Anda di halaman 1dari 5

1

Pemberantasan Flu Burung tanpa


melibatkan peran serta masyarakat akan sia-sia
Ari Fahrial Syam*
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Kasus-kasus baru Flu burung akhir-akhir ini membuat kita cemas Departemen
Kesehatan melalui Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular melaporkan bahwa setiap 3
hari selalu ada kasus baru dan ironisnya hampir 50 % kasus tersebut menyebabkan
kematian.Menteri Kesehatan juga baru-baru ini menyampaikan bahwa Indonesia sebagai
Negara terbanyak dengan kasus kluster Flu Burung. Jelas informasi resmi dari
pemerintah ini membuktikan bahwa kasus Flu Burung terus meningkat dan semakin
dekat kearah penularan dari manusia kemanusia.
Gerakan-gerakan pemberantasan yang dilakukan sampai sejauh ini belum
melibatkan masyarakat secara langsung. Potensi masyarakat belum digali. Usaha-usaha
yang akan dilakukan terutama di Propinsi DKI Jaya dalam beberapa hari kedepan
terutama untuk mengendalikan virus Avian Flu ditingkat unggas. Usaha-usaha yang
dilakukan terutama dengan melibatkan petugas yang akan turun secara door to door
untuk menemukan kasus Avian Flu pada unggas dan memusnahkan unggas yang positif
flu burung dan unggas sekitar yang dicurigai tertular dengan flu burung tersebut. Usaha-
usaha ini dilakukan untuk memutuskan mata rantai penularan dan penyebaran penyakit
flu burung ini.
Disisi lain yang terpenting adalah pada akhirnya masyarakat dapat melindungi
dirinya sendiri dan tetap hidup sehat agar penyakit ini tidak menyerang dengan mudah
kepada manusia. Selain ini jika terjadi kasus yang diduga menderita Flu Burung
masyarakat dapat saling mengingatkan dan segera mencari pertolongan.
Usaha pencegahan merupakan suatu hal yang penting dan harus menjadi suatu
program yang utama. Upaya pencegahan yang terbaik saat ini adalah bagaimana
memperdayakan masyarakat dan melibatkan masyarakat yang seluas-luasnya dalam
upaya pencegahan tersebut. Usaha ini dapat terwujud salah satunya dengan menciptakan
kader-kader kesehatan yang telah dibekali pengetahuan penyakit Avian Flu bagaimana
mendeteksi dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar masyarakat yang tertular
tidak bertambah banyak. Selain itu pengetahuan bagaimana cara melapor apabila ada
kasus unggas yang mati mendadak atau jika ada anggota masyarakat yang dicurigai
menderita flu burung. Kader kesehatan dapat menjadi penggerak masyarakat dan
menjadi tempat bertanya pertama bagi masyarakat. Kader kesehatan dapat menjadi
perantara antara masyarakat dengan aparat kesehatan, aparat peternakan dan aparat
kelurahan.
Beberapa hal yang dapat dikerjakan oleh kader kesehatan adalah:
1. Segera melaporkan apabila terjadi kematian unggas mendadak disekitar
lingkungannnya.
2. Segera melaporkan kepada petugas puskesmas yang ada di Puskesmas
Kelurahan jika ada anggota masyarakat yang dicurigai menderita Flu
Burung
3. Menjadi motivator bagi masyarakat sekitar untuk tetap hidup sehat dan
selalu memperhatikan adanya kemungkinan tertular Flu Burung jika
kontak terlalu dekat dengan unggas.
2

Sebenarnya pada masa jaya-jayanya Posyandu ditengah masyarakat, berbagai
program kesehatan antara lain imunisasi ibu hamil, bayi dan balita, suplementasi zat besi
untuk ibu hamil, pemberian vitamin A untuk bayi dan balita dapat terlaksana dengan
baik. Para kader kesehatan membantu medeteksi adanya kejadian-kejadian luar biasa dan
juga mendeteksi adanya bayi-bayi kurang gizi. Keberhasilan program Keluarga
Berencana (KB) juga tidak terlepas karena peran serta Kader Kesehatan membantu
program Keluarga Berencana. Tidak bisa dipungkiri program keluarga Berencana
berhasil dengan sukses karena tertolong oleh kader-kader kesehatan. Dalam hal
pelaksanaan KB kader-kader kesehatan juga dapat berperan untuk membagikan alat
kontrasepsi kepada ibu-ibu usia produktif yang membutuhkan. Keberhasilan suatu
Puskesmas dinilai salah satunya adalah berapa banyak Posyandu yang ada dan berapa
persen dari Posyandu yang ada dalam menjalankan tugasnya dengan baik.
Oleh karena itu pada saat dimana kasus Flu Burung yang semakin meningkat dan
semakin meluas keberbagai desa/kelurahan di Indonesia ini terutama di pulau Jawa
kenapa para kader kesehatan tidak dipersiapkan untuk turut menanggulangi penyakit flu
burung ini. Kita tentu tidak berharap penyakit flu burung ini menular dari satu manusia
kemanusia lain tetapi kalau ini terjadi maka keberadaan para kader kesehatan ini menjadi
sangat penting baik dalam hal memberi pengobatan maupun dalam hal pencegahan. Pada
masa jayanya Posyandu di tahun 80an dan awal 90 an para kader kesehatan juga dapat
membantu memberikan obat-obat sederhana seperti penurun panas, oralit dan vitamin-
vitamin termasuk makanan tambahan kepada bayi-bayi kurang gizi. Oleh karena itu
dalam situasi bencana flu burung yang sudah mulai merajalela ini para kader kesehatan
yang handal harus diciptakan kembali.

Apakah menciptakan kader kesehatan itu bisa terwujud?
Jelas hal ini bisa terwujud, jiwa gotong royong pada masyarakat kita rasanya
masih ada dan masih bisa dihidupkan kembali. Disisi lain karena situasi ekonomi banyak
juga ibu-ibu yang tidak bekerja dan hanya berada dirumah mengurus rumah tangga dan
dan rasanya mereka tersebut masih bisa berbagi waktu untuk sesama. Saat ini Puskesmas
terutama diperkotaan sudah sampai ketingkat kelurahan. Aparat-aparat kelurahan juga
bisa dilibatkan dalam membina Kader Kesehatan.

Beberapa langkah untuk menciptakan kader kesehatan antara lain:
a. Pencarian para calon kader kesehatan terutama para ibu pengurus Rukun
Tetangga/ Rukun Warga minimal dalam suatu kepengurusan ditingkat Rukun
Tetangga ada ketua RT/RW, sekretaris RT/RW dan bendahara RT/RW.
b. Pelatihan para kader kesehatan ditingkat kelurahan dengan melibatkan petugas
Puskesmas, petugas Kelurahan termasuk juga petugas dinas peternakan.

Sebenarnya saat ini sebagian Puskesmas di kelurahan/kecamatan masih memiliki
kader kesehatan dan jika memang masih memiliki kader kesehatan tentunya dapat
diarahkan untuk program pemberantasan dan pencegahan Flu Burung ini.
Para kader kesehatan ini juga dapat dibekali tentang cara-cara untuk mencegah agar
unggas tetap dalam keadaan sehat dan tidak mudah tertular dengan flu burung tersebut.
Pertemuan rutin para kader kesehatan dengan petugas kesehatan merupakan suatu media
3
komunikasi dan juga menilai keaktifan dari para Kader kesehatan. Insentif berupa
kemudahan dalam mengurus surat-surat pribadi dan berobat di Puskesmas harus
diberikan kepada para kader kesehatan ini.
Jika para kader kesehatan ini dapat terwujud berbagai program kesehatan lain selain
pemberantasan flu burung juga dapat dikomunikasi oleh para petugas kesehatan kepada
para kader kesehatan ini.
Proyek pengadaan para kader kesehatan ini jelas tidak terlalu banyak biaya. Upaya
untuk menciptakan kader kesehatan seharusnya merupakan suatu kerjasama antara aparat
kesehatan, aparat peternakan dan aparat kelurahan untuk melatih anggota masyarakat
untuk menjadi kader kesehatan. Jika keterbatasan tenaga dari petugas kesehatan Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) seharusnya dapat turut membantu. Organisasi profesi termasuk
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia
rasanya siap membantu untuk melatih para kader kesehatan. Organisasi profesi lain dan
juga institusi pendidikan Kedokteran juga rasanya siap untuk membantu karena
pencegahan dan pemberantasan Flu Burung ini tidak akan berhasil tanpa melibatkan
peran serta masyarakat. Masyarakat seharuskan tidak saja menjadi subjek tapi juga
menjadi objek. Masyarakat harus diingatkan bahwa upaya ini semua adalah dari
masyarakat dan untuk masyarakat. Kita semua berharap penyakit ini tidak banyak
memakan korban lagi dan kalau pada akhirnya terjadi Pandemi terhadap flu burung ini
seperti flu-flu terdahulu yang mengakibatkan kematian ribuan bahkan ratusan ribu jiwa
ini terjadi para kader kesehatan telah siap untuk membantu pemerintah dalam
menanggulangi penyakit Flu Burung yang sangat berbahaya ini.



*Dr.H. Ari Fahrial Syam SpPD.
Dokter Spesialis Penyakit dalam di Jakarta/ mantan Kepala Puskesmas
Kecamatan di derah terpencil Propinsi Jambi 1992-1995


















4









Gambar: Alur pelaporan Kader Kesehatan



- Unggas mati mendadak
- Pasien diduga Flu Burung
Kader kesehatan:
1. Melapor ke petugas
kelurahan/kecamatan
selanjutnya diteruskan
kepada Petugas
Penyuluh
Pertanian/Peternakan
2. Melapor kepada
petugas Puskesmas
Kelurahan/Kecamatan
jika ada kasus flu
dengan demam tinggi
sekitar tempat
kejadian kematian
unggas tersebut.
APARAT PEMERINTAH
1. Petugas kesehatan segera
melaporkan ke Dinas
kesehatan
2. Petugas kelurahan/Kecamatan
segera melaporkan ke Dinas
Pertanian/Peternakan
Kegiatan surveilence oleh Dinas
Kesehatan maupun Dinas Peternakan di
lokasi Unggas Mati atau pasien diduga
Flu Burung
5

Anda mungkin juga menyukai