Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Embriologi adalah ilmu yang mempelajari perkembangan embrio dalam
rahim. Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses
ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau
fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel
pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik.
Saat mudigah berumur 4 minggu, terbentuk divertikulum respiratorium (lung
bud, tunas/bakal paru) sebagai suatu benjolan dari dinding ventral usus depan. Epitel
lapisan dalam laring, trakea dan bronkus, serta paru, seluruhnya berasal dari
endoderm. omponen tulang ra!an, otot dan jaringan ikat trakeal dan paru berasal
dari mesoderm splanknik yang mengelilingi usus depan.
Pada a!alnya tunas paru mempunyai hubungan terbuka dengan usus depan.
"amun, ketika divertikulum membesar ke arah kaudal, terbentuk dua hubungan
longitudinal, tracheosophageal ridge yang memisahkannya dari usus depan.
Selanjutnya saat kedua bubungan tersebut menyatu untuk membentuk septum
trakeoesofageale, usus depan dibagi menjadi bagian dorsal, esofagus, dan bagian
ventral, trakea dan tunas paru. Primordium respiratorik mempertahankan hubungan
terbukanya dengan faring melalui aditus laringitis.
1.2 Tujuan
#dapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui
pembentukan sampai kematangan sistem pernafasan pada janin.
$
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembentukan Lung Bud D!"ert!kulum Perna#a$an%
etika embrio berumur sekitar 4 minggu, d!"ert!kulum &erna#a$an (bud
paru) mun%ul sebagai hasil dari dinding ventral foregut. Penampilan dan lokasi tunas
paru&paru tergantung pada peningkatan a$am ret!n'at ('#) yang diproduksi oleh
mesoderm yang berdekatan. Peningkatan '# menyebabkan peningkatan regulasi dari
TB() faktor transkripsi dinyatakan dalam endoderm tabung usus di situs dari
divertikulum pernapasan. ()*4 menginduksi pembentukan tunas dan lanjutan
pertumbuhan dan diferensiasi paru&paru. +leh karena itu, epitel selaput internal
laring, trakea, dan bronkus, serta yang dari paru&paru, sepenuhnya dari endodermal
asal. omponen jaringan tulang ra!an, otot, dan ikat trakea dan paru&paru yang
berasal dari mesoderm splanknik sekitar foregut. #!alnya, tunas paru&paru dalam
komunikasi terbuka dengan foregut.
Gambar 2.1 Embrio kehamilan sekitar 25 hari menunjukkan hubungan antara divertikulum
pernapasan untuk jantung, lambung, dan hati. Bagian B. Sagittal sampai akhir cephalic dari
5 minggu embrio menunjukkan bukaan dari kantong faring dan lubang laryngotracheal.
etika diverti%ulum mengembang kaudal, bagaimanapun, dua pegunungan
longitudinal, pegunungan trakeoesofageal, memisahkannya dari foregut. Selanjutnya,
ketika pegunungan ini menyatu untuk membentuk septum trakeoesofageal, foregut
dibagi menjadi bagian dorsal, kerongkongan, dan sebagian ventral, trakea dan paru&
,
paru tunas. Primordial pernapasan mempertahankan komunikasi dengan faring
melalui lubang laring.
Gambar 2.2
2.2 H!dung
Selama minggu keenam. -ovea nasalis menjadi semakin dalam, sebagian
karena pertumbuhan prominensia nasalis sekitar dan sebagian karena penetrasi ke
mesenkim di ba!ahnya. .ula&mula membrana oronasalis memisahkan kedua
lekukan dari rongga mulut primitif melalui foramen yang baru terbentuk, koana
primitif.
edua koana ini terletak di kedua sisi garis tengah dan tepat di belakang
palatum primer. emudian, dengan terbentuknya palatum sekunder dan
perkembangan lebih lanjut rongga hidung primitif, terbentuk koana definitif di taut
antara rongga hidung dan faring.
Sinus udara paranasal berkembang sebagai divertikulum dinding hidung
lateral dan meluas ke dalam maksila, os etmoidale, os frontale, dan os sfenoidale.
Sinus&sinus ini men%apai ukurannya yang maksimal selama pubertas dan ikut
membentuk !ajah definitif.
2.* Lar!ng
/apisan dalam laring berasal dari endoderm, tetapi kartilago dan otot berasal
dari mesenkim arkus faring (&+ar,ngeal ar-+e$) keempat dan keenam. #kibat
proliferasi yang %epat mesenkim ini, penampakan aditus laringis berubah dari %elah
sagital menjadi lubang berbentuk (. Selanjutnya, bentuk aditus laringis seperti orang
de!asa sudah dapat dikenali ketika mesenkim dari kedua arkus berubah menjadi
kartilago tiroidea, krikoidea dan aritenoidea.
0
Gambar 2.3 Lubang laring dan pembengkakan sekitar pada tahaptahap perkembangan
!. " minggu, B. #2 minggu
Pada saat kartilago terbentuk, epitel laring juga berproliferasi dengan %epat
sehingga terjadi oklusi lumen untuk sementara. emudian terjadi vakuolisasi dan
rekanalisasi yang menghasilkan sepasang resesus lateral, ventrikulus laringis.
1ekungan ini dibatasi oleh lipatan&lipatan jaringan yang berdiferensiasi menjadi pita
suara sejati dan palsu.
arena perototan laring berasal dari mesenkim arkus faring keempat dan
keenam, semua otot laring dipersarafi oleh %abang&%abang saraf kranial ke sepuluh,
nervus vagus. $ervus laringeus superiormenyarafi turunan arkus faring keempat, dan
nervus laringeus rekurens menyarafi turunan arkus faring keenam.
2.) Trakea. Br'nku$. Dan Paru/Paru
Se!aktu terpisah dari usus depan, tunas paru membentuk trakea dan dua
kantong luar lateral, tunas bronkus. Pada a!al minggu kelima, masing&masing tunas
ini membesar untuk membentuk bronkus utama kanan dan kiri. (unas sebelah kanan
kemudian membentuk 0 bronkus sekunder, sedangkan kiri , bronkus, 0 lobus di sisi
kanan dan , di sisi kiri.
Seiring dengan perkembangan selanjutnya dalam arah kaudal dan lateral,
tunas paru kemudian berkembang ke dalam rongga tubuh. %uang untuk paru, kanalis
perikardioperitonealis, %ukup sempit. Saluran&saluran ini terletak di kedua sisi usus
depan dan se%ara bertahap diisi oleh tunas paru yang terus membesar. #khirnya
lipatan pleuroperitoneum dan pleuroperikardium memisahkan kanalis
4
perikardioperitonealis masing&masing dari rongga peritoneum dan rongga
perikardium, dan ruang sisanya membentuk rongga pleura primitif. .esoderm yang
menutupi bagian luar paru, berkembang menjadi pleura viseralis. /apisan mesoderm
somatik, yang menutupi dinding tubuh dari bagian dalam menjadi pleura parietalis
'uang antara pleura parietalis dan viseralis adalah rongga pleura.
Gambar 2.4 &ahapan dalam pengembangan trakea dan paruparu. !. 5 minggu. B. "
minggu. '. ( minggu.
Gambar 2.4 )erluasan tunas paruparu ke dalam kanal pericardioperitoneal. )ada tahap
ini, kanalkanal yang dalam komunikasi dengan rongga peritoneal dan perikardial.
&ampilan *entral !. tunas paruparu. Bagian B. &ransverse melalui tunas paruparu
menunjukkan lipatan pleuropericardial yang akan membagi bagian dada dari rongga tubuh
ke dalam rongga pleura dan perikardial.
Selama perkembangan selanjutnya, bronkus sekunder membelah berulang&
ulang se%ara dikotomis, membentuk sepuluh bronkus tersier (segmentalis) di paru
kanan dan delapan di kiri, men%iptakan segmentum bronkopulmonale pada paru
2
de!asa. Pada akhir bulan keenam, sekitar $3 generasi anak %abang telah terbentuk.
"amun, sebelum per%abangan bronkial men%apai bentuk akhir, terbentuk 4 %abang
tambahan selama masa pas%anatal. Per%abangan diatur oleh interaksi epitel&
mesenkim antara endoderm dari tunas paru&paru dan mesoderm splanknik yang
mengelilingi mereka. Sinyal untuk per%abangan, yang meman%arkan dari mesoderm,
melibatkan anggota keluarga faktor pertumbuhan fibroblast. Sementara semua ini
subdivisi baru terjadi dan per%abangan bronkial berkembang, paru&paru mengambil
posisi yang lebih %audal, sehingga pada saat kelahiran, bifurkasi trakea berla!anan
vertebra keempat dada.
Gambar 2.5 Setelah kanal pericardioperitoneal terpisah dari rongga perikardial dan
peritoneal, masingmasing, paruparu berkembang dalam rongga pleura. 'atatan pleura
visceral dan parietal dan rongga pleura definitif. )leura visceral terbentang antara lobus
paruparu.
4
2.0 Kematangan Dar! Paru
Sampai bulan ketujuh pranatal, bronkiolus terus ber%abang&%abang menjadi
saluran yang semakin banyak dan semakin ke%il (periode kanalikular), dan jumlah
pembuluh darah terus meningkat. Pernapasan sudah dapat berlangsung ketika
sebagian dari sel bronkiolus respiratorius yang berbentuk kuboid berubah menjadi
sel gepeng tipis. Sel&sel ini menempel erat dengan sejumlah besar kapiler darah dan
limfe, dan ruang di sekitarnya sekarang dikenal sebagai sakus terminalis atau
alveolus primitif. Selama bulan ketujuh, jumlah kapiler sudah memadai untuk
menjamin pertukaran gas yang adekuat, dan bayi prematur sudah dapat bertahan
hidup.
Selama , bulan terakhir kehidupan pranatal dan selama beberapa tahun
selanjutnya, jumlah sakus terminalis terus meningkat. Selain itu, sel&sel yang
melapisi sakus yang dikenal dengan sel epitel alveolus tipe +, menjadi lebih tipis
sehingga kapiler di sekitarnya menonjol ke dalam sakulus alveolaris. 5ubungan erat
antara sel epitel dan endotel ini membentuk sa,ar darahudara. !lveolus matur
belum ada sebelum lahir. Selain sel endotel dan epitel gepeng alveolus, pada akhir
bulan keenam terbentuk jenis sel lain. Sel ini, sel epitel alveolus tipe ++ menghasilkan
surfaktan, suatu %airan kaya fosfolipid yang dapat menurunkan tegangan permukaan
dipertemuan udara&alveolus.
Sebelum lahir, paru dipenuhi oleh %airan yang banyak mengandung klorida,
sedikit protein, sebagian mukus dari kelenjar bronkus, dan surfaktan dari sel epitel
alveolus tipe 66. 7umlah surfaktan dalam %airan meningkat, terutama selama ,
minggu terakhir sebelum lahir.
.
3
Gambar 2.6 histologi dan perkembangan fungsi paruparu. !. )eriode canalicular
berlangsung dari tanggal #" hingga minggu ke2". )erhatikan selsel kuboid yang melapisi
bronkiolus pernapasan. B. )eriode kantung terminal dimulai pada akhir keenam dan a,al
bulan prenatal ketujuh. Sel kuboid menjadi sangat tipis dan berkaitan erat dengan
endotelium dari kapiler darah dan getah bening atau kantung bentuk terminal -alveoli
primitif..
Sebagai konsentrasi yang meningkat surfaktan selama minggu ke&04
kehamilan, beberapa fosfolipid ini memasuki %airan amnion dan bertindak pada
makrofag dalam rongga amnion. sekali 8diaktifkan8 bukti menunjukkan tha
makrofag ini bermigrasi melintasi korion ke dalam rahim di mana mereka mulai
memproduksi protein sistem kekebalan tubuh, termasuk interleukin&$) (6/&$)).
9pregulation ini hasil protein dalam peningkatan produksi prostaglandin yang
menyebabkan kontraksi rahim. dengan demikian, mungkin ada sinyal dari janin yang
berpartisipasi dalam memulai persalinan dan kelahiran.
:
Gambar 2.7 /aringan paruparu seorang bayi yang baru lahir. )erhatikan sel epitel
skuamosa tipis dan kapiler sekitarnya menonjol ke alveoli de,asa
0erakan bernapas janin dimulai sebelum lahir dan menyebabkan aspirasi %airan
amnion. ;erakan ini penting untuk merangsang perkembangan paru&paru dan
mengkondisikan otot pernapasan. etika pernapasan mulai saat lahir, sebagian besar
%airan paru %epat diserap oleh kapiler darah dan limfe, dan sejumlah ke%il mungkin
dikeluarkan melalui trakea dan bronkus selama proses kelahiran. etika %airan
diserap dari sakulus alveolaris, surfaktan tetap mengendap sebagai lapisan fosfolipid
tipis di membaran sel alveolus. Saat udara masuk ke alveolus ketika bayi pertama
kali bernapas, lapisan surfaktan men%egah terbentuknya pertemuan antara udara dan
air (darah) yang memiliki tegangan permukaan tinggi. (anpa lapisan surfaktan yang
mengandung lemak ini alveolus akan kolaps se!aktu ekspirasi (atelektasis).
;erakan bernapas setelah lahir mamba!a udara masuk ke dalam paru yang
mengembangkan dan mengisi rongga pleura. .eskipun ukuran alveolus agak
bertambah, pertumbuhan paru setelah lahir terutama disebabkan oleh meningkatnya
jumlah bronkiolus respiratorius dan alveolus. <iperkirakan bah!a saat lahir terdapat
hanya $/4 dari jumlah alveolus de!asa. #lveolus sisanya terbentuk selama $= tahun
>
pertama kehidupan paskanatal melalui pembentukan alveolus primitif baru yang
berlangsung terus menerus.
$=
BAB III
PENUTUP
*.1 Ke$!m&ulan
Sistem pernapasan adalah hasil dari dinding ventral foregut, dan epitel laring,
trakea, bronkus, dan berasal alveoli di endoderm. (ulang ra!an, otot, dan jaringan
ikat komponen mun%ul dalam mesoderm. Pada minggu keempat pembangunan,
septum trakeoesofageal memisahkan trakea dari foregut, membagi foregut ke bud
paru anterior dan posterior esofagus. ontak antara keduanya dipertahankan melalui
laring, yang dibentuk oleh jaringan dari lengkungan faring keempat dan keenam.
(unas paru&paru berkembang menjadi dua bronkus utama? hak membentuk tiga
bronkus sekunder dan tiga lobus@ kiri membentuk dua bronkus sekunder dan dua
lobus. Partisi rusak dari foregut oleh septum trakeoesofageal menyebabkan atresia
esofagus dan (E-s. Setelah pseudoglandular (2&$4 minggu) dan %anali%ular ($4
sampai ,4 minggu) tahap, sel&sel dari bronkiolus pernapasan %uboidal berlapis
berubah menjadi tipis, sel datar, tipe 6 sel epitel alveolar, berkaitan erat dengan darah
dan getah bening kapiler.
Pada bulan ketujuh, pertukaran gas antara darah dan udara di alveoli primitif
mungkin. Sebelum lahir, paru&paru diisi dengan %airan dengan sedikit protein,
beberapa lendir, dan surfaktan, yang dihasilkan oleh tipe 66 sel&sel epitel alveolar dan
yang membentuk lapisan fosfolipid pada membran alveolar. Pada a!al respirasi,
%airan paru&paru diserap kembali ke%uali untuk mantel surfaktan, yang men%egah
runtuhnya alveoli selama ekspirasi dengan mengurangi tegangan permukaan pada
antarmuka udara kapiler darah. #bsen atau tidak %ukup surfaktan pada bayi prematur
menyebabkan sindrom gangguan pernapasan ('<S) karena runtuhnya alveoli
primitif (penyakit membran hialin). Pertumbuhan paru&paru setelah lahir terutama
disebabkan peningkatan jumlah bronkiolus pernapasan dan alveoli, bukan
peningkatan ukuran alveoli. #lveoli baru terbentuk selama $= tahun pertama fi
kehidupan postnatal.
$$

Anda mungkin juga menyukai