Anda di halaman 1dari 2

1.

Benih padi
Benin padi yang digunakan adalah varietas unggul berlabel sesuai anjuran setempat
dengan kebutuhan benih 25 kg/ha.
2. Persemaian
Persemaian seluas 5% luas lahan yang akan ditanami. Pemeliharaan persemaian seperti
pada cara tanam padi biasa. Umur persemaian 25-30 hari.
3. Pengolahan tanah
Tanah diolah sempurna (2 kali bajak dan 2 kali garu), dengan kedalaman olah 15-20 cm.
Bersamaan dengan pengolahan tanah dilaksanakan perbaikan pintu pemasukan/
pengeluaran dan perbaikan pematang, jangan sampai ada yang bocor.
4. Pembuatan caren dan saringan
Pembuatan caren palang dan melintang pada saat pengolahan tanah terakhir, lebar 30 - 50
cm dengan kedalaman 25 - 50 cm. Pada titik persilangan dibuat kolam pengungsian
ukuran 1x1 m dengan kedalaman 30 cm. Pada setiap pintu pemasukan dan pengeluaran
air pada setiap petakan dipasang saringan kawat dan slat pengatur tinggi permukaan air
menggunakan bambu
5. Penanaman padi
Cara tanam adalah jajar legowo 2:1 atau 4:1. Pada jajar legowo 2:1, setiap dua barisan
tanam terdapat lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, tetapi jarak dalam barisan
lebih rapat yaitu 10 cm. Pada jajar legowo 4:1. setiap empat barisan tanam terdapat
lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, jarak dalam barisan tengah 20 cm, tetapi
jarak dalam barisan pinggir lebih rapat yaitu 10 cm. Untuk mengatur jarak tanarn.
digunakan caplak ukuran mata 20 cm. Pada jajar legowo 2:1 dicaplak satu arah saja,
sedangkan pada jajar legowo 4:1 dicaplak kearah memanjang dan memotong.
6. Pengaturan air
Pengaturan air macak-macak 3-4 HST. Setelah 10-15 HST (sesudah penyiangan dan
pemupukan susulan pertama) air dimasukkan mengikuti tinggi tanaman.
7. Pemupukan
Pupuk kandang/kotoran ayam : 1-2 t/ha sebagai pupuk dasar diberikan sesudah
pengolahan tanah. Pupuk dasar diberikan secara disebar pada satu tanam padi dengan
dosis 1/3 bagian Urea dan seluruh dosis SP-36. Pemupukan N (Urea) dengan bagan
warna daun (BWD). Takaran pupuk : berdasarkan rekomendasi pupuk setempat. Takaran
pupuk P dan K : berdasarkan kadar atau status hara P dan K tanah. Untuk tanah dengan
kandungan P rendah, takaran pupuk : 125 kg SP-36/ha. Untuk tanah dengan status P
tinggi takaran pupuk : 50 kg/ha. Pupuk P diberikan pada saat tanam atau paling lambat
pada umur 3 minggu. Pupuk K hanya diperlukan pada tanah yang mengandung hara K
rendah yang diberikan sekaligus pada saat tanam bersamaan dengan pemberian pupuk
Urea dan SP-36 sebagai pupuk dasar atau paling lambat pada umur 40 hari atau
menjelang fase primordia.
b) Pemupukan Susulan. Pupuk susulan berupa 50 kg/ha Urea, diberikan 2 minggu
kemudian dengan cara ditebar . Pupuk susulan pertama diberikan pada umur 15 HST
(sesudah penyiangan) dan pupuk susulan kedua pada umur 45 HST. Dosis pupuk sesuai
anjuran setempat.
8. Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada umur 10-15 HST (sebelum pemberian pupuk susulan
pertama) dan selannjutnya tergantung keadaan gulma.
9. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan sistem perantauan. Hindari penggunaaa
pestisida.
10. Benih ikan dan penebaran
Jenis ikan yang dianjurkan adalah ikan yang berwarna gelap. Untuk menerapkan pola
mina padi, maka jenis ikan yang paling banyak dipelihara, ditanam dalam hal ini adalah
ikan mas. Ikan ini kita tebarkan ke lahan persawahan setelah 4 hari penanaman padi.
Untuk pemeliharaan yang bagus, maka kita menebarkan ikan dengan ukuran yang sama.
Jika ikan yang kita tebarkan berukuran antara 2 3 cm, maka penebarannya adalah
sebanyak 2 3 ekor tiap meter persegi luas lahan. Tetapi untuk ikan ukuran 3 5 cm,
penebarannya sebanyak 1 2 ekor tiap meter perseginya. Sementara untuk menjaga
keberadaan dan pertumbuhan ikan, maka kita menambahkan makanan tambahan dari
dedak, yaitu gilingan lembut kulit padi sejumlah 2 sampai 4 kg setiap hari untuk setiap
hectare lahan mina padi.
Jika semua langkah telah kita lakukan, maka dalam waktu 30 sampai 40 hari kemudian
ikan kita sudah yang kita tebarkan, yang berukuran 2 sampai 3 cm sudah mencapai
ukuran 3 5 cm, sementara yang berukuran 3 5 sudah mencapai ukuran sebesar 5 8
cm. Penebaran benih ikan dilakukan pada sore had secara perlahan-lahan agar ikan tidak
mengalami sires akibat perubahan lingkungan. Ukuran benih yang dianjurkan 5-8 cm
dengan kepadatan 5.000 ekor/ha.
11. Pemeliharaan ikan
Pemeliharaan ikan meliputi pemberian pakan tambahan, pengelolaan air dan pengawasan
hams. Pakan tambahan berupa dedak halus 250 kg/ha diberikan secara disebar pada
caren, pagi/sore hari. Lama pemeliharaan ikan 70-75 hari.
12. Panen
Panen ikan dilakukan 10 hari sebelum panen padi dengan cara mengeringkan petakan
sawah, kemudian ikan ditangkap.
Varietas padi yang cocok untuk sistem minapadi adalah yang mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
1. Pengakaran dalam, agar padi yang ditanam tidak mudah roboh sehingga
menghambat pergerakan ikan.
2. Cepat beranak (bertunas), untuk menghindari keterlambatan pertumbuhan tunas
akibat genangan air.
3. Batang kuat dan tidak mudah rebah, untuk menghindari pertumbuhan batang
yang lemah akibat serapan air ketanaman yang cukup tinggi.
4. Tahan genangan pada awal pertumbuhan.
5. Daun tegak untuk memperbanyak sinar matahari yang dapat diterima oleh
permukaan daun, sehingga proses fotosintesis lebih baik dan pertumbuhan padi
akan meningkat.
6. Varietas padi tahan hama dan penyakit.
Bibit padi
Varietas : Ciherang sesuai dengan kebutuhan benih (25 kg/ha)
Umur bibit padi 15 - 21 hari
Sistem tanam Jajar Legowo 2:1 atau 4:1.
Benih ikan
Kriteria: benih ikan yang unggul yaitu tahan terhadap goncangan lingkungan
dan penyakit, yang memiliki pertumbuhan cepat, disukai konsumen, nilai
ekonominya tinggi dan diutamakan yang tidak berwarna cerah untuk menghindari
serangan hama terutama hama burung.
Jenis ikan : Ikan Mas (ukuran 5-8 cm), Ikan Nila (ukuran 5-8 cm) atau Ikan
Bawal (ukuran 2 inchi).

Anda mungkin juga menyukai