Anda di halaman 1dari 2

Di saat teman atau sahabat kita telah berhasil. Bagaimanakah perasaanmu? Iri?, sedih?

, atau
apa yang cukup mengungkapkan semuanya. Apakah hanya dengan mengaguminya engkau bisa merubah
semua yang ada dalam diri. Atau hanya dengan berdiam diri? Di sini aku benar-benar dituntut untuk
sukses, entah dalam bidang apa karena bagiku kesuksesan bukan hanya satu, melainkan banyak hal
yang membuat kita sukses. Seperti halnya cara yang digunakan untuk sukses. Apakah hanya ada satu
atau dua cara? Sukses adalah idaman bagi semua orang layaknya lelaki yang soleh, ganteng,
pengertian,dan semuanya yang menjadi dambaan kaum hawa.
Sukses sangat identik dengan pemenang, betulkah?. Pemenang juga salah satu idaman, impian.
Kalau bicara tentang pemenag, bukankah kita terlahir sebagai pemenang?. Ingatkah kau bearpa juta
bahkan milyaran sperma yang masuk di rahim ibu. Akan tetapi, hanya ada satu yang jadi pemenang yaitu
kita yang berpijak di bumi ini. Sekarang kita tinggal meneruskan takdir kita sebagai winner. Bukamn hal
yang mudah untuk menjadi winner atau sukses, namun dengan niat yang sungguh-sungguh itu bukan
hal yang aneh.
pancasila
http://krisnapw.blogspot.com/2012/02/pancasila-sebagai-paradigma-kehidupan.html
http://menuez-muaniz.blogspot.com/2012/04/pancasila-sebagai-paradigma-kehidupan.html
http://krisnapw.blogspot.com/2012/02/pancasila-sebagai-paradigma-kehidupan.html













Keadilan itu tidak sama rata, yang dimaksud keadilan adalah dimana semuanya merasa tercukupi
dengan kuantitas tertentu. Meski banyak yang tidak menyadari semua itu. Mereka cenderung memiliki
persepsi sendiri tentang keadilan. Bagi kebanyakan orang keadilan harus sama antara yang satu dengan
yang lain. Kalau ngomongi keadilan itu sangat luas cakupannya. Bukan hanya di kalangan pejabat /
pemerintah, di kalangan mahasiswa, pelajar, dll. juga sering ditemukan kasus yang berhubungan dengan
keadilan. Meski keadilan itu tidak sama rata, tetapi juga jangan terlalu memperlihatkan kesenjangan
atau ketimpangan dalam keadilan.
Cerita keadilan
Ada sebuah cerita antara beberapa hewan yang mengikuti sebuah perlombaan yang katanya
perlombaan tersebut sangat bergengsi. Pada suatu ketika untuk mengikuti perlombaan tersebut langkah
awal harus mengikuti wawancara. Teng teng hari di mana wawancara akan dimulai telah tiba, siput,
semut, kumbang, capung, dan lalat telah berkumpul dan siap untuk di eksekusi. Eksekusi??? Waduh
berat banget bahasanya,,, di wawancarai maksudnya. Wawancarapun selesai, mereka bergegas untuk
pulang. Di persimpangan jalan mereka tidak sengaja bertemu dengan kupu-kupu yang asyik bercanda
dengan temannya. Si siput menyapa kupu-kupu tersebut. hai kupu-kupu, asyik banget ngobrolnya!!!.
Kupu-kupu pun menjawabnya ya dong,, kita kan keren, memiliki tubuh indah, bersayap, dan tak perlu
lama-lama pergi ke suatu tempat karena kita bisa terbang. Siputpun merasa terhina dengan omongan
kupu-kupu tersebut dan langsung meninggalkan tempat itu. Seminggu telah berlalu, inilah saatnya
pengumuman seleksi wawancara. Nama-nama yang dipanggil yaitu kumbang, capung, lalat, dan kupu-
kupu. Siput dan semut tidak berhasil lolos. Mereka merasa aneh dengan penilaian ini, berdasarkan apa
yang penilaian itu?? Siput telah berusaha keras dengan menghadiri seleksi tersebut, dia tetap hadir
walaupun berjalannya sangat lama dan tetap mengikuti wawancara. Begitupun dengan semut, dia juga
tidak secepat kumbang dan teman-teman yang lain, tetapi dia berusaha untuk hadir dalam wawancara
tersebut. Anehnya!!!! Bagaimana bisa kupu-kupu yang tidak mengikuti seleksi bisa masuk dalam
perlombaan tersebut. Jelas-jelas siput dan semut melihat kupu-kupu sedang nongkrong dengan
temannya. Dalam hati siput, dia berpikir dengan dasar apa penilaian masuk perlombaan tersebut,
mengapa seleksi penuh dengan kebohongan??? Mengapa diadakan seleksi kalau akhirnya memilih di
luar yang mengikuti seleksi???. Merekapun mengihklaskan semuanya dan berpikir di kemudian hari
pasti dia akan bersyukur tidak mengikuti perlombaan tersebut. Jeng jeng jeng. Perlombaanpun
dimulai, si kupu-kupu dengan sombongnya melebarkan sayapnya,, satu demi satu peserta gugur, dimulai
dari lalat, kumbang, dan akhinya kupu-kupu. Kupu-kupu kehilangan satu sayapnya yang mengakibatkan
dia tidak bisa terbang dan lumpuh,, siput melihat kupu-kupu yang tak berdaya dengan satu sayap.
Dalam hidupnya kupu-kupu tersebut tidak bisa melakukan apa-apa, dia hanya bisa berbaring. Sementara
siput telah sukses karena memiliki kesabaran dalam melakukan sesuatu. SEKIAN..

Lantip Diat Prasojo

Anda mungkin juga menyukai