Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan suatu negara, bangsa, daerah, atau wilayah
yang sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk, ekonomi, indusrti dan transportasi
akan mendorong meningkatnya pencemaran-pencemaran yang terjadi. Pencemaran tersebut
juga menyebabkan turunnya kualitas lingkungan.
Pencemaran udara di perkotaan dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat
memprihatinkan seiring dengan pertumbuhan pembangunan di daerah perkotaan yang
semakin meningkat. Di Kota Palembang khususnya di sektor industri dan transportasi
disamping memberikan dampak positif, disisi lain juga memberikan dampak negatif dimana
salah satunya berupa pencemaran udara dan kebisingan baik yang terjadi di dalam ruangan
(indoor) maupun di luar ruangan (outdoor).
Diperkirakan pencemaran udara dan kebisingan akibat kegiatan industri dan kendaraan
bermotor telah meningkat 2 kali pada tahun 2000 dari kondisi tahun 1990 dan 10 kali pada
tahun 2020. Sejalan dengan itu pertumbuhan pada sektor transportasi, yang diproyeksikan
sekitar 6 - 8% per tahun, pada kenyataannya tahun 1999 pertumbuhan jumlah kendaraan di
kota besar hampir mencapai 15% per tahun. Dengan menggunakan proyeksi 6 - 8% maka
penggunaan bahan bakar di Indonesia diperkirakan sebesar 2,1 kali konsumsi tahun 1990
pada tahun 1998, sebesar 4,6 kali pada tahun 2008 dan 9,0 kali pada tahun 2018 (World
Bank, 1993 cit KLH, 1997). Pada tahun 2020 setengah dari jumlah penduduk Indonesia akan
menghadapi permasalahan pencemaran udara perkotaan, yang didominasi oleh emisi dari
kedaraan bermotor.
Pembakaran bahan bakar fosil untuk pemanasan di rumah tangga, pembangkit tenaga
listrik, kendaraan bermotor, proses-proses industri dan penanganan limbah padat dengan
pembakaran merupakan sumber utama penghasil bahan pencemar udara di daerah perkotaan.
Pertumbuhan sektor industri dan transportasi pada umumnya juga berdampak pada
pertumbuhan penduduk kota. Jika hal ini terjadi tanpa terkendali, maka akan mengarah
kepada kebutuhan enegi yang lebih besar dan tentunya akan menghasilkan pembuangan
limbah/zat pencemar yang lebih banyak pula.
Saat ini dampak polusi udara semakin hari terasa semakin parah. Di siang hari suhu udara
di muka bumi seakan semakin panas dari hari ke hari. Atmosfer yang terkontaminasi di luar
batas toleransi, menyebabkan berbagai dampak polusi udara khususnya masalah kesehatan
pernafasan pada manusia.
Data lingkungan yang ada menunjukkan bahwa sektor transportasi umumnya
berkontribusi sekitar 23% dari emisi gas CO (carbon monoxide/green house gas) dan
tumbuh lebih cepat dari penggunaan energi di sektor lainnya. Perkembangan jumlah
kendaraan bermotor di perkotaan yang sangat pesat di era 90-an diduga terkait dengan
kecenderungan terjadinya urban sprawl yang tidak diikuti dengan penyediaan sistem
angkutan umum yang memadai sehingga menyebabkan ketergantungan masyarakat terhadap
kendaraan pribadi.
Berbagai studi menuding bahwa transportasi yang tidak terkendali telah mengakibatkan
penurunan kualitas kehidupan perkotaan seperti menurunnya tingkat kesehatan masyarakat,
buruknya kualitas udara perkotaan, meningkatnya korban kecelakaan lalulintas,
meningkatnya tekanan kejiwaan akibat kemacetan dan berkurangnya aktivitas fisik
seseorang karena lebih banyak di kendaraan. Sistem transportasi perkotaan yang didominasi
oleh penggunaan kendaraan pribadi telah terbukti mengkonsumsi energi yang berlebihan,
mengganggu kondisi kesehatan masyarakat, dan tingkat pelayanan yang terus menurun
walaupun dengan investasi yang terus bertambah.
Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang
kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu
dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi
makhluk hidup untuk hidup secara optimal. Kualitas udara khususnya di perkotaan
merupakan komponen lingkungan yang sangat penting, karena akan berpengaruh langsung
terhadap kesehatan masyarakat maupun kenyamanan di perkotaan. Udara merupakan media
lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu mendapatkan perhatian
serius. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis ingin mengetahui serta
mengidentifikasi tentang sumber serta bahan apa saja yang menyebabkan tercemarnya udara
ambien di kota Palembang selain itu penulis juga ingin mengetahui apa dampak dari
pencemaran udara ambien di kota Palembang serta bagaimana upaya penanggulangannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi sumber bahan pencemar udara ambien di kota Palembang ?
2. Bahan apa saja yang menyebabkan pencemaran udara ambien di kota Palembang?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara ambien di kota Palembang?
4. Bagaimana upaya penanggulangan terhadap pencemaran udara ambien di kota
Palembang?

1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi sumber dari bahan pencemar udara ambien di Kota Palembang.
2. Mengidentifikasi bahan pencemar udara ambien di Kota Palembang.
3. Mengidentifikasi dampak pencemaran udara ambient di KotaPalemban .
4. Mengidentifikasi penaggulangan pencemaran udara ambien dikota Palembang.

Anda mungkin juga menyukai