Anda di halaman 1dari 6

Kendaraan dengan beban berat yang sering melewati dan berhenti menyebabkan kerusakan pada

jalan aspal, seperti lendutan, retakan, dan jalan aspal yang mengelupas. Kasus tersebut harus
segera diatasi untuk mencegah kerusakan yang diperkirakan akan semakin parah.

Gambar: Jalan Aspal yang Tergerus karena Gesekan Rem


Gambar: Jalan Aspal yang Retak dan Terkelupas

Untuk mengatasinya maka metode perencanaan yang pertama kali harus dilakukan adalah dengan
menganalisis panjang dan lebar jalan aspal yang akan direncanakan menjadi jalan beton, kemudian
mensurvei jumlah kendaraan yang melewati jalan tersebut, terutama untuk kendaraan kelas berat
dengan bobot melebihi lima ton, seperti : Truk 3 as, kontainer, dan truk gandeng.
Berikut adalah contoh tabel data lalu lintas yang telah didapatkan :

Waktu
Jenis Kendaraan
LV MV MC
Mobil Pick Up Truck Kecil Bus Truk 2 as Truk 3 as Sepeda Motor
4 jam 490 171 218 158 140 101 1496
VPJ 123 43 55 40 47 26 374
Keterangan :
VJP (volume jam kendaraan), yaitu jumlah lalu lintas yang direncanakan akan melintasi suatu
penampang jalan selama 1 jam untuk perencanaan.

Untuk rekapitulasi konfigurasi dan beban kendaraannya, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
Jenis Kendaraan Konfigurasi dan Beban VPJ
LHR
(VPJ / 15%)
Jumlah Sumbu
Mobil Penumpang (1 + 1) ton = 2 ton 123 820 -
Bus (3 + 5) ton = 8 ton 40 267 533
Truk 2 as (2 + 4) ton = 6 ton 47 313 627
Truk 3 as (6 + 14) ton = 20 ton 26 173 346


Tahap Perencanaan :
1. Data yang diperlukan pada perencanaan pembuatan jalan beton adalah sebagai berikut :

1.a Data Teknis.

a. Umur rencana = 20 tahun

b.
Tebal Pondasi bawah (dengan batu
pecah)
= 15 cm

c. Faktor gesekan pondasi = 1,5 (batu pecah)

d. MR beton = 40 kg/ cm3

e. Fs BJTU 39 = 3390 kg/ cm3

f. Pertumbuhan lalu lintas = 5% per tahun

g. Peranan Jalan = arteri

h. Koefisien distribusi jalur = 0,7 (2 jalur 1 arah)

1.b Perencanaan Tebal Plat Beton.

1.b.1. Menghitung Jumlah Kendaraan Niaga (JKN) selama umur rencana (20
tahun).

JKN = 365 x JKNH x R

JKNH
= jumlah bus + jumlah truk 2 as + jumlah
truk 3 as

= 267 + 313 + 173

= 753 kendaraan

Sehingga diperoleh;

JKN = 365 x JKNH x R

= 365 x 753 x 33,06

= 9.092.035 kendaraan


1.b.2. Menghitung Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga Harian (JSKNH) dan
Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN) selama umur rencana (20 tahun).

JSKN - JSKN = 365 x JKNH x R

JSK - JSKNH = sumbu bus + sumbu truk 2 as + sumbu truk 3 as

= 533 + 627 + 347 = 1507

Sehingga diperoleh;

JSKN - JSKN = 365 x JKNH x R

= 365 x 753 x 33,06

= 18.184.071 kendaraan


1.b.3. Menghitung persentase masing- masing beban sumbu dan jumlah repetisi
yang akan terjadi selama umur rencana (20 tahun).
Perhitungan ditunjukkan dalam Tabel 5.3.

Tabel Persentase Beban Sumbu dan Jumlah Repetisi Selama Umur Rencana (20 Tahun).

Konfigurasi Sumbu Volume
Beban sumbu
(ton)
%Konfigurasi
Sumbu*
Jumlah Repetisi
STRT (truk 2 as) 313 2 3,11 % 19,85 x 104
STRT (bus) 267 3 2,65 % 16,89 x 104
STRG (truk 2 as) 313 4 3,11 % 19,85 x 104
STRG (bus) 267 5 2,65 % 16,89 x 104
STRT (truk 3 as) 173 6 1,46 % 9,29 x 104
STRG (truk 3 as) 173 14 1,46 % 9,29 x 104


1.b.4. Perhitungan tebal pelat beton ditunjukkan dalam Tabel 5.4 dan 5.5.

Konfigurasi
Sumbu
Volume
Beban sumbu
(ton)
Beban Sumbu
Rencana
Fk=1,1
Repetisi
Beban
Tegangan
Yang
Terjadi
(kg/cm2)*
Perbandingan
Tegangan**
Jumlah
Repetisi
Baban
yang di
Izinkan
(dari
table
4.7)
STRT 2 2 x 1,1 = 2,2 19,85 x 104 - - - -
STRT 3 3 x 1,1 = 3,3 16,89 x 104 - - - -
STRT 4 4 x 1,1 = 4,4 19,85 x 104 - - - -
STRT 5 5 x 1,1 = 5,5 16,89 x 104 - - - -
STRT 6 6 x 1,1 = 6,6 9,29 x 104 19,8 0.50 - -
STRT 14 14 x 1,1 = 15.4 9,29 x 104 23,8 0.60 3200 2,9
Total fatigue 2,9


1.c Perencanaan Tulangan.

1.c.1. Tulangan Melintang



As =
FLMgh




2 fs


=
1,5 x 10 x 2400 x 9,81 x 0,15



110,36 mm
2


Dipakai tulangan diameter 10 mm

As =
d
2


=
x 3,14 x 10
2



=
78,5 mm
2




1.c.2. Tulangan Memanjang


Ps =
100 Fct



(1,3 0,2F)

(fy n . Fct)



=
100 x 20


(1,3 - 0,2 x 1,5)

3900 - 0,903 x 20


=
0,515%


As Perlu =
Ps x 1000 x tebal pelat


=
0,00515 x 1000 x 150


=
772,5 mm
2



Maka penggunaan tulangan memanjang adalah 7D12 150 mm.
Gambar penulangan tiap segmen diunjukkan pada Gambar di bawah ini.


Gambar: Perencanaan Tulangan Setiap Segmen

Rencana pembetonan setiap segmen ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.


Gambar: Rencana Pembetonan Setiap Segmen

Dari hitungan yang telah dilakukan diperoleh lapisan perkerasan beton dengan tebal 150 mmdan
penulangan arah melintang sebesar D10 250 mm serta penulangan untuk arah memanjang
diperoleh sebesar D12 150 mm.

Berikut ini kami akan memberikan gambaran ilustrasi Jalan Aspal sebelum dan setelah dirubah
menjadi Jalan Beton.


Gambar: Jalan Aspal sebelum diubah menjadi Jalan Beton


Gambar: Jalan Aspal setelah diubah menjadi Jalan Beton
http://www.pt-kmp.com/2013/05/contoh-perencanaan-jalan-beton.html

Anda mungkin juga menyukai