Anda di halaman 1dari 24

LANDASAN TEORI

GOVERNANCE DAN SISTEM PENGENDALIAN KEUANGAN DAERAH


1) ANGGARAN
Pengertian Anggaran
Menurut Freeman dan Shoulders (2003) mendefenisikan anggaran Budgeting is the
proses of allocating scarce resources to unlimited demands, and a budgetis a dollar-andcents
plan of operation for a specific period of time. Dari defenisi di atas, diketahui bahwa
penganggaran merupakan suatu proses pengalokasian sumber daa ang terbatas untuk
memenuhi kebutuhan ang sifatna tidak terbatas (unlimited demands). Sementara itu, anggaran
merupakan ren!ana ker"a dalam suatu periode ang telah ditetapkan dalam satuan mata uang.
2) Otonomi Daera
#tonomi daerah merupakan proses awal ter"adina reformasi penganggaran keuangan
daerah di $ndonesia. #tonomi daerah, tentuna sangat berimplikasi pada perubahan dalam
sstem pembuatan keputusan terkait dengan pengalokasian sumber daa dalam anggaran
pemerintah daerah seperti %&'D.
a! Pengertian Ke"angan Daera
Dalam arti sempit, keuangan daerah akni terbatas pada hal(hal ang berkaitan dengan
%&'D. #leh sebab itu keuangan daerah identik dengan %&'D. 'erdasarkan && )o. *+ ,ahun
200*, -.euangan Daerah adalah semua hak dan kewa"iban daerah dalam rangka
penelenggaraan pemerintah daerah ang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamna segala
bentuk kekaaan ang berhubungan dengan hak dan kewa"iban tersebut. /ak dan kewa"iban
daerah tersebut perlu dikelola dalam suatu sstem pengeleloaan keuangan daerah. &engelolaan
keuangan daerah merupakan subsistem dari sstem pengelolaan keuangan )egara dan
merupakan elemen pokok dalam penelenggaraan pemerintah daerah.
Selan"utna dalam && )omor *+ tahun 200* "uga di"elaskan bahwa ang dimaksud
dengan &engelolaan .euangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan ang meliputi
peren!anaan, pelaksanaan, penatausahaan pelaporan, pertanggung"awaban dan pengawasan
keuangan daerah. .euangan Daerah dikelola se!ara tertib, taat pada peraturan peruandang(
undangan, efisien, ekonomis, efektif transparan dan bertanggung "awab dengan memperhatikan
a0as keadilan, kepatuhan, dan manfaat untuk masarakat. ,erwu"udna pelaksanaan
desentralisasi fiskal se!ara efektif dan efisisen, salah satuna tergantung pada pengelolaan
keuangan daerah.
'erdasarkan kepada &eraturan Menteri Dalam )egeri (&ermendagri) )omor 13 ,ahun
2002 tentang &edoman &engelolaan .euangan Daerah, pengelolaan keuangan daerah tak lagi
bertumpu atau mengandalkan 'agian .euangan Sekretariat Daerah (Setda) .abupaten3.ota
sa"a. ,api, dalam &ermendagri itu "uga disebutkan, setiap Satuan &erangkat .er"a Daerah
(S.&D) kini wa"ib menusun dan melaporkan posisi keuanganna, ang kemudian
dikoordinasikan dengan 'agian .euangan
1! Anggaran Pen#a$atan #an %e&an'a Negara (AP%N)
%&') adalah produk hukum berupa 4ndang(4ndang ang harus dipatuhi oleh segenap
lembaga negara . %&') merupakan ren!ana pendapatan dan belan"a negara untuk satu tahun .
%&') "uga merupakan u"ud tahunan dari ren!ana "angka pan"ang dan menengah )egara.
Struktur %nggaran &endapatan dan 'elan"a )egara (%&')) dirin!i sebagai berikut5
A! Pen#a$atan Negara #an Hi)a
&endapatan &emerintah pusat
1. &endapatan &erpa"akan
a. &a"ak Domestik
&a"ak &enghasilan (&&h) (&&h &erorangan dan &&h 'adan), &a"ak &ertambahan )ilai
(&&)), &a"ak 'umi dan 'angunan (&''), 'ea &erolehan /ak %tas ,anah dan
'angunan ('&/,'), 6ukai dan &a"ak 7ainna.
b. &a"ak &erdagangan $nternasional
'ea Masuk ($mpor), &a"ak 8kspor
2! &endapatan 'ukan &a"ak
a. Sumber Daa %lam terdiri 5Minak dan 9as, &ertambangan umum, .elautan dan
&erikanan, .ehutanan, dan &anas 'umi
b. 7aba '4M)
!. Dan lain(lain.
%! %e&an'a Negara
:enis belan"a )egara %nggaran &endapatan dan 'elan"a )egara (%&')) 5
1. 'elan"a &emerintah &usat
%e&an'a Pemerinta P"*at Men"r"t +eni*
a) 'elan"a &egawai terdiri dari 5 9a"i dan ,un"angan, /onorarium, 7embur, ;akasi , dan
kontribusi Sosial
b) 'elan"a 'arang terdiri dari 5 'elan"a 'arang, 'elan"a "asa, 'elan"a &emeliharaan, dan
&er"alanan Dinas
!) 'elan"a Modal terdiri dari5 'elan"a Modal ,anah, 'elan"a Modal &eralatan dan Mesin,
'elan"a Modal 9edung dan 'angunan, 'elan"a Modal :alan, :aringan < $rigasi, dan
'elan"a Modal Fisik 7ainna.
d) &embaaran 'unga 4tang terdiri dari5 'unga /utang Dalam )egeri dan 'unga /utang
7uar )egeri
e) Subsidi terdiri dari 5 Subsisi &erusahaan )egara (7embaga .euangan, 7embaga )on
.euangan ''M, 7embaga )on .euangan )on ''M, dan 7embaga )on
.euangan &S#), Subsidi &erusahaan Swasta (7embaga .euangan dan 7embaga non
.euangan) dan Subsidi &a"ak.
f) 'elan"a /ibah terdiri dari5 .pd &emerintah 7uar )egeri, .pd #rganisasi $nternasional,
dan .pd &emerintah Daerah.
g) 'elan"a Sosial terdiri dari 5 'antuan .ompensasi Sosial ('antuan .ompensasi
.enaikan ''M dan 'antuan &enanggulangan 'en!ana), 'antuan kepada 7embaga
&endidikan dan &eribadatan (Block Grant Sekolah37embaga39uru, 'antuan $mbal
Swadaa Sekolah37embaga, 'antuan 'easiswa, dan 7embaga &eribadatan) dan
'antuan Sosial 7ainna
h) 'elan"a lain(lainna terdiri dari 5 'elan"a &engeluaran ,ak ,ersangka, 'elan"a
6adangan 4mum, dan 'elan"a Dana 6adangan ,anggap Darurat (Dana .ontin"ensi)
2. 'elan"a (,ransfer ke) Daerah
1. Dana &erimbangan
a) Dana 'agi /asil
&a"ak terdiri dari 5&a"ak 'umi dan 'angunan, 'ea &erolehan /ak %tas ,anah dan
'angunan, dan &&h =&#&D) dan &&h &s 21
Sumber Daa %lam terdiri dari5 .ehutanan 4ntuk >eboisasi, &ertambangan 4mum,
&erikanan, &ertambangan Minak 'umi, &ertambangan 9as 'umi, dan &ertambangan
&anas 'umi
b) Dana %lokasi 4mum
!) Dana %lokasi .husus
D%. 'idang &endidikan, D%. 'idang .esehatan, D%. 'idang $nfrastruktur, D%.
'idang 'id..elautan < &erikanan, 'id.&ertanian, D%. 'id. &ras &emerintah dan
'id.7ingkungan /idup
2. Dana #tonomi .husus Dan &enesuaian
C! Pem)ia,aan
%pabila >en!ana 'elan"a lebih besar dari ren!ana pendapatan (defisit), maka
diperlukan pembiaaan. 4ntuk Membiaai defisit, &emerintah dapat melakukan berbagai
langkah, diantarana berhutang ke dalam dan luar negeri dan men"ual perusahaan milik negara
Se!ara akuntansi, seluruh transaksi ang terkait dengan (1) pembaaran dan penarikan hutang,
(2) pen"ualan kepemilikan pemerintah dan in?estasi pemerintah di perusahaan negara@ di!atat
pada pembiaaan.Sehingga pembiaaan di %&') memuat item penerimaan dan pengeluaraan,
dimana penerimaan merupakan penarikan pin"aman dan pen"ualan kepemilikan negara,
sedangkan pengeluaraan merupakan pembaaran pokok pin"aman dan in?estasi pemerintah
2! Anggaran Pen#a$atan %e&an#a Daera (AP%D)
Menurut Deddi )ordiawan (200A@3B) %nggaran &endapatan dan 'elan"a Daerah (%&'D)
merupakan ren!ana keuangan tahunan pemerintah daerah ang disetu"ui oleh D&>D dan ditetap
kan dengan peraturan daerah.
-"ng*i Anggaran Pen#a$atan #an %e&an'a Daera
Dalam &ermendagri )omor 13 tahun 2002 (pasal 1* dan 12) di"elaskan bahwa %&'D
mempunai fungsi sebagai berikut5
Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah men"adi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belan"a pada tahun ang bersangkutan@
Fungsi peren!anaan, mengandung arti bahwa anggaran daerah men"adi pedoman bagi
mana"emen dalam meren!anakan kegiatan pada tahun ang bersangkutan @
Fungsi pengawasan, mengandung arti bahwa anggaran daerah men"adi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan
ang telah ditetapkan@
Fungsi alokasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk
men!iptakan lapangan ker"a3mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daa,
serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian@
Fungsi distribusi, mengandung arti bahwa kebi"akan anggaran daerah harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan@
Fungsi stabilisasi, mengandung arti bahwa anggaran pemerintah daerah men"adi alat
untuk memelihara dan mengupaakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.
Pro*e* Pen,"*"nan AP%D
Menurut Deddi )ordiawan (200A@C3), setidakna terdapat enam subproses dalam
penusunan %&'D sebagai berikut5
1. &enusunan .ebi"akan 4mum %&'D
Setiap S.&D mengembangkan >en!ana Strategis (>enstra) dengan mengambil program
ang ter!antum dalam >&:MD ang sesuai dengan bidang S.&D tersebut, dan pada tahun
anggaran ang sama dengan ang ter!antum pada >&:MD. >enstra tersebut kemudian
dikembangkan men"adi >en!ana .er"a (>en"a) S.&D pertahun, ang kemudian akan
dikompilasikan oleh &emerintah Daerah men"adi >en!ana .er"a &emerintah Daerah
(>.&M)..ebi"akan 4mum %&'D (.4%) disusun berdasarkan >.&D dan pedoman penusunan
%&'D ang ditetapkan Mendagri setiap tahun. &enusunanna diawali dengan pembuatan
ran!angan awal .4% oleh ,im %nggaran &emerintah Daerah (,%&D) ang dipimpin oleh
Sekretaris Daerah.
>an!angan .4% tersebut terdiri dari dua komponen utama, aitu5
a. ,arget pen!apaian ker"a ang terukur dari program(program ang akan dilaksanakan oleh
pemda untuk setiap urusan pemerinath daerah.
b. &roeksi pendapatan daerah, alokasi belan"a daerah, serta sumber dan penggunaan
pembiaaan ang disertai dengan asumsi ang mendasarina.
2. &enusunan &rioritas dan &lafon %nggaran Sementara
&rioritas dan &lafon %nggaran Sementara (&&%S) merupakan dokumen ang berisi
seluruh program ker"a ang akan di"alankan tiap urusan pada tahun anggaran,dimana program
ker"a tersebut diberi prioritas sesuai dengan ?isi, misi, dan strategi &emda. &enusunan &&%S
diawali dengan pembuatan ran!angan awal &&%S oleh ,%&D ang disusun berdasarkan )ota
.esepakatan .4%.
,ahapan penusunan ran!angan &&%S sebagaimana ang terdapat dalam &ermendagri 13
tahun 2002 sebagai berikut5
a. Menentukan skala prioritas untuk urusan wa"ib dan urusan pilihan@
b. Menentukan urutan prosram untuk masing(masing urusan, dan
!. Menusun plafon anggaran sementara untuk masing(masing program.
3. &eniapan Surat 8daran .epala Daerah tentang &edoman &enusunan >.%(S.&D
.4% dan &&%S ang telah dibahas akan disepakati bersama oleh kepala daerah dan
D&>D ang dituangkan dalam nota kesepakatan ang ditandatangani bersama. 'erdasarkan nota
kesepakatan tersebut, kepala daerah menerbitkan pedoman penusunan >en!ana .er"a dan
%nggaran S.&D (>.%(S.&D) sebagai pedoman bagi kepala S.&D dalam menusun >.%(
S.&D.
&ermendagri 13 tahun 2002 men"elaskan bahwa ran!angan surat edaran kepala daerah ini
men!akup5
a. &&% ang dialokasikan untuk setiap program S.&D berikut ren!ana pendapatan dan
pembiaaan@
b. Sinkonisasi program dan kegiatan antar S.&D dengan kiner"a S.&D berkenaan sesuai
dengan standar pelaanan minimal ang ditetapkan@
!. 'atas waktu penampaian >.%(skpd kepada &&.D@
d. /al(hal lain ang perlu mendapatkan perhatian dari S.&D terkait dengan prinsip(prinsip
peningkatan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penusunan anggaran
dalam rangka pen!apaian prestasi ker"a@ dan
e. Dokumen lampiran lain meliputi .4%, &&%, kode rekening %&'D, format >.%(S.&D,
analisis standar belan"a dan standar harga satuan
C. &enusunan >en!ana .er"a dan %nggaran S.&D
Menurut Suhanda (200A@*2) >en!ana .er"a dan %nggaran S.&D (>.%(S.&D) adalah
dokumen peren!anaan dan pengganggaran ang berisi program dan kegiatan S.&D, serta
anggaran ang diperlukan untuk melaksanakanna.
Dalam &ermendagri 13 tahun 2002 dikatakan bahwa >.%(S.&D disusun dengan
menggunakan pendekatan sebagai berikut5
a. &endekatan kerangka pengeluaran "angka menengah daerah . Dilaksanakan dengan menusun
prakiraan ma"u ang berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk progran dan kegiatan ang
diren!anakan dalam tahun anggaran berikutna dari tahun anggaran ang diren!anakan.
b. &endekatan penganggaran terpadu.Dilakukan dengan memadukan seluruh proses peren!anaan
dan penganggaran pendapatan, belan"a, dan pembiaaan di lingkungan S.&D untuk
menghasilkan dokumen ren!ana ker"a dan anggaran.
!. &endekatan penganggaran berdasarkan prestasi ker"a. Dilakukan dengan memperhatikan
keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran ang diharapkan dari kegiatan dan hasil serta
manfaat ang diharapkan termasuk efisiensi dalam pen!apaian hasil dan keluaran tersebut.
*. &eniapan >an!angan &eraturan Daerah %&'D
Dokumen sumber ang utama dalam peniapan >an!angan &eraturan Daerah %&'D
(>aperda %&'D) adalah >.%(S.&D. #leh karena itu harus dipastikan bahwa setiap >.%(
S.&D telah disusun sesuai dengan pedoman dan ketentuan ang berlaku.
4ntuk men"amin hal ini, ,%&D harus membahas kesesuaian >.%(S.&D dengan .4%,
&&%, prakiraan ma"u ang telah disetu"ui tahun anggaran sebelumna, dokumen peren!anaan
lainna ang rele?an, target dan pen!apaian kiner"a, indikator kiner"a, kelompok sasaran
kegiatan, standar analisis belan"a, standar harga satuan, standar pelaanan minimal, serta
dokumen sinkronisasi progran dan kegiatan antar S.&D.
>.%(S.&D ang telah di e?aluasi oleh ,%&D tersebut kemudian dikompilasikan
men"adi dokumen kompilasi >.% oleh &&.D. 'erdasarkan dokumen kompilasi tersebut, &&.D
kemudian membuat lampiran(lampiran >aperda %&'D ang terdiri atas5
a. >ingkasan %&'D
b. >ingkasan %&'D (menurut urusan pemerintahan dan organisasi)
!. >in!ian %&'D (menurut urusan pemerintahan, organisasi, pendapatan, belan"a, dan
pembiaaan).
d. >ekap belan"a (menurut urusan pemerintahan, organisasi, progran dan kegiatan, serta
keselarasan urusan dan fungsi).
2. 8?aluasi >an!angan &eraturan Daerah tentang %&'D
.epala daerah menampaikan >aperda tentang %&'D ang telah disetu"ui bersama D&>D
dan >an!angan &eraturan .epala Daerah tentang &en"abaran
%&'D kepada 9ubernur untuk die?aluasi, dan disertai dengan5
a. &ersetu"uan bersama &emda(D&>D terhadap >aperda %&'D,
b. .4% dan &&% ang disepakati .epala Daerah dan pimpinan D&>D,
!. >isalah sidang "alanna pembahasan >aperda %&'D,
d. )ota keuangan dan pidato .epala Daerah perihal penampaian pengantar nota keuangan
pada sidang D&>D.
:ika kedua ran!angan peraturan tersebut dinatakan tidak lolos e?aluasi, maka &emda
bersama D&>D harus melakukan penempurnaan. >aperda tentang %&'D dan >an!angan
&eraturan .epala Daerah tentang &en"abaran %&'D ang telah lolos dalam proses e?aluasi
segera ditetapkan oleh .epala Daerah men"adi &eraturan Daerah dan &eraturan .epala Daerah.
PEDOMAN PEN.USUNAN AP%D TAHUN ANGGARAN 2/10 )er#a*ar1an Permen#agri
Nomor 22 Ta"n 2/13
&8>%,4>%) M8),8>$ D%7%M )898>$ >8&4'7$. $)D#)8S$% )#M#> 2A
,%/4) 2013 ,8),%)9 &8D#M%) &8)D4S4)%) %)99%>%) &8)D%&%,%) D%)
'87%):% D%8>%/ ,%/4) %)99%>%) 201C untuk melaksanakan ketentuan &asal 3C aat
(2) &eraturan &emerintah )omor *+ ,ahun 200* tentang &engelolaan .euangan Daerah.
%nggaran &endapatan dan 'elan"a Daerah (%&'D) adaah ren!ana keuangan tahunan
pemerintahan daerah ang dibahas dan disetu"ui bersama oleh pemerintah daerah dan D&>D,
dan ditetapkan dengan peraturan daerah.&edoman &enusunan %&'D adalah pokok E pokok
kebi"akan sebagi petun"uk dan arah bagi pemerintah daewrah dalam penusunan, pembahasan
dan penetapan %&'D.
PEDOMAN PEN.USUNAN AP%D TAHUN ANGGARAN 2/10
%. Sinkronisasi .ebi"akan &emerintah Daerah Dengan .ebi"akan &emerintah.
>en!ana .er"a &emerintah (>.&) ,ahun 201C menetapkan bahwa tema &embangunan
)asional adalah -Memantapkan &erekonomian )asional untuk &eningkatan .ese"ahteraan
>akat ang 'erkeadilanF, dengan sasaran utama ang harus di!apai pada akhir tahun 201C
antara lain aitu5
a) &en!apaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 2,+ sampai dengan A,2 persen@
b) &enurunan angka pengangguran men"adi *,0 sampai dengan 2,0 persen@
!) &enurunan angka kemiskinan men"adi +,0 sampai dengan 10,0 persen@
d) 7a"u $nflasi C,* persen dan bertambah atau berkurang 1,0 persen.
Memperhatikan sasaran utama tersebut, ditetapkan 11 (sebelas) &rioritas )asional
dan 3 (tiga) &rioritas 7ainna ang harus disinergikan dengan prioritas pembangunan daerah,
aitu5
>eformasi birokrasi dan tata kelola@ &endidikan@ .esehatan@ &enanggulangan kemiskinan@
.etahanan pangan@ $nfrastruktur@ $klim in?estasi dan iklim usaha@ 8nergi@ 7ingkungan hidup
dan pengelolaan ben!ana@ .Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pas!a konflik@
.ebudaaan, ekonomi kreatif, dan ino?asi teknologi@ dan 3 (tiga) prioritas lainna aitu (1)
bidang politik, hukum, dan keamanan@ (2) bidang perekonomian@ dan (3) bidang
kese"ahteraan rakat.
'. &rinsip &enusunan %&'D
&enusunan %&'D ,ahun %nggaran 201C didasarkan prinsip sebagai berikut5
%. Sesuai dengan kebutuhan penelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan
urusan dan kewenanganna@
'. ,epat waktu, sesuai dengan tahapan dan "adwal ang telah ditetapkan dalam peraturan
perundang(undangan@
6. ,ransparan, untuk memudahkan masarakat mengetahui dan mendapatkan
akses informasi seluas(luasna tentang %&'D@
D. &artisipatif, dengan melibatkan masarakat@
8. Memperhatikan asas keadilan dan kepatutan@ dan
F. ,idak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan ang lebih tinggi dan peraturan
daerah lainna.
6. .ebi"akan &enusunan %&'D
.ebi"akan ang perlu mendapat perhatian pemerintah daerah dalam penusunan %&'D
,ahun %nggaran 201C terkait dengan pendapatan daerah, belan"a daerah dan pembiaaan daerah
adalah sebagai berikut5
1. &endapatan Daerah
&endapatan daerah ang dianggarkan dalam %&'D merupakan perkiraan ang
terukur se!ara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaanna.
a. &endapatan %sli Daerah (&%D)
&enganggaran pendapatan daerah ang bersumber dari &%D. Seperti5 &a"ak
Daerah dan >etribusi Daerah, &enerimaan atas "asa laanan kesehatan masarakat,
&enerimaan hasil pengelolaan dana bergulir, &enerimaan bunga atau "asa giro.
b. Dana &erimbangan
&enganggaran pendapatan daerah ang bersumber dari dana
perimbanganmemperhatikan hal(hal sebagai berikut5
1) &enganggaran Dana 'agi /asil (D'/)
2) &enganggaran Dana 'agi /asil Sumber Daa %lam (D'/(SD%), ang terdiri dari D'/(
.ehutanan, D'/(&ertambangan 4mum, D'/(&erikanan, D'/(Minak dan 9as 'umi,
D'/(&anas 'umi
3) &enganggaran Dana %lokasi 4mum (D%4) dialokasikan sesuai &eraturan &residen
mengenai Dana %lokasi 4mum Daerah &ro?insi, .abupaten, dan .ota ,ahun
%nggaran 201C.
C) &enganggaran Dana %lokasi .husus (D%.) dianggarkan sesuai &eraturan Menteri
.euangan tentang %lokasi D%. ,ahun %nggaran 201C.
!. 7ain(7ain &endapatan Daerah Dang Sah
&enganggaran pendapatan daerah ang bersumber dari 7ain(7ain &endapatan Daerah
Dang Sah, seperti5 Dana 'antuan #perasional Sekolah ('#S), Dana #tonomi .husus, Dana
.eistimewaan &emerintahan Daerah $stimewa Dogakarta (D$D), dll
2. 'elan"a Daerah
'elan"a daerah harus digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan ang men"adi
kewenangan pemerintah pro?insi dan pemerintah kabupaten3kota ang terdiri dari urusan wa"ib
dan urusan pilihan ang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang( undangan. 'elan"a
daerah terdiri dari5
a. 'elan"a ,idak 7angsung
'elan"a &egawai, 'elan"a 'unga, 'elan"a Subsidi, 'elan"a /ibah dan 'antuan Sosial,
'elan"a 'agi /asil &a"ak, 'elan"a 'antuan .euangan, dan 'elan"a ,idak ,erduga
b. 'elan"a 7angsung
&enganggaran belan"a langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan
pemerintah daerah, ang terdiri dari5
1) 'elan"a &egawai
Seperti 5 pemberian honorarium bagi &)SD dan )on &)SD
2) 'elan"a 'arang dan :asa
Seperti 5 pemberian "asa narasumber3tenaga ahli, uang untuk diberikan kepada pihak
ketiga3masarakat, belan"a barang pakai habis, untuk pengadaan barang (termasuk berupa
aset tetap) ang akan diserahkan kepada pihak ketiga3masarakat pada tahun anggaran
berkenaan, dianggarkan pada "enis belan"a barang dan "asa, belan"a per"alanan dinas,
pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau se"enisna, &enganggaran untuk
penelenggaraan kegiatan rapat,
3) 'elan"a Modal
&emerintah daerah harus mengalokasikan belan"a modal pada %&'D ,ahun %nggaran
201C sekurang(kurangna 30G (tiga puluh persen)
C) Surplus3Defisit %&'D
Surplus atau defisit %&'D adalah selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan
anggaran belan"a daerah.
3. &embiaaan Daerah
a. &enerimaan &embiaaan
Seperti 5 &enganggaran Sisa 7ebih &erhitungan %nggaran ,ahun Sebelumna
(Si7&%), anggaran penerimaan pembiaaan ang bersumber dari pen!airan dana
!adangan, &enerimaan kembali dana bergulir
b. &engeluaran &embiaaan
Seperti 5 in?estasi "angka pan"ang non permanen dalam bentuk dana bergulir, &enertaan
modal pemerintah daerah pada badan usaha milik negara3daerah dan3atau badan usaha
lainna, penertaan modal kepada bank perkreditan rakat milik pemerintah daerah, dll.
!. Sisa 7ebih &embiaaan (S$7&%) ,ahun 'er"alan
D. ,eknis &enusunan %&'D
&enetapan %&'D harus tepat waktu, aitu paling lambat tanggal 31 Desember 2013
sebagaimana diatur dalam &asal 112 aat (2) &eraturan Menteri Dalam )egeri )omor 13
,ahun 2002, sebagaimana telah diubah dengan &eraturan Menteri Dalam )egeri )omor 21
,ahun 2011. Se"alan dengan hal tersebut, pemerintah daerah harus memenuhi "adwal
proses penusunan %&'D, mulai dari penusunan dan penampaian ran!angan .4% dan
ran!angan &&%S kepada D&>D untuk dibahas dan disepakati bersama paling lambat akhir bulan
:uli 2013.
Selan"utna .4% dan &&%S ang telah disepakati bersama akan men"adi dasar bagi
pemerintah daerah untuk menusun, menampaikan dan membahas >%&'D ,ahun %nggaran
201C antara pemerintah daerah dengan D&>D sampai dengan ter!apaina persetu"uan bersama
antara kepala daerah dengan D&>D terhadap ran!angan &eraturan Daerah tentang %&'D,
paling lambat tanggal 30 )opember 2013
8. /al( /al .husus 7ainna
>uang lingkup peren!anaan pembangunan daerah meliputi tahapan, tata !ara
penusunan, pengendalian dan e?aluasi pelaksanaan ren!ana pembangunan daerah terdiri atas5
>&:&D, >&:MD, >enstra S.&D, >.&D dan >en"a S.&D.
,ahapan dan :adwal &enusunan %&'D
)# 4>%$%) =%.,4 7%M%
1 &enusunan >.&D %khir bulan Mei
2 &enampaian >an!angan .4% dan >an!angan
&&%S oleh .etua ,%&D kepada kepala daerah
Minggu 1 'ulan :uni 1 Minggu
3 &enampaian >an!angan .4% dan >an!angan
&&%S oleh kepala daerah kepada D&>D
&ertengahan 'ulan :uni 2 Minggu
C .esepakatan antara kepala daerah dan D&>D
atas >an!angan .4% dan >an!angan &&%S
%khir 'ulan :uli
* &enerbitan Surat 8daran kepala daerah perihal
&edoman penusunan >.%(S.&D dan >.%(
%wal bulan %gustus + Minggu
&&.D
2 &enusunan dan pembahasan >.%(S.&D dan
>.%(&&.D serta penusunan >an!angan &erda
tentang %&'D
%wal bulan %gustus
sampai dengan akhir
bulan September
KUA DAN PPAS
.8'$:%.%) 4M4M %&'D (.4%)
%dalah dokumen ang memuat kebi"akan bidang pendapatan, belan"a, dan pembiaaan
serta asumsi ang mendasarina untuk periode 1 (satu) tahun
.ebi"akan 4mum %&'D memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penusunan
%&'D, kebi"akan pendapatan daerah, kebi"akan belan"a daerah, kebi"akan pembiaaan daerah,
dan strategi pen!apaianna. Strategi pen!apaian memuat langkah(langkah kongkrit dalam
pen!apaian target
&rioritas dan &lafon %nggaran Sementara (&&%S)
%dalah program prioritas dan patokan batas maksimum anggaran ang diberikan kepada
S.&D untuk setiap program sebagai a!uan dalam penusunan >.%(S.&D
( Prioritas disusun berdasarkan urusan pemerintahan yang menjadi kewajiban daerah
berupa prioritas pembangunan daerah, SP! yang melaksanakan dan
program"kegiatan yang terkait#
( Prioritas disusun berdasarkan rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan#
( Prioritas belanja diuraikan menurut prioritas pembangunan daerah, sasaran, SP!
yang melaksanakan#
( Plafon anggaran sementara diuraikan berdasarkan urusan dan SP!, program dan
kegiatan, belanja tidak langsung $belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan
sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga%#
Ren4ana Ker'a #an Anggaran Sat"an Ker'a Perang1at Daera (RKA SKPD)
%dalah dokumen peren!anaan dan penganggaran ang berisi ren!ana pendapatan,ren!ana
belan"a (belan"a tidak langsung dan belan"a langsung) program dan kegiatan S.&D sebagaidasar
penusunan >%&'D. >.%(S.&D memuat ren!ana pendapatan, belan"a untuk masing(masing
program dan kegiatan menurut fungsi untuk tahun ang diren!anakan, dirin!i sampai dengan
rin!ian ob"ek pendapatan dan belan"a, serta prakiraan ma"u untuk tahun berikutna.
Ren4ana Ker'a #an Anggaran Pe'a)at Penge&o&a Ke"angan Daera (RKA PPKD)
%dalah >en!ana ker"a dan anggaran badan3dinas3biro keuangan3bagian keuangan selaku
'endahara 4mum Daerah
a. >.%(S.&D memuat ren!ana pendapatan, belan"a dan pembiaaan ang diren!anakan,
dirin!i sampai dengan rin!ian ob"ek pendapatan, belan"a, dan pembiaaan.
b. 4ntuk pendapatan, memuat dana perimbangan dan lain(lain pendapatan daerah ang sah@
!. 4ntuk belan"a, memuat belan"a bunga, hibah, bantuan keuangan, bantuan sosial, belan"a
tak terduga@
d. &embiaaan, meliputi penerimaan pembiaaan dan pengeluaran pembiaaan
%e)era$a Perma*a&aan Um"m #a&am Peren4anaan AP%D
1. %nggaran pendapatan !enderung ditetapkan lebih rendah.
'ila usulan belan"a !enderung dimark(up, sebalikna usulan pendapatan3penerimaan !enderung
dimark(down@ ditetapkan lebih rendah dari target sebenarna.
2. &ertanggung"awaban kiner"a kegiatan masih tetap !enderung fokus pada pelaporan
penggunaan dana.
/al ini ter"adi terutama karena belum "elasna aturan dan mekanisme pertanggung"awaban
kiner"a kegiatan. &ertanggung"awaban kiner"a merupakan kun!i dari sistem penganggaran
berbasis kiner"a.
3. >ele?ansi &rogram 3 .egiatan5 kurang responsif dengan permasalahan dan 3 atau kurang
rele?an dengan peluang ang dihadapi.
&eningkatan rele?ansi dan responsifitas program adalah agenda utama peren!anaan. >ele?ansi
dan responsifitas akan sangat menentukan kemampuan daerah dalam mewu"udkan
kewa"ibanna.
C. =aktu penusunan ang molor.
Setiap tahun di"umpai daerah ang lamban dalam menusun anggaran keuanganna.
*. &ersoalan anggaran ang tekor atau defisit anggaran.
Defisit anggaran ter"adi karena anggaran pendapatan pemerintah tidak mampu menutup anggaran
belan"ana.
2. .urang berpihak na anggaran pemerintah kepada publik terutama pendanaan untuk
kese"ahteraan rakat.
2! %ant"an So*ia&
'antuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang3barang dari &emerintah Daerah
kepada indi?idu, keluarga, kelompok dan3atau masarakat ang sifatna tidak se!ara terus
menerus dan selektif ang bertu"uan untuk melindungi dari kemungkinan ter"adina resiko
so!ial. 'antuan sosial dapat diberikan dalam bentuk uang atau barang kepada anggota3kelompok
masarakat. &emberian bantuan sosial disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan
dilakukan se!ara selektif serta setelah memprioritaskan pemenuhan belan"a urusan wa"ib ang
ditetapkan dalam &eraturan &erundang(4ndangan
&emberian bantuan sosial ditu"ukan untuk menun"ang pen!apaian sasaran program dan
kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan
manfaat untuk masarakat. 'antuan sosial kepada anggota3kelompok masarakat sebagaimana
dimaksud meliputi 5
$. $ndi?idu, keluarga dan3atau masarakat ang mengalami keadaan ang tidak stabil
sebagai akibat dari krisis sosial, ekonomi, politik, ben!ana atau fenomena alam agar
dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum, dan
$$. 7embaga non pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan, dan bidang lain ang
berperan untuk melindungi indi?idu, kelompok, dan3masarakat dari kemungkinan
ter"adina resiko sosial.
'antuan sosial bersifat bantuan ang tidak mengikat dan tidak wa"ib serta harus
digunakan sesuai dengan proposal ang telah disetu"ui. 'antuan sosial bersifat sementara dan
tidak terus menerus, ke!uali dalam keadaan tertentu dapat berkelan"utan 'antuan sosial
sebagaimana dimaksud diartikan bahwa pemberian bantuan sosial tidak wa"ib dan tidak harus
diberikan setiap tahun anggaran. 'antuan sosial dalam keadaan tertentu dapat berkelan"utan
sebagaimana dimaksud diartikan bahwa belan"a bantuan sosial dapat diberikan untuk
mempertahankan taraf kese"ahteraan sosial dan3atau mengembangkan kemandirian serta untuk
men"aga kiner"a sosial ang telah ter!apai agar tidak menurun kembali.
.riteria &emberian 'antuan Sosial
&emberian bantuan sosial memenuhi kriteria paling sedikit 5
a. Selektif@ bahwa bantuan sosial hana diberikan kepada !alon penerima ang ditu"ukan untuk
melindungi dari kemungkinan resiko sosial.
b.Memenuhi persaratan penerima bantuan@ Memiliki identitas ang "elas
!.'ersifat sementara dan tidak menerus, ke!uali dalam keadaan tertentu dapat berkelan"utan@
bahwa pemberian bantuan sosial tidak wa"ib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran.
d.Sesuai tu"uan penggunaan.
TER+ADIN.A KETERLAM%ATAN
DALAM PENETAPAN 5 PEN.USUNAN RAP%D TA 2/10
STUDI KASUS PEMPROV SUM%AR
Latar %e&a1ang
>eformasi ang ter"adi di $ndonesia hal itu menandakan pula bahwa pelaksanaan otonomi
dalam penelenggaraan pemerintah "uga telah lama dilakukan. %dana otonomi men"adi salah
satu bentuk perubahan dari adana reformasi dalam bidang pemerintahan. &ada saat ini,
anggaran pemerintah daerah ang tertuang dalam %&'D disusun se!ara mandiri oleh pemerintah
daerah untuk men"adi dasar dalam penelenggaraan pemerintah di wilaahna masing(masing.
Menurut 44 333200C tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, %&'D adalah ren!ana keuangan ang dibuat pemerintah daerah se!ara
tahunan melalui pembahasan dan persetu"uan antara D&>D dan pemerintah daerah dan
kemudian disahkan dalam peraturan daerah. &enusunan %&'D oleh setiap daerah di $ndonesia
men"adi wu"ud penelenggaraan otonomi ang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah
melalui penusunan anggaran. %&'D setiap tahunna disusun oleh pemerintah daerah dan untuk
mendukung penusunan %&'D pemerintah pusat menerbitkan peraturan ang men"adi landasan
dalam menusun %&'D.
Salah satu aturanna ang diterbitkan tersebut adalah &ermendagri 1332002 tentang
pedoman pengelolaan keuangan daerah. 'erdasarkan aturan tersebut telah diuraikan "adwal
dalam menusun %&'D ang berlaku bagi seluruh pemerintah daerah di $ndonesia. )amun,
adana aturan ang berisikan "adwal tersebut belumlah mampu untuk mengatasi fenomena ang
ang ter"adi dalam penusunan %&'D di $ndonesia. Fenomena tersebut turut memberi perhatian
karena fenomena ini ter"adi di sebagian besar wilaah $ndonesia. Fenomena tersebut adalah
ter"adina keterlambatan dalam penetapan dan penusunan >%&'D.
.eterlambatan dalam penetapan dan penusunan >%&'D ini telah ter"adi dalam kurun
waktu ang lama, bahkan pada masa reformasi banak pemerintah daerah ang masih terlambat
dalam penetapan dan penusunan >%&'D. %&'D ang mengalami keterlambatan dalam
penetapan dan penusunan tersebut merupakan %&'D ang terlambat ditetapkan atau disahkan
oleh pemerintah daerah bersama D&>D sebelum atau saat 31 Desember.
.eterlambatan penetapan dan penusunan >%&'D telah melanda sebagian besar wilaah
di $ndonesia dan hal itu telah berlangsung pada kurun waktu ang lama bahkan hingga saat ini.
.eterlambatan penetapan dan penusunan >%&'D ter"adi pada &ro?insi Sumatera 'arat pada
tahun ini dan terdapat enam belas &ro?insi lainna, ang "uga belum menetapkan dan menusun
>%&'D untuk ,ahun 201C. 'eberapa diantarana &ro?insi 'engkulu, &ro?insi :ambi dan lain(
lainna.
.eterlambatan penetapan dan penusunan >%&'D dapat memberikan dampak negatif.
Dampak ang ditimbulkan dari keterlambatan dalam penetapan %&'D adalah terlambatna
pelaksanaan program pemerintah daerah ang umumna sebagian besar pendanaan program
tersebut berasal dari %&'D. &rogram ang terlambat dilaksanakan dapat berpengaruh pada
pelaanan publik terhadap masarakat. Dan "uga berpengaruh terhadap perekonomian daerah
aitu aliran dana dari sektor pemerintah akan terhambat dan memberikan pengaruh pada aliran
uang atau transaksi di daerah dan pada akhirna perekonomian daerah turut merasakan dampak
dengan adana kelesuan ekonomi.
%&'D ang terlambat disahkan oleh pemerintah daerah dan D&>D dapat pula memberi
peluang mun!ulna korupsi, sebagaimana dinatakan (.&.,200+). &eluang korupsi tersebut
dapat mun!ul dikarenakan adana usaha untuk mengalihkan dana ang tersisa dari pelaksanaan
program %&'D ke dalam rekening pribadi. Dana ang tersisa berasal dari dana sisa anggaran
program ang tidak selesai dilakukan karena terlambat dalam pelaksanaan proses awal.
&engalihan dana ke rekening pribadi tersebut membuka peluang ter"adi penelewengan dana
%&'D untuk kepentingan pribadi sehingga ter"adilah korupsi. &ada akhirna dampak ang
mun!ul dari keterlambatan penusunan %&'D tersebut merugikan masarakat.
'erdasarkan uraian di atas saa tertarik membahas permasalahan ini karena
keterlambatan dalam penetapan penusunan %&'D telah men"adi salah satu fenomena ang
ter"adi di sebagian besar wilaah pemerintah daerah $ndonesia dan hingga saat ini fenomena
tersebut terus ter"adi setiap tahunna dan dampak ang timbulkan dari adana keterlambatan
%&'D dapat pada akhirna merugikan masarakat selaku penerima laanan publik dan hal ini
bertentangan dengan tu"uan pemerintah ang selalu berusaha untuk memberikan pelaanan
terbaik bagi masarakat.
Pem)aa*an
%nggaran &endapatan dan 'elan"a Daerah (%&'D) 201C ditetapkan paling lambat 30
)o?ember 2013, sebagaimana diatur &ermendagri )omor 2A ,ahun 2013 tentang &edoman
&enusunan %&'D ,ahun %nggaran 201C!
Pen,e)a) Ter'a#in,a Keter&am)atan Peneta$an #an Pen,"*"nan AP%D Pa#a Pem$ro6
S"matera %arat
&enebab ter"adina keterlambatan penetapan dan penusunan %&'D 5
a. /ubungan antara 8ksekutif dan 7egislatif
/ubungan antara eksekutif dan legislatif dalam penetapatan dan penusunan >%&'D
tidak ber"alan dengan baik karena adana komunikasi antara eksekutif < legislatif tidak efektif,
kesen"angan informasi, koordinasi belum baik dan belum mampu beker"a sama, kurang keuletan
dalam beker"a dan kurang memahami tanggung"awab masing(masing ang dapat berpengaruh
buruk pada penusunan %&'D.
b. =aktu penusunan ang molor
Setiap tahun di"umpai daerah ang lamban dalam menusun anggaran keuanganna.
4ntuk %&'D ,ahun 201C baru ditetapkan 13 daerah di Sumbar. 'eberapa daerah ang telah
selesai di antarana, >%&'D 'ukittinggi diterima 1* )o?ember, pada 22 )o?ember hasil
e?aluasi gubernur selesai. .abupaten Solok menerahkan persetu"uan %&'D 201C pada 1B
)o?ember, tanggal * Desember tuntas die?aluasi gubernur. Sedangkan &asaman 'arat me(
nerahkan persetu"uan %&'D pada 22 )o?ember, tanggal 12 Desember tuntas die?aluasi
gubernur.
Sementara .abupaten %gam diserahkan 12 Desember 2013, .ota Solok dan ,anahdatar
pada 1A Desember dan terakhir &adangpan"ang pada 1+ Desember. 4ntuk empat daerah itu,
masih dalam tahap e?aluasi gubernur. Sedangkan enam daerah, &adang, Solok Selatan,
Mentawai, Dharmasraa, 7imapuluh .ota dan &ariaman belum menetapkan >%&'D.
!. &embahasan dana hibah dan bantuan sosial (bansos).
%dana &olemik dana bansos dan hibah &emerintah &ro?insi (&empro?) Sumatera 'arat
(Sumbar) ,ahun 2013 berlarut(larut. /ingga saat ini belum ada titik temu antara eksekutif dan
legislati?e sehingga ter"adi keterlambatan dalam penetapan dan penusunan >%&'D. &ersoalan
pembahasan dana hibah dan bantuan sosial (bansos). D&>D Sumbar bersikeras &empro? Sumbar
harus menga"ukanna by name by addres. )amun di sisi lain, &empro? Sumbar belum
sepenuhna menanggupina.
d. .epentingan &olitik di lembaga legislatif
.arena dalam %&'D ,ahun 201C ini akan diimplementasikan sebagai tahun politik.
.eterlambatan penetapan ini bisa sa"a terkait dengan isu kepentingan &emilu 201C. Sebuah
agenda besar (&emilu) ang menangkut masa depan bangsa ("uga masa depan beberapa gelintir
elit) akan dihelat, dan tentuna akan banak menguras energi bangsa ini baik dari sisi sosial,
budaa, financial dan lain(lain.
Dam$a1 Ter'a#in,a Keter&am)atan Peneta$an #an Pen,"*"nan AP%D
.eterlambatan penetapan dan penusunan >%&'D pada &ro?insi Sumatera barat dapat
memberikan dampak negatif. Dampak ang ditimbulkan dari keterlambatan dalam penetapan
%&'D adalah keterlambatan %&'D berdampak terhadap tergangguna program pembangunan di
daerah, akan banak program dan kegiatan ang terlambat dilaksanakan. Dampak lainna,
serapan anggaran rendah, dapat membuat perekonomian melambat, dan pelaanan publik
men"adi terabaikan
.eterlambatan penetapan %&'D "elas akan memberikan dampak negatif dalam
pengelolaan keuangan daerah. %ntara lain berkaitan pada tertundana penaluran dana
perimbangan, akni D%4 sebesar 22 persen dan adana pemotongan D%4 .Disebutkan dalam
&eraturan Menkeu )omor C2 ,ahun 2002 tentang ,ata 6ara &enampian $nformasi .euangan
Daerah, paling lambat 31 :anuari, %&'D sudah harus ditetapkan baru D%4 bisa di!airkan.
Menurut &engamat ekonomi, Safri0al 6han mengatakan, molorna penetapan %&'D
berdampak pada molorna pemenuhan hak dasar masarakat. &adahal, sumber utama mesin
ekonomi daerah bersumber dari %&'D. -&utaran uang %&'D merupakan stimulus fiskal untuk
menggerakkan ekonomi masarakat Sumbar.
Penga$"*an %ant"an So*ia& #an Hi)a Pemerinta Pro6in*i (Pem$ro6) S"matera %arat
(S"m)ar)
&olemik dana bansos dan hibah &emerintah &ro?insi (&empro?) Sumatera 'arat (Sumbar)
,ahun 2013 berlarut(larut. /ingga saat ini belum ada titik temu antara eksekutif dan legislatif.
Dampakna, tahun 201C dana bansos dan hibah tak lagi dianggarkan di %&'D Sumbar sehingga
banak pihak ang dirugikan seperti pengurus mas"id, musala, ma"elis taklim, pengurus &%4D,
kelompok tani, mahasiswa, pela"ar, maupun lembaga kemasarakatan lainna ang berbentuk
aasan.
Menurut anggota D&>D Sumbar, /M )urnas, tidak dianggarkanna bansos dan hibah
"uga disebabkan oleh persaratan ?erifikasi faktual ang harus dilakukan. ;erifikasi faktual itu
belum dapat dilakukan oleh pemerintah daerah karena "umlah penerima bansos dan hibah ang
!ukup banak dan anggaran untuk mem?erifikasi tidak ada serta waktu pembahasan %&'D ang
sangat singkat.
.ekuatan politik di D&>D Sumbar pun meminta dan mendesak supaa bansos dan hibah
ang diusulkan D&>D Sumbar "uga diakomodir di dalam .4% &&%S dan >%&'D Sumbar 201C.
.4% &&%S atau >(%&'D Sumbar ,ahun 201C pun terlambat dibahas, karena polemik
kepentingan bansos dan hibah tahun politik antara 9ubernur dan kekuatan politik di D&>D
Sumbar kembali mun!ul.
.ekuatan politik di D&>D Sumbar menilai bansos dan hibah ang dianggarkan di >(
%&'D dominan untuk kepentingan politik 9ubernur dan parpolna. )amun &empro? Sumbar
keberatan memasukan usulan tersebut, dengan alasan anggaran ang diusulkan mesti sesuai
dengan >en!ana &embangunan :angka Menengah Daerah (>&:MD). 4"ung dari polemik itu,
ternata 'ansos dan /ibah, tidak lagi dianggarkan di dalam .4% &&%S 201C
So&"*i ata" Saran #ari Ter'a#in,a Keter&am)atan Peneta$an #an Pen,"*"nan AP%D
So&"*i ata" Saran ,ang #a$at #i)eri1an a#a&a *e)agai )eri1"t7
1. Dalam penusunan %&'D harus ter!ipta hubungan baik dan harmonis se!ara meneluruh
antara eksekutif dan legislatif karena dalam penusunan %&'D kedua pihak tersebut berperan
dan menun"ukkan kesepakatan maupun ker"a sama untuk men!apai tu"uan ang diharapkan
aitu mendorong penusunan %&'D ang efektif dan efisien. .edua belah pihak tersebut
harus menadari tupoksi masing(masing dan memahami tu"uan dari penusunan %&'D bagi
pelaksanaan pemerintahan dan setiap unsur ang terlibat haruslah berkomitmen untuk
memberikan ang terbaik dalam penusunan %&'D.
2. &ada penusunan %&'D pihak(pihak ang terlibat hendakna memiliki komitmen ang tinggi
untuk melaksanakan penusunan %&'D se!ara tepat waktu serta melaksanakan anggaran ang
telah ditetapkan dengan efektif dan efisien. %dana komitmen memberikan gambaran bagi
pihak ang terlibat dalam penusunan %&'D untuk mengetahui se!ara "elas ?isi, misi, tu"uan,
dan sasaran ang ingin di!apai dalam penusunan %&'D.
3. Selain itu, melalui komitmen dapat men!iptakan moti?asi dan kemauan bagi pihak penusun
%&'D untuk menelenggarakan tahapan penusunan %&'D ang lebih baik, efektif, efisien,
dan sesuai dengan peraturan ang berlaku. Dan semua pihak agar mengesampingkan
kepentingan pribadi dan kelompok dalam pembahasan %&'D, sehingga tidak ter"adi lagi tarik
ulur pembahasan dan penetapan %&'D.
C. &empro? Sumbar maupun D&>D Sumbar harus tunduk terhadap peraturan dalam menga"ukan
dana hibah dan bansos ini. Sebab sesuai ketentuan &eraturan Menteri Dalam )egeri (&er(
mendagri) )omor 32 ,ahun 2011 tentang &edoman &emberian /ibah dan 'ansos, "elas
disebutkan bahwa pemberian hibah dan bansos mesti "elas peruntukanna, by name, by
address ("elas penerima dan alamatna).
*. Disarankan memakai >en!ana %nggaran &endapatan 'elan"a Daerah tahun lalu

Anda mungkin juga menyukai