Proyek Pembangunan gedung centre of excellence
industri petrokimia meliputi :
a. Perencanaan Arsitektural
b. Perencanaan Struktur Bawah
c. Perencanaan Struktur Atas
d. Perencanaan Mekanikal dan Elektrikal
Perencanaan-perencanaan tersebut saling terkait dan harus mampu
mewujudkan suatu bangunan yang memenuhi segi arsitektural, mekanikal
dan elektronikal yang diinginkan serta struktur yang kuat yang menjamin
keamanan dan kenyamanan pemakainya


33

Pertimbangan segi fungsi dapat dilihat dari fasilitas yang tersedia
yang akhirnya menentukan besaran dan bentuk bangunan. Pertimbangan
atas segi keindahan dapat dilihat dari design struktur dan jenis material
finishing. Pertimbangan-pertimbangan tersebut tidak lepas dari keinginan
pemilik proyek (owner).












Tidak OK



OK








Gambar 8. Flowchart Perencanaan Proyek
(Sumber : Data Pribadi,2013)

Pengumpulan Data:
1. Tujuan Fungsional
2. Peraturan/Standar
3. Geometri Struktur
Pra-Rencana :
(asumsi dimensi elemen-
elemen struktur)
Analisa Struktur
Perencanaan Elemen-
Elemen Struktur
Cek
Revisi
Asumsi OK dan
Hasil Optimal
Gambar-Gambar
Rencana dan Hitungan
Biaya Bangunan
Pelaksanaan
Konstruksi


34

B. Tinjauan Perencanaan Arsitektural
Perencanaan arsitektural adalah tahap awal dari perancangan
bangunan. Dalam tahap desain arsitektural ini akan ditentukan bentuk,
dimensi, dan tata letak/layout bangunan yang disesuaikan dengan fungsi
bangunan tersebut.

Gambar 9. Arsitektural gedung centre of excelence industri petrokimia
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013)


Gambar 10. Layout gedung centre of excelence industri petrokimia
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013)

Pertimbangan segi fungsi dapat dilihat dari fasilitas yang tersedia
yang akhirnya menentukan besaran dan bentuk bangunan.pertimbangan atas
segi keindahan dapat dilihat dari desain struktur dan jenis material finishing.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut tidak lepas dari keinginan pemilik
proyek.




35

C. Tinjauan Perencanaan Struktur Bawah
Struktur bawah atau Sub Structure merupakan bagian struktur yang
mempunyai fungsi meneruskan beban ke dalam tanah pendukung.
Perencanaan struktur bagian bawah harus benar-benar optimal, sehingga
keseimbangan struktur secara keseluruhan dapat terjamin dengan baik dan
sekaligus ekonomis. Selain itu beban seluruh struktur harus dapat ditahan
oleh lapisan tanah yang kuat agar tidak terjadi penurunan diluar batas
ketentuan, yang dapat mengakibatkan kehancuran atau kegagalan
struktur.Oleh karena itu, ketepatan pemilihan struktur merupakan sesuatu
yang penting karena menyangkut faktor resiko dan efisiensi kerja, baik
waktu maupun biaya.
Perencanaan Struktur bagian bawah pada proyek gedung Centre Of
Excelence Industri Petrokimia meliputi perencanaan berupa :
1. Pondasi
Pondasi adalah suatu kontruksi pada bagian dasar
struktur/bangunan yang berfungsi menahan beban dari bagian atas
struktur/bangunan (Upper Structure) kelapisan tanah bawahnya, tanpa
mengakibatkan keruntuhan geser tanah dan penurunan (settlement)
tanah/pondasi yang berlebihan.
Karena itu pemilihan jenis pondasi sesuai degan kondisi
tanahnya juga merupakan hal penting. Ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam menentukan jenis pondasi yang akan digunakan,
antara lain :
a. Fungsi bangunan
b. Beban yang diterima pada bangunan
c. Kondisi tanah dibawah bangunan
d. Faktor Ekonomi
e. Peralatan dan teknologi yang tersedia
f. Keadaan disekitar lokasi bangunan
Hal yang juga penting berkaitan dengan pondasi adalah apa
yang disebut soil investigation, atau penyelidikan tanah. Pondasi harus
diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras dan padat.


36

Untuk mengetahui letak/kedalaman tanah keras dan besar
tegangan tanah/ daya dukung tanah, maka perlu diadakan
penyelidikan tanah, yaitu dengan cara :
a. Pemboran (drilling) : dari lubang hasil pemboran (bore holes)
diketahui contoh-contoh lapisan tanah yang kemudian dikirim ke
laboraturium mekanika tanah.
b. Percobaan penetrasi (penetration test) : yaitu dengan menggunakan
alat yang disebut sondir static penetrometer. Ujungnya berupa
conus yang ditekan masuk kedalam tanah, dan secara otomatis
dapat dibaca hasil sondir tegangan tanah (kg/cm2).

2. Pile Cap
Pile cap berfungsi sebagai penghubung antara kolom dan
pondasi di bawahnya, juga berfungsi meratakan beban dari kolom
untuk kemudian dilimpahkan pada pondasi tiang pancang sedemikian
rupa sehingga diperoleh keseimbangan beban yang terima oleh
pondasi tersebut. Untuk pile cap yang diambil harus memenuhi
persyaratan teknis dan ekonomis.


Gambar 11. Pile Cap
(Sumber : Sumber: PT. Karya Bisa, 2013)

3. Tie Beam
Tie Beam adalah bentuk lain dari sloof. Pada pondasi setempat
dari plat beton bertulang (foot plate) ,antara foot plate yang satu


37

dengan yang lain akan dihubungkan dengan balok beton bertulang ,
yang fungsinya untuk menjadikan pondasi pondasi /kolom tersebut
menjadi satu kesatuan atau rangkaian sehingga meningkatkan ke
kakuan bangunan. Bila ada penurunan pada bagian bangunan, maka
penurunan akan sama. Balok-balok beton bertulang ini biasa di sebut
Tie Beam.

Gambar 12. Tie Beam
(Sumber : Sumber: PT. Karya Bisa, 2013)

D. Tinjauan Perencanaan Struktur Atas
Struktur atas (upper structure) adalah bagian dari struktur yang
berfungsi menerima beban mati, beban hidup, berat sendiri struktur dan
beban-beban lainya yang direncanakan. Selain itu, struktur bangunan atas
harus mampu menjamin segi keamanan dan kenyamanan serta ekonomis.
Beban-beban yang digunakan dalam bangunan ini harus mampu
mempunyai kriteria perencanaan antara lain kuat, tahan api (untuk struktur
utama), awet dalam jangka waktu umur rencana, mudah didapat dan
diaplikasikan, ekonomis (kualitas baik, harga rendah serta mudah
pemeliharaannya). Bahan kontruksi yang memenuhi kriteria tersebut adalah
beton bertulang. Struktur bangunan ini tersusun atas beberapa elemen yang
memiliki fungsi berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Di dalam pekerjaan struktur atas di proyek pembangunan gedung
centre of excellence industri petrokimia terdapat tiga pekerjaan utama yaitu:
1. Pekerjaan Kolom (column)
2. Pekerjaan Balok (beam)


38

3. Pekerjaan Pelat lantai (slab)
1. Perencanaan Kolom
Kolom merupakan struktur utama dari bangunan yang berfungsi
untuk memikul beban vertikal, beban horisontal maupun beban
momen baik yang berasal dari beban tetap maupun beban sementara.
Besarnya beban bangunan tersebut juga menentukan dimensi kolom.
Semakin besar bebannya, maka bisa semakin besar dimensi kolom
yang digunakan. Beban tersebut antara lain beban mati berupa beban
berat sendiri, beban akibat balok dan plat lantai serta beban hidup.
Selain itu kolom juga memikul momen akibat beban lateral bangunan.
Dimensi kolom yang dirancang bervariasi menurut beban yang
diterima. Perencanaan kolom yang direncanakan pada proyek
Bangunan gedung centre of excellence industri petrokimia.

Gambar 13. Kolom
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

Jumlah tulangan kolom juga akan semakin sedikit apabila
tulangan menggunakan baja ulir. Sambungan tulangan kolom
dilakukan apabila panjang tulangan kolom tidak lagi mencukupi.
Sambungan diusahakan pada posisi dimana kolom menerima gaya
momen lebih kecil dan panjang over lap min 40D 50D.





39

2. Perencanaan Balok
Perencanaan balok digunakan untuk menahan gaya lintang,
normal, momen dan puntir yang mungkin bekerja pada balok tersebut.
Selain itu balok berfungsi sebagai:
a. Memikul beban yang diterima plat dan meneruskan beban ke
kolom.
b. Penghubung antar kolom yang satu dengan yang lain.
c. Membagi pelat menjadi segmen-segmen yang lebih kecil.
Balok induk merupakan penyangga struktur utama pada
bangunan yang secara fisik mengikat kolom-kolom utama. Seluruh
gaya-gaya yang bekerja pada balok ini akhirnya didistribusikan ke
pondasi melalui kolom bangunan. Balok anak berfungsi untuk
mengurangi lendutan pada plat dan meneruskan beban dari plat ke
balok induk. Dimensi balok induk pada bangunan ini sangat bervariasi
tergantung dari besar kecilnya beban dan luas plat yang dipikul oleh
balok induk dan disesuaikan dengan perencanaan arsitektunya.

Gambar 14. Balok
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

3. Perencanaan Pelat Lantai
Pelat lantai atau slab merupakan suatu konstruksi yang
menumpang pada balok. Pada proyek ini plat lantai dibuat monolit
atau menyatu dengan balok dengan balok sehingga diasumsikan
terjepit pada keempat sisinya. Plat lantai direncanakan mampu


40

menahan beban mati dan beban hidup pada waktu pelaksanaan
konstruksi maupun pada waktu Bangunan dioperasikan.
Perencanaan pelat lantai harus memasukkan beban mati dan
hidup dengan dikalikan koefisien angka keamanan, fungsi plat lantai
dalam konstruksi antara lain adalah :
a. Sebagai lantai untuk pusat beraktivitas
b. Sebagai diafragma untuk kestabilan konstuksi.
c. Menahan beban diatasnya, seperti Beban peralatan kerja serta
fasilitas pembelajaran
d. Menyalurkan beban ke balok di bawah.

Gambar 15. Pemasangan Pelat
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)

E. Tinjauan Perencanaan Mekanikal dan Elektrikal
Perencanaan mekanikal dan elektrikal sebagai kelengkapan fasilitas
yang harus dipenuhi sebagai fungsi gedung untuk perkantoran. Tentunya
instalasi tersebut merupakan hal penting dan menjadi kebutuhan primer.
Pekerjaan mekanikal dan elektrikal meliputi :
1. Instalasi Penerangan
Perencanaan terhadap tata letak kabel-kabel pada struktur, kabel
ditanam dalam plat/balok atau diletakan di luar plat/balok.
Perencanaan terhadap tata letak lampu-lampu pada ruangan atau
bagian lain termasuk jenis lampu yang digunakan.


41

2. Penangkal Petir
Perencanaan peletakan penangkal petir yaitu direncanakan
dipasang pada ujung-ujung atap yang tinggi dan diperkirakan sebagai
tujuan arah petir dengan tujuan untuk mencegah agar gedung tersebut
tidak tersambar petir.
3. Sistem Komunikasi (Telepon)
Sistem jaringan komunikasi yang ada adalah berupa jaringan
telepon yang berfungsi sebagai alat komunikasi.
4. Sistem Fire Alarmdan Hydrant
Pemasangan fire alarm sebagai standar keamanan pada setip
lantai gedung dan pemasangan instalasi hydrant bertujuan untuk
mengantisipasi dan merupakan penanggulangan pertama bila sewaktu-
waktu terjadi kebakaran.
5. Sistem Pekerjaan Plumbing (air bersih, air kotor, air hujan, dan
air limbah)
Perencanaan terhadap letak pipa-pipa pada struktur, pipa
ditanaman dalam plat atau diletakan di luar kolom/balok. Sistem
pekerjaan plumbing dikerjakan sebelum proses pengecoran.

F. Tinjauan Perencanaan Pembebanan Gedung
Analisis pembebanan merupakan hal yang pertama kali harus
dihitung dalam melakukan desain pada perencanaan struktur. Dari analisis
pembebanan, bisa didapatkan gaya-gaya dalam ultimate seperti momen
ultimate (M
U
), geser ultimate (V
U
), Torsi, dan gaya aksial. Dari gaya dalam
yang telah didapatkan, dapat dilakukan desain penampang struktur untuk
menahan gaya-gaya dalam tersebut. Pada SK-SNI 2002, dikenal istilah
kuat rencana yang merupakan kekuatan yang direncanakan untuk dapat
memikul beban-beban gaya dalam terfaktor ultimate. Metoda LRFD, kuat
rencana ini dihitung dari kuat nominal yang direduksi oleh suatu faktor
keamanan sehingga beban yang terjadi tidak lebih besar dari kapasitas
penampang yang ada.


42

Pembebanan pada Proyek centre of excelent industri petrokimia,
direncanakan untuk memikul beban hidup dan beban mati. Perencanaan
pembebanan untuk masing-masing lantai adalah berbeda tergantung dari
fungsi lantai tersebut. Bangunan gedung ini memiliki bagian-bagian yang
memiliki fungsi yang berbeda-beda, maka dalam pembebanannya, dapat
dilakukan pembagian-pembagian.
Peraturan yang digunakan dalam perencanaan pembebanan, yaitu
peraturan dari Buku Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan
Gedung 1987. Untuk perencanaan penampang beton dan baja digunakan
Peraturan Beton Indonesia 1971, SNI 2002 dan ASTM. Berdasarkan arah
dari beban, maka dapat dikelompokan dua macam beban, yaitu:
1. Beban Vertikal
Beban vertikal dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu beban mati
dan beban hidup. Beban mati adalah berat dari semua bagian
bangunan gedung yang bersifat tetap, termasuk peralatan tetap yang
tidak terpisahkan dari gedung. Beban hidup adalah berat semua beban
yang terjadi akibat penggunaan dari gedung tersebut, termasuk
peralatan yang sering berpindah posisi sehingga mengakibatkan
perubahan pada pembebanan yang ada.
Tabel 1 Besar Beban Mati untuk Material Bangunan
Material Specific Gravity (Kg/m
3
)
Beton tanpa tulangan 2200
Beton bertulang 2400
Baja 7850
Kayu 1000
Pasir 1600
(Sumber: Buku pedoman Perencanaan Pembebanan
untuk Rumah dan Gedung 1987)







43

Tabel 2 Besar Beban Mati Untuk Komponen Bangunan
Komponen Berat Satuan
(Kg/m
2
)
Mortar ( per 1 m) 21
Batu bata 250
Langit-langit (tidak termasuk penggantung) 11
Struktur Penggantung langit-langit 7
Tegel semen 10
Keramik (tidak termasuk mortar) 24
Struktur atap baja 10 + 0,8L
(Sumber: Buku pedoman Perencanaan Pembebanan
untuk Rumah dan Gedung 1987)

Tabel 3 Besar Beban Hidup untuk Struktur Bangunan
Ruang Beban (Kg/m
2
)
Lantai dan tangga rumah tinggal 200
Lantai sekolah, kantor, toko, restoran, hotel 250
Lantai ruang olahraga 400
Tangga, bordes tangga 300
Lantai pabrik, bengkel, perpustakaan,
toko buku, ruang mesin
400
Lantai gedung bertingkat
- Lantai bawah
- Lantai tingkat lainnya

800
400
Balkon yang menjorok keluar (minimum) 300
(Sumber: Buku pedoman Perencanaan Pembebanan
untuk Rumah dan Gedung 1987)

2. Beban Horisontal
Beban horisontal adalah beban yang bekerja dalam arah lateral
dari bangunan, ada dua beban yang bekerja secara lateral yaitu:
1. Beban angin, yaitu semua beban yang bekerja pada gedung atau
bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dari tekanan udara.


44

2. Beban gempa, yaitu semua beban statik ekivalen yang bekerja
pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari
gerakan tanah akibat gempa tersebut. Pengaruh gempa pada
gedung dicari dengan menggunakan analisis dinamik, maka yang
diartikan dengan beban gempa disini adalah gaya-gaya didalam
struktur yang terjadi akibat adanya gerakan tanah akibat gempa.

3. Beban Khusus
Beban khusus adalah semua beban yang bekerja pada gedung
atau bagian gedung yang terjadi akibat adanya selisih suhu,
pengangkatan dan pemasangan, penurunan pondasi, susut, gaya-gaya
tambahan yang berasal dari beban hidup seperti gaya sentrifugal dan
gaya dinamis yang berasal dari mesin-mesin, serta pengaruh-pengaruh
khusus lainnya.

Anda mungkin juga menyukai