Anda di halaman 1dari 28

BAHAN-BAHAN LISTRIK

BAHAN NUKLIR




Penyusun
Nola Verli Herlian
NIM 1404405087

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN-BALI
2014
i

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul Bahan
Nuklir tepat pada waktunya.
Paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan Listrik. Disamping itu
juga untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai materi Bahan Nuklir serta
aplikasinya dalam kehidupan.
Dalam penyusunan paper ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan paper ini. Besar harapan penulis agar paper ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Demikian pengantar dari penulis, apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan
maupun tidak disengaja, penulis mohon maaf. Atas perhatian pembaca, penulis ucapkan
terima kasih.

Denpasar, September 2014

Penulis


ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ........ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ........ ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... ...... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... ...... 2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah.......................................................................................... 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reaksi Fisi.................................................................................................. 3
2.2 Reaksi Fisi Berantai................................................................................... 4
2.3 Perpindahan Kalor..................................................................................... 5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Contoh Bahan Nuklir (Uranium).................................................................. 8
3.2 Pengaplikasian Bahan Nuklir sebagai Bahan Bakar Reaktor Nuklir.......... 15
3.3 Dampak Penggunaan Bahan Nuklir sebagai Bahan Bakar Reaktor Nuklir.. 21
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN............................................................................................ 23
4.2 SARAN........................................................................................................ 23
iii

BAB V
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 24




1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat pertama kali mengenal bahan nuklir dalam bentuk bom atom yang
dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945. Sedemikian
dahsyatnya akibat yang ditimbulkan oleh bom tersebut sehingga pengaruhnya masih
dapat dirasakan sampai sekarang. Di samping sebagai senjata pamungkas yang dahsyat,
sejak lama orang telah memikirkan bagaimana cara memanfaatkan bahan nuklir untuk
kesejahteraan umat manusia. Sampai saat ini tenaga nuklir, khususnya zat radioaktif
telah dipergunakan secara luas dalam berbagai bidang antara lain bidang industri,
kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk farmasi dan alat kedokteran,
pengawetan bahan makanan, bidang hidrologi, yang merupakan aplikasi teknik nuklir
untuk non energi.
Dalam bidang energi khususnya kelistrikan, bahan nuklir digunakan sebagai
bahan bakar reaktor nuklir. Reaktor nuklir adalah pesawat yang mengandung bahan-
bahan nuklir yang dapat membelah, yang disusun sedemikian sehingga suatu reaksi
berantai dapat berjalan dalam keadaan dan kondisi terkendali dengan sendirinya. Syarat
agar suatu bahan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar nuklir adalah bahan yang
dapat menghasilkan reaksi pembelahan berantai atau bahan yang dapat diubah menjadi
bahan yang dapat menghasilkan pembelahan berantai. Dalam reaktor nuklir digunakan
bahan bakar uranium-235, plutonium-239, dan uranium-233.
Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir di dalam reaktor nuklir dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi pembangkitan energi listrik
semacam ini dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga listrik (PLTN). PLTN bekerja
dengan prinsip yang sama seperti pembangkit listrik konvesional, hanya saja panas yang
digunakan untuk menghasilkan uap tidak dihasilkan dari pembakaran bahan fosil, tetapi
dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam suatu reaktor nuklir.
Panas yang dihasilkan dari reaksi nuklir ini digunakan untuk menguapkan air pendingin.
Uap ini digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga diperoleh energi kinetik. Energi
kinetik yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator yang akhirnya
menghasilkan energi listrik.
.
2

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah contoh bahan nuklir?
1.2.2 Bagaimanakah pengaplikasian bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor nuklir?
1.2.3 Bagaimanakah dampak dari penggunaan bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor
nuklir?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui penjelasan salah satu contoh bahan nuklir.
1.3.2 Mengetahui pengaplikasian bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor nuklir.
1.3.3 Mengetahui dan mengantisipasi dampak dari penggunaan bahan nuklir sebagai
bahan bakar reaktor nuklir
1.4 Batasan Masalah
1.4.1 Contoh bahan nuklir yang akan dijelaskan adalah uranium.
1.4.2 Pengaplikasian bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor nuklir dibatasi sampai
proses pembakaran bahan nuklir dalam reaktor nuklir, komponen-komponen
reaktor nuklir, dan prinsip kerja reaktor nuklir.
1.4.3 Dampak dari penggunaan bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor nuklir
mencakup dampak positif dan dampak negatif.


3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reaktor nuklir merupakan tempat berlangsungnya reaksi fisi yang dihasilkan dari
interaksi neutron dengan
92
U
235
. Proses fisi diawali dari gerakan neutron termal menumbuk
inti
92
U
235
yang menyebabkan inti atom menjadi tidak stabil dan kehilangan bentuknya,
kemudian membelah menjadi unsur-unsur yang lebih kecil sambil melepaskan tenaga dalam
bentuk panas dan membebaskan 2-3 neutron baru.
2.1 Reaksi Fisi
Reaksi fisi terjadi antara neutron dengan inti uranium sehingga terjadi fragmen inti-
inti atom disertai pembebasan energi. Energi pembelahan dari satu inti atom
92
U
235
adalah
sekitar 200 MeV. Neutron-neutron baru hasil fisi mengalami proses perlambatan dalam
media moderator dan menjadi neutron termal. Sebagian inti majemuk yang dihasilkan pada
reaksi pembelahan bersifat tidak stabil dan mengalami peluruhan radioaktif menuju inti yang
lebih stabil. Contoh reaksi fisi nuklir dan gambar reaksi fisi sebagai berikut:
92
U
235
+
0
n
1
[
92
U
236
]*
38
Sr
94
+
54
Xe
140
+ 2
0
n
1
+ 200 MeV

Gambar 2.1 Reaksi Fisi


4

2.2 Reaksi Fisi Berantai
Proses yang terjadi pada reaksi fisi berantai adalah inti
92
U
235
menangkap neutron
kemudian membelah menjadi inti baru sambil melepaskan energi dan 3 neutron baru, neutron
baru mengalami proses moderasi di dalam moderator menjadi neutron termal. Neutron
tersebut berdifusi dalam medium bahan bakar sebelum mengalami kemungkinan bereaksi
dengan inti
92
U
235
lainnya.
Pada setiap reaksi fisi dihasilkan dua inti baru, dua atau tiga neutron baru dan
sejumlah energi panas. Inti-inti baru terbentuk besifat tidak stabil (radioaktif). Untuk menjadi
stabil inti-inti tersebut meluruh dengan memancarkan sinar-sinar maupun partikel. Inti-inti
baru yang muncul sebagai hasil fisi ini disebut petilan fisi (fragmen fisi) dan biasanya
mempunyai ukuran tidak sama.
Pemodelan atom dilakukan pertama kali oleh Rutherford dan Bohr sekitar abad ke 20.
Secara teori dan eksperimen yang dilakukan Rutherford dan Bohr menunjukan bahwa atom
disusun dari inti atom dan kulit atom. Kulit atom merupakan elektron (simbol e) yang
menunjukan sifat dari elemen. Sedangkan dalam inti terdapat proton (simbol p) dan neutron
(simbol n). Umumnya semua massa atom terkonsentrasi dalam inti. Masa elektron kira-kira
1/2000 massa proton. Antara inti (proton) bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif
bekerja gaya coulomb (Arthur. dkk, 2000: 119).
Di bawah ini merupakan tabel sifat partikel elementer (massa dan muatan penyusun
atom):
Tabel 2.2 Sifat partikel elementer
1 sma = 24 1066,1 x 10
-24
g, dalam satuan energy 1 sma =931,478 MeV. Suatu inti
dicirikan oleh
A
Z
X
, dengan X adalah nama elemen, A adalah nomer massa (jumlah proton
dan neutron) dan Z adalah nomor atom (jumlah proton = jumlah elektron). Pada dasarnya
massa atom terletak pada inti atomnya, di mana massa neutron lebih besar dari massa proton.
Partikel) Massa (g) Muatan (C)
Proton (p) 1.6726 x 10
-24
1,6 x 10-
19

Neutron (n) 1,6749 x 10
-24
0
Elektron (e) 9,11 x 10
-31
-1,6 x 10
-19

5

Proses reaksi fisi yang berlangsung tersebut akan menghasilkan panas yang sangat
tinggi. Ada beberapa proses aliran panas pada proses tersebut antara lain: radiasi, konduksi,
dan konveksi (Zuhrina.dkk, 2006: 2).

Gambar 2.2 Reaksi Fisi Berantai
2.3 Perpindahan Kalor
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan energi
tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya mengalami perubahan bentuk. Sebagai contoh energi
gerak yang dilakukan oleh sebuah motor dapat berubah menjadi kalor, dan sebagainya.
Dalam hal ini perpindahan kalor dapat melalui 3 cara, yaitu:
2.3.1 Pancaran (Radiasi)
Pancaran (radiasi) adalah perpindahan kalor melalui gelombang dari suatu zat
ke zat yang lain. Semua benda memancarkan kalor. Keadaan ini baru terbukti setelah
suhu meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan ka1or radiasi terjadi dengan
perantaraan foton dan juga gelombang elektromagnet.
Pada radiasi panas, panas diubah menjadi gelombang elektromagnetik yang
merambat tanpa melalui ruang media penghantar. Jika gelombang tersebut
mengenaisuatu benda, maka gelombang dapat mengalami transisi (diteruskan),
refleksi (dipantulkan), dan absorpsi (diserap) dan menjadi kalor. Hal itu tergantung
pada jenis benda, sebagai contoh memantulkan sebagian besar radiasi yang jatuh
padanya, sedangkan permukaan yang berwarna hitam dan tidak mengkilap akan
menyerap radiasi yang diterima dan diubah menjadi kalor.
Menurut hukum Stefen Boltzmann tentang radiasi panas berlaku hanya untuk
benda hitam, bahwa kalor yang dipancarkan (dari benda hitam) dengan laju yang
6

sebanding dengan pangkat empat temperature absolute benda itu dan sebanding
dengan luas permukaan benda. (McCabe, 1993: 142)
q = . A .T
4

dimana:
q = pancaran
= konstanta proporsionalitas (tetapan Stefan Boltzmann)
= 5,669 . 10 8W/m2 . K
4

A = luas permukaan bidang benda hitam
T = temperatur absolut benda hitam
2.3.2 Hantaran (Konduksi)
Konduksi adalah peristiwa berpindahnya kalor melalui medium (zat perantara)
tanpa disertai dengan perpindahan partikel medium tersebut. Konduksi biasanya
dapat terjadi pada zat padat seperti berbagai jenis logam dan gelas. Contohnya
seperti ini, jika salah satu ujung logam dipanaskan maka ujung logam yang lain jug
akan terasa panas karena kalor/panas merambat di dalam logam.
Konduksi thermal pada logam - logam padat terjadi akibat gerakan elektron
yangterikat dan konduksi thermal yang mempunyai hubungan dengan konduktivitas
listrik. Pemanasan pada logam berarti pengaktifan gerakan molekul,
sedangkanpendinginan berarti pengurangan gerakan molekul.
Laju perpindahan kalor secara konduksi sebanding dengan gradien suhu (q
/A~ T/x) dan dengan konstanta kesetimbangan ( konduksi ) maka menjadi
persamaan Fourier .
q = - k A . T/x
dimana;
q = laju perpindahan kalor
T /x= gradient suhu kearah perpindahan kalor
k = konduktuvitas termal
A = luas permukaan bidang hantaran
Tanda ( - ) digunakan untuk memenuhi hukum II Thermodinamika
yaitu Kalor mengalir ke tempat yang lebih rendah dalam skala temperatur
(Holman,1986: 132).



7


2.3.3 Aliran (Konveksi)
Perpindahan panas secara konveksi adalah peristiwa berpindahnya kalor dalam
suatu medium yang disertai dengan perpindahan partikel mediumnya. Sebagai
contoh, suatu permukaan logam dengan fluida. Kalor yang dipindahkan secara
konveksi dinyatakan dengan persamaan newton tentang pendinginan :
q = -h . A . T
dimana :
q = kalor yang dipindahkan
h = koefisien perpindahan secara konduksi
A = luas permukaan perpindahan panas
T = temperatur
Tanda minus (-) digunakan untuk memenuhi hukum II thermodinamika,
bahwa kalor mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah.










8

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Contoh Bahan Nuklir (Uranium)
2.1.1 Sejarah Penemuan Uranium
Uranium ditemukan oleh Martin Klaproth di Jerman pada tahun 1789.
Dengan cara menganalisis suatu unsur yang tak dikenal di dalam biji uranium dan
mencoba untuk mengisolasikan logamnya. Nama Uranium diambil dari nama planet
Uranus yang ditemukan 8 tahun sebelumnya. Logam uranium pertama kali diisolasi
pada tahun 1841 oleh Eugene-Melchoir Peligot, yang mengurai klorida anhidrit
UCl
4
dengan kalium selama 55 tahun. Sifat radioaktif dari Uranium tidak dihargai
dan pada tahun 1896 Henri Becquerel mendeteksi sifat radioaktifitas uranium.
Becquerel yang melakukan penemuan di Paris dengan meletakkan uranium di atas
plat fotografik tak kena cahaya dan mencatat bahwa plat telah menjadi terkabutkan.
Ia menentukan adanya sinar tak kelihatan yang dipancarkan oleh uranium yang telah
mengarahkan plat.
Uranium terbentuk bersamaan dengan terjadinya bumi. Oleh karena itu,
uranium dapat ditemukan di setiap batuan dan juga di air laut. Batuan yang
mengandung uranium kadar tinggi disebut batuan uranium atau uranium ore atau
pitch-blende. Peristiwa-peristiwa alam dan proses geologi telah membentuk
uranium sebagai mineral. Karena mineral tersebut bersifat radioaktif dan untuk
mendapatkannya harus melalui proses penggalian dalam tambang, maka uranium
seringkali dikenal juga sebagai bahan galian nuklir. Mineral uranium terdapat dalam
kerak bumi pada hampir semua jenis batuan, terutama batuan asam seperti granit,
dengan kadar 3-4 gram dalam satu ton batuan. Di alam dapat ditemukan lebih dari
100 jenis mineral uranium, antara lain yang terkenal adalah uraninite, pitchblende,
coffinite, brannerite, carnatite dan tyuyamunite.





9

2.1.2 Pengertian dan Sifat Uranium
Uranium adalah mineral yang memancarkan radiasi nuklir atau bersifat
radioaktif. Uranium digunakan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah sebagai
bahan bakar nuklir. Uranium merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki lambang U dan nomor atom 92. Uranium merupakan logam putih
keperakan yang termasuk dalam deret aktinida tabel periodik. Uranium memiliki 92
proton dan 92 elektron, dan berelektron valensi 6. Inti uranium mengikat sebanyak
141 sampai dengan 146 neutron, sehingganya terdapat 6 isotop uranium. Isotop
yang paling umum adalah uranium-238 (146 neutron) dan uranium-235 (143
neutron). Semua isotop uranium tidak stabil dan bersifat radioaktif lemah.
Uranium yang dapat dijumpai secara alami adalah uranium-238 (99,2742%),
uranium-235 (0,7204%), dan sedikit uranium-234 (0,0054%). Uranium meluruh
secara lambat dengan memancarkan partikel alfa. Umur paruh uranium-238 adalah
sekitar 4,47 milyar tahun, sedangkan untuk uranium-235 adalah 704 juta tahun. Oleh
sebab itu, uranium dapat digunakan untuk penanggalan umur Bumi.
Uranium-235 merupakan satu-satunya isotop unsur kimia alami yang bersifat
fisil (yakni dapat mempertahankan reaksi berantai pada fusi nuklir), sedangkan
uranium-238 dapat dijadikan fisil menggunakan neutron cepat. Selain itu, uranium-
238 juga dapat ditransmutasikan menjadi plutonium-239 yang bersifat fisil dalam
reaktor nuklir. Isotop uranium lainnya yang juga bersifat fisil adalah uranium-233,
yang dapat dihasilkan dari torium.
Uranium memiliki tiga bentuk kristal yaitu alfa, beta, dan gamma. Uranium
termasuk logam berat, berwarna putih keperak-perakan, bersifat piroforik (mudah
meledak di udara dan hidrogen dapat menambah intensitas nyala) dalam kondisi
halus. Uranium lebih lunak dariada baja, dan dalam kondisi yang sangat halus,
uranium mudah terlarut dalam air dingin. Mudah ditempa dan sedikit paramagnetik.
Di udara, uranium terlapisi dengan oksidanya. Asam juga dapat melarutkan logamnya,
dan tidak terpengaruh sama sekali oleh basa. Uranium membentuk senyawa biner
dengan halogen (yang di kenal sebagai halida), oksigen (yang dikenal sebagai oksida),
hydrogen (yang dikenal sebagai hidrida), dan beberapa senyawa lain dari uranium.
10

Senyawa hidrida dibentuk dari reaksi hydrogen dengan logam uranium yang
dipanaskan pada suhu 250
o
300
o
C.
Keterangan Umum Unsur Uranium
Nama Unsur Uranium
Lambang Unsur U
Jenis Unsur Aktinida
Nomor Massa 238,03
Nomor Atom 92
Golongan IIIB ( Logam Transisi Dalam )
Periode 7
Jari-jari 175 ppm
Konduktivitas Termal 27,5 Wm-1 K-1
Hfo 533 J/mol
Gfo 488 J/mol
S 199,8 J/mol
Konfigurasi Elektron [Rn] 5f
3
6d
1
7s
2

Tabel 2.1.2.1 Keterangan Umum Unsur Uranium











Tabel 2.1.2.2 Sifat Fisika Uranium
Sifat Fisika Uranium
Fase padat
Massa jenis (mendekati suhu kamar) 19,1 g cm
3

Massa jenis cairan pada t.l. 17,3 g cm
3

Titik lebur 1405,3 K2070 F 1132,2 C, ,
Titik didih 7468 F 4131 C, 4404 K,
Kalor peleburan 9,14 kJ mol
1

Kalor penguapan 417,1 kJ mol
1

Kapasitas kalor 27,665 J mol
1
K
1

11








Tabel 2.1.2.3 Sifat Atom Uranium
2.1.3 Daur Uranium Sebagai Bahan Bakar Nuklir
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mendapatkan bahan bakar
uranium dari mulai kegiatan penambangan sampai dengan proses pembakarannya di
dalam teras reaktor nuklir hingga ke pengelolaan limbah radioaktif yang
ditimbulkannya. Proses-proses pada masing-masing tahapan cukup komplek, rumit
dan beberapa di antaranya memerlukan teknologi tinggi. Daur bahan bakar nuklir
mencakup semua proses baik fisika maupun kimia yang dilalui oleh bahan galian
nuklir agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di reaktor nuklir. Berikut ini
akan dibahas tahapan-tahapan proses dalam daur uranium sebagai bahan bakar
nuklir.
1. Eksplorasi dan Penambangan Uranium
Eksplorasi bahan galian nuklir merupakan bagian awal dari daur bahan bakar
yang sekaligus dapat digunakan untuk menginventarisasi sumber daya bahan galian
nuklir. Kegiatan eksplorasi uranium pada umumnya dimulai dari penentuan suatu
lokasi dimana pada lokasi tersebut diharapkan dapat ditemukan bahan galian
nuklir. Metode eksplorasi yang dianut sampai sekarang adalah melalui penelitian
konvensional, penelitian geologi, pengukuran tingkat radiasi dan geokimia. Cara
penambangan uranium sangat mirip dengan cara penambangan bijih-bijih tambang
lainnya, yaitu melalui penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah. Dari
kegiatan penambangan ini diperoleh bongkahan-bongkahan berupa batuan yang di
dalamnya terdapat mineral-mineral uranium. Batuan tersebut selanjutnya dikirim
ke unit pengolahan untuk menjalani proses lebih lanjut.
Sifat Atom Uranium
Bilangan oksidasi 6, 5, 4, 3
(Oksida basa lemah)
Elektronegativitas 1,38 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 597,6 kJ mol
1

ke-2: 1420 kJ mol
1

Jari-jari atom 156 pm
Jari-jari kovalen 1967 pm
12

2. Pengolahan Uranium
Kadar uranium dalam bijih umumnya sangat rendah, yaitu berkisar antara
0,1 0,3 % atau 1-3 kg uranium tiap ton bijih. Untuk mempermudah dan menekan
biaya transportasi, maka uranium dalam bijih ini perlu diolah terlebih dahulu.
Tujuan utama dari pengolahan adalah untuk pemekatan dengan cara mengurangi
sebanyak mungkin bahan lain yang ada dalam bijih sehingga dapat
menyederhanakan proses transportasi ke tempat pemrosesan berikutnya.
Pengolahan bijih uranium dapat dilakukan dengan cara penggerusan,
pelindihan maupun ekstraksi kimia dan pengendapan. Hasil akhir dari proses
pengolahan uranium ini adalah diperolehnya endapan kering berwarna kuning yang
disebut pekatan (konsentrat) yang berkadar uranium sekitar 70 %. Karena
berwarna kuning maka endapan ini disebut juga yellowcake. Dari 1000 ton bijih
rata-rata dapat dihasilkan 1,5 ton yellowcake.
3. Pemurnian Uranium
Proses pemurnian bertujuan untuk merubah yellowcake menjadi bahan
dengan tingkat kemurnian yang tinggi sehingga berderajad nuklir dan bebas dari
unsur-unsur pengotor lainnya. Senyawa kimia bahan bakar berderajad nuklir yang
dihasilkan dapat berbeda bergantung proses pemurnian yang digunakan. Dari
proses pemurnian akan diperoleh produk akhir berupa UO2, U3O8 atau U-logam
yang siap untuk proses selanjutnya. Ketiga macam produk akhir proses pemurnian
itu disesuaikan dengan kebutuhan calon pemakai bahan bakar nuklir.
4. Pengayaan Uranium
Pengayaan dimaksudkan untuk meningkatkan kadar 235U dalam bahan bakar
nuklir hasil proses pemurnian. Perlu diketahui bahwa dalam uranium alam hasil
penambangan terdapat tiga jenis isotop uranium, yaitu 238U dengan kadar 99,285
%, 235U dengan kadar 0,715 % dan 234U dengan kadar yang sangat kecil. Dalam
reaktor nuklir yang dapat berperan sebagai bahan bakar hanyalah 235U, sedang
238U dan 234U tidak dapat dijadikan bahan bakar karena tidak dapat melakukan
reaksi fisi. Dengan proses pengayaan maka kadar 235U menjadi tinggi sehingga
13

bahan bakar dapat dipakai dalam waktu lama. Proses pengayaan ini akan
meningkatkan kadar 235U dalam bahan bakar menjadi 2-4 % seperti lazimnya
dibutuhkan oleh suatu reaktor nuklir. Proses pengayaan tidak selalu dilewati oleh
bahan bakar, karena ada jenis reaktor nuklir yang dapat memanfaatkan uranium
alam.
5. Pabrikasi
Proses pabrikasi bertujuan untuk menyiapkan bahan bakar nuklir dalam
bentuk fisik yang sesuai dengan jenis yang dibutuhkan oleh reaktor nuklir calon
pemakai bahan bakar tersebut. Ada bermacam-macam bentuk bahan bakar
bergantung pada jenis rancang bangun reaktor. Perbedaan tersebut umumnya
terletak pada bentuk dan ukuran bahan bakar yang digunakannya. Dalam proses
pabrikasi, sebagian besarnya merupakan proses fisis mekanis ditambah sedikit
proses kimia.
6. Pembakaran dalam Reaktor
Di dalam teras reaktor, bahan bakar nuklir 235U dibakar untuk mendapatkan
panas yang dapat dimanfaatkan. Pembakaran merupakan satu-satunya proses
produktif dalam daur bahan bakar nuklir. Tempat dan lamanya 235U dibakar di
dalam teras diatur melalui program pengelolaan bahan bakar sehingga dapat
dicapai tingkat pembakaran yang optimum. Umumnya bahan bakar rata-rata berada
dalam teras reaktor selama 3-4 tahun.
Dalam proses pembakaran ini dikenal adanya istilah derajad bakar (burn-up)
yang dipakai untuk menyatakan jumlah bahan bakar yang terbakar/melakukan
reaksi fisi. Derajad bakar dapat dinyatakan dalam beberapa cara, yang paling
populer adalah dengan satuan MWd/tonU (jumlah energi yang telah dihasilkan
dalam Mega Watt-hari/MWd dari tiap ton uranium /tonU).
7. Penyimpanan Sementara atau Pendinginan
Setelah bahan bakar nuklir
235
U dimanfaatkan dalam reaktor nuklir dan
mencapai derajat bakar tertentu, elemen bakar nuklir akan menjadi sangat
radioaktif karena mengandung unsur-unsur radioaktif beraktivitas sangat tinggi
14

hasil proses fisi
235
U. Oleh sebab itu, bahan bakar bekas tersebut perlu disimpan
sementara agar unsur-unsur hasil fisi yang radioaktif itu melakukan peluruhan
sehingga radiasi yang dipancarkannya menjadi rendah. Penyimpanan sementara ini
disebut juga sebagai proses pendinginan.
Laju peluruhan zat radioaktif bergantung pada jenis zat radioaktifnya. Setiap
zat radioaktif memiliki waktu paro (T1/2), yaitu waktu yang diperlukan oleh zat
radioaktif untuk meluruh sehingga jumlahnya tinggal setengah dari jumlah semula.
Waktu paro zat radioaktif bervariasi dari orde beberapa detik hingga tahun.
Bahan bakar begitu dikeluarkan dari teras reaktor mengalami pendinginan
dalam kolam penampung bahan bakar bekas. Kolam ini umumnya terintegrasi
dalam gedung reaktor. Lama pendinginan bisa beberapa bulan hingga beberapa
tahun bergantung pada kapasitas tampung kolam pendingin.
8. Proses Olah Ulang
Proses olah ulang bahan bakar bekas bertujuan untuk mengambil sisa bahan
bakar fisi yang belum terbakar dan bahan bakar baru yang terbentuk selama proses
pembakaran bahan bakar nuklir. Jadi dalam hal ini bahan bakar bekas itu masih
sangat berharga. Perlu diketahui bahwa proses pembakaran
235
U di dalam teras
reaktor tidak dapat membakar habis bahan bakar tersebut. Dari 100 kg bahan bakar
nuklir yang semula berkomposisi 3 kg 235U dan 97 kg 238U, setelah proses
pembakaran dalam teras reaktor selama tiga tahun, komposisinya akan berubah
menjadi :
2 kg 235U terbakar/melakukan reaksi fisi sehingga tersisa 1 kg 235U.
2 kg 238U berubah menjadi 239Pu sehingga tersisa 238U sebanyak 95 kg.
Dari 2 kg 239Pu yang terbentuk, 1 kg terbakar langsung dalam teras reaktor
sehingga tersisa 1 kg 239Pu.
Karena ada 2 kg 235U dan 1 kg 239Pu yang terbakar, maka dari pembakaran
itu dihasilkan 3 kg unsur-unsur radioaktif hasil fisi.
Setelah dipakai sebagai bahan bakar di reaktor nuklir, sebagian besar 235U masih
tersisa di dalam bahan bakar bekas. Pada suatu saat nanti, 235U sebagai satu-
15

satunya bahan bakar nuklir yang ada di alam ini akan habis dikonsumsi. Oleh
sebab itu, proses olah ulang bahan bakar bekas dapat menghemat penggunaan
bahan bakar nuklir apabila dilakukan pada saat yang tepat. Sisa dari bahan bakar
235U dan bahan bakar baru 239Pu yang terbentuk dalam bahan bakar bekas dapat
diambil kembali melalui proses olah ulang dan untuk selanjutnya dapat dijadikan
bahan bakar baru. Dalam proses olah ulang ini 235U yang terambil dikirim ke
instalasi pengayaan, sedang 239Pu langsung dikirim ke instalasi pabrikasi.
9. Penyimpanan Lestari
Pembuangan akhir limbah pada prinsipnya adalah penyimpanan lestari limbah
radioaktivitas tinggi yang telah digelasifikasi dan disegel dalam tabung stainless
steel, dan juga penyimpanan lestari bahan bakar bekas yang telah melalui proses
pendinginan yang cukup dan telah disegel dalam wadah atau canister terbuat dari
logam tahan korosi seperti tembaga atau stainless steel. Secara umum telah dapat
diterima bahwa limbah-limbah tersebut rencananya akan dikubur di batuan stabil di
dalam tanah dengan kedalaman tak kurang dari 500 m di batuan dasar (bed rock).
2.2 Pengaplikasian Bahan Nuklir Sebagai Bahan Bakar Reaktor Nuklir
2.2.1 Proses Pembakaran Bahan Nuklir ( Uranium) dalam Reaktor
Inti atom dari U-235 terdiri dari 92 proton dan 143 neutron. Apabila satu
neutron tertangkap oleh satu inti atom uranium-235, inti atom ini akan terbelah
menjadi 2 atau 3 bagian/fragmen. Sebagian dari energi yang semula mengikat
fragmen-fragmen tersebut masing- masing dalam bentuk energi kinetik, sehingga
mereka dapat bergerak dengan kecepatan tinggi. Oleh karena fragmen-fragmen itu
berada di dalam struktur kristal uranium, mereka tidak dapat bergerak jauh dan
gerakannya segera diperlambat.
Dalam proses perlambatan ini energi kinetik diubah menjadi panas (energi
termal). Sebagai gambaaran dapat dikemukakan bahwa energi termal yang
dihasilkan dari reaksi pembelahan 1 kg uranium-235 murni besarnya adalah 17
milyar kilo kalori, atau setara dengan energi termal yang dihasilkan dari pembakaran
2,4 juta kg (2400 ton) batubara

16







Tabel 2.2.1 Perbandingan kandungan energi dalam bahan bakar uranium
dengan sumber energi lainnya.
Selain fragmen-fragmen tersebut reaksi pembelahan menghasilkan pula 2 atau
3 neutron yang dilepaskan dengan kecepatan lebih besar dari 10.000 km per detik.
Neutron-neutron ini disebut neutron cepat yang mampu bergerak bebas tanpa
dirintangi oleh atom-atom uranium atau atom-atom kelongsongnya. Agar mudah
ditangkap oleh inti atom uranium guna menghasilkan reaksi pembelahan, kecepatan
neutron ini harus diperlambat. Zat yang dapat memperlambat kecepatan neutron
disebut moderator.
Panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan, oleh air yang bertekanan 160
atmosfir dan suhu 300
0
C secara terus menerus dipompakan ke dalam reaktor
melalui saluran pendingin reaktor. Air bersirkulasi dalam saluran pendingin ini tidak
hanya berfungsi sebagai pendingin saja melainkan juga bertindak sebagai moderator,
yaitu sebagai medium yang dapat memperlambat neutron. Neutron cepat akan
kehilangan sebagian energinya selama menumbuk atom-atom hidrogen. Setelah
kecepatan neutron turun sampai 2000 m per detik atau sama dengan kecepatan
molekul gas pada suhu 300
0
C, barulah ia mampu membelah inti atom uranium-235.
Neutron yang telah diperlambat disebut neutron termal.
Untuk mendapatkan keluaran termal yang mantap, perlu dijamin agar
banyaknya reaksi pembelahan inti yang terjadi dalam teras reaktor dipertahankan
pada tingkat tetap, yaitu 2 atau 3 neutron yang dihasilkan dalam reaksi itu hanya satu
yang dapat meneruskan reaksi pembelahan.
Neutron lainnya dapat lolos keluar reaktor, atau terserap oleh bahan lainnya
tanpa menimbulkan reaksi pembelahan atau diserap oleh batang kendali. Batang
Bahan Sumber Energi Kandungan Energi dalam 1 ton berat (GJ)
Kayu 14
Batubara

29
Minyak 42
Gas alam (cair) 46
Uranium 630.000
17

kendali dibuat dari bahan-bahan yang dapat menyerap neutron, sehingga jumlah
neutron yang menyebabkan reaksi pembelahan dapat dikendalikan dengan mengatur
keluar atau masuknya batang kendali ke dalam teras reaktor.
Sehubungan dengan uraian di atas perlu digarisbawahi bahwa :
a) Reaksi pembelahan berantai hanya dimungkinkan apabila ada moderator.
b) Kandungan uranium-235 di dalam bahan bakar nuklir maksimum adalah 3,2 %.
Kandungan ini kecil sekali dan terdistribusi secara merata dalam isotop
uranium-238, sehingga tidak mungkin terjadi reaksi pembelahan berantai secara
tidak terkendali di dalamnya.
Proses membelah atau membakar uranium secara berantai dan terkendali
inilah yang akan menghasilkan panas yang digunakan untuk membangkitkan uap
air, dan selanjutnya uap air digunakan untuk memutar turbin dan akhirnya
menghasilkan listrik.
2.2.2 Komponen-komponen Reaktor Nuklir
Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki lima komponen dasar, yaitu elemen
bahan bakar, moderator neutron, batang kendali, pendingin, dan perisai beton.

Gambar 2.2.2 Skema Reaktor Nuklir



18

1. Elemen Bahan Bakar
Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami fusi
nuklir. Elemen bahan bakar ini berbentuk batang-batang tipis dengan diameter
kira-kira 1 cm. Dalam suatu reaktor daya besar, ada ribuan elemen bahan bakar
yang diletakkan saling berdekatan. Seluruh elemen bahan bakar dan daerah
sekitarnya dinamakanteras reaktor. Umumnya, bahan bakar reaktor adalah
uranium-235.
2. Moderator Neutron
Netron yang mudah membelah inti adalah netron lambat yang memiliki energi
sekitar 0,04 eV (atau lebih kecil), sedangkan netron-netron yang dilepaskan
selama proses pembelahan inti (fisi) memiliki energi sekitar 2 MeV. Oleh karena
itu, sebuah reaktor atom harus memiliki materaial yang dapat mengurangi
kelajuan netron-netron yang energinya sangat besar sehingga netron-netron ini
dapat dengan mudah membelah inti. Material yang memperlambat kelajuan netron
dinamakan moderator.
Moderator yang umum digunakan adalah air. Ketika netron berenergi tinggi
keluar dari sebuah elemen bahan bakar, netron tersebut memasuki air di sekitarnya
dan bertumbukan dengan molekul-molekul air. Netron cepat akan kehilangan
sebagian energinya selama menumbuk molekul air (moderator) terutama dengan
atom-atom hidrogen. Sebagai hasilnya netron tersebut diperlambat. Jadi, di dalam
teras reaktor terdapat air sebagai moderator yang berfungsi memperlambat
kelajuan neutron karena neutron akan kehilangan sebagian energinya saat
bertumbukan dengan molekul-molekul air.

3. Batang Kendali
Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir
dalam reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai
yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk
memicu fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-
neutron di dalam teras reaktor. Batang kendalli terbuat dari bahan-bahan
penyerap netron, seperti boron dan kadmium.
19

Jika reaktor menjadi superkritis, batang kendali secara otomatis bergerak
masuk lebih dalam ke dalam teras reaktor untuk menyerap kelebihan netron yang
menyebabkan kondisi itu kembali ke kondisi kritis. Sebaliknya, jika reaktor
menjadi subkritis batang kendali sebagian ditarik menjauhi teras reactor sehingga
lebih sedikit netron yang diserap. Dengan demikian, lebih banyak netron tersedia
untuk reaksi fisi dan reaktor kembali ke kondisi kritis. Untuk menghentikan
operasi reaktor (missal untuk perawatan) batang kendali turun penuh sehingga
seluruh netron diserap dan reaksi fisi berhenti.
4. Bahan Pendingin
Energi yang dihasilkan oleh reaksi fisi meningkatkan suhu reaktor. Suhu ini
dipindahkan dari reaktor dengan menggunakan bahan pendingin misalnya air atau
karbon dioksida. Bahan pendingin (air) disirkulasikan melalui system pompa,
sehingga air yang keluar dari bagian atas teras reaktor digantikan air dingin yang
masuk melalui bagian bawah teras reaktor.

5. Perisai Beton
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir
dapat membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Oleh karena itu, diperlukan
sebuah pelindung di sekeliling reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif di
dalam reaktor tidak menyebar ke lingkungan di sekitar reaktor. Pelindung terbuat
dari bahan yang mampu menahan radiasi agar pekerja reaktor dapat bekerja dngan
aman dari radiasi Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton yang dibuat mengelilingi
teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap sinar hasil radiasi zat
radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai.
2.2.3 Prinsip Kerja Reaktor Nuklir
Listrik pada umumnya dibangkitkan dari turbin yang digerakkan uap air. Uap
air dihasilkan dengan mendidihkan air dalam bejana (boiller). Bahan bakar yang
sering digunakan untuk mendidihkan air inilah yang membedakan nama
pembangkit listrik. Ada yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti minyak
bumi, gas, batu bara atau nuklir. Pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar
untuk menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti : batu bara,
20

minyak dan gas. Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini, akan
mengeluarkan karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (S02) dan nitrogen oksida
(Nox), serta debu yang mengandung logam berat. Sisa pembakaran tersebut akan
teremisikan ke udara dan berpotensi mencemari lingkungan hidup, yang bisa
menimbulkan hujan asam dan peningkatan suhu global. Sedangkan pada
pembangkit listrik tenaga nuklir, panas yang akan digunakan untuk menghasilkan
uap yang sama dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisi (uranium) dalam
reaktor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disalurkan secara
terus menerus selama reaktor beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan
bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti C02, S02, atau Nox,
juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang
dilepas ke lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian
reaktor nuklir berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas
ini disimpan sementara di dalam kolam penampung sebelum dilakukan
penyimpanan secara lestari.
Reaktor nuklir dirancang untuk memproduksi energi listrik. Reaktor nuklir
hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi, sedang kelebihan
neutron dalam teras reaktor akan dibuang atau diserap menggunakan batang
kendali. Karena memanfaatkan panas hasil fisi, maka reaktor nuklir dirancang
berdaya thermal tinggi dari orde ratusan hingga ribuan MW. Proses pemanfaatan
panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di dalam reaktor nuklir adalah
sebagai berikut :
1. Energi kinetik produk-produk fisi diubah menjadi energi panas ketika inti
bertabrakan dengan atom di dekatnya
2. Sebagian dari sinar gamma yang dihasilkan selama fisi deserap oleh reaktor,
energi diubah menjadi panas
3. Panas yang dihasilkan oleh peluruh radioaktif produk fisi dan bahan-bahan
yang telah diaktifkan oleh penyerapan neutron. Sumber panas pembusukan ini
akan tetap selama beberapa waktu bahkan setelah reaktor mati. Kekuatan
panas yang dihasilkan oleh reaksi nuklir adalah 1.000.000 kali dari massa yang
sama batubara.
21

4. Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air
pendingin, bisa pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe
reaktor nuklir yang digunakan.
5. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan
energi gerak (kinetik). Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk
memutar generator sehingga dihasilkan arus listrik.

Gambar 2.2.3 Skema Reaktor Nuklir
2.3 Dampak Penggunaan Bahan Nuklir Sebagai Bahan Bakar Reaktor Nuklir
2.3.1 Dampak Positif
1. Tidak Menghasilkan Emisi Gas Rumah Kaca
Dalam operasi normal reaktor nuklir sangat sedikit menyebabkan kerusakan
lingkungan dan bermanfaat bila mereka menggantikan pembangkit-
pembangkit yang mengemisi CO2, SO2 dan NOx. Dalam kaitan ini mereka
akan membantu mengurangi hujan asam dan membatasi emisi gas rumah kaca.
Gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat
dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas).
2. Tidak Mencemari Udara
Bahan nuklir tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti karbon monoksida,
sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap
fotokimia.
3. Sedikit Menghasilkan Limbah Padat
Dalam operasi normal hanya sedikit limbah padat yang dihasilkan.
4. Biaya Bahan Bakar Rendah
Hal ini disebabkan karena hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan. Volume
yang diperlukan lebih kecil dari pada batu bara dan minyak. Satu kilogram
22

uranium alam dapat menghasilkan 20.000 kali lebih banyak energi ketimbang
jumlah batu bara yang sama.
5. Penghematan Bahan Bakar Fosil
Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar
fossil dan perlindungan lingkungan. Pembangkitan listrik bertanggungjawab
atas 25% konsumsi bahan bakar fossil dunia. Dengan menggunakan energi
nuklir untuk menghasilkan listrik akan mengurangi perlunya membakar bahan
bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan.
2.3.2 Dampak Negatif
1. Risiko Kecelakaan Nuklir
Kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan. Tragedi tersebut terjadi karena
desain reaktor Chernobyl tidak stabil pada daya rendah. Sementara daya
reaktor bisa naik cepat tanpa bisa dikendalikan.
2. Limbah Nuklir
Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa
manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua. Pertama,
radiasi langsung, yaitu radiasi yang terjadi bila radio aktif yang dipancarkan
mengenai langsung kulit atau tubuh manusia. Kedua, radiasi tak langsung.
Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan dan minuman
yang tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air, maupun media lainnya.
Limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan
tahun.



23

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan bahan nuklir di atas dapat ditarik kesimpulan, antara lain :
1. Uranium merupakan salah satu contoh bahan nuklir. Uranium-235
merupakan satu-satunya isotop unsur kimia alami yang bersifat fisil (yakni
dapat mempertahankan reaksi berantai pada fusi nuklir). Uranium-238 dapat
dijadikan fisil menggunakan neutron cepat. Uranium-233 dapat dihasilkan
dari torium.
2. Sebuah reaktor nuklir memiliki lima komponen dasar, yaitu elemen bahan
bakar, moderator neutron, batang kendali, pendingin, dan perisai beton.
Sumber bahan bakar nuklir berasal dari reaksi pembelahan inti bahan fisil
(uranium) dalam suatu reaktor nuklir. Panas yang dihasilkan dari reaksi
nuklir ini digunakan untuk menguapkan air pendingin. Uap ini digunakan
untuk menggerakkan turbin sehingga diperoleh energi kinetik. Energi kinetik
yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator yang akhirnya
menghasilkan energi listrik.
3. Penggunaan bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor nuklir memiliki
dampak positif dan negatif. Dampak positif antara lain tidak menghasilkan
emisi gas rumah kaca, tidak mencemari udara, sedikit menghasilkan limbah
padat, biaya bahan bakar rendah, dan penghematan bahan bakar fosil.
Sedangkan dampak negatif meliputi risiko kecelakaan nuklir dan limbah
nuklir.
4.2 Saran
Penggunaan bahan nuklir sebagai bahan bakar reaktor nuklir tentu memiliki
banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Namun terdapat pula dampak negatif yang
bisa dihasilkan dari penggunaan bahan nuklir ini. Oleh karena itu, diperlukan
penelitian lebih lanjut dan ketelitian yang tinggi dalam penggunaan bahan nuklir
sebagai bahan bakar reaktor nuklir untuk meminimalisir dampak negatif yang bisa
ditimbulkan dari penggunaan bahan nuklir ini.
24


DAFTAR PUSTAKA

1. Muhaimin. 2007. Bahan-Bahan Listrik. Jakarta: PT Pradnya Paramita
2. http://www.batan.go.id diakses tanggal 28 September 2014
3. http://www.slideshare.net diakses tanggal 28 September 2014
4. http://eprints.uny.ac.id diakses tanggal 28 September 2014
5. http://www.warintek.ristek.go.id diakses tanggal 28 September 2014
6. http://www.elektroindonesia.com diakses tanggal 29 September 2014
7. http://www.forumsains.com diakses tanggal 29 September 2014
8. https://www.academia.edu diakses tanggal 29 September 2014

Anda mungkin juga menyukai