Anda di halaman 1dari 11

RESUME AUDIT TERINCI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Manajemen


yang dibina oleh Bapak Rosidi


Oleh:
Eka Syifa Isani (115020300111034)
Putri Mayang A. D. S (115020300111049)
Claudia Elisabeth L. (115020300111079)
Putri Husnah Aningtyas (115020300111089)








UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
Maret 2014


A. TUJUAN AUDIT TERINCI
Pada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran
,dalam semua hal yang material , posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan ini, auditor perlu
menghimpun bukti kompeten yang cukup. Untuk menghimpun bukti kompeten yang cukup,
auditor perlu mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap
akun laporan keuangan. Dengan melihat tujuan audit spesifik tersebut, auditor akan dapat
mengidentifikasikan bukti apa yang dihimpun, dan bagaimana cara menghimpun bukti
tersebut. Tujuan mengumpulkan bukti-bukti adalah untuk mendapatkan dasar faktual dalam
menilai kriteria performa yang sebelumnya diidentifikasi.
Penyusunan program pengujian terinci memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut:
1) Menetapkan hubungan yang jelas antara tujuan audit, metodologi audit, dan
kemungkinan-kemungkinan pekerjaan lapangan yang harus dikerjakan
2) Mengidentifikasi dan mendokumentasi prosedur-prosedur audit yang harus
dilaksanakan
3) Memudahkan supervisi dan review
4) Membantu dalam pengumpulan bukti yang cukup, dapat diandalkan, dan relevan
untuk mendukung opini/pernyataan pendapat atau simpulan audit serta mencapai
tujuan audit.
B. PROSEDUR AUDIT TERINCI
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten
untuk mendukung tujuan audit yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang
lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup,
relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk
mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan. Kertas kerja
dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha yang diaudit (seperti berdasarkan cabang,
bagian), urutan prosedur audit dilaksanakan (seperti audit pendahuluan, bukti) atau setiap
sistem logis yang mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan yang dilakukan.
C. TEKNIK PEROLEHAN BUKTI AUDIT
1. Pengujian fisik adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor
atas aktiva yang berwujud (tangible asset). Pada umumnya, pemgujian fisik
merupakan sarana ke tujuan untuk meyakinkan kebenaran kuantitas maupun
uraian aktiva dan dianggap sebagai salah satu jenis bukti audit yang paling
terpercaya dan berguna.
2. Konfirmasi menggambarkan penerimaan tanggapan baik secara tertulis
maupun lisan dari pihak ketiga yang independent yang memverifikasi
keakuratan informasi sebagaimana yang diminta oleh auditor. Konfirmasi
biayanya relative tinggi dan dapat menimbulkan beberapa ketidaknyamanan
bagi pihak yang diminta untuk menyediakan konfirmasi tersebut.
3. Dokumentasi adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan
klien untuk mendukung informasi yang tersaji atau seharusnya tersaji dalam
laporan keuangan. Dokumen dibedakan jadi dua, dokumen internal adalah
dokumen yang dipersiapkan dan dipergunakan dalam organisasi klien itu
sendiri sedangkan dokumen eksternal adalah yang pernah berada dalam
genggaman seseorang di luar organisasi yang mewakili pihak yang menjadi
klien dalam bertransaksi.
4. Prosedur analitis mengguanakn berbagai perbandingan dan hubungan untuk
menilai apakah saldo akun atau data lainnya nampak wajar. Prosedur analitis
dibutuhkan selama fase perencanaan dan penyelesaian atas semua audit.
5. Wawancara kepada klien adalh upaya untuk emperoleh informasi baik secara
tertulis maupun lisan dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai
pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Bukti ini tidak dapat dinyatakan
sebagai bukti yang meyakinkan karena tidak diperoleh dari sumber yang
independent dan barangkali cenderung mendukung pihak lain.
6. Hitung uji melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer
informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam
periode audit pada sejumlah sample yang diambil auditor.
7. Observasi adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas tertentu.
Observasi ini sangat berguna dalam pelaksanaan sebagian besar proses audit.

D. PENYUSUNAN KERTAS KERJA
1) Draft Laporan Audit (Audit Report)
2) Laporan Keuangan Auditan
3) Ringkasan Informasi bagi reviewer
4) Program Audit
5) Laporan Keuangan / Lembar Kerja yang dibuat klien
6) Ringkasan Jurnal Adjustment
7) Working Trial Balance
8) Skedul Utama
9) Skedul Pendukung

E. KERTAS KERJA AUDIT MANAJEMEN
Kertas Kerja Audit adalah catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan pemeriksa
secara sistematis pada saat melaksanakan tugas pemeriksaan. Kertas kerja audit memuat
informasi yang memadai dan bukti yang mendukung kesimpulan dan pertimbangan auditor.
Manfaat Kertas kerja audit adalah:
1. Memberikan dukungan utama terhadap Laporan Audit Kinerja.
2. Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para pelaksana
audit.
3. Merupakan alat pembuktian yang mendukung kesimpulan dan rekomendasi signifikan
dari auditor.
4. Menyajikan data untuk keperluan referensi.
Syarat pembuatan Kertas kerja audit:
a) Lengkap
b) Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung/kalimat maupun kesalahan penyajian
informasi.
c) Didasarkan pada fakta dan argumentasi yang rasional.
d) Sistematis, bersih, mudah diikuti, dan rapi.
e) Memuat hal-hal penting yang relevan dengan audit.
f) Dalam kertas kerja audit harus mencantumkan kesimpulan hasil audit dan
komentar atau catatan dari reviewer.
Tujuan pembuatan kertas kerja:
a) Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan
b) Menguatkan simpulan auditor dan kompetensi auditnya
c) Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit
d) Memberikan pedoman dalam audit berikutnya
Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja:
a) Lengkap
b) Teliti
c) Ringkas
d) Jelas
e) Rapi
Tipe Kertas Kerja:
1) Program Audit (Audit Program)
Merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu, sekaligus berfungsi
sebagai alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan audit.
2) Working Trial Balance
Suatu daftar yang berisi: saldo-saldo akun buku besar pada akhir tahun yang diaudit dan
pada akhir tahun sebelumnya kolom untuk adjustment & penggolongan kembali yang
diusulkan auditor saldo-saldo setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam laporan
keuangan auditan
3) Ringkasan Jurnal adjustment
Kertas kerja berisi temuan-temua kekeliruan dalam laporan keuangan & catatan akuntansi.
4) Skedul Utama (lead schedule atau top schedule)
Kertas kerja yang digunakan untuk: meringkas informasi yang dicatat dalam skedul
pendukung untuk akun-akun yang berhubungan mrnggabungkan akun-akun sejenis, yang
jumlah saldonya akan dicantumkan di dalam laporan keuangan dalam satu jumlah
5) Skedul Pendukung (Supporting Schedule)
Kertas kerja yang menguatkan informasi keuangan dan operasional yang dikumpulkan,
memuat berbagai simpulan yang dibuat auditor.
Faktor yang harus diperhatikan dalam Indeks Kertas Kerja :
1) Setiap kertas kerja harus diberi indeks
2) Pencantuman indeks silang harus dilakukan:
indeks silang dari skedul pendukung ke skedul utama
indeks silang dari skedul akun pendapatan dan biaya
indeks silang antar skedul pendukung
indeks silang dari skedul pendukung ke ringkasan jurnal adjustment
indeks silang dari skedul utama ke working trial balance
indeks silang dapat juga untuk menghubungkan program audit dengan
kertas kerja
3) Jawaban konfirmasi, pita mesin hitung, print-out komputer, dll tidak diberi
indeks kecuali jika dilampirkan pd kertas kerja yang berindeks.
F. KERTAS KERJA PEMROGRAMAN
Kertas kerja audit meliputi semua berkas yang dibuat mulai dari perencanaan
sampaidengan konsep laporan hasil audit, antara lain terdiridari: program audit, hasil
pemahamanterhadap pengendalian intern, analisis ,memorandum, surat konfirmasi,
pernyataan dari klien,ikhtisar dan salinan/copy dari dokumen yang dikumpulkan, daftar atau
komentar yang dibuatatau diperoleh auditor, draft laporan hasil audit, dan sebagainya. Kertas
kerja tidak hanya berwujud kertas, tetapi dapat pula berupa pita magnetis, film, atau media
yang lain. Kertas kerja berupa salinan/copy dokumen auditi diberi cap COPY SESUAI
ASLINYA, DIBERIKANUNTUK AUDITOR dan ditanda tangani/paraf oleh
petugas/counterpart yang ditugaskan manajemen.
G. STANDAR DAN LINGKUP PELAPORAN
Standar audit menyatakan bahwa Standar pelaporan audit kinerja merupakan acuan
bagi auditor dalam penyusunan laporan hasil audit. Standar pelaporan mencakup:
4000 Kewajiban Membuat Laporan
4100 Cara dan Saat Pelaporan
4200 Bentuk dan Isi Laporan
4300 Kualitas Laporan
4400 Tanggapan Auditi
4500 Penerbitan dan Distribusi Laporan
Paragraf 4000 Kewajiban Membuat Laporan menyatakan:
Auditor harus membuat laporan hasil audit kinerja sesuai dengan penugasannya yang disusun
dalam format yang sesuai segera setelah selesai melakukan auditnya. Penjelasan atas paragraf
standar ini menyatakan bahwa laporan hasil audit merupakan hasil akhir dari proses audit dan
berguna antara lain untuk:
1. Mengkomunikasikan hasil audit kepada auditi dan pihak lain yang berwenang
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
2. Menghindari kesalahpahaman atas hasil audit;
3. Menjadi bahan untuk melakukan tindakan perbaikan bagi auditi dan instansi terkait;
dan
4. Memudahkan pemantauan tindak lanjut untuk menentukan pengaruh tindakan
perbaikan yang semestinya telah dilakukan.
Selanjutnya penjelasan atas paragraf ini menyatakan bahwa kebutuhan untuk
melaksanakan pertanggungjawaban atas program menghendaki bahwa laporan hasil audit
disajikan dalam bentuk yang mudah diakses. Dari paragraf standar maupun penjelasannya,
laporan hasil audit kinerja harus disusun sesuai dengan penugasannya. Paragraf ini menuntut
agar auditor melaporkan apa yang telah dilaksanakan dalam auditnya sesuai dengan standar
audit, dan sesuai dengan tujuan dan sasaran penugasan audit kinerja. Dari paragraf ini juga
dapat disimpulkan bahwa laporan audit kinerja harus dapat memberikan simpulan atas
pelaksanaan kegiatan auditi secara ekonomis, efisien dan efektif.
Paragraf 4100 CARA DAN SAAT PELAPORAN menyatakan:
Laporan hasil audit kinerja harus dibuat secara tertulis dan segera, yaitu pada kesempatan
pertama setelah berakhirnya pelaksanaan audit. Paragraf standar ini mengamanatkan cara
pelaporan Laporan hasil audit harus dibuat secara tertulis namun tidak berarti membatasi atau
mencegah pembahasan lisan dengan auditi selama proses audit berlangsung. Terkait dengan
saat pelaporan laporan hasil audit, dinyatakan pada kesempatan pertama setelah berakhirnya
pelaksanaan audit atau segera setelah selesainya pekerjaan lapangan, tanpa harus ditunda.
Sebagai ukuran mutu minimal, standar pelaporan menuntut laporan hasil audit
setidaknya memuat:
1. Dasar melakukan audit;
2. Identifikasi audit;
3. Tujuan/sasaran, lingkup, dan metodologi audit;
4. Pernyataan bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit;
5. Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi;
6. Hasil audit berupa kesimpulan, temuan audit, dan rekomendasi;
7. Tanggapan dari pejabat audit yang bertanggung jawab;
8. Pernyataan adanya keterbatasan dalam audit serta pihak-pihak yang menerima
laporan;
9. Pelaporan informasi rahasia apabila ada.
H. KRITERIA PENULISAN LAPORAN
Suatu laporan standar/ laporan audit baku merupakan laporan yang lazim diterbitkan.
Laporan ini memuat pendapat wajar tanpa pengecualian yang menyatakan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan , hasil
usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kesimpulan
ini hanya akan dinyatakan bila auditor telah membentuk pendapat berdasarkan audit yang
dilaksanakan sesuai GAAS. Laporan standar/ laporan audit baku memiliki tiga paragraf ,
yang lazim disebut paragraf pendahuluan/ pengantar, paragraf lingkup audit, dan paragraf
pendapat.
Dalam laporan tersebut terdapat 6 unsur penting pihak yang dituju, paragraph
pendahuluan/ pengantar, paragraph lingkup, paragraph pendapat, nama auditor, nomor izin
akuntan public, nomor izin kantor akuntan public, dan tanda tangan, serta tanggal laporan
audit. Berikut ini dijelaskan isi tiga unsur penting laporan audit baku :
Paragraf Pendahuluan
Paragraf pendahuluan memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan utama paragraf ini
adalah untuk membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor. Kalimat
pada paragraf pendahuluan disajikan sebagai berikut :

o Objek yang menjadi sasaran audit
Kami telah mengaudit...neraca...Perusahaan X ...untuk tahun tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 20X2 serta laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta
laporan arus kas untuk tahun yang terakhir pada tanggal tersebut berisi dua hal penting
berikut ini.
1. Auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia melakukan audit atas
laporan tersebut.
2. Objek yang diaudit oleh auditor bukanlah catatan akuntansi melainkan laporan
keuangan kliennya, yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas.
Kalimat diatas menunjukkan bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan tertentu dari
perusahaan yang ditunjuk.
o Tanggung jawab auditor
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen.
Kalimat diatas menegaskan bahwa tanggung jawab atas laporan keuangan terletak di tangan
manajemen.
Tanggung jawab kami adalah menyatakan....berdasarkan audit kami.
Kalimat diatas secara khusus menunjukkan tanggung jawab auditor. Auditor berperan untuk
melaksanakan audit dan menyatakan pendapat berdasarkan temuan temuan.
Paragraf Ruang Lingkup
Paragraf ruang lingkup menguraikan sifat dan lingkup audit. Hal ini sesuai dengan
bagian ke empat standar pelaporan yang mengharuskan auditor menunjukkan dengan jelas
sifat audit yang dilakukan. Paragraf ruang lingkup audit juga menunjukkan beberapa
keterbatasan audit. Kalimat dalam paragraf ini adalah:
o Standar auditing
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia
Dalam konteks ini ,standar auditing yang berlaku umum meliputi sepuluh standar GAAS dan
seluruh SAS yang dapat diterapkan.
o Penjelasan ringkas standar auditing
Standar tersebut mengharuskan kami ....audit agar memperoleh keyakinan yang memadai
...laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Kalimat diatas menunjukkan keterbatasan penting suatu audit yaitu auditor hanya mencari
keyakinan yang memadai saja, bukan keyakinan yang absolut dan diperkenalkannya konsep
materialitas.
Suatu audit meliputi pemeriksaan ,atas dasar pengujian,bukti bukti yang mendukung
....laporan keuangan.
Kalimat diatas menjelaskan lebih jauh sifat audit dan pesan kepada pemakai laporannya
bahwa:
1. Dalam perikatan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian, bukan
atas dasar pemeriksaan terhadap seluruh bukti.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern merupakan dasar menentukan jenis
dan luas pengujian yang dilakukan dalam pemeriksaan.
3. Luas pengujian dan pemiihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan auditor
atas dasar pengalamannya.
4. Dalam audit, auditor melakukan pemeriksaan atas bukti audit, yang tidak hanya
terbatas pada catatan akuntansi klien saja, namun mencakup informsai
penguat (corroborating information).
Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi...estimasi signifikan....penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Kalimat tersebut menyebutkan bahwa auditor menggunakan pertimbangan dalam menilai dan
mengevaluasi representasi laporan keuangan manajemen.
Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat.
Kalimat diatas menunjukkan bentuk keterbatasan lain dari suatu audit.
Paragraf pendapat
Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraph yang digunakan oleh
auditor untuk menyatakan pendapatnyab mengenai laporan keuangan yang disebutkannya
dalam paragraf pendahuluan/ pengantar. Dalam paragraph ini auditor menyatakan
pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material,
yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip
akuntansi berterima umum. Kalimat paragraf pendapat dijelaskan sebagai berikut:
Menurut pendapat kami ,laporan keuangan yang kami sebut diatas...
Dalam menafsirkan arti dan pentingnya kalimat ini ,hendaknya disimpulkan bahwa pendapat
tersebut dinyatakan oleh orang orang yang profesional, berpengalaman dan ahli.
....Menyajikan secara wajar ,dalam semua hal yang material ...posisi keuangan ...hasil usaha
dan arus kas...
Konotasi yang dimaksutkan dalam kata kata secara wajar adalah bahwa penyajian laporan
keuangan telah memadai ,tanpa berat sebelah,atau distorsi.
....sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum...
Kalimat ini memenuhi standar pelaporan pertama yang menyatakan bahwa laporan harus
menunjukkan apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan GAAP.

Anda mungkin juga menyukai