Anda di halaman 1dari 13

FISIKA DASAR II

GAS KINETIK DAN HUKUM PERTAMA


THERMODINAMIKA

OLEH :

PUTU EKA DHARMA PUTRA

0913021035

1C

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA 2009

1. A. Fenomena fisika berkaitan dengan konsep gas kinetic


• Ban yang dijemur bebas dihalaman, lama-lama akan meledak

Radiasi dari matahari akan diserap oleh ban yang suhunya lebih
rendah. Kontribusi kalor yang diberikan mampu menaikkan suhu
dari ban secara kontinyu. Kenaikan suhu ini akan mempercepat
gerak partikel dari molekul udara didalamnya. Gas memuai,
energy kinetic nya juga bertambah. Pertambahan energy kinetic
ini akan memicu tekanan dalam ban yang semakin besar pula.

1 N 2
PV = mv 2 x
3 V 2
2 N
PV = Ek
3 V
P ~ Ek

Seiring lamanya radiasi yang dipancarkan matahari terhadap


ban, maka kontribusi energy itu dapat memperbesar tekanan
dalam ban hingga melebih batas volume dari ban itu sendiri dan
akhirnya meledak.

• Air yang direbus akan mendidih

Air direbus dengan memberikan kontribusi energy kalor terhdap


air secara kontinyu. Kontribusi energy kalor ini merubah susu air
secara kontinyu pula. Suhu yang besar mempercepat gerak
molekul air . antara air bagian bawah dan bagian atas terus
bertukar mendekati sumber konduksi energy. Akibatnya,
molekul-molekul air membentuk ruang-ruang udara yang
tekanannya bervariasi seiring perubahan suhu yang dialami
molekul air. Dan karenanya pula bergerak keatas sebagai
gelembung-gelembung air. Ketika titik didih dicapai, gerak
molekul menjadi konstan seiring kekontinyuan kalor yang
didistribusikan. Ketika kemunculan gelembung-gelembung air
inilah, air yang diberikan kontribusi sebuah kalor secara kontinyu
akan mendidih.

• Sebatang bambu yang lengkap dengan kedua ruasnya, ketika


dibakar akan meledak.

Bamboo dalam keadaan lengkap dengan 2 ruas disisinya


mepunyai mempunyai tekanan fluida didalamnya yang sangat
resisten terhadap perubahan lingkungan. Ketika bamboo
dipanaskan dalam keadaan bebas, maka fluida didalamnya akan
memuai secara isokhoris. Pemuaian akibat kontribusi kalor yang
memicu perubahan suhu yang cukup drastis terhadap system
(bambu), membuat gerak partikel-partikel didalamnya semakin
cepat dengan energy kinetic yang juga semakin bertambah
besar.

Dari kesebandingan

1 N  2
P= mv 2  x
3 V  2
2 N 
P = Ek  
3 V 
P ≈ Ek

Maka, ketika energy kinetiknya semaki besar, tekanannya juga


semakin besar. Jika tekanan ini melebihi batas dari tekanan yang
semestinya dimiliki oleh system, maka, seiring kontribusi kalor
pada system, bamboo akan pecah karena tidak mampu
mengekang tekanan dari fluida yang sedang memuai.

B. Fenomena fisika yang berkaitan dengan konsep hukum I


thermodinamika

• Udara di pegunungan dingin

Transformasi adiabatic menjelaskan fenomena ini. Gerak


udara yang bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah
mempengaruhi suhu. Semakin keatas tekanan udara adalah
semakin rendah.

Dari ,
γ
PV =c
1
P∞ γ
V dapat diambil kesebandingan
1
T∞ γ −1
V

Ketika udara bertekanan rendah, volume udara itu memuai.


Dari kesebandingan, jelas jika suhu udara ikut mengecil.
Semakin tinggi suatu dataran, yang mengartikan tekanan
diareal itu juga rendah, maka suhu atau temparaturnya juga
turun. Itulah sebabnya mengapa suhu di daerah pegunungan
sangat rendah(dingin).

• Air dalam thermos suhunya selalu panas

Thermos merupakan sebuah system yang tertutup. Dimana


dalam keadaan ini tidak ada kalor yang keluar atau pun
masuk kesistem. Tetapnya suhu air dalam thermos karena
bagian dalam thermos ada bagian yang menolak kalor
hantaran dari air. Dalam artian hanya sedikit kalor yang
diserap. Sehingga hampir tak ada transfer energy
didalamnya. Kerja seluruhnya dilakukan pada system semata
untuk mengubah energy dalam.

2. A. Cp>Cv, kapasitas kalor pada tekanan tetap lebih besar dari


kapasitas kalor pada volume tetap.

Dari persamaan umum


∆U = Q −W
Q = C∆T

Maka pada tekanan tetap, Cp

∆U = Q −W
3
nR ∆T = C p ∆T − P∆V
2
3
nR ∆T = C p ∆T − nR ∆T
2
5
C p = nR
2 PV = nR ∆T

Pada volume tetap, kapasitas kalor adalah,

∆U = Q −W
3
nR ∆T = Cv ∆T
2 W = 0, ∆V = 0
3
Cv = nR
2

5 3
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa C p = nR > Cv = nR , jadi, Cp>Cv.
2 2
B. Sistem adalah sejumlah zat dalam suatu wadah yang menjadikan
pusat perhatian kita untuk dianalisis. System ada dua :

Open system atau control volume—energi dapat masuk dan


keluar dari sistem sebagai panas, kerja atau aliran massa masuk atau
keluar. Contoh : samudra, es yang mencair.

Closed systems atau control mass—perpindahan energi


hanya melalui panas atau interaksi kerja, karena dengan difinisi ini
tidak ada massa yang masuk atau keluar. contoh : thermos,

m1 =15 kg
P1 = 6atm
T1 =10 0 C
3. Dik :
V1 =V
P2 = 8atm
T2 = 27 0 C

Dit : m2……………………..?

Jawab :

PV = nRT
m
PV = RT
M P1VM P2VM
m1 : m2 = :
m=
PVM RT1 RT 2
RT
P1 P2
m1 : m2 = :
T1 T2
P1 P2
m1 : m2 = :
T1 T2
6.1,013 .10 5 8.1,013 .10 5
15 : m2 = :
10 + 273 27 + 273
15 : m2 = 0,021 : 0,026
15 : m2 = 0,8
m2 = 18 ,75
∆m = 15 −18 ,75 = 3,75 kg

V0 = 0,15 m 3
P =1,034 x10 5 Pa
4. Dik: T =C
P =C 1,034 A
V =V0
1 B
C

Dit : W……..?

Jawab : 0,15 0,1551

Pada suhu konstan berlakua hubungan

PV=konstan,

P1V1 = P2V2
1,034 x10 5.0,15 =1x10 5 V2
V2 = 0,1551 m 3

Saat temperature konstan, grafiknya mencuram kebawah. Dan ketika


mencapai tekanan konstan, volumenya kembali ke volume
sebelumnya yaitu V0.

Sehingga, kerja total yang dilakukan adalah


W = luas raster
1
W = at
2
1
W = ( 0,1551 − 0,15 )(1,034 −1)
2
W = 8,67 x10 5 J

Mr =3,3 x10 −24 gr


N =10 23 molekul
5. Dik : A = 2cm 2
θ = 45 0
v =10 5 m / s

Dit : P……………………….?

Jawab :

Perubahan momentum yang dialami partikel jika diasumsikan bergerak


bolak-balik dalam bidang sepanjang l,

∆p = 2mv x
∆p = 2mv cos θ

Waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak bolak balik 2l,

2l 2l
∆t = =
v x v cos θ

Sesuai dengan hokum ke-II newton tentang gerak, maka perubahan


momentum perselang waktunya adalah,

∆p ∆p = 2mv cos θ
=F =
∆t 2l
v cos θ
mv cos θ
2 2
F=
l

Ketika partikel menumbuk bidang seluas A, maka tekanan yang timbul


karenanya adalah,
F
P=
A
mv 2 cos 2 θ
P= l
2l

Sehingga, tekanan yang dikerahkan oleh partikel/molekul tersebut


terhadap dinding adalah,

3,3 x10 −24 (10 5 ) cos 2 45


2

P= 2 .10 −2 (N)
2.10 −2
3,3 x10 −24 (10 5 ) cos 2 45
2

P= 2 .10 −2 (10 23 )
2.10 −2
P = 0,585 .10 13 gr / dms 2
P = 0,585 .10 10 gr / cms 2

N =3partikel
V =1cm 3
6. Dik :
T =15 K

Dit : P……………………?

Vrms……………….?

Jawab :

PV = NkT
3.1,38 .10 −23 .15
P=
10 −6
P = 62 ,1.10 −17 Pa

Untuk kecepatan efektif dari satu partikel gas (H2), Root Mean Square,

m N
=
Mr NA
m 3
=
1 6,02 .10 26
m = 0,49 .10 −26 kg
PV 1
= mv 2
N 3
62 ,1.10 −17 .10 −6 1
= .0,49 .10 −26 .v 2
3 3
v =126 ,734 .10 m / s
2 3

Maka,

vrms = v 2
vrms = 126 ,734 .10 3 = 355 .9m / s

7. Saat minuman dituangkan, ada gelembung yang naik kepermukaan.


Gelembung ini dibentuk dari molekul-molekul air yang mebentuk
ruangan dengan suatu volume yang bervariasi terhadap tekanan air.
Semakin dalam suatu fluida, maka tekanannya semakin besar. Naiknya
gelembung air, sebab adanya gaya keatas dari fluida itu sendiri. Dan
semakin keatas, tekanan dari suatu fluida adalah ssemakin rendah.
Sesuai dengan kesebandingan,

1
P∞
V

Menunjukkan, bahwa, ketika gelembung air bergerak keatas menuju


areal bertekanan rendah volumenya membesar. Dengan kata lain, jika
tekanan mengecil maka volume dari suatu fluida atau gelembung air
itu makin besar.

Kajian mendalam,

Minuman ringan adalah minuman yang sebagian besar


berkarbonasi. Struktur molekul yang terdiri dari rantai pendek dan
sering berperan sebagai substituent dalam reaksi kimia zat,
membuaqtnya sangat rentan terhadap perubahan lingkungan sekitar.
Ketika minuman dituangkan, molekul-molekul bercampur aduk dan
saling bertumbukkan satu sama lain. Di suatu titik sepanjang aliran
fluida terdapat areal yang bertekanan rendah. ini akibat dari fluida
yang dituangkan menyebabkan kecepatan dan tekanan fluida
berubah-ubah. Dan karena efek itu juga molekul-molekul menyatu
mebentuk rantai baru dengan struktur ruang yang bervariasi tehadap
tekanan dari fluida. Munculah gelembung-gelembung air dengan
volume yang bervariasi juga terhadap tekanan dan kedalaman fluida.
Ketika fluida dalam keadaan statis, gelembung itu masih ada.
Gelembung-gelembung itu akan bergerak ke permukaan karena
adanya gaya Archimedes. Ruang-ruang dalam gelembung berisi udara
akibat dari tumbukan dalam tekanan fluida yang berubah-ubah yang
rapat massanya juga lebih kecil dari fluida.

Sesuai kesebandingan

1
P∞
V

Dimana,

PV
P = ρgh dan =C
T

Maka ketika gelembung naik dengan kedalaman yang makin


berkurang terhadap permukaan, tekanan yang dialami oleh fulida juga
berkurang. Ini berarti volume akan bertambah besar. Inilah sebab
mengapa, gerak gekembung makin ke atas makin besar.

Ta =300 K
8. Dik : γ =1,5 P(105)

a b
Dit : Tb, Tc ,Te……………? 3

Jawab :
c d
1
Dari a-e, adalah proses adiabatic, dimana ∆Q=0
γ −1 γ −1
TaVa = TeVe e V
300 .(8) = Te ( 24 )
1, 5 −1 1, 5 −1
8 244
300 .2 2 = Te 2 6
Te =100 3K

Pada proses a-d, adalah prosses isothermis, dimana suhunya adalah


konstan. Maka Ta=Td.

Sementara itu, proses yang terjadi dari a-b dan c-d, adalah proses
isobharik, yaitu proses pada tekanan tetap.

V
Sehingga berlaku =c
T

dari proses a - b
Va Vb
=
Ta Tb
8 24
=
300 Tb
Tb = 900 K
dari proses d - c
Vd Vc
=
Td Tc
24 8
=
300 Tc
Tc = 100 K

T = 23 0 C
P0 =1atm
9. Dik : V0 = 600 cm 3
V = 50 cm 3
γ =1,4

Dit : P………………..?

T………………..?

Jawab :

Dalam proses adiabatic, berlaku :


γ γ
P1V1 = P2V2
(
1. 600 .10 −3 )1, 4
(
= P2 50 .10 −3 )1, 4

P2 = 121, 4
P2 = 34 ,32 atm
persamaan diatas dimodifika si menjadi :
γ −1 γ −1
T1V1 = T2V2
(
23 . 600 .10 −3 )1, 4 −1
(
= T2 50 .10 −3 )
1, 4 −1

T2 = 12 0, 4
T2 = 2,70 C

10. Thermos

Transformasi adiabatic menjelaskan konsep kerja thermos. Seperti


yang kita ketahui, bahwa thermos adalah sebuah system tertutup.
Tidak ada kalor yang masuk ataupun yang keluar system. Dalam
sebuah thermos ada bagian yang hanya mampu menyerap sangat
sedikit kalor, sehingga, hamper seluruh suhunya adalah tetap.
∆U =Q −W
∆Q =0 Tak ada kalor
∆U =−W
Pelapi dari yang masuk
fiber glass ataupun yang
(mengkilap) keluar

Ini berarti, dalam keadaan dimana kalor tak dapat mentransfer energy
baik kedalam atau pun keluar. Seluruh usaha yang dilakukan pada
system adalah untuk menaikkan energy dalam system. Dalam
keadaan ini, kerja pada sitem membuat suhu terjaga tetap.

Anda mungkin juga menyukai