Anda di halaman 1dari 7

SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PENGGANTIAN FENDER

SYARAT SYARAT TEKNIS



PEKERJAAN PENGGANTIAN FENDER

Pasal 1

Lingkup Pekerjaan

(1) Pekerjaan Pemasangan Fender meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Pemasangan Fender
c. Pekerjaan Perbaikan Beton

(2) Persyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum untuk semua pekerjaan,
kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan yang disyaratkan secara khusus.


Pasal 2

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan pembersihan, pengukuran penyediaan peralatan dan
material serta menyiapkan dan menyediakan perancah kerja yang baik dan aman untuk
digunakan.


Pasal 3

Bahan-bahan

Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

(1) Fender .
Fender yang akan dipakai adalah fender karet type AV 800 H x 1500 L.

(2) Anchor Bolt
Anchor bolt yang akan dipakai adalah anchor bolt dengan diameter 65 mm, dari bahan besi
galvanis.

(3) Semen portland harus memenuhi NI 8
Semen portlan yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dalam zak
yang tertutup seperti yang disyaratkan. Jenis semen yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah
semen type I.

(4) Aggregat harus memenuhi NI 3
Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras, bersih
dari kotoran-kotoran dan zat-zat kimia organik dan anorganik yang dapat merugikan mutu
beton ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam.

(5) Air harus memenuhi PUBI 1982
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak, asam atau
unsur-unsur organik lainnya. Air laut tidak diperkenankan dipakai.


Pasal 4

Pelasanaan Pekerjaan Pemasangan Fender

(1) Mengebor beton dermaga untuk lobang baut fender dengan mata bor intan sesuai dengan
diameter anchor bolt fender.

(2) Tempatkan fender sesuai dengan posisi yang telah ditetapkan dalam gambar rencana.

(3) Setelah fender tepat pada posisi yang direncanakan, pasang anchor bolt fender sesuai
dengan tempatnya.

(4) Kunci anchor bolt dengan kuat sehingga fender rapat dengan dermaga dan terikat kuat disisi
listplank beton dermaga.

(5) Pada ujung kepala anchor bolt fender dipasang ring plat model siku dan dilaskan dengan
kepala anchor bolt sebagai penguat dan untuk menghindari pencurian.


Pasal 5

Pengecoran Beton

(1) Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus
dihindarkan penghentian pengecoran (cold joint) kecuali bila sudah diperhitungkan pada
tempat-tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan. Pemborong harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk pengamanan
pelindung dan lain-lain yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran.

(2) Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata Pemborong harus memakai
beton siap pakai/Ready Mix Concrete atau mengaduk sendiri di lapangan yang mempunyai
kapasitas yang cukup untuk melayani volume pekerjaan yang direncanakan.

(3) Bilamana perlu Pemborong diperkenankan untuk menggunakan concrete pump,, gerobak-
gerobak dorong untuk mengangkut adukan ketempat yang akan dicor. Pengangkutan beton
tidak diperkenankan dengan menggunakan ember-ember.

(4) Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan, material, serta tenaga yang diperlukan sudah
harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang
sebelumnya disetujui Pengawas Lapangan. Tulangan, jarak, bekesting dan lain-lain, harus
dijaga dengan baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran.

(5) Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekesting, adukan harus dipadatkan dengan
concrete vibrator yang kemampuannya harus mencukupi. Penggetaran harus dijaga
sedemikian agar supya tidak terjadi pemisahan/segregasi antara komponen adukan beton.
Penggetaran dengan concrete vibrator dapat dibantu dengan perojokan, apabila dengan
concrete vibrator tidak mungkin dilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Lapangan terlebih dahulu.

(6) Vibrator-vibrator internal berfrekuensi tinggi pada masing-masing type pneumatic elektrik
ataupun hidrolik harus digunakan untuk pemadatan beton dalam seluruh kedudukan.
Vibrator-vibartor tersebut harus dari jenis yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dengan
frekuensi minimum 7000 getaran per menit dan harus mampu mempengaruhi campuran
secara tepat dan memiliki 25 mm slump untuk jarak sekurang-kurangnya 500 mm dari
vibrator tersebut. Vibrator tidak boleh mengenai cetakan, tulangan baja dan juga tidak boleh
digunakan untuk mengalirkan beton atau menyemprotkannya ke dalam tempatnya. Vibrator
tidak boleh terlalu lama ditempatkan di suatu tempat yang dapat menyebabkan pemisahan
beton tersebut.

(7) Penuangan beton melebihi ketinggian lebih dari 1,5 meter atau pengendapan yang terlalu
banyak pada suatu titik atau menariknya sepanjang cetakan tidak diperkenankan.

(8) Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang diperhitungkan
aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapatkan persetujuan
dari Pengawas Lapangan. Penghentian maksimum 2 jam. Untuk menyambung pengecoran-
pengecoran sebelumnya harus dibersihkan permukaannya dan dibuat kasar agar sempurna
sambungannya dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung
harus disiram dengan air semen dengan campuran semen dan air adalah 1:0,5. Untuk
penghentian pengecoran lebih dari 5 jam, bidang yang akan disambung/dicor harus terlebih
dahulu dioles dengan additive/epoxy resin.

(9) Segera setelah pengecoran selesai, selama waktu pengerasan, beton harus dirawat /
dilindungi dengan cara menggenanginya dengan air bersih atau ditutup dengan karung-karung
yang senantiasa dibasahi dengan air, terus-menerus selama paling tidak 10 hari setelah
pengecoran.

(10) Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas Lapangan tetap menghendaki agar
pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak Pemborong diwajibkan menyediakan alat
pelindung seperti terpal yang cukup untuk melindungi tempat/bagian yang sudah maupun
yang akan dicor. Pengecoran tidak diijinkan selama hujan lebat atau ketika suhu udara
naik di atas 32
0
C.

(11) Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai Karakteristik
yang disyaratkan Pemborong harus mengambil core-sample darii bagian-bagian konstruksi.
Jumlah core-sample untuk tiap pemeriksaan adalah 3 buah, dan selanjutnya kekuatannya akan
diperiksa di laboratorium dengan petunjuk Pemberi Tugas dan/atau Pengawas Lapangan atas
biaya Pemborong. Hasilnya akan dievaluasi Pengawas Lapangan dan apabila ternyata nilai
yang diperoleh membahayakan konstruksi, Pemborong harus melakukan per-baikan dengan
biaya Pemborong.



Pasal 6

SMK3

(1) Setiap pelaksanaan pekerjaan dilingkungan pelabuhan, pelaksana wajib mematuhi peraturan-
peraturan Keselamatan Kerja (K3) yang berlaku dilingkungan Belawan International Container
Terminal.

(2) Penerapan Sistem Manajeman Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) wajib
dilaksanakan untuk memberi perlindungan kepada seluruh pekerja, karyawan serta fasilitas di
sekitar pekerjaan terhadap potensi kecelakaan dan atau kerusakan sebagai akibat dari
pelaksanaan pekerjaan.

(3) Penerapan Sistem Manajeman Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dalam
pelaksanaan pekerjaan meliputi pengadaan dan pemakaian/pemasangan alat pelindung diri,
rambu-rambu dan pengurusan izin kerja.

(4) Kebutuhan pengadaan dan pemakaian/pemasangan alat pelindung diri, rambu-rambu dan
pengurusan izin kerja dalam pelaksanaan pekerjaan ini seperti :

a. Alat Pelindung Diri ; sepatu, helmet, sarung tangan, kaca mata, sabuk pengaman, dll
b. Rambu-rambu ; rambu gangguan kerja, rambu lalu-lintas, rambu barang berbahaya, dll
c. Izin kerja ; izin penggalian, izin kerja di ketinggian dll.

(5) Jumlah kebutuhan pengadaan dan pemakaian/pemasangan Alat Pelindung Diri, rambu-
rambu dan pengurusan izin kerja disesuaikan dengan jumlah kebutuhan pekerja dan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan yang ditentukan kemudian oleh pengawas lapangan.

(6) Pemakaian/pemasangan alat pelindung diri bagi pekerja dan rambu-rambu wajib
dilaksanakan di lokasi pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

(7) Seluruh pengadaan dan pemakaian/pemasangan alat pelindung diri, rambu-rambu dan
pengurusan izin kerja dalam pelaksanaan pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab
pelaksana pekerjaan.

(8) Sebelum pelaksanaan pekerjaan dan selama pelaksanaan pekerjaan, pengadaan dan
pemakaian/pemasangan alat pelindung diri, rambu-rambu dan pengurusan izin kerja akan
diawasi oleh pengawas lapangan untuk memastikan pekerjaan dilakukan dengan aman.

(9) Pengawas lapangan diberi kuasa untuk menghentikan pelaksanaan pekerjaan apabila
persyaratan pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tidak dilaksanakan oleh
pelaksana pekerjaan sampai dipenuhinya persyaratan K3 yang telah ditentukan.


Pasal 7

Pekerjaan Lain-Lain

(1) Dalam pelaksanaan pekerjaan agar tidak merusak bangunan yang ada, pemborong
bertanggungjawab terhadap keamanan dari setiap fasilitas yang digunakan, kerusakan yang
terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan pemborong menjadi tanggungjawab
pemborong.

(2) Pemborong wajib memperbaiki dan merapikan kembali apabila ada kekurangan dari
pekerjaan dan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya yang bersifat penyempurnaan hasil pekerjaan.

(3) Seluruh sisa bahan pekerjaan harus dibersihkan dan diangkut ke luar lokasi kerja.

(4) Seluruh biaya atas pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Pemborong
sepenuhnya, Pemilik proyek menerima pekerjaan ini dalam keadaan siap untuk dipergunakan.


UNT

Anda mungkin juga menyukai