Anda di halaman 1dari 2

Laporan Kasus Penelitian Kualitatif

Pendahuluan Sesuai dengan paradigma yang dianut para klinisi, yaitu paradigm deterministik, maka dalam dunia kedokteran sering dijumpai kasus-kasus penyakit yang jarang terjadi atau belum pernah dijumpai sebelumnya atau penyakit yang telah lama menghilang di suatu daerah, misalnya penyakit gigantisme, akromegali, malaria, dan lepra. Adanya kasus-kasus penyakit yang jarang terjadi atau belum pernah terjadi perlu dilaporkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat ilmiah untuk menambah wawasan ilmu kedokteran atau dapat digunakan untuk mengadakan penelitian yang mendalam guna menemukan faktor yang diperkirakan sebagai penyebab timbulnya penyakit tersebut. Sebagai contoh,dapat dikemukakan DES sebagai faktor penyebab kanker vagina pada remaja diawali dengan laporan kasus di Amerika Serikat. Walaupun menurut pakar penelitian, laporan penelitian kasus tidak dapat dianggap sebagai suatu penelitian karena tidak mengikuti kaidah-kaidah penelitian yang lazim digunakan, namun bagi dunia kedokteran hal tersebut tidak merupakan masalah karena laporan kasus banyak ditemukan berbagai penyakit baru. Beberapa kelemahan dalam laporan kasus yang masih baru harus diperbaiki antara lain dalam melakukan pengumpulan data. Persiapan Agar laporan kasus dapat dilakukan dengan baik dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu kedokteran, perlu dilakukan persiapan yang baik dan bila perlu dibentuk tim sesuai dengan keahlian masing-masing. Selanjutnya, tentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan termasuk pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologis serta pemeriksaan lain yang dibutuhkan. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan dilakukan pengumpulan data, pembahasan, tindakan yang dilakukan serta hasilnya, dan penarikan kesimpulan. Pengumpulan data pada laporan kasus dilakukan dengan wawancara mendalam tentang riwayat terjadinya penyakit atau faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit tersebut. Di samping wawancara mendalam, dilakukan juga guna pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain yang dibutuhkan untuk memperkuat dugaan faktor yang diperkirakan berkaitan dengan penyebab penyakit agar dapat digunakan untuk memberikan pengobatan sebaik-baiknya. Di samping itu, tindakan atau perawatan serta pengobatan yang diberikan termasuk hasil pengobatan harus dilaporkan secara rinci. Subjek studi dalam laporan kasus hendaknya tidak hanya penderita saja, tetapi termasuk orang yang berhubungan dengan penyakit yang dilaporkan, misalnya orangtua, saudara, atau kerabat dekat lain. Laporan harus ditulis selengkap-lengkapnya agar dapat dipelajari dan ditelaah sejawat lain yang mungkin menemui kasus serupa.

Komentar Walaupun para pakar penelitian menyatakan bahwa laporan kasus buka suatu penelitian karena tidak mengikuti kaidah-kaidah penelitian yang berlaku, namun cukup banyak penyakit yang kita kenal saat ini diawali dengan laporan kasus. Laporan kasus yang dilakukan dengan benar akan memperkaya pengetahuan ilmu kedokteran. Laporan kasus hendaknya ditujukan pada penyakit-penyakit yang sangat jarang terjadi dimana faktor penyebab dan mekanisme terjadinya penyakit masih belum jelas dan penelusuran dilakukan secara mendalam hingga dapat diungkapkan hal-hal baru yang sebelumnya tidak diketahui atau penyakit dengan gejala yang tidak lazim. Misalnya, laporan kasus tentang osteomielitis pada anak yang tampak sehat tanpa demam. Keuntungan 1. Laporan kasus dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu kedokteran. 2. Dari laporan kasus dapat dikembangkan penelitian yang lebih mendalam untuk mengetahui penyebab penyakit. Misalnya, penyakit yang saat ini dikenal dengan AIDS dan lain-lain diawali dengan laporan kasus. Kerugian 1. Dalam kenyataan sering dijumpai laporan kasus tidak dilakukan pada penyakit yang jarang terjadi. 2. Penelusurannya kurang mendalam karena pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif dengan teknik wawancara terstruktur. Laporan kasus seperti di atas kurang mempunyai arti dalam pengembangan ilmu kedokteran. Hal ini disebabkan oleh penelusuran melalui metode kualitatif kurang dipahami oleh sebagian klinisi dan ini merupakan tantangan bagi para klinisi untuk mempelajari metode kualitatif. 3. Laporan kasus yang dipublikasikan kurang lengkap dan terinci. Kesulitan lain yang dihadapi dalam laporan kasus terletak pada analisis dan penarikan kesimpulan karena data yang diperoleh dari wawancara mendalam berupa data lunak dan bersifat subjektif hingga tidak dapat dikuantifikasi. Oleh karena itu, penarikan kesimpulan tidak hanya didasarkan fisik dan hasil pemeriksaan penunjang agar kesimpulan tidak bias.

Anda mungkin juga menyukai