Anda di halaman 1dari 22

Tugas Kelompok Dosen Pengampu

Dasar-Dasar Penyiaran Drs. H. Abdurrachman M.Si





PERAN PENYIARAN BERITA SEBAGAI FUNGSI
KONTROL TERHADAP PEMERINTAHAN




OLEH:

DEDI DAMHURI
ERPAN
EVI DWI WULANDARI
FITRI WULAN HIDAYAH
FADMI NANDA

PROGRAM S1
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
PEKANBARU RIAU
2014

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, yang mempunyai pengetahuan yang luas dan sumber
kebenaran semoga senantiasa kita selalu mendapatkan syafaatnya. Aamiin
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul PERAN
PENYIARAN BERITA SEBAGAI FUNGSI KONTROL TERHADAP PEMERINTAH.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu
baik yang berupa bimbingan, motivasi, serta saran dan masukan kepada penulis sampai
dengan penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung.peningkatan kualitas makalah ini dari berbagai pihak.
Semoga segala kebaikan yang diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan
dari Allah SWT dan semoga kita senantiasa mendapatkan rahmat-Nya. Penulis menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna baik dari segi isi maupun sistematika
penulisannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
Akhirnya suatu harapan penulis semoga penulisan makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Dan kepada Allah kita serahkan segala sesuatunya.
Pekanbaru, 3 Mei 2014


Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1. Latar belakang ............................................................................. 1
2. Alasan Pemilihan J udul .............................................................. 10
BAB II .................................................................................................... 11
1. Penegasan Istilah ......................................................................... 11
2. Batasan Masalah ......................................................................... 13
3. Rumusan Masalah ....................................................................... 16
BAB III PENUTUP ................................................................................ 17
1. Kesimpulan ................................................................................. 17
2. Saran ........................................................................................... 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Televisi bisa mengerutkan dunia dan melaksanakan penyebaran berita dan gagasan
lebih cepat. Dengan adanya media televisi dunia kelihatan semakin kecil dari
sebelumnya. Kita bisa memperoleh kesempatan untuk memperoleh informasi yang
lebih baik tentang apa yang terjadi didunia. Berita-berita aktual bisa langsung
disebarkan ke berbagai pelosok dunia secara langsung. Gempa bumi, penyakit menular,
kriminalitas, peristiwa olah-raga terkini yang terjadi dibelahan bumi bisa disaksikan
bersama-sama oleh berjuta-juta orang. Berita televisi telah bisa menyatukan hati semua
orang melalui informasi yang diberikan. Dengan menonton televisi akan bisa
menambah wawasan kita. Orang-orang beragama membutuhkan informasi. Demi
kelancaran ajaran-ajaran yang dikembangkan akan perlu memiliki pengetahuan akan
dunia dan sekitarnya yang tidak anya dapat dibaca melalui bku tetapi dengan melihat
dan mendengar televisi. Televisi menambah pengetahuan masyarakat. Industri
pertelevisian di negara Indonesia sebenarnya banyak menayangkan informasi-informasi
yang akurat tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan. [1]
Kekuatan berita radio dan televisi terletak pada kecepatan dan ketepatan isi
beritanya. Berita radio dan televisi harus mampu menyajikan secepatnya setiap
perkembangan suatu peristiwa dan atau pendapat secara segar dan jernih kepada
khalayak. Setidaknya, berita radio dan televisi harus mampu melaporkan apa yang
terjadi sekarang. Para reporter radio dan televisi, harus selalu bertekad untuk
2

menyajikan kepada khalayaknya peristiwa dan atau pendapat apa yang terjadi 5 menit
lalu, dan perkembangan apa yang terjadi 5 menit berikutnya.

1. Berita Radio
Berita radio diolah dan disajikan kepada khalayak dalam bentuk audio (suara)
yang dapat didengar melalui pesawat radio. Ini berarti, makna dari uraian fakta
atau pendapat, selain berbentuk uraian fakta dan uraian pendapat, juga
berbentuk penyajian pendapat narasumber secara langsung dan orisinal,
khususnya pendapat narasumber yang relevan saja. [2]

2. Berita Televisi
Berita yang diliput berdasarkan fakta atau pendapat, baik yang terekam
maupun tidak terekam, serta gambar lain dari kepustakaan video, reporter
peliput harus menyusun naskah berita televisi dengan mengkombinasikan
fakta atau data, pendapat yang tidak terekam, dan pendapat yang terekam, dan
gambar fakta atau pendapat yang berasal dari kepustakaan atau dokumentasi
audio visual, secara dinamis dan variatif, sesuai dengan topik bahasan yang
ditentukan oleh reporter dan tim redaktur. [3]
Media massa menjalankan fungsi untuk mempengaruhi sikap dan perilaku
masyarakat. Melalui media, masyarakat dapat menyetujui atau menolak kebijakan
pemerintah. Lewat media pula, berbagai inovasi atau pembaharuan bisa dilaksanakan
oleh masyarakat. Inilah peran pentingnya pers. Marshall Mc Luhan menyebutnya
sebagai the extension of man (media adalah ekstensi manusia). Dengan kata lain media
adalah perpanjangan dan perluasan dari kemampuan jasmani dan rohani manusia
3

(F.Rachmadi, 1990). Berbagai keinginan, aspirasi, pendapat, sikap perasaan manusia
bisa disebarluaskan melalui pers.
Mengutip pendapat Wilbur Scharamm(1973), tak dipungkiri pula bagi masyarakat,
pers bisa dianggap sebagai pengamat, forum dan guru (watcher, forum dan teacher)
artinya, setiap hari pers memberikan laporan, ulasan mengenai kejadian, menyediakan
tempat atau forum bagi masyarakat untuk mengeluarkan pendapat secara tertulis dan
turut mewariskan nilai-nilai ke masyrakat dari generasi ke generasi. Dengan kata lain,
pers mengamati kejadian dan melaporkannya kepada mayarakat, menjadi tempat
diskusi (mengeluarkan ide atau gagasan dan menanggapinya) serta kemampuan
mendidik masyarakat kearah kemajuan (pers memberikan ilmu pengetahuan serta
mengarahkan masyarakat kepada pembaharuan. [4]
Setidaknya ada empat fungsi pers sebagai kontrol sosial, yang mengandung makna
demokratis, didalamnya terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
1) social participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan)
2) social responsibility (pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat)
3) social support (dukungan rakyat terhadap pemerintah)
4) social control (control masyarakat terhadap tindakan-tindakan pemerintah.
Dalam perannya sebagai kontrol sosial, kondisi pers di Indonesia memang
mengalami pasang surut. Hal ini sangat tergantung pada kepemimpinan pemerintah.
Pada masa Orde baru, misalnya peran sosial pers ini hampir-hampir tidak tampak. Hal
ini disebabkan pemerintah tidak mau borok-boroknya diketahui publik. Dalam hal ini
pers hanya berperan sebagai media pendidikan dan media hiburan, atau bahkan harus
menjadi corong pemerintah untuk memberikan hal-hal positif yang telah dilakukan
4

pemerintah, seperti keberhasilan di dalam pembangunan, tetapi tidak boleh diberitakan
kecurangan pemerintah, atau sekandal oknum pejabat pemerintah. Ketika itu, meski
banyak oknum pemerintah yang memiliki rekening gendut, memiliki harta berlimpah,
memiliki kebiasaan buruk, hampir tidak ada pemberitaannya di berbagai media. Kita
tentu masih ingat, bagaimana seorang wartawan dari Yogyakarta, yang berusaha
mempublikasikan kasus korupsi diwilayahnya, dihabisi dengan cara mengenaskan.
Pada tahun 1999, memasiki era reformasi, ketika kran pres sebagai kontrol sosial
menjadi terbuka lebar. Bahkan, ketika itu seakan-akan peran pers sebagai kontrol
masyarakat seperti Lepas kontrol. Pers menjadi momok bagi oknum pejabat
pemerintah. Banyak wartawan yang berkeliaran dikantor-kantor pemerintah.
Kita tentu tidak menginginkan salah satu peran pers saja yang menonjol, tapi kita
mengharapkan adanya peran yang seimbang, antara fungsi sebagai kontrol sosial yang
lebih cenderung memberikan borok-borok oknum pemerintah atau sebaliknya pers yang
hanya berfungsi mengharumkan nama pemerintah.
Artinya, pemberitaan menggunaan system reward and punishment, baik dan buruk
diberitakan untuk menjaga keseimbangan. Harapannya, ketika kebaikan atau prestasi
disampaikan, maka banyak orang yang akan mengikuti jejaknya, sebaliknya ketika
sebuah kejahatan diberitakan dan pelakunya mendapatkan hukuman setimpal sesuai
perbuatannya, maka diharapkan masyarakat atau oknum pejabat publik menjadi takut
melakukan tindakan kejahatan, seperti korupsi, maksiat atau lainnya.
Pada masa reformasi ini, meskipun pers telah memiliki kebebasan berpartisipasi
dalam peran dan fungsinya sebagai kontrol sosial, ternyata masih banyak oknum
pemerintah atau pejabat Negara yang terkandung kasus korupsi. Bahkan Negara kita
5

termasuk Negara yang masuk lima besar Negara yang paling korup. Kalau kita
cermati, dimulai dari anggaran itu disusun oleh Banggar DPR sudah tercium aroma
korupsi. Sudah dapat dipatikan, hal itu akan terus berlanjut ke tahap-tahap berikutnya.
Para pelaku korupsi telah memahami bahwa pers merupakan bencana bagi mereka,
maka akan lebih berhati-hati di dalam melakukan rekayasa tindakan korupsi, sehingga
mereka akan melakukan transaksi secara lebih canggih lagi. Oleh karena itu, insan pers
pun harus memiliki strategi yang lebih canggih lagi, sehingga mampu membongkar
banyak kasus kecurangan oknum pejabat publik dalam kapasitasnya sebagai wartawan.
Kebijakan pemerintah dengan menjalinkan kewenangan dari pusat ke daerah, juga
telah banyak membuat raja-raja kecil didearah yang menjadi lebih leluasa, dan
kemudian terjerat kasus korupsi. Mencengangkan dari 32 bupati/walikota hampir
setengahnya tergantung korupsi. Demikian halnya, banyak gubernur yang mengakhiri
masa purna baktinya dibalik terali besi.
Kasus lainnya, didunia pendidikan misalnya, dengan pemindahan urusan keuangan
dari Dinas ke rekening kepala sekolah, juga ada indikasi terjadinya penyalahgunaan
dana di tingkat oknum pejabat sekolah. Dana BOS yang masuk kesekolah, dapat juga
diakalinoleh kepala sekolah yang tidak amanah, sehingga dana dikelola untuk
kepentingan pribadinya.
Untuk membantu pemerintah didalam mengawasi penggunaan uang
Negara, dalam kapasitasnya insan pers dengan peran kontrol sosial, maka
insan pers diharapkan berperan lebih aktif lagI, dengan meningkatkan
metode, mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan aliran dana,
kebijakan pemerintah, atau lainnya, sehingga insan pers menjadi melek
terhadap segala aturan pemerintah, sehingga dapat menjadi bagian dalam
partisipasinya sebagai fungsi kontrol sosial , baik memberikan kebaikan
6

sebagai reward maupun membongkar borok-borok oknum pemerintah sebagai
punishment, sehingga pers memainkan peran sehingga seimbang.(Andi SN)
Secara konseptual, kebebasan pers akan memunculkan pemerintahan yang cerdas,
bersih, dan bijaksana. Logikanya, melalui kebebasan pers, masyarakat akan dapat
mengetahui berbagai peristiwa, termasuk kinerja pemerintah, sehingga muncul
mekanisme chack and balance, kontrol terhadap kekuasaan, maupun masyarakat
sendiri. Makanya media massa acap kali disebut sebagai the fourth estate of democracy,
pilar keempat demokrasi melengkapi eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Tugas utama pers adalah melakukan jurnalistik, yaitu mencari, mengumpulkan, dan
menyampaikan berita. Dalam menjalankan tugasnya secara profesional, kewajiban
pertama jurnalisme adalah kepada kebenaran, loyalitas pada publik, berintisari disiplin
verifikasi, menjaga indepedensi dari sumber berita, berlaku sebagai pemantau
kekuasaan, menyediakan forum publik untuk kritik maupun dukungan warga,
memberitakan hal penting secara menarik dan relevan, menjaga berita agar
komprehensif dan proporsional, dan terakhir praktisinya harus diperbolehkan mengikuti
nurani mereka. [5]
Peranan dan fungsi pers di Indonesia sangat besar dan terbilang sangat vital untuk
kemajuan dan perkembangan demokrasi bagi Indonesia. Pers tidak hanya menjadi
media informasi dan berita saja tapi merupakan salah satu pelopor untuk
menginformasikan hal hal penting dan vital untuk bangsa dan masyarakat. Peranan pers
menjadi sangat besar terutama pada masa reformasi setelah tahun 1998. Semenjak saat
ini pers mengambil peranan penting untuk mengawal kemajuan bangsa dan menjadi
pendidik secara tidak langsung untuk masyarakat Indonesia.
7

Peranan pers di Indonesia tidak hanya untuk media informasi saja, pers menjadi
faktor penting yang menentukan perkembangan pemerintahan dan masyarakat
Indonesia. Berikut peranan pers yang sangat kita rasakan di Indonesia:
1. Menjembatani pemerintah dan masyarakat, pers sebagai media untuk
menginformasikan kebijakan pemerintah ke masyarakat. Selain itu pers juga
menjembatani opini masyarakat ke pemerintah.
2. Pers sebagai media sosialisasi, untuk kebijakan yang bersifat umum dari
pemerintah atau dari produk tertentu.
3. Pers sebagai penggerak demokrasi dan mengawal sistem pemerintahan di
Indonesia agar berjalan sesuai kaidah para proklamator.
4. Pers sebagai jendela dunia, dimana kita mendapatkan informasi berbagai
belahan dengan mudah seperti kekuatan militer Suriah atau kondisi terkini di
berbagai belahan dunia.
Peranan pers di Indonesia akan semakin penting terutama untuk mengawal
demokrasi dan ekonomi bangsa Indonesia. Kebijakan dan berbagai informasi penting
yang menjadi penggerak ekonomi masyarakat dapat diinformasikan dengan cepat.
Fungsi penyiaran berita sebagai media kontrol artinya adalah pers menjadi salah satu
media untuk menginformasikan sesuatu yang benar dan yang salah. Memberikan
makna kepada masyarakat apa yang tidak boleh dilakukan dan mana yang boleh
dilakukan. Selain itu media juga berperan sebagai kontrol untuk berbagai lapisan
masyarakat dan pemerintah agar tidak menyimpang dari fungsi pancasila dan UUD
1945 serta peraturan perundang undangan dan hukum yang berlaku.
8

Peran media massa dalam kehidupan sosial- menurut berbagai literatur- tidak dapat
diragukan lagi. Walau kerap dibandingkan secara berbeda-beda, namun tidak ada yang
menyangkal atas peran yang signifikan dalam masyarakat yang modern. McQuail
misalnya, dalam bukunya yang terbaru Mass Communication Theories (2000: 66),
merangkum pandangan khalayak terhadap peran media massa. Setidaknya ada enam
perspektif dalam hal melihat peran media.
1. Melihat media massa sebagai window on events and experience. Media
dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa
yang sedang terjadi di luar sana ataupun pada diri mereka sendiri.
2. Media juga sering dianggap sebagai a mirror of events in society and the
world, implying a faithful reflection. Yaitu, cermin berbagai peristiwa yang
ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya. Karenanya
paraq pengelola media sering merasa tidak tidak bersalah jika isi media
penuh dengan kekerasan, konflik, dan berbagai keburukan lain, karena
memang menurut mereka faktanya demikian, media hanya sebagai refleksi
fakta, terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal, sesungguhnya angle, arah,
dan framing dari isi yang dianggap sebagai cermin realitas ini diputuskan
oleh para profesional media, dan khalayak tidak sepenuhnya bebas untuk
mengetahui apa yang mereka inginkan.
3. Memandang media massa sebagai filter gatekeeper yang menyeleksi
berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih
isu, informasi, atau bentuk content yang lain berdasar standar
peranpengelolanya. Di sini khalayak dipilihkan oleh media tentang
tentang apa-apa yang layak diketahui, dan mendapat perhatian.
9

4. Media massa acap kali pula dipandang sebagai guide, penunjuk jalan atau
interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai
ketidakpastianatau alternatif yang beragam.
5. Melihat media massa sebagai forum untuk mempersentasikan berbagai
informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkinkan terjadinya
tanggapan dan umpan balik.
6. Media massa sebagai interlocutor, yang tidak hanya sekedar tempat berlalu
lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan
terjadinya komunikasi yang interaktif.
Ditambah lagi sistem penyiaran televisi swasta di Indonesia memang kurang
menyentuh persoalan lokal. Kekuatan modal dan kedekatan pemeasang iklan telah
menarik mereka kepusat ekonomi, yaitu J akarta. Persaingan atau kompetisi antar media
lebih mengedepan, sehingga pada akhirnya televisi-televisi swasta bergiat hanya untuk
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya tanpa memandang sisi idealisme yang
ada.[6]

10

2. Alasan Pemilihan Judul

Pemakalah memilih judul Peran Penyiaran Berita sebagai Fungsi Kontrol Terhadap
Pemerintahan ini karena pemakalah ingin mengetahui lebih dalam lagi peran
penyiaran berita dalam mengontrol kinerja pemerintah Indonesia.
Fungsi penyiaran berita sebagai media kontrol artinya adalah berita menjadi salah
satu media untuk menginformasikan sesuatu yang benar dan yang salah. Memberikan
makna kepada masyarakat apa yang tidak boleh dilakukan dan mana yang boleh
dilakukan. Selain itu media juga berperan sebagai kontrol untuk berbagai lapisan
terutama pemerintah agar tidak menyimpang dari fungsi pancasila dan UUD 1945 serta
peraturan perundang undangan dan hukum yang berlaku.

11

BAB II

1. Penegasan Istilah
Peran adalah melaksanakan hak dan kewajiban. Pelengkap hubungan peran yang
dimiliki seseorang karena menduduki status sosial. Seperangkat perilaku yang
diharapkan dari orang yang memiliki posisi dalam sistem sosial. Peran memiliki makna
yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di
masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 845) Peranan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan.
Penyiaran adalah suatu kegiatan lembaga organisasi penyiaran yang menghasilkan
output siaran. Proses operasional produksi dengan siaran melalui pemancar yang
disebarluaskan ke khalayak. Penyiaranatau dalam bahasa Inggris dikanal sebagai
broadcasting, adalah keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari
penyiapan materi produksi, produksi, penyiapan bahan siaran, kemudian pemancaran
sampai kepada penerimaan siaran tersebut oleh pendengar/pemirsa di suatu tempat.
Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi,
disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang
ketiga atau banyak. Berita adalah laporan, karangan, atau informasi mengenai suatu
kejadian atau peristiwa yang terkini (aktual). Suatu peristiwa bisa disebut berita apabila
sudah disiarkan, dilaporkan, atau diinformasikan.
Fungsi adalah sekelompok aktifitas yang tergolong pada jenis yang sama
berdasarkan sifat/pelaksanaannya.
12

Kontrol adalah pengawasan,pemeriksaan, pengendalian. Sistem yang digunakan
untuk mencegah, mendeteksi, atau mengoreksi kebenaran suatu peristiwa atau kegiatan
sesuai dengan aturan/hukum.
Pemerintah merupakan kemudi dalam bahasa latin asalnya Gubernaculum.
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan
dalam bentuk (penerapan hukum dan undang-undang) di kawasan tertentu. Kawasan
tersebut adalah wilayah yang berada di bawah kekuasaan mereka. Pemerintah berbeda
dengan pemerintahan. Pemerintah merupakan organ atau alat pelengkap jika dilihat
dalam arti sempit pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja. Sedangkan
pemerintahan dalam arti luas adalah semua mencakup aparatur negara yang meliputi
semua organ-organ, badan atau lembaga, alat kelengkapan negara yang menjalankan
berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan negara. Lembaga negara yang dimaksud ialah
lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif.
Pemerintah dalam arti sempit adalah semua aktifitas , fungsi, tugas dan kewajiban
yang dijalankan oleh lembaga untuk mencapai tujuan negara. Pemerintah dalam arti
luas adalah semua aktifitas yang terorganisasi yang bersumber dalam kedaulatan dan
kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat, atau penduduk dan wilayah
negara itu demi tercapainya tujuan negara. Pemerintah juga dapat didefinisikan dari
segi struktural fungsional sebagai sebuah sistem struktur dan oganisasi dari berbagai
macam fungsi yang dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk mencapai tujuan
negara (Heryanto dkk, 1997 : 2-3)
C.F Strong mendefinisikan pemerintah dalam ari luas sebagai segala aktifitas badan-
badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam mencapai
tujuan negara. Sedangkan pemerintah dalam arti sempit adalah segala kegiatan badan-
badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif.
13

Pemerintahan mencakup aparatur negara yang meliputi semua organ-organ, badan
atau lembaga, alat kelengkapan negara yang menjalankan berbagai aktifitas untuk
mencapai tujuan negara.

2. Batasan Masalah
Mengetahui fakta bahwa fungsi penyiaran terdiri sebagai media informasi yaitu
salah satu sumber informasi dan media penyampaian informasi yang sangat populer.
Penyiaran berita merupakan perantara dan sumber informasi terpercaya untuk seluruh
rakyat Indonesia. Ada banyak informasi penting yang disajikan di sini.
Penyiaran berita berfungsi sebagai media kontrol yaitu berita menjadi salah satu
media untuk menginformasikan sesuatu yang benar dan yang salah. Memberikan
makna kepada masyarakat apa yang tidak boleh dilakukan dan mana yang boleh
dilakukan. Selain itu penyiaran berita juga berperan sebagai kontrol untuk berbagai
lapisan masyarakat dan pemerintah agar tidak menyimpang dari fungsi pancasila dan
UUD 1945 serta peraturan perundang undangan dan hukum yang berlaku.
Penyiaran berita juga berfungsi sebagai media pendidikan yakni dapat merangsang
prakarsa sehingga pelaksanaan demokrasi Pancasila, membantu pembinaan swadaya,
peningkatan kehidupan spiritual dan material agar dapat terwujud. Namun contoh
materi penyiaran yang memberikan media pendidikan dapat dilakukan dengan
memberikan acara tv berkualitas yang dapat menambah pemahaman penonton. Untuk
media lain selain tv, setidaknya memberikan informasi yang mendidik.
Fungsi penyiaran sebagai media entertain merupakan sebagai media hiburan, sebut
saja acara lawak di tv yang tentunya menghibur segenap masyarakat. Hiburan yang
dimaksud adalah jenis yang tidak bertentangan moral dan harus sesuai dengan kaidah
14

moral di masyarakat. Film komedi Indonesia merupakan salah satu contoh pers sebagai
media hiburan yang mungkin dapat menjadi salah satu cara mengatasi stress
masyarakat yang menontonnya.
Saat ini pemerintah tidak berpihak lagi kepada rakyat. Mereka lebih mementingkan
kepentingan mereka sendiri. Kaum bangsawan dan pemilik modal. Kini pemerintah
tidak lagi bersahabat dengan rakyat tetapi menjadi musuh rakyat sebab pejabat-pejabat
pemerintahan mengambil hak yang harusnya diberikan kepada rakyat. Ketika rakyat
bergolak menuntut haknya pemerintah bersikap acuh tak perduli.
Dalam pandangan pemerintah modern, pemerintah itu dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat, tidak untuk melayani dirinya sendiri. Tetapi teori
hanyalah sebuah teori, sangat berbeda dengan kenyataannya. Buktinya adalah
banyaknya pemberitaan mengenai pejabat pemerintah yang korupsi berratus-ratus juta
hingga milyaran. Uang yang harusnya digunakan untuk pembangunan Negara diembat
demi kepentingan perut dan kekuasaan. Disisi lain, para koruptor itu banyak yang tidak
tersentuh oleh proses hukum. Lihat pula proses persidangan para koruptor kakap di
pengadilan yang seolah-seolah disengaja untuk lamban. Nanti, kalau rakyat sudah
tidak menyimak kasus itu, hakim akan menjatuhkan vonis ringan. Disinilah kinerja
pemerintah sebagai penegak hukum diragukan.
Selain itu mengenai kesejahteraan rakyat, apalagi, inilah yang paling buruk saat ini.
Dulu sudah ada kaya dan miskin, tetapi jurang pemisahnya belum terlalu dalam.
Sekarang, sejak pemerintah doyan menggunakan resep neoliberal, kesenjangan dan
ketidakadilan ekonomi sungguh luar biasa. Bayangkan, kekayaan 43 ribu orang terkaya
di Indonesia itu setara dengan kekayaan 140 juta penduduk.
15

Kekayaan alam kita, yang sejak dulu dikenal sangat melimpah, tidak menjadi senjata
memakmurkan rakyat. Sebagian besar kekayaan alam itu, seperti minyak, gas, batubara,
tembaga, emas, nikel, bauksit, dan lain-lain, sudah berpindah tangan ke sejumlah
perusahaan asing. Bahkan, demi mempermudah proses penyerahan kekayaan alam itu
kepada pihak asing, pemerintah daerah diberi lisensi bernama Ijin Usaha
Pertambangan. J adinya, seperti dikatakan orang, diperkirakan 90% dari keuntungan
eksplorasi SDA itu diangkut keluar negeri, sedangkan 10% sisanya masuk ke kantong
penguasa.
Karena di Negara kita, yang saat ini menerapkan sistem demokrasi, para pejabatnya
banyak yang melakukan korupsi dan sebagainya. Kita sebagai rakyat tidak dapat
menuntut pemerintah. Kita sebagai rakyat hanya akan ditindas. Oleh karena itu, kita
sebagai harus mengontrol kinerja pemerintahan kita agar pemerintah kita bersih dari
korupsi kolusi dan nepotisme. Dan juga lebih memikirkan kepentingan dan
kesejahteraan rakyat.
Berdasarkan penjabaran di atas kita dapat mengetahui bahwa fungsi penyiaran ialah
sebagai media informasi, media kontrol, media entertain, dan media pendidikan. Tetapi
kami selaku pemakalah membatasi pembahasan pada makalah kami hanya pada materi
mengenai fungsi kontrol penyiaran berita terhadap pemerintahan di Indonesia.






16

3. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan fungsi kontrol penyiaran terhadap pemerintahan?
2. Bagaimana fenomena pemerintahan Indonesia saat ini?
3. Apa yang dimaksud dengan penyiaran berita?
4. Apa yang dimaksud dengan fungsi kontrol?
5. Bagaimana peran pers di Indonesia?

17

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Peranan dan fungsi pers di Indonesia sangat besar dan terbilang sangat vital untuk
kemajuan dan perkembangan demokrasi bagi Indonesia. Pers tidak hanya menjadi
media informasi dan berita saja tapi merupakan salah satu pelopor untuk
menginformasikan hal hal penting dan vital untuk bangsa dan masyarakat.
Penyiaran berita berfungsi sebagai media kontrol yaitu berita menjadi salah satu
media untuk menginformasikan sesuatu yang benar dan yang salah. Memberikan
makna kepada masyarakat apa yang tidak boleh dilakukan dan mana yang boleh
dilakukan. Selain itu penyiaran berita juga berperan sebagai kontrol untuk berbagai
lapisan masyarakat dan pemerintah agar tidak menyimpang dari fungsi pancasila dan
UUD 1945 serta peraturan perundang undangan dan hukum yang berlaku.
2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun inilah
makalah yang dapat penulis lakukan hingga selesai. Apabila ada kesalahan atau kata-
kata yang kurang berkenaan bagi pendengar, penulis mohon maaf. Oleh karena itu,
penulis mohon saran dan kritikan yang bisa membangun penulis untuk bisa lebih
menyempurnakan makalah ini.

18

DAFTAR PUSTAKA

Adi Badjuri. J urnalistik Televisi. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2010.
J .B. Wahyudi. Dasar-Dasar J urnalistik Radio dan Televisi. Grafiti. J akarta. 1996.
Henry Subiakto. Rachmah Ida. Komunikasi Polituk, Media, dan Demokrasi. Kencana
Prenada Media Grup. J akarta. 2012.
Hidajanto Djamal. Andi Fahrudin. Dasar-Dasar Penyiaran, Sejarah, Organisasi,
Operasional, dan Regulasi. Kencana. J akarta. 2011.
Nurudin. Sistem Komunikasi Indonesia. Raja Gravindo Persada. J akara. 2004.
Severin, Werner J , J emes, Tankard J . Teori Komunikasi, Sejarah Metode, dan Terapan
di dalam Media Massa. Kencana. J akarta. 2011.
Bill Kovacht. Tom Resonstiel. The Elements of J ournalism. 2003.

Sumber Internet:
http://blogging.co.id/peranan-dan-fungsi-pers
http://koransuararakyat.com/article/96438/peran-pers-sebagai-fungsi-kontrol
sosial.html
http://tsaniyahnina.blogspot.com/2014/02/pengertian-dan-fungsi-pers.html



CATATAN KAKI PENYIARAN
1. Jurnalistik Televisi. Adi Badjuri. Graha Ilmu. 2010. Yogyakarta. hlm. 127
2. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. J.B. Wahyudi. Grafiti. Jakarta. 1996. hlm. 37
3. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. J.B. Wahyudi. Grafiti. Jakarta. 1996. hlm. 42
4. NURUDIN.SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA. 2004 .JAKARTA.PT RAJA GRAVINDO PERSADA.
HAL 69,70
5. (Bill Kovacht, & Tom Resonstiel, The elements of journalism 2003: 6) hlm. 117
6. HENRY SUBIAKTO.RACHMAH IDA.2012, JAKARTA. KENCANA PRENADA MEDIA GRUP.
KOMUNIKASI POLITIK, MEDIA, DAN DEMOKRASI
105,108

Anda mungkin juga menyukai