Anda di halaman 1dari 23

FRAKTUR

I. Konsep Dasar Medik


A. Anatomi dan Fisiologi Tulang
1. Pengertian Tulang
Tulang terdiri dari materi intra sel, baik berupa sel yang hidup ataupun sel
yang tidak hidup. Bahan-bahan tersebut berasal dari embriohialin tulang
rawan melalui osteogenesis kemudian menjadi tulang, proses ini oleh sel-sel
yang disebut osteoblas. Kualitas kerasnya tulang merupakan hasil deposit
kalsium.
2. Fungsi Tulang
a. Membentuk rangka badan.
b. Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot.
c. Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-
alat dalam, seperti otak, sum-sum tulang belakang, jantung, dan paru-
paru.
d. Sebagai tempat deposit kalsium, fosfor, magnesium, dan garam.
e. Sebagai organ yang mempunyai fungsi tambahan lain yaitu sebagai
jaringan hemopoietik untuk memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel
darah putih dan trombosit.
3. Klasifikasi Tulang erdasarkan entukn!a
a. Tulang panjang femur, homerus, dan tibia!.
b. Tulang pendek carpals!.
c. Tulang ceper tulang tengkorak!.
d. Tulang yang tidak beraturan " #ertebrae sama dengan tulang pendek!.
e. Tulang sesamoid.
Tulang kecil terpendek sekitar tulang persendian dan didukung oleh
tendon dan jaringan fasial. Misalnya patella.
$
". #truktur Tulang Pan$ang
Tulang panjang mempunyai % bagian yaitu &
a. 'iafisis(batang
Bagian tengah tulang yang berbentuk silinder, bagian ini tersusun dari
bagian kortikal yang memiliki kekuatan yang besar, disusun oleh tulang
trabekuler atau tulang spongiosa yang mengandung sum-sum merah.
b. Metafisis
Metafisis menopang sendi dan menyediakan daerah yang cukup luas
untuk perlengketan tendon dan ligamen pada epifisis.
c. )pifisis
*etaknya dekat sendi tulang panjang bersatu dengan metafisis sehingga
pertumbuhan memanjang tulang berhenti.
Tulang tersusun dari % jenis sel yaitu &
a. +steoblas
+steoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe , dan
proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu
proses yang disebut osfiksasi.
b. +steosit
Sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran
kimiawi melalui tulang yang padat.
c. +steoklas
Sel-sel besar berinti yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat
diabsorpsi, osteoklas ini mengikis tulang.
. Pengertian Fraktur
1. -raktur & .ilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang
rawan epifisik, baik yang bersifat total maupun yang
parsial.
2. -raktur & Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang
rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa.
3. -raktur & /atah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik.
0
". -raktur & Terputusnya kontinuitas tulang dan tulang rawan.
%. Pen!e&a& Fraktur
1. -raktur terjadi ketika tekanan traumatic dan strees! yang menimpa tulang
lebih besar daripada daya tahan tulang, seperti benturan dan cedera.
2. -raktur terjadi karena tulang yang sakit, ini dinamakan fraktur patologi yaitu
kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis.
-raktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung pada tulang. Kecelakaan
karena berkendaraan dan jatuh merupakan mekanisme utama cedera. /enyakit
tulang misalnya osteoporosis atau metastatis tulang karena kanker dapat
melemahkan struktur tulang dan terjadi fraktur. -raktur dapat terjadi secara
langsung atau tidak langsung dan dipengaruhi oleh faktor biologis dan perilaku.
Tekanan langsung menyebabkan gerakan objek bersentuhan dengan tulang, tidak
langsung disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat pada tulang
D. Patofisiologi
1mumnya fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan,
terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan. -raktur terjadi jika tulang
dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. Meskipun tulang
patah, jaringan sekitarnya juga akan terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan
lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, ruftur tendon, kerusakan
saraf dan kerusakan pembuluh darah. +rgan tubuh dapat mengalami cedera
akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur atau akibat fragmen tulang.
Trauma penyebab fraktur dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung. Trauma langsung bilamana fraktur terjadi didaerah yang mengalami
tekanan langsung, fraktur yang ditimbulkan dapat bersifat komunitif dan
jaringan lunak disekitarnya mengalami kerusakan. Sedangkan trauma tidak
langsung bilamana trauma dihantarkan dari daerah yang lebih jauh dari fraktur
dan biasanya jaringan lunak disekitarnya masih utuh.
Tulang dikatakan fraktur atau patah bila terdapat interupsi dari
kontinuitas jaringan tulang, biasanya fraktur disertai cedera jaringan di
seputarnya yaitu ligamen, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan. Trauma
ini terjadi pada patah tulang dapat menyebabkan fraktur yang akan
%
mengakibatkan seseorang memiliki keterbatasan gerak, ketidakseimbangan dan
nyeri pergerakan. 2aringan lunak yang terdapat di sekitar fraktur & seperti
pembuluh darah syaraf dan otot serta organ lain yang berdekatan dapat dirusak
pada waktu orang lain ataupun karena mencuatnya tulang yang patah.
3pabila kulit sampai robek, hal ini akan menyebabkan potensial infeksi.
Tulang memiliki sangat banyak pembuluh darah, akibat dari fraktur yang keluar
dari pembuluh darah ke dalam jaringan lunak atau pada luka yang terbuka. *uka
dan keluarnya darah tersebut dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.
'. Pem&agian Fraktur
Klasifikasi fraktur!
1. Berdasarkan hubungan dengan dunia luar.
a. 4losed frakture fraktur tertutup!.
-raktur yang tidak menyebabkan luka terbuka pada kulit.
b. 4ompound fracture fraktur terbuka!.
3danya hubungan antara fragmen tulang yang patah dengan dunia luar.
2. Berdasarkan jenisnya
a. -raktur komplit &
5aris fraktur mengenai seluruh korteks tulang.
b. -raktur tidak komplit &
5aris fraktur tidak mengenai seluruh korteks.
3. Berdasarkan garis fraktur
a. -raktur trans#ersal
5aris fraktur memotong secara trans#ersal sumbu longitudinal.
b. -raktur obli6
5aris fraktur memotong secara miring sumbu longitudinal.
c. -raktur spiral
5aris fraktur berbentuk spiral.
d. -raktur butterfly
Bagian tengah dari fragmen tulang tajam dan melebar ke samping.
e. -raktur impacted kompresi!
Kerusakan tulang disebabkan oleh gaya tekanan searah sumbu tulang.
7
f. -raktur a#ulsi
*epasnya fragmen tulang akibat tarikan yang kuat dari ligamen.
". Berdasarkan garis patah.
a. -raktur kominutif
-ragmen fraktur lebih dari dua.
b. -raktur segmental
/ada satu korpus tulang terdapat beberapa fragmen fraktur yang besar.
c. -raktur multiple
Terdapat 0 atau lebih fraktur pada tulang yang berbeda.
F. Klasifikasi Fraktur Ter&uka menurut (ustilo) Merko* dan Templemen
+1,,-. /
1. 5rade ,
- /anjang luka 8 $ cm
- Biasanya berupa tusukan dari dalam kulit menembus
keluar
- Kerusakan jaringan lunak sedikit
- -raktur biasanya berupa fraktur simple, tran#ersal, oblik
pendek atau sedikit komunitif
2. 5rade ,,
- *aserasi kulit 9 $ cm
- Tidak ada kerusakan jaringan yang hebat atau a#ulse kulit
- Kerusakan jaringan sedang
- Sedikit kontaminasi dari fraktur
3. 5rade ,,,
- Kerusakan jaringan lunak hebat
- Kontaminasi hebat
- 'ibagi menjadi % subtipe &
,,, 3
- 2aringan lunak cukup untuk menutup fraktur
- -raktur barsifat segmental atau komunitif hebat
:
,,, B
- Trauma hebat dengan kerusakan dan kehilangan jaringan,
pendorongan periosteum, tulang terbuka, kontaminasi hebat
- -raktur bersifat komunitif hebat
,,, 4
- -raktur terbuka yang disertai kerusakan arteri dan saraf
tanpa memperhatikan tingkat kerusakan jaringan lunak.
(. Manifestasi Klinik
1. 'eformitas.
2. Bengkak atau penumpukan cairan(daerah karena kerusakan pembuluh darah.
3. Spasme otot karena kontraksi in#olunter di sekitar fraktur.
". ;yeri, karena kerusakan jaringan dan perubahan fraktur yang meningkat
karena penekanan sisi-sisi fraktur dan pergerakan bagian fraktur.
0. Kurangnya sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan saraf, di mana
saraf ini dapat terjepit atau terputus oleh fragmen tulang.
1. .ilangnya atau berkurangnya fungsi normal karena ketidakstabilan tulang,
nyeri atau spasme otot.
2. /ergerakan abnormal menurunnya rentang gerak!.
3. Krepitasi yang dapat dirasakan atau didengar bila fraktur digerakkan.
,. .asil foto rontgen yang abnormal.
1-. Shock yang dapat disebabkan karena kehilangan darah dan rasa nyeri yang
hebat.
4. Proses Pen!em&u5an Tulang
/roses penyembuhan tulang pada fraktur terbagi atas 7 bagian tulang &
1. /enyembuhan fraktur pada tulang kortikal terdiri dari : fase, yaitu &
a. -ase hematoma
3pabila terjadi fraktur, maka pembuluh darah kecil yang melewati
kanalikuli dalam sistem .a#ersian mengalami robekan pada daerah
fraktur dan akan membentuk hematoma di antara kedua sisi fraktur.
b. -ase proliferasi seluler sub periosteal dan endosteal.
<
Terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksi.
/enyembuhan-penyembuhan fraktur sekitar terjadi karena adanya sel-sel
osteogenik yang berfroliferasi dari periosteum untuk membentuk kalus
eksterna serta pada daerah endosteum membentuk kalus interna sebagai
akti#itas seluler dalam kanalis modularis.
c. -ase pembentukan kalus fase union secara klinis!.
Setelah pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari setiap
fragmen sel dasar yang berasal dari osteoblas dan kemudian pada
kondroblas membentuk tulang rawan. Tempat osteoblas diduduki oleh
matriks interseluler kolagen dan perlekatan polisakarida oleh garam-
garam kalsium membentuk suatu tulang yang imatur. Bentuk tulang ini
disebut sebagai wo#en bone. /ada pemeriksaan radiologis kalus sudah
terlihat dan merupakan indikasi radiologik pertama terjadinya
penyembuhan fraktur.
d. -ase konsolidasi fase union secara radiologi!.
=o#en bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-perlahan
diubah menjadi tulang yang lebih matang oleh akti#itas osteoblas yang
menjadi struktur lamelar dan kelebihan kalus akan diresorpsi secara
bertahap.
e. -ase remodeling
Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru membentuk
bagian yang menyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis
medularis. /ada fase remodeling ini, perlahan-lahan terjadi resorbsi
secara osteoklastik dan tetap terjadi proses osteoblastik pada tulang dan
kalus eksterna secara perlahan-lahan menghilang. Kalus intermediat
berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi sistem .a#ersian dan
kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk membentuk
ruang sum-sum.
2. /enyembuhan fraktur pada tulang spongiosa.
/enyembuhan terutama oleh akti#itas endosteum dalam trabekula. Bila
#askularisasi(kontak baik, maka penyembuhannya cepat.
3. /enyembuhan fraktur pada lempeng epifisis.
>
-raktur epifisis sangat cepat penyembuhannya, oleh karena epifisis aktif
dalam pembentukan tulang.
". /enyembuhan fraktur pada tulang rawan sendi
/enyembuhan sulit #askularisasi kurang(tidak ada!. Bila ada celah fraktur
akan diisi oleh jaringan ikat. /enyembuhan kembali menjadi tulang rawan
hialin dimungkinkan bila dilakukan reposisi anatomis dan fiksasi interna
khusus dengan 4/M Continous Passive Movement!.
I. Faktor !ang erpengaru5 dalam Ke6epatan Pen!em&u5an Fraktur
a. 1mur penderita.
b. *okalisasi dan konfigurasi fraktur.
c. /ergeseran awal fraktur.
d. ?askularisasi pada kedua fragmen.
e. @eduksi serta imobilisasi.
f. =aktu imobilisasi.
g. @uangan di antara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lunak!.
h. 3danya infeksi.
i. 4airan sino#ia.
j. 5erakan aktif dan pasif anggota gerak.
7. Penatalaksanaan Fraktur
Aang harus diperhatikan pada waktu mengenal fraktur adalah &
1. @ecognisi(pengenalan
'i mana riwayat kecelakaannya atau riwayat terjadi fraktur harus jelas.
2. @eduksi(manipulasi
1saha untuk manipulasi fragmen yang patah sedapat mungkin dapat kembali
seperti letak asalnya.
3. @etensi(memperhatikan reduksi
Merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk menahan fragmen
". Traksi
Suatu proses yang menggunakan kekuatan tarikan pada bagian tubuh dengan
memakai katrol dan tahanan beban untuk menyokong tulang.
B
0. 5ips
Suatu teknik untuk mengimobilisasi bagian tubuh tertentu dalam bentuk
tertentu dengan mempergunakan alat tertentu.
1. +peration(pembedahan
Saat ini metode yang paling menguntungkan, mungkin dengan pembedahan.
Metode ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. 'engan tindakan
operasi tersebut, maka fraktur akan direposisi kedudukan normal, sesudah itu
direduksi dengan menggunakan orthopedi yang sesuai.
K. Komplikasi Fraktur
Komplikasi awal pada fraktur adalah syok yang bisa berakibat fatal dalam
beberapa jam setelah cedera, emboli lemak yang dapat terjadi dalam 7B jam atau
lebih, sindroma kompartemen yang berakibat kehilangan fungsi ekstremitas
permanent jika tidak ditangani segera. Selain itu infeksi, tromboemboli emboli
paru! yang dapat berakibat kematian dalam beberapa minggu setelah cedera dan
koagulopati intra#askuler diseminata K,'!. Meskipun kebanyakan yang
menderita patah tulang setahap demi setahap akan mengalami proses
penyembuhan tetapi ada juga yang menderita ketidakmampuan fisik akibat
komplikasi seperti &
1. Mal union
Keadaan di mana fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat
deformitas yang berbentuk angulasi, #arus(#algus, rotasi, kependekan.
2. 'elayed union
-raktur yang tidak sembuh setelah selang waktu %C: bulan tiga bulan untuk
anggota gerak atas dan lima bulan untuk anggota gerak bawah!.
3. ;on union
3pabila fraktur tidak menyembuh antaran <CB bulan dan tidak didapatkan
konsolidasi sehingga terdapat pseudoartritis sendi palsu!.
II. Konsep Dasar Asu5an Kepera*atan.
/ada asuhan keperawatan ini dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. /roses keperawatan adalah suatu proses pemecahan
D
masalah yang dinamis dalam usaha memperbaiki dan memelihara pasien sampai
optimal melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk membantu pasien.
/roses keperawatan terdiri dari : tahap yaitu &
1. Pengka$ian
/engkajian merupakan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisanya sehingga diketahui kebutuhan pasien tersebut. .asil analisis
data merupakan pernyataan masalah keperawatan atau yang disebut diagnosa
keperawatan. 'alam pengkajian data perlu dikaji pada pasien yang patah tulang
sebagai berikut &
a. /engumpulan data.
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menggali data dari berbagai
sumber yang mendukung dan mempengaruhi timbulnya masalah. Sumber
data tersebut berasal dari klien, keluarga, perawat, dan tim kesehatan lainnya.
Status serta pemeriksaan laboratorium dan radiology.
'ata yang dikumpulkan &
$.! ,dentitas pasien & nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku(bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat.
0.! ,dentitas penanggung & nama, alamat, status perkawinan, agama,
pendidikan, pekerjaan, umur, jenis kelamin, suku(bangsa, alamat,
hubungan keluarga.
%.! @iwayat kesehatan antara lain &
a.! Keluhan utama & nyeri
b.! @iwayat keluhan utama & pada riwayat keluhan utama akan nampak
apa yang dirasakan klien saat itu seperti nyeri tungkai sebelah kanan
akibat fraktur. Sifat nyeri, lokasi, dan penyebaran, hal-hal yang
meringankan(memperberat. Keluhan lain yang menyertai & demam,
kelemahan, nyeri dada dan batuk, konstipasi.
c.! @iwayat keluhan masa lalu akan memberikan informasi tentang
kesehatan atau penyakit masa lalu yang pernah diderita.
7.! /emeriksaan fisik
$E
/emeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi, terhadap berbagai sistem tubuh, maka akan ditemukan hal-
hal sebagai berikut
a.! Keadaan umum &
/ada klien dengan imobilisasi dengan fraktur femur perlu dilihat
dalam hal keadaan umumnya meliputi & penampilan, postur tubuh,
kesadaran, dan gaya bicara, karena klien yang diimobilisasi biasanya
akan mengalami kelemahan, kebersihan diri kurang, bentuk tubuh
kurus akibat adanya penurunan BB, tapi gaya bicaranya masih
normal, kesadarannya komposmentis.
b.! Sistem pernafasan
,mmobilisasi pasien dengan fraktur berpengaruh pada pengembangan
paru dan imobilisasi sekret pada jalan nafas.
Kurangnya pergerakan, kurang rangsang batuk kurang dalam
#entilasi menyebabkan lendir akan berkumpul pada bronchus dan
broncheolus menyebabkan tachipnea.
c.! Sistem kardio#askuler
Mulai dikaji dari warna konjungti#a, warna bibir ada tidaknya
peningkatan tekanan #ena jugularis dengan auskultasi dapat dikaji
bunyi jantung. /ada daerah dada dan pengukuran tekanan darah
dengan palpasi dapat dihitung frekuensi denyut nadi. .ipertensi
kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri(ansietas!,
hipotensi kehilangan darah!. ;adi disertai tidak teraba bagian yang
cedera, pengisian kapiler lambat.
d.! Sistem pencernaan
Tujuan pengkajian ini untuk mengetahui secara dini penyimpangan
pada sistem ini seperti konstipasi merupakan komplikasi yang sering
akibat imobilisasi, perubahan makanan dan minum yang normal,
kurang kegiatan.
e.! Sistem genitourinari
'apat dikaji dari ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah
pinggang, obser#asi dan palpasi pada daerah abdomen bawah untuk
$$
mengetahui adanya retensi urine dan kaji tentang keadaan alat-alat
genetalianya bagian luar mengenai bentuknya ada tidaknya nyeri
tekan dan benjolan serta bagaimana pengeluaran urinenya, lancar
atau ada nyeri waktu miksi, serta bagaimana warna urine.
f.! Sistem muskuloskeletal
Aang perlu dikaji pada sistem ini adalah &
+tot & inspeksi mengenai ukuran otot pada daerah fraktur yaitu
adanya kelemahan, atropi karena tidak digunakan.
3mati otot dan tendon untuk mengetahui kemungkinan mengalami
kontraktur.
/alpasi pada otot saat istirahat untuk mengetahui tonus otot. /alpasi
otot pada saat bergerak secara aktif dan pasif untuk mengetahui
adanya kelemahan flasiditas! kekuatan otot dinilai dalam : tingkatan
gradasi.
#kala
Kenormalan8
Kekuatan 9
%iri:6iri
E
$
0
%
7
:
E
$E
0:
:E
>:
$EE
/aralisis total.
Tidak ada gerakan teraba(terlihat adanya kontraksi otot.
5erakan otot penuh menentang gra#itasi dengan
sokongan gerakan normal menentang gra#itasi.
5erakannya normal menentang gra#itasi.
5erakan normal penuh menentang gra#itasi dengan
sedikit penahanan.
5erakan normal penuh menentang gra#itasi dengan
tekanan penuh.
Tulang & Kenormalan susunan tulang dan deformitas.
/alpasi tulang adanya edema atau nyeri tekan
/ersendian & /alpasi adanya nyeri tekan, gerakan, bengkak,
krepitasi, rentang gerak range of motion!.
g.! Sistem integumen
Kehilangan integritas kulit abrasi, decubitus! disebabkan karena
gesekan, tekanan jaringan bergeser satu dengan yang lain,
berkeringat, kenaikan suhu pada perabaan.
h.! Sistem neurosensori
.ilangnya gerakan(sensasi, kesemutan(kebas parestesi!.
Spasme otot.
$0
:.! /ola akti#itas sehari-hari pada klien yang mengalami fraktur meliputi &
frekuensi makan, porsi makan, kwantitas minum, eliminasi yang
meliputi B3B serta B3K, personal hygiene frekuensi mandi, mencuci
rambut, gosok gigi, ganti pakaian, menyisir rambut, dan menggunting
kuku, olahraga dan istirahat!.
<.! 'ata psikososial
/engkajian yang dilakukan pada klien immobilisasi pada dasarnya sama
dengan pengkajian psikososial pada gangguan sistem yang lain yaitu
mengenai konsep diri gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri,
dan identitas diri!. 'an hubungan atau interaksi klien baik dengan
anggota keluarganya maupun dengan lingkungan di mana ia berada.
/ada klien dengan fraktur dan immobilisasi, adanya perubahan pada
konsep diri terjadi secara perlahan-lahan yang mana dapat dikenali
melalui obser#asi terhadap adanya perubahan yang kurang wajar dalam
status emosional, perubahan tingkah laku, menurunnya kemampuan
dalam pemecahan masalah dan perubahan status tidur.
>.! 'ata spiritual
Klien dengan fraktur perlu dikaji tentang agama dan kepribadiannya,
keyakinan-keyakinan, harapan, serta semangat yang terkandung dalam
diri klien yang merupakan aspek penting untuk kesembuhannya.
3pakah klien masih bisa melakukan ibadah shalat seperti biasanya.
B.! 'ata penunjang
a.! /emeriksaan diagnostik.
- /emeriksaan rontgen untuk menentukan lokasi(luasnya fraktur.
- Scan tulang, tomogram, scan 4T(M@, & memperlihatkan fraktur
juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan
lunak.
- 3rteriogram dilakukan bila kerusakan #askuler dicurigai.
b.! /emeriksaan laboratorium.
- .itung darah lengkap, .t mungkin meningkat
hemokonsentrasi! atau menurun perdarahan bermakna pada
$%
sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multipel!. /eningkatan
jumlah S'/ adalah respons stress normal setelah trauma.
.b bila kurang dari $E mg F menandakan anemia dan jumlah
leukosit bila lebih dari $E.EEE(mm
%
menandakan adanya infeksi.
- Kreatinin & trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk
klirens dan ginjal.
- /rofil koagulasi & perubahan dapat terjadi pada kehilangan
darah, transfusi multipel, atau cedera hati.
2. Diagnosa Kepera*atan
'iagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan yang aktual atau potensial di
mana perawat pendidikan dan pengalamannya mampu mengatasinya.
'iagnosa keperawatan pada klien dengan fraktur sebagai berikut &
$.! @esiko terhadap trauma tambahan berhubungan dengan fraktur
kehilangan integritas tulang!.
0.! ;yeri berhubungan dengan otot, pergerakan fragmen tulang, edema
dan cedera pada jaringan lunak, alat traksi(imobilisasi, stress, ansietas.
%.! @esiko terhadap disfungsi perifer berhubungan dengan
penurunan(interupsi aliran darah, cedera #askuler langsung, edema
berlebihan, pembentukan trombus, hipo#olemia.
7.! @esiko terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
perubahan aliran darah(emboli lemak, perubahan membran al#eolar(kapiler.
:.! .ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuskuler, nyeri(ketidaknyamanan.
<.! @esiko terhadap kerusakan integritas kulit(jaringan berhubungan
dengan cedera tusuk, fraktur terbuka, bedah perbaikan, pemasangan traksi,
pen, kawat, sekrup dan mobilisasi.
>.! @esiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
primer " kerusakan kulit, trauma jaringan, prosedur in#asif, traksi tulang.
$7
B.! Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan salah informasi(tidak mengenal sumber
informasi.
D.! 'efisit perawatan diri berhubungan dengan immobilisasi.
$E.! 5angguan konsep diri body image! berhubungan dengan fraktur "
tindakan traksi.
$$.! Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
3. Peren6anaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka inter#ensi dan akti#itas
keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah
masalah keperawatan klien, maka langkah selanjutnya adalah memenuhi
kebutuhan tersebut melalui suatu perencanaan yang baik.
$. @esiko terhadap trauma tambahan berhubungan dengan fraktur.
$.!Tujuan &
- Mempertahankan stabilisasi dan posisi fraktur.
- Menunjukkan mekanika tubuh yang meningkatkan stabilitas pada sisi
fraktur.
- Menunjukkan pembentukan kalus(mulai penyatuan fraktur dengan
tepat.
0.!Tindakan(inter#ensi &
Inter;ensi Rasional
a.! /ertahankan tirah
baring(ekstremitas sesuai indikasi.
Berikan sokongan sendi di atas dan
di bawah fraktur.
b.! *etakkan papan di
bawah tempat tidur atau tempatkan
pasien pada tempat tidur ortopedik
c.! Sokong fraktur dengan
bantal(gulungan selimut, pertahankan
posisi netral pada bagian yang sakit
dengan bantal pasir, pembebat,
gulungan tronkanter, papan kaki.
d.! /ertahankan
posisi(integritas traksi.
e.! /ertahankan katrol
Meningkatkan stabilitas, menurunkan kemungkinan
gangguan posisi(penyembuhan.
Tempat tidur empuk atau lentur dapat membuat
deformasi gips yang masih basah, mematahkan gips
yang sudah kering atau mempengaruhi dengan
penarikan traksi.
Mencegah gerakan yang tak perlu dan perubahan
posisi-posisi yang tepat dari bantal dan juga dapat
mencegah tekanan deformitas pada gips yang
kering.
Traksi memungkinkan tarikan pada aksis panjang
fraktur tulang dan mengatasi tegangan otot(
pemendekan untuk memudahkan posisi(penyatuan.
2umlah beban traksi optimal dipertahankan, catatan
memasukkan gerakan bebas beban selama
mengganti posisi pasien menghindari penarikan
$:
tidak terhambat dengan beban bebas
menggantung " hindari
mengangkat(menghilangkan berat.
f.! Kaji ulang tahanan
yang mungkin timbul karena terapi.
4ontoh pergelangan tidak
menekuk(duduk dengan traksi buck
atau tidak memutar di bawah
pergelangan dengan traksi @ussel.
g.! Kaji ulang
foto(e#aluasi.
berlebihan tiba-tiba pada fraktur yang menimbulkan
nyeri dan spasme otot.
Mempertahankan integritas tarikan traksi sehingga
traksi berfungsi tepat untuk menghindari interupsi
penyambungan fraktur.
Memberikan bukti #isual mulainya pembentukan
kalus(proses penyembuhan untuk menentukan
tingkat akti#itas dan kebutuhan perubahan(tambahan
terapi.
0. ;yeri berhubungan dengan otot, gerakan fragmen tulang, alat traksi.
$.!Tujuan &
- Menyatakan nyeri hilang.
- Menunjukkan tindakan santai " mampu berpartisipasi dalam
akti#itas(tidur(istirahat dengan cepat.
- Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi.
0.!,nter#ensi &
Inter;ensi Rasional
a.! /ertahankan
immobilisasi bagian yang sakit
dengan tirah baring gips, pembebat,
traksi.
b.! Tinggikan dan dukung
ekstremitas yang terkena.
c.! *akukan dan awasi
latihan rentang gerak pasif(aktif.
d.! Berikan alternatif
tindakan kenyamanan, contoh
perubahan posisi.
e.! Berikan obat sesuai
indikasi narkotik dan analgetik non
narkotik.
Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan
posisi tulang(tegangan jaringan yang cedera.
Meningkatkan aliran balik #ena, menurunkan
edema, menurunkan nyeri.
Mempertahankan kekuatan(mobilitas otot yang sakit
dan memudahkan resolusi inflamasi pada jaringan
yang cedera.
Meningkatkan sirkulasi umum " menurunkan area
tekanan lokal dan kelelahan otot.
Menghambat reseptor nyeri dan menurunkan
ambang nyeri atau spasme otot.
%. @esiko terhadap disfungsi neuro#askuler perifer.
$.!Tujuan &
- Mempertahankan perfusi jaringan.
0.!,nter#ensi &
Inter;ensi Rasional
a.! Kaji aliran
kapiler, warna kulit dan kehangatan
distal pada fraktur.
Kembalinya warna cepat % C : detik!, warna kulit
putih menunjukkan gangguan arterial, sianosis diduga
ada gangguan #ena.
$<
b.! *akukan
pengkajian neuromuskuler,
perhatikan fungsi motorik(sensori.
c.! Tes sensasi syaraf
perifer dengan menusuk pada kedua
selaput antara ibu jari pertama dan
kedua dan kaji kemampuan untuk
dorsofleksi ibu jari bila
diindikasikan.
d.! Kaji keseluruhan
panjang ekstremitas yang cedera
untuk pembengkakan(pembentukan
edema. 1kur ekstremitas yang cedera
dan bandingkan dengan yang tak
cedera.
e.! 3wasi tanda #ital,
perhatikan tanda-tanda pucat,
cyanosis, kulit dingin.
f.! Berikan kompres
es sekitar fraktur sesuai indikasi.
g.! 3wasi
hemoglobin(hematokrit, pemeriksaan
koagulasi.
5angguan perasaan bebas, kesemutan, peningkatan(
penyebaran nyeri terjadi bila sirkulasi syaraf tidak
adekuat atau syaraf rusak.
/anjang dan posisi syaraf parineal meningkatkan
resiko cedera pada adanya fraktur kaki,
edema(sindrom kompartement, atau melapisi alat
traksi.
/eningkatan lingkar ekstremitas yang cedera dapat
diduga ada pembengkakan jaringan(edema umum
tetapi menunjukkan perdarahan.
Ketidakadekuatan #olume sirkulasi akan
mempengaruhi sistem perfusi jaringan.
Menurunkan edema(pembentukan hematoma yang
dapat mengganggu sirkulasi.
Membantu dalam kalkulasi kehilangan darah dan
membutuhkan keefektifan terapi penggantian.
7. @esiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan aliran
darah(emboli lemak.
$.!Tujuan &
- Mempertahankan fungsi pernafasan yang adekuat.
0.!,nter#ensi &
Inter;ensi Rasional
a.! 3wasi frekuensi
pernafasan.
b.! 3uskultasi bunyi nafas
perhatikan terjadinya ketidaksamaan
bunyi hiperesonan, juga adanya
gemericik, ronchi, mengi, dan
inspeksi mengorok(sesak nafas.
c.! +bser#asi sputum
untuk tanda adanya darah.
d.! ,nspeksi kulit untuk
petekie di atas garis puting pada
aksilla meluas ke abdomen(tubuh,
mukosa mulut kantong konjungti#a
dan retina.
e.! Berikan tambahan
oksigen bila diindikasikan.
f.! Berikan obat sesuai
indikasi, heparin dosis rendah.
Takipnea, dispnea dan insufisiensi pernafasan.
/erubahan dalam(adanya bunyi ad#entisius
menunjukkan terjadinya komplikasi pernafasan.
.emodialisa dapat terjadi dengan emboli paru.
,ni adalah karakteristik yang paling nyata dari tanda
emboli lemak,. Aang tampak dalam 0 C % hari
setelah cedera.
Meningkatkan sediaan +0 untuk oksigenasi optimal
jaringan.
Blok siklus pembekuan dan mencegah
bertambahnya pembekuan pada adanya
tromboplebitis.
$>
:. .ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuskuler, nyeri(ketidaknyamanan.
$.!Tujuan
- Meningkatkan(mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi
yang mungkin mempertahankan posisi fungsional.
0.!,nter#ensi &
Inter;ensi Rasional
a.! Kaji derajat imobilitas
fisik yang dihasilkan oleh
cedera(pengobatan dan perhatikan
persepsi pasien terhadap mobilitas.
b.! 'orong penggunaan
latihan isometrik mulai dengan
tungkai yang tidak sakit.
c.! Tempatkan dalam
posisi terlentang secara periodik bila
mungkin, bila traksi digunakan untuk
menstabilkan fraktur tungkai bawah.
d.! Berikan(bantu dalam
mobilisasi dengan kursi roda, kruk
tongkat, sesegera mungkin,
instruksikan keamanan dalam
menggunakan alat mobilitas.
e.! Berikan diet tinggi
protein, karbohidrat, #itamin dan
mineral, pertahankan penurunan
kandungan protein sampai setelah
defekasi pertama.
f.! Konsul dengan ahli
terapi fisik(okupasi dan atau
rehabiltasi spesialis.
/asien mungkin dibatasi oleh pandangan(persepsi diri
tentang keterbatasan fisik aktual memerlukan
inter#ensi(informasi untuk meningkatkan kemajuan
kesehatan.
Kontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi atau
menggerakkan tungkai dan membantu
mempertahankan kekuatan massa otot.
Menurunkan resiko kontraksi fleksi pinggul.
Mobilisasi dini merupakan komplikasi tirah
baring(contoh decubitus.
/ada cedera muskuloskeletal, nutrisi yang diperlukan
untuk penyembuhan berkurang dengan cepat. Sering
mengakibatkan penurunan berat badan, selama traksi
tulang ini dapat mempengaruhi massa otot, tonus dan
kekuatan.
1ntuk membuat akti#itas indi#idual(program latihan
pasien dapat memerlukan bantuan jangka panjang
dengan gerakan, kekuatan dan akti#itas yang
mengandalkan berat badan.
<. Kerusakan integritas kulit(jaringan berhubungan dengan fraktur terbuka.
$.!Tujuan
Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu.
0.!,nter#ensi "
Inter;ensi Rasional
a.! Kaji kulit untuk luka
terbuka, benda asing, kemerahan,
perdarahan, perubahan warna.
b.! 1bah posisi dengan
sering, dorong penggunaan trapeGe
bila mungkin.
Berikan informasi tentang sirkulasi kulit dan
masalah yang mungkin disebabkan oleh alat dan
atau pemasangan gips(beban(traksi.
1ntuk mengurangi tekanan pada area yang sama
dan meminimalkan resiko kerusakan kulit,
penggunaan trapeGe dapat menurunkan abrasi pada
siku(tumit.
/lester yang kering dapat melekat ke dalam gips
$B
c.! Bersihkan kelebihan
plester dari kulit saat masih basah,
bila mungkin.
d.! 5unakan plester traksu
kulit dengan memanjang pada posisi
tungkai yang sakit.
e.! *etakkan bantalan
pelindung di bawah kaki dan di atas
tonjolan tulang.
yang telah lengkap menyebabkan kerusakan kulit.
/lester traksi melingkari tungkai dapat
mempengaruhi pada sirkulasi.
Meminimalkan tekanan pada area ini.
>. @esiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer "
kerusakan kulit, prosedur in#asif, traksi tulang.
$.!Tujuan
- Mencegah terjadinya infeksi untuk mencapai penyembuhan luka
sesuai waktu, bebas drainase purulen atau eritema dan demam.
0.!,nter#ensi &
Inter;ensi Rasional
a.! ,nfeksi kulit akibat
adanya iritasi atau robekan
kontinuitas jaringan.
b.! Berikan perawatan
pen(kawat steril sesuai protokol dan
latihan mencuci tangan.
c.! +bser#asi luka untuk
pembentukan bula, krepitasi
perubahan warna kulit kecoklatan,
bau drainage yang tak sedap atau
asam.
d.! Selidiki nyeri tiba-
tiba(keterbatasan gerakan dengan
edema lokal(eritema ekstremitas
cedera.
e.! Berikan obat sesuai
indikasi, contoh antibiotik
,?(topikal.
f.! Berikan irigasi luka
sesuai indikasi yang ada.
/en atau kawat tidak harus dimasukkan melalui
kulit yang terinfeksi, kemerahan atau abrasi.
'apat mencegah kontaminasi silang dan
kemungkinan terjadinya infeksi silang.
Tanda perkiraan infeksi gas gangren.
'apat mengidentifikasikan adanya osteomielitis.
3ntibiotik spektrum luas dapat digunakan secara
profilaktik atau dapat ditujukan pada
mikroorganisme.
'ebridemen luka menurunkan mikroorganisme dan
insiden infeksi sistemik.
B. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan salah informasi.
$.!Tujuan
- Menyatakan pemahaman kondisi, prognosis dan pengobatan.
0.!,nter#ensi &
Inter;ensi Rasional
$D
a.! Kaji ulang patologi,
prognosis dan harapan yang akan
datang.
b.! Beri penguatan
metode mobilitas dan ambulasi
sesuai instruksi dengan terapis fisik
bila diindikasikan.
c.! Buat daftar akti#itas di
mana pasien dapat melakukannya
secara mandiri dan yang memerlukan
bantuan.
d.! 'orong pasien untuk
melanjutkan latihan aktif untuk sendi
di atas dan di bawah fraktur.
e.! Kaji ulang perawatan
pen(luka yang tepat.
f.! ,dentifikasi tanda dan
gejala yang memerlukan e#aluasi
medik, contoh & nyeri berat, demam
tinggi, bau tak enak.
Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien
dapat membuat pilihan informasi. 4atatan & fiksasi
internal dapat mempengaruhi kekuatan tulang dan
intramedulla atau piringan mungkin diangkat
beberapa hari kemudian.
Banyak fraktur memerlukan gips, bebat atau
penjepit selama proses perlambatan penyembuhan
dapat terjadi sekunder terhadap ketidaktepatan
penggunaan alat ambulasi.
/enyusunan akti#itas sekitar kebutuhan yang dapat
bantuan.
Mencegah kekakuan sendi, kontraktur dan kelelahan
otot meningkatkan kembalinya akti#itas sehari-hari.
Menurunkan resiko trauma tulang(jaringan dan
infeksi yang dapat berlanjut menjadi ostemielitis.
,nter#ensi cepat menurunkan beratnya komplikasi
seperti infeksi(gangguan sirkulasi.
D. 'efisit perawatan diri berhubungan dengan immobilisasi.
$.!Tujuan
Kebutuhan rawat diri terpenuhi.
0.!,nter#ensi &
Inter;ensi Rasional
a.! Kaji tingkat
kemampuan klien dalam merawat
dirinya.
b.! Bantu klien memenuhi
kebutuhan sehari-harinya dan
anjurkan klien agar dapat
mengerjakan sebanyak mungkin
untuk dirinya memandikan klien!.
c.! Sediakan waktu klien
dalam melakukan akti#itas dengan
segenap kemampuannya.
d.! Berikan pujian
terhadap kemampuan yang dicapai
oleh klien dalam menolong dirinya.
Mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam
merawat dirinya.
/erawatan ini membantu memelihara harga diri dan
kembali untuk hidup tanpa tergantung kepada orang
lain.
Mengurangi frustasi yang sering menyertai kesulitan
yang dihadapi bila belajar.
1ntuk memoti#asi agar mematuhi program
rehabilitasi secara kontinyu.
$E. 5angguan konsep diri body image! berhubungan dengan fraktur " tindakan
traksi.
$.!Tujuan
0E
Klien dapat melakukan interaksi dengan orang lain tanpa merasa rendah
diri.
0.!,nter#ensi &
Inter;ensi Rasional
a.! Kaji derajat dukungan
yang ada untuk pasien.
b.! 'iskusikan persepsi
pasien tentang diri dan hubungannya
dengan perubahan dan bagaimana
pasien melihat dirinya dalam
pola(peran fungsi yang biasanya.
c.! /erhatikan prilaku menarik diri,
membicarakan diri tentang hal
negatif, penggunaan penyangkalan
atau terus menerus melihat
perubahan nyata(yang diterima.
'ukungan yang cukup dari orang terdekat dan
teman dapat membantu proses rehabilitasi.
Membantu mengartikan masalah sehubungan
dengan pola hidup sebelumnya dan membantu
pemecahan masalah.
'ibutuhkan pada masalah ini untuk membantu
adaptasi lanjut yang optimal dan rehabilitasi.
$$. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
$.!Tujuan
Mewujudkan kemampuan untuk mengatasi masalah.
0.!,nter#ensi &
Inter;ensi Rasional
a.!
Berikan informasi akurat dan konsisten
mengenai prognosis.
b.!
Berikan lingkungan terbuka di mana
pasien akan merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan atau
menahan diri untuk berbicara.
c.!
Berikan informasi yang dapat dipercaya
dan konsisten, juga dukungan untuk
orang terdekat.
d.!
*ibatkan orang terdekat sesuai petunjuk
pada pengambilan keputusan
bersifat mayor.
'apat mengurangi kecemasan dan ketidakmampuan
pasien untuk membuat keputusan(pilihan
berdasarkan realita.
Membantu pasien untuk merasa diterima pada
kondisi sekarang tanpa perasaan dihakimi dan
meningkatkan perasaan harga diri dan kontrol.
Menciptakan interaksi interpersonal yang lebih baik
dan menurunkan ansietas dan rasa takut.
Menjamin adanya sistem pendamping bagi pasien
dan memberikan kesempatan orang terdekat untuk
berpartisipasi dalam kehidupan pasien.
". Pelaksanaan
/elaksanaan adalah perwujudan dari rencana keperawatan yang meliputi
tindakan-tindakan yang direncakan oleh perawat.
'alam melaksanakan proses keperawatan harus kerjasama dengan tim
kesehatan-kesehatan yang lain keluarga klien dan dengan klien sendiri, yang
meliputi % hal &
0$
a. Melaksanakan tindakan keperawatan dengan memperhatikan kode etik
dengan standar praktek dan sumber-sumber yang ada.
b. Mengidentifikasi respon klien.
c. Mendokumentasikan(menge#aluasi pelaksanaan tindakan keperawatan dan
respon pasien.
-aktor-faktor yang perlu diperhatikan &
- Kebutuhan klien.
- 'asar dari tindakan.
- Kemampuan perseorangan dan keahlian(keterampilan dari perawat.
- Sumber-sumber dari keluarga dan klien sendiri.
- Sumber-sumber dari instansi.
0. ';aluasi
)#aluasi adalah merupakan pengukuran dari keberhasilan rencana keperawatan
dalam memenuhi kebutuhan klien. tahap e#aluasi merupakan kunci keberhasilan
dalam menggunakan proses keperawatan.
3dapun e#aluasi klien dengan fraktur dilakukan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya dan asuhan keperawatan dikatakan berhasil apabila
dalam e#aluasi terlihat pencapaian kriteria tujuan perencanaan yang diberikan
pada klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal dengan fraktur.
00
DAFTAR PU#TAKA
4. *ong Barbara, $DD<, Perawatan Medikal Bedah, #olume 0, penerbit )54, Bandung.
)ngram Barbara, $DDB, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, #olume 0,
penerbit )54, 2akarta.
). +swari, 0EEE, Bedah dan Perawatannya, cetakan ,,,, 2akarta.
Mariylnn ). 'oenges, at all 0EEE, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi ,,,, penerbit
)54, 2akarta.
.artopo ', 0EED. Komplikasi Fraktur, Compartment Syndrome, Deep Vein Thrombosis,
dan Fat Embolism Syndrome, -akultas Kedokteran 1ni#ersitas .ang Tuah,
Surabaya.
0%

Anda mungkin juga menyukai